Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No.

2 Desember 2021

KERENTANAN MASYARAKAT DALAM


MENGHADAPI ANCAMAN GEMPA BUMI SESAR
LEMBANG DI DESA LANGENSARI KECAMATAN
LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

Nur Sum Febrianti


Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung dan nursumfebrianti.nsf@gmail.com

Dede Kuswanda
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung dan dede_stks@yahoo.co.id

Endah Dwi Winarni


Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung dan endah_dwiwinarni@yahoo.co.id

Abstract
This study aims to determine the level of vulnerability in Sukamulya, Langensari
Village, which is known as an earthquake-prone area because it is located in the
Lembang fault area. Vulnerability is a condition of a community or society that
leads to or causes an inability to deal with the threat of disaster. This research used
a vulnerability measure which is divided into three aspects; physical, social, and
economic vulnerability. This research used a quantitative approach with a
descriptive method.Data collection techniques used are questionnaires,
observation, and documentation reviews. The validity test of this research was the
face validity and the reliability test with the Cronbach alpha reliability testin
Langensari Village.
Keywords:Vulnerability, Earthquakes, Langensari Tanggap Bencana

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan di Kampung
Sukamulya Desa Langensari yang merupakan wilayah rawan bencana gempa bumi
dikarenakan berada pada wilayah patahan lembang atau sesar lembang. Kerentanan
adalah suatu kondisi dari suatu komunitas atau masyarakat yang mengarah atau
menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bencana. Penelitian
ini menggunakan ukuran kerentanan yang terbagi pada tiga aspek yakni kerentanan
fisik, kerentanan sosial, dan kerentanan ekonomi. Peneltian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif.Penelitian menggunakan uji
validitas yaitu validitas muka dan melakukan uji reabilitas dengan uji reabilitas
alpha cronbach yang dilakukan di Desa Langensari.
Kata Kunci :Kerentanan, Gempa Bumi, Langensari Tanggap Bencana

208
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

PENDAHULUAN mengakibatkan timbulnya korban


jiwa, kerusakan lingkungan,
Indonesia yang terdiri dari gugusan
kerugian harta benda, dan dampak
kepulauan mempunyai potensi bencana
psikologis.
yang sangat tinggi dan juga sangat
bervariasi dari aspek jenis bencana.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang
secara geografis terletak di daerah
khatulistiwa, diantara Benua Asia dan
Australia serta diantara Samudera Pasifik
dan Hindia. Indonesia berada pada
pertemuan 3 lempeng dunia yaitu lempeng
Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik yang
merupakan wilayah teritorial yang sangat
rawan terhadap bencana alam.
Berdasarkan data diatas dalam kurun
Indonesia telah dinyatakan sebagai waktu 3 tahun terakhir (gambar 1) Data dan
salah satu negara paling rawan bencana. Informasi Bencana Indonesia (DIBI)
Menurut International Strategy for mencatat pada tahun 2018 di Indonesia
Disaster Reduction (ISDR), Indonesia telah terjadi bencana sebanyak 4.051
menduduki urutan ke-7 diantara negara- kejadian, diantaranya yang paling banyak
negara yang rawan bencana. Urutannya terjadi adalah tanah longsor yaitu terjadi
ialah (1) Vanuatu, (2) Tonga, (3) Filipina, sebanyak 867 kali, lalu disusul oleh
(4) Kepulauan Solomon, (5) Guyana, (6) bencana kekeringan sebanyak 834 kali,
Papua Nugini. Indonesia merupakan banjir sebanyak 775 kali, puting beliung
negara dengan jumlah dan variasi bencana terjadi 771 kali,kebakaran hutan terjadi
terbanyak di dunia. Dari mulai gempa 720 kali, gempa bumi terjadi 44 kali,
bumi, tsunami, gunung berapi, puting gelombang pasang terjadi 26 kali. Pada
beliung, banjir, tanah longsor dan banjir tahun 2019 telah terjadi bencana sebanyak
bandang. Menurut Undang-undang Nomor 9.382 kejadian, yaitu kebakaran hutan dan
24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan lahan 3.276 kali, puting beliung terjadi
Bencana menyatakan bahwa: sebanyak 1.699 kali, kekeringan terjadi
1.529 kali, tanah longsor terjadi 1.482 kali,
Bencana merupakan suatu peristiwa
banjir terjadi 1.275 kali, gempa bumi
atau rangkaian peristiwa yang
terjadi 72 kali dan tsunami terjadi 2 kali.
mengancam dan mengganggu
Pada tahun 2020 sampai bulan agustus
kehidupan dan penghidupan
terhitung telah terjadi bencana sebanyak
masyarakat yang disebabkan oleh
1.917 kejadian, yaitu bencana puting
faktor alam dan atau faktor non alam
beliung terjadi sebanyak 709 kali, tanah
maupun faktor manusia sehingga

209
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

longsor terjadi 539 kali, banjir terjadi 522 Badan Penanggulangan Bencana
kali, kebakaran hutan dan lahan terjadi 122 Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat
kali, dan gempa bumi 15 kali. (Jabar) mencatat, selama periode bulan
Januari 2020 ada 432 kejadian bencana di
Bencana gempa bumi merupakan
wilayah Jawa Barat. Kejadian bencana
bencana yang sering terjadi di Indonesia
alam yang terjadi, meliputi tanah longsor,
berdasarkan Data dan Informasi Bencana
angin puting beliung, banjir, gempa bumi,
Indonesia (DIBI) selama 3 tahun
gelombang pasang dan kebakaran
kebelakang. Meskipun gempa bumi jarang
hutan/lahan. Gempa bumi terjadi sebanyak
terjadi namun diantara semua jenis
6 kali dalam periode delapan bulan
bencana alam, gempa bumi termasuk
terakhir.
bencana yang dapat menimbulkan dampak
yang sangat parah baik korban jiwa Lembaga Ilmu Pengetahuan
maupun kerusakan sarana dan prasarana. Indonesia (LIPI), menyatakan bahwa Sesar
Gempa bumi merupakan bencana alam Lembang sudah tidak mengeluarkan
yang tidak dapat diprediksi, sehingga gempa hampir 560 tahun lamanya. Sebab,
masyarakat tidak memiliki banyak waktu jika dilihat dari hitungan siklus gempa
untuk menyelamatkan diri. buminya, gempa bisa terjadi antara 170
hingga 670 tahun. Kini kondisi Sesar
Bencana Gempa Bumi Sesar
Lembang sudah memasuki fase pelepasan
Lembang merupakan bencana murni alam
energi. Kondisi sesar ini aktif karena selalu
geologi, dimana diakibatkan adanya
ada pergeseran antara 3 - 5,5 mm per tahun.
pergeseran lempengan sesar lembang yang
Meski begitu, Peneliti manapun tidak akan
aktif sehingga menyebabkan bencana
mampu memprediksi kapan terjadinya
gempa bumi. Menurut Wikipedia dalam
gempa bumi dari sesar lembang tersebut.
situsnya
https://id.wikipedia.org/wiki/Sesar_Lemba Desa Langensari berada pada
ng, “Patahan ini memanjang dari ketinggian 800 m sampai dengan 1100 m
padalarang hingga Gunung Batu yang kira di atas permukaan laut dengan curah hujan
kira memiliki jarak sekitar 29 km”. 800 mm/ tahun dengan suhu rata-rata 17°C
Menurut BMKG, patahan ini bisa sampai dengan 23°C. Dilihat dari iklim
menyebabkan gempa berkekuatan sekitar yang ada mempunyai iklim tropis yang
6,8 hingga 7 skala ritcher. Ada beberapa terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu musim
hipotesis terbentuknya sesar lembang yaitu penghujan dan musim
diduga akibat ekstruksi magma ke kemarau. Berdasarkan Profil Desa
permukaan bumi yang mengisi suatu Langensari, Batas Desa Langensari
lembah, diduga adanya aliran magma meliputi desa-desa yang ada di wilayah
akibat letusan Gunung Tangkuban Parahu Kecamatan Lembang yaitu Desa Sukajaya,
dan diduga karena letusan Gunung Sunda. Cibodas, Cikidang, Cibogo, Cikahuripan,

210
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

Wangunsari, Gudangkahuripan, dapat mengurangi risiko yang akan


Suntenjaya, Pagerwangi, Wangunharja, ditimbulkan pasca terjadinya bencana.
Cikole, Jayagiri, Mekarwangi dan Bencana dapat terjadi akibat dari adanya
Lembang. Dan mayoritas mata bahaya (hazard) serta tingginya tingkat
pencaharian masyarakat Desa kerentanan (vulnerability). Kerentanan
Langensari adalah petani, peternak, merupakan suatu kondisi dari suatu
pedagang, pegawai, jasa dan buruh komunitas atau masyarakat yang mengarah
lainnya. atau menyebabkan ketidakmampuan dalam
menghadapi ancaman bahaya.
Kampung Sukamulya berlokasi di
Tingkat kerentanan merupakan salah
Desa Langensari, Kecamatan Lembang
satu hal penting untuk diketahui sebagai
merupakan daerah yang rawan terhadap
salah satu faktor yang berpengaruh
bahaya Gempa Bumi Sesar Lembang.
terhadap terjadinya bencana, karena
Dikatakan rawan karena kondisi topografi
bencana baru akan terjadi pada kondisi
Kampung Sukamulya yang berada tepat di
yang rentan. Masyarakat terkadang kurang
garis patahan sesar lembang. Patahan
menyadari ketika kehidupan mereka sangat
tersebut terletak ditengah-tengah antara
rentan terhadap suatu hal. Besar kecilnya
Kampung Sukamulya dengan Tebing
risiko bencana sangat ditentukan oleh
Gunung Batu. Lokasi Tebing Gunung Batu
tingkat kerentanan.
merupakan ujung atau ekor dari patahan
Menurut Nurjanah,dkk (2013)
sesar lembang itu sendiri. Sehingga
memaparkan penjelasan dari kerentanan
Kampung Sukamulya memiliki resiko
berdasarkan jenisnya :
tinggi terkena gempa bumi dikarenakan
1) Kerentanan Fisik menggambarkan
ujung/ekor sesar lembang yang akan
suatu kondisi fisik (Infrastruktur)
bergeser 3-5,5 mm. Selain Kampung
yang rawan terhadap faktor bahaya.
Sukamulya rawan terhadap Gempa Bumi
Kondisi kerentanan fisik dapat
Sesar Lembang, lokasinya yang berdekatan
dilihat dari beberapa indikator
dengan Tebing Gunung Batu
antara lain:
mengakibatkan kampung Sukamulya
a) Persentase Kawasan Terbangun
rawan tertimpa bebatuan dari tebing
b) Kepadatan Bangunan
tersebut jika sewaktu-waktu gempa terjadi.
c) Perentase Bangunan Kontruksi
Sehingga ancaman bahaya yang dihadapi
Darurat
masyarakat Kampung Sukamulya
d) Jaringan Listrik
bertambah berat dan mengerikan.
e) Rasio Panjang Jalan
Berkaitan dengan sistem yang terkena f) Jaringan Telekomunikasi
dampak terbesar akibat bencana adalah g) Jaringan PDAM
masyarakat, maka perlu adanya h) Jalan Kereta Api
Pengurangan Risiko Bencana (PRB) untuk 2) Kerentanan Sosial menggambarkan
kondisi tingkat kerapuhan sosial

211
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

dalam menghadapi bahaya. Pada untuk dilakukan dalam upaya


kondisi sosial yang rentan, jika mengantisipasi kemungkinan terjadinya
terjadi bencana dapat dipastikan bencana alam dan mengetahui pemahaman
akan menimbulkan dampak masyarakat di Kampung Sukamulya Desa
kerugian yang besar. Beberapa Langensari Kecamatan Lembang
indikator kerentanan sosial antara Kabupaten Bandung Barat mengenai
lain : bencana Gempa Bumi Sesar Lembang
a) Kepadatan Penduduk tersebut.
b) Laju Pertumbuhan Penduduk Pemahaman masyarakat terhadap
c) Persentase Penduduk Usia tua- bencana Gempa Bumi Sesar Lembang
balita diketahui dari penafsiran masyarakat
3) Kerentanan Ekonomi terhadap tingkat kerentanan Gempa Bumi
menggambarkan suatu kondisi Sesar Lembang yang terjadi di
tingkat kerapuhan ekonomi dalam wilayahnya, sehingga jika suatu wilayah
menghadapi ancaman bahaya. memiliki tingkat kerentanan gempa yang
Beberapa indikator kerentanan tinggi namun pemahaman masyarakat
ekonomi diantaranya : terhadap Gempa Bumi Sesar Lembang
a) Persentase Rumah Tangga rendah maka akan membahayakan
Disektor Rentan (rentan terkena masyarakat yang tinggal pada wilayah
PHK) tersebut, karena dengan kondisi rendahnya
b) Persentase Rumah Tangga pemahaman atau pola pikir masyarakat
Miskin. terhadap wilayah dengan tingkat
Dilakukan upaya-upaya untuk kerentanan gempa tinggi menyebabkan
meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat kurang menyadari potensi
masyarakat dalam mengantisipasi bencana kerugian dan kerusakan yang diakibatkan
yang terjadi di wilayahnya, sehingga resiko oleh bencana Gempa Bumi Sesar Lembang
bencana dapat dikurangi, dicegah atau pada wilayah tersebut.
bahkan dihilangkan. Oleh karena itu, Pengurangan risiko bencana yang
penilaian kerentanan dilakukan pada terbaik adalah pengurangan risiko bencana
penelitian ini untuk mengetahui tingkat yang berbasis masyarakat. Masyarakat itu
kerentanan masyarakat di kampung sendiri yang mengetahui risiko-risiko yang
Sukamulya sehingga masyarakat dapat akan mereka alami jika terjadi bencana.
berketahanan dalam menghadapi bahaya Dalam konteks ini, peranan pekerjaan
maupun bencana. sosial adalah memfasilitasi terwujudnya
Potensi kerusakan dan kerugian yang suatu mekanisme dan sistem pengurangan
ditimbulkan oleh bencana Gempa Bumi risiko bencana yang dibangun, digerakkan
Sesar Lembang ini sangat besar, sehingga dan dievaluasi oleh masyarakat
penelitian pada daerah yang rawan (community-based risk reduction).
terhadap terjadinya gempa tersebut penting

212
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

Upaya yang dilakukan oleh pekerjaan dilakukan secara acak tanpa


sosial dipusatkan pada koordinasi antar memperhatikan strata yang ada dalam
lembaga pelayanan untuk memberikan populasi itu. Dan ditentukan dengan
respon secara lebih baik terhadap korban diundi, dimana penulis mengumpulkan
bencana. Pelayanan-pelayanan diarahkan biodata Kepala Keluarga yang ada di RW
pada dua pendekatan sekaligus, yaitu: 10 Desa Langensari. Kemudian
mobilisasi komunitas (community menuliskan nama-nama Kepala Keluarga
mobilization) dan koordinasi pelayanan tersebut di kertas kecil dan digulung
(service coordination). kemudian diundi sebanyak 72 kali untuk
mendapatkan nama-nama Kepala Keluarga
METODE
yang akan dijadikan sampel.
Pendekatan yang digunakan dalam Alat ukur yang digunakan yaitu rating
penelitian ini adalah pendekatan scale. Menurut pendapat Sugiyono (2017)
kuantitatif. Alasan penulis menggunakan rating scale “lebih fleksibel, tidak terbatas
pendekatan kuantitatif karena penulis ingin untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk
mendapatkan gambaran secara faktual, mengukur persepsi responden terhadap
akurat, dan lengkap. Metode yang akan fenomena lainnya, seperti skala untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah mengukur status sosial, ekonomi,
metode deskriptif. Survei deskriptif akan kelembagaan, pengetahuan, kemampuan,
memberikan gambaran mengenai topik proses kegiatan dan lain-lain”. Dan
yang diangkat, yaitu kerentanan menggunakan validitas tatap muka (face
masyarakat dalam menghadapi ancaman validity). Untuk menguji atau keandalan
Gempa Bumi Sesar Lembang di Kampung alat ukur atau instrumen dalam penelitian
Sukamulya Desa Langensari Kecamatan ini digunakan koefisien Alpha Cronbach.
Lembang Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan hasil uji reabilitas kepada 37
Populasi dalam penelitian ini adalah responden. Hasil pengolahan melalui SPSS
Kepala Keluarga (KK) RW 10 di Kampung Ver 22.00 dapat dilihat pada tabel 1 berikut
Sukamulya Desa Langensari Kecamatan :
Lembang Kabupaten Bandung Barat yaitu
berjumlah 255 KK, dikarenakan lokasi RW
10 yang paling dekat dengan ekor sesar
lembang (gunung batu). Berdasarkan hasil
perhitungan dengan rumus slovin maka
diperoleh sampel sebanyak 72 orang yang
Tabel 1. Hasil Reliabilitas
diteliti, dalam merumuskan anggota
sampel penulis menggunakan teknik Reliability Statistics
Simple Random Sampling, yaitu teknik N of
pengambilan anggota sampel dan populasi Cronbach's Alpha Items

213
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

.845 39 rendah. pekerjaan warga Desa Langensari


Tabel menunjukkan bahwa nilai paling banyak sebagai wiraswasta /
reabilitas dari kuesioner yang telah di uji pedagang dan petani. Selain itu dengan
coba yaitu 0,845 yang dapat dikategorikan banyaknya pekerjaan masyarakat sebagai
bahwa kuesioner penelitian yang petani membuat kerentanan ekonomi
digunakan pada penelitian kali ini sudah semakin tinggi, dikarenakan pekerjaan
berada pada tingkat keandalan yang tinggi. yang bergantung kepada alam.
Beberapa wilayah pemukiman
HASIL PENELITIAN dibangun didekat tebing yang memiliki
resiko bencana lebih tinggi dibanding
Hasil Penelitian ini akan mencakup
wilayah lainnya. Secara umum pemukiman
gambaran umum masyarakat di lokasi
di Desa Langensari dalam kondisi yang
penelitian dan paparan hasil penelitian
layak huni serta jalan penghubung yang
akan mencakup karakteristik responden
cukup baik. Kedekatan masyarakat juga
serta sub permasalahan penelitian yaitu
cukup tinggi dikarenakan banyak warga
Kerentanan Fisik, Kerentanan Sosial dan
yang tinggal bersama dengan saudara
Kerentanan Ekonomi.
mereka yang menyebabkan warga saling
Gambaran Lokasi Penelitian mengenal sangat baik antara satu sama
lain. Selain itu kegiatan bersama-sama
Secara Geografis wilayah Desa sering dilakukan oleh masyarakat Desa
Langensari memiliki luas 29 Km2 . Desa Langensari seperti pengajian, kerja bakti,
Langensari berada pada ketinggian 800 m dan kegiatan perayaan hari-hari besar.
sampai dengan 1100 m di atas permukaan
laut dengan curah hujan 800 mm/ tahun Karakteristik Responden
dengan suhu rata-rata 17°C sampai dengan
Responden yang berusia 36-45 tahun
23°C. Penduduk Desa Langensari
berjumlah yang paling banyak, dimana
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
pada usia tersebut mayoritas memiliki
Barat Jawa Barat berjumlah 13.979 jiwa
tanggungjawab sebagai seorang Kepala
dengan jumlah laki-laki 7.153 jiwa dan
Keluarga. Dan responden berusia 46-55
perempuan 6.826 jiwa, tersebar di 16 RW.
tahun. memiliki jumlah terbanyak kedua
Populasi usia warga tertinggi di Desa
dan mayoritas pada usia tersebut
Langensari yaitu usia 15-39 tahun dimana
masyarakat Kampung Sukamulya Desa
itu merupakan usia produktif untuk
Langensari masih berprofesi sebagai
bekerja. Sementara populasi usia terendah
petani. Kemudian responden berusia 25-35
yaitu <1 tahun dimana itu merupakan usia
tahun memiliki jumlah terbanyak ketiga
bayi. Jadi dapat dikatakan bahwa Desa
dimana usia tersebut merupakan usia
Langensari mayoritas ditinggali
prosuktif dan tergolong baru menjadi
masyarakat yang berusia produktif dan
Kepala Keluarga.
jumlah bayi di Desa Langensari tergolong

214
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

Pendidikan responden signifikan pada Sangat Tinggi Rendah Sangat


Tinggi Rendah
tingkat pendidikan SD. Kemudian dilihat
dari tingkat pendidikan SMP memiliki
jumlah terbanyak kedua, selanjutnya pada
792 1386 1980 2299 2574 3168
tingkat pendidikan SMA memiliki jumlah
terbanyak ketiga. Kemudian pada tingkat
sarjana memiliki jumlah paling sedikit. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada
Mayoritas penduduk Langensari bekerja aspek kerentanan fisik berada pada tingkat
sebagai wirausaha dan petani dan yang rendah atau secara fisik lingkungan
pekerjaan responden yang relatif sedikit masyarakat sudah memiliki kondisi yang
yaitu pegawai negeri sipil (PNS) dan guru. memadai untuk menghadapi bencana.
Secara umum kondisi fisik masyarakat
Kerentanan Fisik Masyarakat Rawan
rawan bencana Sesar Lembang di RW 10
Bencana Gempa Bumi Sesar Lembang
Kampung Sukamulya Desa Langensari
Perolehan total skor keseluruhan berada pada kondisi rendah namun untuk
responden untuk sebelas item pernyataan meningkatkan kondisi kerentanan fisik
dalam aspek kerentanan fisik masyarakat masyarakat perlu adanya perbaikan serta
rawan bencana ini adalah 2.299. dibangunnya infrastruktur yang memadai
Sedangkan hasil yang diharapkan dari dalam upaya penanggulangan bencana.
kerentanan fisik masyarakat rawan Dan dibeberapa pernyataan
bencana adalah 3.168.Sehingga dapat menggambarkan kerentanan fisik yang
disimpulkan bahwa kerentanan masyarakat tinggi. Oleh karena itu harus diimbangi
dalam aspek fisik masih dinilai rendah. dengan kemampuan masyarakat agar risiko
Berikut garis kontinum yang menunjukan yang ditimbulkan dapat dikurangi
kerentanan fisik masyarakat rawan semaksimal mungkin.
bencana gempa bumi adalah : Hasil penelitian menunjukan bahwa
pernyataan terkait infrasturuktur yang
mendukung penanggulangan bencana
masih berada pada tingkat yang rendah.
Selanjutnya untuk pengetahuan
Gambar 1. Garis Kontinum Kerentanan masyarakat dalam mengatur barang rawan
Fisik Masyarakat Rawan yang dapat membahayakan saat bencana
Bencana Gempa Bumi Sesar masih kurang serta kondisi lingkungan
Lembang berada pada tingkat yang rendah
dikarenakan berada di dekat tebing dan
tanah kurang stabil. Namun beberapa
responden menjawab tinggi dimana
lingkungan mereka sudah memadai dalam
hal untuk menghadapi bencana.

215
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

Kerentanan Sosial Masyarakat Rawan baik sehingga masyarakat tergolong cukup


Bencana Gempa Bumi Sesar Lembang siaga bencana gempa bumi. Namun
Masyarakat belum melakukan simulasi
Perolehan total skor keseluruhan
bencana gempa bumi, dan simulasi ini
responden untuk empat belas item
sangat diperlukan agar masyarakat
pernyataan dalam aspek kerentanan sosial
mendapatkan praktik langsung tentang
masyarakat rawan bencana ini adalah
bagaimana cara melakukan tanggap
2.948. Sedangkan hasil yang diharapkan
darurat saat terjadi bencana.
dari kerentanan sosial masyarakat rawan
Sehingga dapat dikatakan bahwa
bencana adalah 4.032. Sehingga dapat
risiko yang akan timbul termasuk rendah,
disimpulkan bahwa kerentananmasyarakat
dikarenakan pada aspek ini kemampuan
dalam aspek kerentanan sosial masih
masyarakat cukup tinggi namun
dinilai rendah.
kerentanan juga cukup tinggi. Dan
Gambar 2. Garis Kontinum aspek dibeberapa pernyataan menggambarkan
kerentanan sosial masyarakat kerentanan sosial yang tinggi yaitu Desa
rawan bencana Gempa Bumi Langensari memiliki jumlah penduduk
Sesar Lembang yang tinggi, memiliki jumlah kelompok
rentan yang tinggi, banyak masyarakat
Sangat Tinggi Rendah Sangat yang belum memiliki kesiapsiagaan
Tinggi Rendah
bencana yang baik dan masyarakat belum
pernah melakukan simulasi bencana
1008 1764 2520 2948 3276 4032 gempa bumi. Oleh karena itu harus
diimbangi dengan kemampuan masyarakat
Kondisi kerentanan sosial masyarakat agar risiko yang ditimbulkan dapat
rawan bencana Gempa Bumi Sesar dikurangi semaksimal mungkin.
Lembang di Kampung Sukamulya Desa
Kerentanan Ekonomi Masyarakat
Langensari berada pada tingkat yang
Rawan Bencana Gempa Bumi Sesar
rendah. Berdasarkan hasil perhitungan dari
Lembang
setiap item pernyataan mendapat jumlah
2.948. Kondisi kerentanan sosial yang Perolehan total skor keseluruhan
rendah dikarenakan masih baiknya responden untuk empat belas item
hubungan antar masyarakat di wilayah pernyataan dalam aspek kerentanan
Desa Langensari sehingga kondisi tersebut ekonomi masyarakat rawan bencana ini
dapat dimanfaatkan masyarakat dalam adalah 2.347. Sedangkan hasil yang
rangka melakukan penanggulangan diharapkan dari kerentanan ekonomi
bencana secara mandiri. masyarakat rawan bencana adalah 4.032.
Dan dalam hal pengetahuan yang Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dimiliki masyarakat terkait bencana sudah

216
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

kerentanan masyarakat dalam aspek ketiga Sangat Tinggi Rendah Sangat


Tinggi Rendah
masih dinilai tinggi.

Gambar 3. Garis Kontinum Aspek


2808 4914 7020 9126 11232
Kerentanan Ekonomi 7594

Masyarakat Rawan Bencana


Gempa Bumi Sesar Lembang Secara keseluruhan bahwa kondisi
kerentanan masyarakat rawan bencana
Sangat Tinggi Rendah Sangat
Tinggi Rendah Gempa Bumi Sesar Lembang di Desa
Langensari memperoleh skor 7.594 dari
11.232 skor maksimal dan berada pada
1008 1764 2520 3276 4032
2347 kategori rendah namun di beberapa aspek
perlu adanya perbaikan karena masih
Kondisi kerentanan ekonomi menunjukan kerentanan bencana yang
masyarakat rawan bencana berada pada tinggi. Aspek kerentanan ekonomi
tingkat yang tinggi yaitu dengan jumlah menunjukan masih berada pada kategori
skor 2.347. Kondisi tersebut diakibatkan tinggi dikarenakan masyarakat yang belum
oleh masyarakat yang belum mempersiapkan diri mereka untuk
mempersiapkan diri mereka secara menghadapi bencana, selain itu dengan
ekonomi untuk menghadapi bencana dan banyaknya masyarakat yang bekerja
meningkatkan kerentanan mereka untuk dibidang pertanian dan perkebunan
menghadapi bencana. menyebabkan meningkatnya kerentanan
dikarenakan jika terjadi bencana maka
Kerentanan Masyarakat Rawan secara langsung berdampak pada mata
Bencana Gempa Bumi Sesar Lembang pencaharian mereka yang mengandalkan
di Desa Langensari Kecamatan kondisi alam.
Lembang Kabupaten Bandung Barat
PEMBAHASAN
Perolehan skor untuk kerentanan
masyarakat rawan bencana Gempa Bumi Deskripsi data hasil penelitian
Sesar Lembang di Desa Langensari dapat Kerentanan Masyarakat Rawan Bencana
dilihat pada gambar berikut : Gempa Bumi Sesar Lembang di Desa
Langensari Kecamatan Lembang
Gambar 4. Garis Kontinum Kerentanan Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat
Masyarakat Rawan Bencana terdiri dari 3 aspek yaitu kerentanan fisik,
Gempa Bumi Sesar Lembang kerentanan sosial, dan kerentanan
ekonomi. Hubungan penelitian kali ini
dengan praktik pekerjaan sosial terkait
dengan pekerja sosial dengan bencana dan
pengungsi.

217
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

Analisis Masalah masih rendah yang menggambarkan


kerentanan pada item tersebut masih
Kerentanan secara umum merupakan
tinggi.
kondisi suatu masyarakat yang mengarah
Selain itu masih ada beberapa rumah
pada kondisi ketidakmampuan dalam
yang berdekatan jaraknya. Jarak rumah
menghadapi suatu ancaman.
yang cukup jauh juga berpengaruh
Kerentanan Fisik Masyarakat Rawan terhadap kerentanan fisik bencana
Bencana Gempa Bumi Sesar Lembang dikarenakan saat terjadi bencana
khususnya bencana gempa bumi ketika
Perolehan skor masing-masing item rumah tidak memiliki jarak yang cukup
pertanyaan dalam aspek ini terdapat item jauh akan mengakibatkan kesulitan
dengan perolehan skor paling tinggi yaitu masyarakat untuk melakukan evakuasi.
pemukiman penduduk dibangun di lahan Secara umum dapat disimpulkan hasil
dan tanah yang stabil. Sedangkan item penelitian untuk aspek pertama yaitu
dengan perolehan skor terendah pada aspek kerentanan fisik masyarakat rawan
ini yaitu masyarakat tidak memiliki bencana Gempa Bumi Sesar Lembang
barang-barang rawan yang dapat menunjukan hasil yang kerentanan yang
membahayakan diri ketika terjadi bencana rendah.
gempa bumi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut Kerentanan Sosial Masyarakat Rawan
secara umum untuk kerentanan masyarakat Bencana Gempa Bumi Sesar Lembang
ditunjukan sudah rendah terkait kondisi
Hasil penelitian terkait kerentanan
bangunan infrastruktur dan fasilitas umum
sosial yang ditunjukan oleh garis kontinum
di lingkungan. Namun kondisi itu tidak
bahwa kerentanan sosial dalam penelitian
didukung oleh kondisi sarana dan
ini menunjukkan bahwa aspek ini berada di
prasarana yang memadai untuk mereka
kategori rendah dengan total skor 2.948
melakukan evakuasi dan rendahnya
untuk mendapatkan kondisi kerentanan
keahlian masyarakat dalam mengatur
yang sangat rendah harus mendapatkan
barang yang dapat membahayakan
minimal skor yaitu 4.032. Hasil perolehan
masyarakat saat terjadi gempa.
skor pada aspek ini menunjukkan item
Berdasarkan hasil penelitian bahwa untuk
dengan perolehan skor tertinggi yaitu
masyarakat tidak memiliki barang-barang
pernyataan terkait masyarakat di
rawan yang dapat membahayakan diri
lingkungan sekitar masih saling tolong
ketika terjadi bencana gempa bumi
menolong dalam membantu satu sama lain
mendapatkan jawaban paling rendah
dan item dengan perolehan skor terkecil
dibanding pernyataan lainnya, sementara
yaitu pernyataan tentang lingkungan
itu untuk pernyataan terkait terdapatnya
tempat tinggal masyarakat memiliki
titik kumpul dan jalur evakuasi yang
memadai juga mendapat jawaban yang

218
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

jumlah kelompok rentan yang rendah simulasi tanggap bencana gempa bumi
(Lanjut usia dan Balita). jawaban responden mayoritas menjawab
Analisis mengenai hasil penghitungan tidak setuju dan kurang setuju.
tersebut, responden merasa memiliki Secara umum kerentanan sosial
kerentanan sosial yang rendah jika diukur berdasarkan hasil penelitian berada pada
dari bagaimana mereka hidup kategori yang rendah. Indikator struktur
bersosialisasi dengan masyarakat yaitu sosial, kedekatan masyarakat, serta nilai
hubungan mereka dengan kerabat dan dan norma yang masih dijalankan
lingkungan sangat baik dan nilai serta menunjukan kerentanan sosial di
norma yang ada di lingkungan mereka lingkungan tersebut rendah. Kerentanan
masih dijalankan secara baik. Nilai sosial yang tinggi yaitu terkait jumlah
dimasyarakat seperti gotong royong masih penduduk, kelompok rentan dan
dirasakan oleh masyarakat dan hal itu kemampuan masyarakat dalam
merupakan hal yang dapat dimanfaatkan mengahadapi bencana.
dalam menghadapi suatu bencana
Kerentanan Ekonomi Masyarakat Rawan
nantinya. Nilai kebersamaan diantara
Bencana Gempa Bumi Sesar Lembang
masyarakat yang masih tinggi sangatlah
penting karena nantinya pihak pertama Pada penelitian kali ini kerentanan
yang dapat membantu masyarakat dalam ekonomi diukur melalui beberapa indikator
menghadapi suatu bencana adalah terkait bagaimana responden
masyarakat yang ada dilingkungan itu mempersiapkan dari segi ekonomi dalam
sendiri. menghadapi bencana, serta hal yang
Berdasarkan hasil penelitian terkait mendukung responden untuk
kerentanan sosial beberapa indikator mengembalikan kondisi ekonomi, dan juga
memiliki skor rendah yang menunjukan perlindungan yang dimiliki responden
kerentanan sosial masih tinggi pada dalam menghadapi bencana.
beberapa indikator tersebut. Kerentanan Berdasarkan hasil penelitian untuk
sosial yang tinggi terlihat pada item aspek kerentanan ekonomi masyarakat
pernyataan terkait pengetahuan dan rawan bencana berada pada kategori
kemampuan seseorang untuk menghadapi kerentanan yang tinggi. Pada aspek ini
bencana. Lingkungan tempat tinggal hanya mendapatkan skor sebesar 2.347
masyarakat memiliki jumlah kelompok yang berada pada kategori kerentanan yang
rentan yang tinggi. Selain itu tinggi sementara untuk mendapatkan
jugaresponden menyatakan tingkat kerentanan yang sangat rendah
penduduk di Kampung Sukamulya RW 10 mendapatkan skor minimal 4.032. Pada
ini tinggi. Hal lainnya dapat dilihat terkait aspek ini hasil penilaian indikator tertinggi
masyarakat memiliki kesiapsiagaan yang yaitu pada indikator tentang responden
baik saat menghadapi bencana gempa bumi telah terdaftar dalam asuransi atau jaminan
dan masyarakat sekitar rutin melakukan

219
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

sosial dan untuk skor terendah yaitu 2. Kebutuhan akan penyuluhan mengenai
indikator bahwa tingkat pengangguran di cara penanggulangan bencana gempa
lingkungan sekitar tinggi. bumi
Berdasarkan hasil penelitian bahwa 3. Kebutuhan akan simulasi tanggap
untuk aspek kerentanan ekonomi dalam bencana baik pra bencana, saat terjadi
kategori yang tinggi diakibatkan oleh serta pasca bencana
responden yang belum mempersiapkan diri 4. Kebutuhan akan penyuluhan persiapan
dari segi ekonomi untuk mengadapi secara ekonomi dalam menghadapi
bencana. Persiapan yang dapat dilakukan bencana gempa bumi
yakni memiliki tabungan yang dapat 5. Terjalinnya kerja sama antara
digunakan saat keadaan darurat dan juga pemerintah desa dengan masyarakat
memiliki aset lain yang dapat dalam penanggulangan bencana
dimanfaatkan dalam keadaan darurat.
Analisis Sistem Sumber
Alasan lain ialah karena mayoritas
memiliki pekerjaan yang bergantung pada Berdasarkan hasil observasi berikut
alam dan berada disekitar tempat tinggal merupakan sumber-sumber yang dapat
yang rawan akan bencana gempa bumi. dioptimalkan dalam penanganan masalah
Sementara itu kerentanan ekonomi ataupun peningkatan pengetahuan dan
yang tinggi disebabkan tingkat kesadaran yang berkaitan dengan
pengangguran di lingkungan yang tinggi kerentanan masyarakat dalam menghadapi
yang dikarenakan rendahnya pendidikan bencana.
dan ketatnya persaingan. Selain itu juga 1. Sumber Internal
dengan banyak responden yang bekerja Sumber internal adalah kemampuan,
sebagai buruh tani dan berada pada tingkat kemauan, potensi serta pengaruh yang
ekonomi menengah kebawah. dimiliki masyarakat untuk memecahkan
permasalahan. Sumber internal yang
Analisis Kebutuhan
dimaksud adalah :
Kebutuhan ini didapat dari indikator– a. Adanya semangat dan kemauan
indikator mana saja yang masih dalam diri masyarakat.
mendapatkan skor terendah dari setiap b. Kedekatan masyarakat dapat
aspek dan bukan hanya melihat dari skor dimanfaatkan dalam hal
aspek secara keseluruhan. Adapun menjalankan suatu kegiatan.
kebutuhan-kebutuhan tersebut diantaranya c. Nilai lokal yang menjadi nilai dan
: norma yang dianut dan diamalkan di
1. Kebutuhan akan sarana dan prasarana dalam masyarakat merupakan modal
yang memadai. bagi masyarakat untuk menciptakan
perubahan bagi lingkungan mereka.
2. Sumber Eksternal

220
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

Sumber eksternal adalah potensi- Sesar Lembang yaitu “Pengurangan


potensi yang ada diluar dari diri Kerentanan Masyarakat Dalam
masyarakat yang dapat dimanfaatkan Menghadapi Bencana Gempa Bumi
untuk membantu memecahkan masalah. Melalui Program Langensari Tanggap
Sumber-sumber eksternal ini antara lain Bencana (LATANA)”. Perekomendasian
adalah: program ini didasarkan pada berbagai
a. Instansi pemerintah Kecamatan pertimbangan permasalahan, sumber-
Lembang, Dinas Sosial Kabupaten sumber serta kebutuhan dan kelebihan
Bandung Barat, Badan yang dimiliki masyarakat berdasarkan
Penanggulangan Bencana Daerah hasil penelitan yang bertujuan untuk
(BPBD) Kabupaten Bandung Barat, mengurangi tingkat kerentanan masyarakat
dan Dinas Pekerjaan Umum rawan bencana Gempa Bumi Sesar
Kabupaten Bandung Barat Lembang di Desa Langensari Kecamatan
merupakan sistem sumber Lembang Kabupaten Bandung Barat.
kelembagaan yang dapat
Tujuan
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam
upaya pengurangan tingkat 1. Tujuan Umum
kerentanan masyarakat rawan Tujuan umum yang ingin dicapai
bencana Sesar Lembang di Desa dalam program Langensari Tanggap
Langensari. Bencana (LATANA) adalah mengurangi
b. Organisasi yang memiliki tingkat kerentanan masyarakat rawan
kepedulian terhadap bencana seperti bencana dalam menghadapi ancaman
Karang Taruna, Taruna Siaga bencana dengan peningkatkan
Bencana (TAGANA) Kabupaten pengetahuan serta keterampilan dalam
Bandung Barat, Masyarakat Peduli melakukan penanggulangan bencana.
Bencana Indonesia (MPBI), Aksi 2. Tujuan Khusus
Cepat Tanggap (ACT) Jawa Barat, a. Masyarakat memiliki pengetahuan
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat terkait kesiapan secara ekonomi
dalam rangka mengurangi tingkat dalam menghadapi bencana gempa
kerentanan serta kegiatan bumi.
penanggulangan bencana yang b. Terbentuknya sebuah kelompok
dilakukan oleh masyarakat. terpadu penanggulangan bencana
berbasis masyarakat untuk
mengurangi tingkat kerentanan
USULAN PROGRAM masyarakat terhadap bencana gempa
bumi di Desa Langensari.
penulis merekomendasikan program
untuk mengurangi tingkat kerentanan
masyarakat rawan bencana Gempa Bumi

221
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

c. Masyarakat memiliki kesiapan dan penanggulangan bencana secara mandiri.


keterampilan menghadapi bencana Peningkatan Kapasitas
gempa bumi di Desa Langensari Setelah melakukan pembentukan
kelompok penanggulangan bencana
Metode dan Teknik
berbasis masyarakat dilakukan
Metode dan teknik yang adalah peningkatan kapasitas bagi pengurus serta
Community Organization / Community anggota kelompok di bidang kebencanaan.
Development (Pengorganisasian
Indikator Keberhasilan
Masyarakat / Pengembangan Masyarakat).
Metode CO/CD digunakan untuk Indikator keberhasilan dalam program
melakukaan pengembangan yang Langensari Tanggap Bencana (LATANA)
mengutamakan pembangunan kesadaran di Desa Langensari Kecamatan Lembang
kritis dan penggalian potensi pengetahuan Kabupaten Bandung Barat adalah sebagai
masyarakat. Dengan teknik kolaborasi, berikut:
implementasi, sharing, penyuluhan, 1. Masyarakat memiliki kesiapan secara
diskusi dan membangun kapasitas. ekonomi dalam menghadapi bencana
dengan kegiatan penyuluhan. Dengan
Kegiatan Yang Dilakukan
indikator keberhasilan sebagai berikut :
1. Penyuluhan a. Masyarakat memiliki kesadaran
Penyuluhan dilakukan dalam rangka tentang pentingnya memiliki
memberikan pengetahuan dan tabungan dan asset yang dapat
keterampilan bagi masyarakat terkait digunakan saat keadaaan darurat
bencana yang mengancam wilayah mereka khususnya bencana alam.
serta bagaimana cara mengatasi dan b. Meningkatnya pengetahuan
memberikan keterampilan –keterampilan masyarakat dalam mengatur
yang dibutuhkan dalam rangka keuangan agar dapat memiliki
pelaksanaan penanggulangan bencana. tabungan atau asset sehingga dapat
Selain itu dalam penyuluhan persiapan mengurangai resiko bencana gempa
secara ekonomi menghadapi bencana bumi.
gempa bumi, masyarakat diajak untuk c. Masyarakat memiliki kemampuan
sadar pentingnya memiliki tabungan dan dalam tindakan pencegahan gempa
asset yang dapat digunakan dalam keadaan bumi guna mengurangi kerentanan
darurat termasuk kejadian bencana alam. bencana.
2. Pembentukan Kelompok d. Tersampaikannya materi penyuluhan
Pembentukan kelompok memiliki kepada masyarakat tentang persiapan
tujuan memberikan wadah bagi secara ekonomi menghadapi bencana
masyarakat untuk melakukan dan kesiapsiagaan pengurangan
resiko bencana gempa bumi.

222
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

2. Pembentukan Kelompok Terpadu pertama guna penanggulangan


Penanggulangan Bencana Berbasis bencana Gempa Bumi Sesar
Masyarakat dan Peningkatan Kapasitas Lembang.
Anggota. Adapun indikatornya sebagai c. Masyarakat mampu mengidentifikasi
berikut : wilayah tempat tinggalnya dan jalur
a. Terbentuknya sebuah kelompok yang aman untuk dijadikan sebagai
terpadu penanggulangan bencana jalur evakuasi dan titik kumpul.
berbasis masyarakat melalui
KESIMPULAN
serangkaian kegiatan dalam tugas
khusus yang dilakukan untuk Bencana merupakan suatu gangguan
mengurangi tingkat kerentanan serius terhadap keberfungsian suatu
masyarakat rawan bencana gempa masyarakat sehingga menyebabkan
bumi di Desa Langensari. kerugian yang meluas pada kehidupan
b. Terbentuknya struktur organisasi manusia, baik dari sisi ekonomi, tatanan
dalam kelompok yang dapat masyarakat maupun lingkungan.
membuat tindakan-tindakan secara Kerentanan merupakan salah satu
cepat dan tanggap, dalam khususnya aspek yang menjadi tolak ukur dalam
dan mampu melakukan menentukan resiko bencana suatu wilayah.
penangulangan bencana gempa bumi Bencana hanya dapat terjadi jika ancaman
secara mandiri di Desa Langensari. bertemu dengan tingkat kerentanan yang
c. Terbentuknya anggota kelompok tinggi di suatu wilayah. Penelitian kali ini
yang memiliki pengetahuan serta menggunakan ukuran kerentanan yang
kemampuan yang memadai dalam terbagi pada tiga aspek yakni kerentanan
rangka pelaksanaan penanggulangan fisik, kerentanan sosial, dan kerentanan
bencana berbasis masyarakat. ekonomi.
3. Pelatihan kesiapan dan keterampilan Berdasarkan ketiga aspek tersebut
dalam menghadapi bencana Gempa dapat diperoleh bahwa secara umum
Bumi Sesar Lembang melalui simulasi kerentanan masyarakat rawan bencana
bencana gempa bumi, dengan indikator Gempa Bumi Sesar Lembang di Desa
sebagai berikut : Langensari Kecamatan Lembang
a. Masyarakat mengetahui hal-hal apa Kabupaten Bandung Barat berada pada
saja yang harus dilakukan jika kondisi kerentanan yang rendah namun
bencana Gempa Bumi Sesar beberapa indikator masih berada pada
Lembang ini terjadi. kondisi yang tinggi dan memerlukan
b. Masyarakat mampu menerapkan penyelesaian agar masyarakat memiliki
keterampilan yang diperlukan seperti kesiapan yang baik dalam menghadapi
menyiapkan tas siaga bencana, cara- bencana alam.
cara penyelamatan diri jika terjadi
gempa bumi dan pertolongan

223
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

Berdasarkan hasil penelitian terkait kerentanan masyarakat akan dapat


kerentanan masyarakat rawan bencana meningkatkan semangat masyarakat.
Gempa Bumi Sesar Lembang di Desa Diperlukan langkah-langkah dalam
Langensari Kecamatan Lembang mencapainya yaitu sebagai berikut :
Kabupaten Bandung Barat. Maka 1) Masyarakat berkoordinasi dengan
dirumuskan rencana program yang sistem inisiator mengenai program
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan serta yang ingin dijalankan
menutup kekurangan dari hasil penelitian 2) Sistem inisiator menghubungkan
terkait kondisi kerentanan masyarakat masyarakat dengan aparat desa (RT,
dalam menghadapi bencana. Rencana RW dan Desa Langensari untuk
program yang telah dirumuskan yaitu meminta perizinan dan dukungan
Langensari Tanggap Bencana (LATANA). dengan program yang akan
Program ini ditujukan untuk meningkatkan dijalankan
pengetahuan masyarakat tentang persiapan 3) Jika pihak aparat Desa Langensari
secara ekonomi menghadapi bencana dan sudah menyetujui dan mendukung
penanggulangan bencana selain itu dalam maka selanjutnya mendiskusikan
program ini juga dibentuknya kelompok tupoksi, target capaian dan tujuan
terpadu penanggulangan bencana sebagai program dijalankan.
wadah keberlanjutan program serta b. Melakukan praktek simulasi bencana
menjadi pelopor bagi masyarakat agar gempa bumi. Diperlukan langkah-
mampu secara mandiri menanggulangi langkah dalam mencapainya yaitu
bencana di wilayah mereka. sebagai berikut :
1) Membentuk kepengurusan program
SARAN
2) Penyuluhan tentang kesiapsiagaan
1. Saran Guna Laksana bencana mencakup aspek kerentanan
Kegiatan Pengurangan Kerentanan yang termasuk kategori tinggi.
Masyarakat Rawan Bencana melalui 3) Pembentukan Tim Penanggulangan
Langensari Tanggap Bencana (LATANA) Bencana Berbasis Masyarakat.
ini dapat berjalan dengan lancar dan 4) Peningkatan kapastitas Tim
berlanjut apabila mendapat dukungan Penanggulangan Bencana Berbasis
penuh dari berbagai pihak terutama aparat Masyarakat.
Desa Langensari atau RW 10 beserta 5) Penyelenggaraan simulasi bencana
masyarakat yang menjalankan program gempa bumi di Desa Langensari.
tersebut. Adapun dukungan yang dapat c. Penganggaran dana dari pemerintah
membantu kelancaran program ini antara untuk kegiatan - kegiatan
lain: penanggulangan bencana. Diperlukan
a. Dukungan penuh dari aparat Desa langkah-langkah dalam mencapainya
Langensari untuk pengurangan yaitu sebagai berikut :

224
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

1) Sebelum melaksanakan program langkah dalam mencapainya yaitu


kepengurusan program dan sebagai berikut :
pendamping program akan bersama- 1) Memasukan saran ini kedalam list
sama menyusun Rencana Anggaran kegiatan dari Tim Penanggulangan
Biaya (RAB) sesuai Standar Biaya Bencana Berbasis Masyarakat
Masukan (SBM) 2) Tim Penanggulangan Bencana
2) Mengajukan RAB kepada Berbasis Masyarakat akan menyusun
Pemerintah Desa Langensari jadwal pelaksanaan kegiatan
3) Pengurus program dan pendamping peningkatan kapasitas individu
program akan melakukan follow up maupun keluarga dalam
untuk mendapatkan kepastian akan penanggulangan bencana
pengganggaran dana dari pemerintah 3) Tim Penanggulangan Bencana
untuk kegiatan penaggulangan Berbasis Masyarakat akan
bencana. melakukan penyebaran informasi
d. Kelompok Siaga Bencana dapat rutin kepada masyarakat terkait
menjalankan seluruh kegiatan yang update informasi Gempa Bumi Sesar
telah disusun selama periode Lembang.
kepengurusan. Diperlukan langkah- Selain itu, masyarakat Desa
langkah dalam mencapainya yaitu Langensari diharapkan dapat
sebagai berikut : memanfaatkan setiap kesempatan saat
1) Pembentukan tim Penanggulangan kegiatan dalam program ini untuk
Bencana Berbasis Masyarakat meningkatkan kemampuan dan
beserta struktur kepengurusan. keterampilannya dalam menanggulangi
2) Melakukan pertemuan dan diskusi bencana gempa bumi.
untuk menyusun list kegiatan- 2. Saran Penelitian Lanjutan
kegiatan yang akan dilaksanakan Guna penelitian selanjutnya yang
selama periode kepengurusan. memiliki variable dan aspek yang sama,
3) Melakukan rapat progres rutin untuk penulis memberikan beberapa saran
mengetahui perkembangan dari penelitian lanjutan sebagai berikut:
setiap kegiatan yang akan dilakukan. a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
4) Rutin melaksanakan pengawasan sumber rujukan suatu atau referensi
terhadap kegiatan yang sedang akan penelitian selanjutnya terutama
berjalan atau yang mengalami terkait dengan kerentanan masyarakat
hambatan. dalam menghadapi ancaman Gempa
e. Masyarakat lebih aktif lagi mencari Bumi Sesar Lembang ditempat berbeda
pengetahuan umum mengenai bencana dengan karakteristik yang sama.
Gempa Bumi Sesar Lembang dan juga b. Penulis selanjutnya diharapkan dapat
meningkatakan kapasitas individu mengembangkan pendekatan dan aspek
maupun keluarga. Diperlukan langkah-

225
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

yang berbeda dari penelitian ini yaitu Penanggulangan Bencana.


menggunakan pendekatan kualitatif. Jakarta: Badan Nasional
c. Diperlukan penelitian lanjutan tentang Penanggulangan Bencana.
Nurjanah, dkk. 2013. Manajemen
Kerentanan Masyarakat Dalam Bencana. Bandung: Alfabeta.
Menghadapi Ancaman Gempa Bumi Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi
Sesar Lembang Di Desa Langensari Suatu Pengantar. Jakarta:
karena penelitian ini hanya merupakan Rajawali Pers.
gambaran umum tentang kondisi Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan
kerentanan masyarakat terhadap R&D. Bandung: Alfabeta.
ancaman Gempa Bumi Sesar Lembang. Suharto, Edi. 2014. Membangun
Sehingga sangat perlu dilakukan Masyarakat Memberdayakan
penelitian-penelitian selanjutnya untuk Masyarakat. Bandung: Refika
melengkapi data-data agar lebih Aditama.
Sukoco, Dwi Heru. 2011. Profesi
lengkap. Pekerjaan Sosial dan Proses
Pertolongannya. Bandung:
DAFTAR PUSTAKA
Koperasi Mahasiswa Poltekesos
Arifin, Zainal. 2008. Dasar Penulisan Bandung.
Karya Ilmiah (Ed. 4) . UN-ISDR. 2002. Tinjauan Umum
Jakarta: Grasindo. Manajemen Bencana. Edisi ke 2.
Badan Nasional Penanggulangan Jakarta: UNDP.
Bencana –SC-DRR. Rencana Yustiningrum, Emilia, dkk. 2016.
Nasional Penanggulangan Bencana Alam, Kerentanan dan
Bencana, 2010-2014. Kebijakan Di
BAKORNAS PB. 2007. Pengenalan Indonesia.Yogyakarta. Calpulis.
Karakteristik Bencana dan
Upaya Mitigasinya, Edisi II. Sumber lain:
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi BNPB. 2020. Data Informasi Bencana
Penelitian Kuantitatif. Indonesia (DIBI).
Jakarta: Kencana. http://bnpb.cloud/dibi/beranda.
Carresi, Alejandro Lopez. 2014. Disaster Diakses pada tanggal 15
Management (International Agustus 2020 Pada pukul 14:00
Lesson in Risk Reduction, WIB.
Response and Recovery. New Undang-Undang Republik Indonesia
York: Routledge. Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Penanggulangan Bencana.
Kesejahteraan Sosial. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Bandung: PT. Refika LIPI.
Aditama. Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Kuswanda, Dede, dkk. 2009. Strategi 2021. Peraturan Menteri
Pengurangan Risiko Bencana. Keuangan Republik Indonesia
Bandung: STKSPress Bandung. Tentang Standar Biaya Masukan
Nugroho, Kharisma, dkk. 2012. Buku Tahun Anggaran 2021.
Panduan Fasilitator Modul
Pelatihan Dasar

226
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 20 No. 2 Desember 2021

Tempo. 2018. 5 Fakta Sesar Lembang di


Bandung: Sesar Aktif Sepanjang
29 KM.
https://tekno.tempo.co/read/1132865/5-
fakta-sesar-lembang-di-
bandung-sesar-aktif-sepanjang-
29-km. Diakses pada tanggal 17
Agustus 2020 pada pukul 19:05
WIB.
Wikipedia bahasa Indonesia. 2020. Sesar
Lembang.
https://id.wikipedia.org/wiki/Se
sar_Lembang#Penanggulangan
_Kota_Cimahi_(Zona_Merah).
Diakses pada tanggal 17
Agustus 2020 pada pukul 20:00
WIB.

227

Anda mungkin juga menyukai