php/geo
e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167
Abstrak
Patahan Lembang terletak di utara Kota Bandung yang melintang dari timur ke barat
dengan panjang 29 km. Pengamatan geodetik membuktikan bahwa patahan Lembang
adalah patahan aktif dan berpotensi memiliki risiko guncangan gempa besar. Banyak
penduduk yang bermukim dan mencari penghidupan di wilayah sekitar patahan ini,
yang mungkin dapat terdampak gempa dari patahan ini. Dalam upaya pengurangan
risiko bencana di wilayah ini perlu kiranya memahami tingkat kesiapsiagaan rumah
tangga, terutama yang berada di wilayah rawan bencana tersebut. Penelitian ini
bertujuan untuk memetakan indeks kesiapsiagaan rumah tangga secara spasial dalam
mengantisipasi bencana gempa bumi patahan lembang di Kabupaten Bandung Barat
bagian Utara. Hasil survey di Kecamatan Lembang, Parongpon dan Ngamprah dengan
menggunakan kuesioner tertutup, menunjukkan tingkat kesiapsiagaan rumah tangga di
daerah kawasan patahan lembang dalam mengantisipasi gempa dikategorikan sudah
hampir siap. Nilai indek kesiapsiagaan tertinggi terdapat di Kecamatan Lembang 61,38
%, disusul dengan Kecamatan Parongpon 59,15%, dan Kecamatan Ngamprah 55,66 %.
Abstract
Lembang fault is located in the north of Bandung City where crosses from east to west
with a length 29 km. The observation of Geodetic proves that Lembang fault is the active
fault and potentially has big earthquake shock risk. Many people settling down and
working in around this fault may be able to be affected by this fault. In order to decrease
the risk of the earthquake in this area, it is necessary to understand the level of
preparedness of the household, especially people being in those disaster-prone areas. This
research aims to map the index of preparedness of the household specifically in
anticipating earthquake disaster of Lembang fault in the northern area of West Bandung
Region. The result of the survey in Lembang, Parongpon and Ngamprah Districts using
closed questionnaire shows the level of preparedness of household in the region of
Lembang fault in anticipating earthquake being categorized almost ready. The highest
index value of preparedness is in Lembang District with 61,3% followed by Parongpon
District with 59,15% and Ngamprah District with 55,66%
(a) (b)
(c)
Gambar 1. (a) tembok retak, (b) tembok runtuh, (c) rumah rusak berat akibat gempa patahan
Lembang 28 Agustus 2011 (Cisarua, Kabupaten Bandung Barat).
Sumber: https://richocean.wordpress.com/2011/09/17/gempa-darat-ramadhan-28-
agustus-2011-3-3sr-cisarua-jawa-barat-bukti-sesar-lembang-aktif dan Pikiran Rakyat online
100
Pergeseran Kerak Bumi
90
79 79
80 77 76
7173 Gunung Meletus
70
61 59
58 Hantaman benda langit
60 54 54
52
49 49
50
Tanah longsor
36 38 38 39 37
40
31 29
2727 28 26 Ledakan Nuklir
30 23
18 17
20
Angin topan dan halilintar
10
0 Pengeboran Minyak
Lembang Parongpong Ngamprah KBB Utara
Gambar 4. Persentase Rumah Tangga Tentang Penyebab Terjadi Bencana Gempa Bumi
Sumber: Kajian Kesiapsiagaan masyarakat dalam mengantisipasi bencana alam (2006)
56%, Ngamprah 38% dan Lembang hanya lebih jauh tentang patahan ini. Menurut
21%. salah satu warga masyarakat desa
Langensari Kecamatan Lembang, belum
Indikator Daerahnya Rawan Gempa mengetahui atau mendengar patahan
Berkaitan dengan lokasi kajian yang lembang. Gempa yang dirasakan
dekat dengan sumber gempa patahan umumnya berasal dari wilayah lain,
Lembang, salah satu pertanyaan yang seperti gempa Tasikmalaya (2017) dan
cukup penting untuk mengukur Lebak (2018) yang bersumber dari laut
pengetahuan rumah tangga yang yang mengguncang Pulau Jawa.
berkaitan dengan lingkungan tempat
tinggalnya. Pertanyaan yang berkaitan Indikator Sumber Informasi Daerahnya
dengan pengetahuan tentang gempa bumi Rawan Gempa
adalah “apakah responden pernah Bila dirinci berdasarkan lokasi kajian,
mendengar bahwa di daerahnya rawan persentase rumah tangga yang mendapat
gempa?”. Hampir sebagian rumah informasi tentang daerah rawan gempa di
tangga/individu di Kecamatan Lembang wilayahnya, melalui TV, di Kecamatan
mengetahuinya atau menjawab “ya” Lembang dan Ngamprah sebanyak 83-
(60,61%). Sementara di Kecamatan 85% sedangkan di Parongpong hanya
Parongpong dan Kecamatan Ngamprah, sebanyak 53%. Responden yang
responden pernah mendengar daerahnya mendapat informasi tersebut melalui
rawan gempa di bawah 50%, yaitu 43,59% radio di Kecamatan Lembang dan
dan 20,69% (Gambar 5). Hal ini Ngamprah sebanyak 80-83%, di
menunjukkan bahwa lokasi makin dekat Parongpong hanya sebanyak 59%.
dengan sumber potensi gempa maka akan Responden yang mendapat informasi
semakin paham, artinya rumah tangga tersebut melalui pemerintah
Kecamatan Lembang lebih paham akan kabupaten/desa di Kecamatan Lembang
daerahnya terhadap bencana sebanyak 75%, di Parongpon sebanyak
dibandingkan Kecamatan lainnya. Hasil 65%, di Ngamprah sebanyak 83%.
wawancara dengan Sekretaris Desa Responden yang mendapat informasi
Ngamprah dan Kepala Desa Cilame, tersebut melalui tokoh masyarakat di
Kecamatan Ngamprah kaitannya dengan Kecamatan Lembang, Parongpong dan
patahan Lembang. Mereka menyatakan Ngamprah masing sebanyak 70%, 65%
hal yang sama, bahwa umumnya dan 85%, sedangkan dari sumber
masyarakat pernah mendengar patahan informasi lainnya di bawah 51%, kecuali
Lembang, namun belum banyak informasi Kecamatan Ngamprah sebanyak 67%.
Gambar 6. Indeks Rencana Tanggap Darurat Rumah Tangga Dalam Mengantisipasi Bencana
Gempa bumi
Menyiapkan alamat-alamat/nomor
10 telepon yang penting (rumah sakit,
Polres, Kebakaran, PLN)
Mengikuti latihan/simulasi evakuasi
0
Lembang Parongpong Ngamprah KBB Utara Menyiapkan alat pemadam kebakaran
Gambar 8. Peta Indeks Mobilisasi Sumber Daya Rumah Tangga Dalam Mengantisipasi
Bencana Gempa Bumi
Secara umum rumah tangga belum makanan untuk keadaan darurat. Selain
meningkatkan keterampilan untuk itu kebanyakan rumah tangga juga belum
keadaan darurat bencana. Hal ini melakukan investasi untuk kewaspadaan
tercermin dari minimnya keikutsertaan keluarga, seperti tabungan, asuransi
anggota keluarga pada kegiatan jiwa/harta/benda, dan tanah/rumah di
pertemuan atau pelatihan yang berkaitan tempat lain yang relatif aman dari
dengan kesiapsiagaan, pertolongan bencana. Hal ini bertalian dengan kondisi
pertama dan evakuasi korban, ekonomi rumah tangga, kebanyakan
pengolahan air bersih dan pengolahan
belum mampu untuk melakukan investasi rumah tangga yang ikut pelatihan dan
tersebut. seminar yang berkaitan dengan
Hasil survei terhadap 101 rumah kesiapsiagaan dalam mengantisipasi
tangga, menunjukkan bahwa persentase bencana gempa hanya 34,7% (Gambar 9).
Gambar 9. Anggota Rumah Tangga yang Ikut Seminar, Pelatihan dan Pertemuan Kaitan
dengan Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Bencana
Sumber : Kajian Kesiapsiagaan masyarakat dalam mengantisipasi bencana alam (2006)
60 Pertolongan pertama
50
Evakuasi korban
39 39
40 36
33 33 32
30 31 30
28 28 28 28 28 Kepramukaan (tali temali,
30 26 27 27 memasang tenda dan membuat
23 23 24
tandu)
20 Pengolahan air bersih
10
Pengolahan makanan
0
Lembang Parongpong Ngamprah KBB Utara
Gambar 10. Presentase Rumah Tangga yang Ikut Pelatihan Kesiapsiagaan Dalam
Menghadapi Bencana
Sumber : Kajian Kesiapsiagaan masyarakat dalam mengantisipasi bencana alam (2006)
Bila dikaji menurut jarak dari dengan tindak lanjut yang cukup
sumber gempa, anggota rumah tangga memadai. Hal ini ditunjukkan dengan
yang tinggal di Kecamatan Lembang nilai indeks rencana tanggap darurat yang
banyak mengikuti pelatihan, seminar atau mencapai 60,43. Besarnya nilai ini berarti
pertemuan yang berkaitan dengan bahwa rumah tangga di lokasi penelitian
kesiapsiagaan dibandingkan dengan ini hampir siap dalam mengantisipasi
kecamatan lain. Selain itu salah satu bencana gempa bumi.
anggota rumah tangga di Kecamatan Indeks mobilisasi sumber daya di
Lembang dan Ngamprah sering daerah penelitian masih sangat rendah
mengikuti pelatihan-pelatihan seperti 43,01, terendah dari semua nilai
pertolongan pertama, evakuasi korban parameter. Kategori ini berarti termasuk
dan pengolahan makanan dibandingkan dalam kurang siap. Rendahnya indeks ini
dengan kecamatan Parongpong. Hal ini disebarkan oleh rendahnya persentase
dapat dimengerti karena rumah tangga di rumah tangga dalam meningkatkan
Kecamatan Lembang paham bahwa keterampilan dan investasi (tabungan,
daerahnya berisiko tinggi terhadap asuransi) yang berkaitan dengan
bencana gempa dari patahan lembang. kesiapsiagaan terhadap bencana gempa
bumi.
Indeks Kesiapsiagaan Rumah Tangga Gambar 11. menunjukkan hampir
Berdasarkan komposit dari ketiga kesiapsiagaan rumah tangga tercermin
parameter (pengetahuan, tanggap darurat dari ketiga kecamatan, baik yang barada
dan mobilisasi sumbe daya), indeks di jalur patahan maupun dan dekat dari
kesiapsiagaan rumah tangga/individu di sumber potensi gempa. Nilai indek
Kabupaten Bandung Barat bagian utara kesiapsiagaan rumah tangga tertinggi
dikategorikan hampir siap dalam terdapat di Kecamatan Lembang 61,38,
mengantisipasi bencana gempa (Gambar disusul dengan Kecamatan Parongpong
11). Keadaan ini ditunjukkan dari nilai 59,15 dan Kecamatan Ngamprah 55,66,
indeks yang hanya mencapai 58,88 dari artinya rumah tangga di Kecamatan
nilai maksimum 100. Kehampirsiapan Lembang memiliki kesiapsiagaan lebih
rumah tangga ini berlaku untuk semua tinggi dibandingkan dengan Kecamatan
lokasi kajian, yaitu Kecamatan Lembang Parongpong dan Ngamprah.
dan Parongpong yang berada di jalur Peta indeks kesiapsiagaan rumah
patahan Lembang serta Kecamatan tangga di setiap lokasi penelitian sebagai
Ngamprah yang dekat dengan patahan bahan untuk melakukan evaluasi untuk
lembang. Nilai indeks tertinggi di menentukan prioritas lokasi yang akan
Kecamatan Lembang dan terendah di mendapatkan upaya peningkatan indeks
Kecamatan Ngamprah. kesiapsiagaan (Susanto dan Putranto,
Dari semua parameter, nilai indeks 2016) terutama di daerah yang dekat
tertinggi adalah pengetahuan tentang dengan sumber gempa. Dari Gambar 11.
kebencanaan 62,35. Nilai indeks tersebut daerah yang perlu mendapatkan prioritas
berarti penduduk mempunyai peningkatan indeks kesiapsiagaan adalah
pengetahuan yang cukup memadai semua lokasi kajian, dimulai dari
mengenai pengertian bencana, penyebab Kecamatan Ngamprah, Parongpong dan
bencana, ciri-ciri gempa kuat dan Lembang. Prioritas peningkatan indeks
tindakan yang harus dilakukan apabila kesiapsiagaan di Kecamatan Ngamprah
terjadi bencana alam (gempa bumi). adalah parameter mobilisasi sumber daya
Besarnya nilai indeks ini kemungkinan yang dikategori belum siap dan parameter
terkait dengan kejadian gempa yang pengetahuan dan rencana tanggap
pernah mereka alami, yaitu bencana darurat yang dikategori hampir siap.
gempa bumi pada tahun 2011. Nilai Sementara prioritas peningkatan indeks
indeks pengetahuan ini diikuti pula kesiapsiagaan di Kecamatan Parongpong
adalah parameter mobilisasi sumber daya juga pengetahuan sudah mencapai siap.
yang dikategori kurang siap dan Berdasarkan prioritas peningkatan indeks
parameter rencana tanggap darurat sudah kesiapsiagaan di atas, maka ketika
hampir siap, dan juga parameter kecamatan tersebut menjadi prioritas
pengetahuan sudah mencapai siap. utama kegiatan sosialisasi dan penerapan
Adapun prioritas peningkatan indeks intervensi untuk meningkatkan ketahanan
kesiapsiagaan di Kecamatan Lembang masyarakat, sehingga kemampuan rumah
yang diutamakan adalah parameter tangga dalam mengantisipasi bencana
mobilisasi sumber daya yang dapat ditingkatkan untuk mengurangi
dikategorikan belum siap, dan rencana risiko bencana.
tanggap darurat sudah hampir siap, dan