Anda di halaman 1dari 13

PAPER GEOGRAFI

ANALISIS DATA BENCANA ALAM BANJIR


KALIMANTAN SELATAN

RAISSA NABILA
XI IPS 4

SMA MARTIA BHAKTI BEKASI


Abstrak
Kehidupan manusia tentunya tidak pernah luput dari yang namanya
bencana alam, mengingat kita tinggal di negara yang rawan akan
terjadinya bencana alam. Bencana alam sangat banyak jenisnya,
Banjir merupakan salah satu bencana alam yang datang dan tidak
dapat dicegah. Karena itu perlu diupayakan pengendalian,
penanggulangan serta dikurangi dampak kerugian yang
diakibatkannya. Upaya-upaya tersebut dikenal dengan mitigasi.
Mitigasi bencana alam sangat diperlukan untuk setiap bencana yang
terjadi, supaya nantinya tidak lagi menimbulkan kerugian seperti
yang sebelumnya sudah pernah terjadi.

Kata kunci : Banjir, Mitigasi Bencana


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap berbagai jenis
bencana alam. Hal ini dikarenakan Indonesia berada di wilayah jalur cincin
api pasifik atau yang biasa disebut Ring Of Fire, Kondisi ini akhirnya
membuat Indonesia begitu kaya akan gunung api. Letak Indonesia yang
berada pada jalur sabuk Alpide juga menjadi alasan mengapa sering
merasakan gempa bumi. Sebagai negara yang memiliki letak wilayah unik,
hadirnya beberapa lempeng di sekeliling Indonesia memang tidak bisa
dihindarkan. Negara kita kini berada di antara tiga lempeng aktif yakni Indo-
Australia dari selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari Timur. Keadaan ini
pun mengakibatkan kondisi geologi di bawah permukaan Indonesia terus
saja bergejolak setiap waktunya. Alhasil, munculnya sebuah gunung api
baru, gempa bumi, atau tsunami tidaklah bisa dihindari oleh masyarakat
tanah air. 

Bencana alam merupakan salah satu fenomena alam yang dapat


mengancam keberlangsungan hidup manusia. Bencana alam yang terjadi
dapat mengakibatkan kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada
akhirnya dapat menyebabkan korban jiwa, kerugian harta benda, kerusakan
berbagai infrastruktur serta sarana dan prasarana yang telah dibangun.
Bencana merupakan sebuah fenomena kehidupan manusia yang tidak dapat
diketahui secara pasti kapan terjadinya. Manusia hanya mampu mengenali
gejala-gejala awal dan memprediksi terjadinya. Beberapa jenis bencana
seperti gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus hampir tidak mungkin
diperkirakan secara akurat, kapan akan terjadinya dan berapa besaran
kekuatannya.

Salah satu jenis bencana alam yang sering terjadi di Indonesia adalah
banjir. Banjir adalah salah satu bencana alam ketika curah hujan tinggi di
musim penghujan atau disebabkan kurangnya daerah resapan air. Adanya
banjir tentu menimbulkan dampak kerugian bagi masyarakat. Oleh sebab itu,
diperlukan cara pengendalian pada daerah aliran sungai agar tidak
menimbulkan luapan air. Bencana banjir tidak hanya terjadi di perkotaan,
daerah pedesaan yang memiliki wilayah resapan air yang luas pun dapat
mengalaminya. Tentunya banjir di perkotaan dan pedesaan disebabkan oleh
faktor-faktor yang berbeda dan menimbulkan dampak kerugian yang
berbeda pula.

Pada awal tahun ini, Indonesia sudah dilanda oleh bencana alam yang
terjadi di Kalimantan Selatan. Direktur Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia Kalimantan Selatan, Dwi Cahyono, berpendapat bahwa banjir
disebabkan oleh  degradasi lingkungan akibat ratusan
lubang pertambangan yang tidak dilakukan reklamasi dan hampir lima puluh
persen dari 3,7 juta hektare lahan dikuasai oleh
perusahaan tambang dan kelapa sawit. Ia juga mengatakan, perlunya melihat
kondisi hulu dan hilir kondisi lingkungan Kalimantan Selatan dan jangan
hanya menyalahkan hujan. Kalsel sendiri sejak tahun 2005 yang memiliki
luas tutupan lahan sebanyak 1,18 juta hektare tersisa menjadi 0,92 juta di
tahun 2019. Perubahan guna lahan tersebut, ditambah kalau daerah tersebut
ditimpa hujan ekstrem, menjadikan wilayah Kalsel yang memang
secara morfometri dan morfologi sangat rentan terhadap banjir. Dari
bencana yang terjadi ini, maka diperlukan yang namanya mitigasi bencana.

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko


bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP
No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana ).
Mitigasi pada umumnya dilakukan dalam rangka mengurangi kerugian
akibat kemungkinan terjadinya bencana, baik itu korban jiwa dan/atau
kerugian harta benda yang akan berpengaruh pada kehidupan dan kegiatan
manusia. Namun perlu diketahui bahwa kegiatan mitigasi ini seharusnya
sudah dilakukan dalam periode jauh-jauh hari sebelum terjadinya bencana.
B. Rumusan Masalah

1). Mengapa bencana banjir tersebut bisa terjadi?

2). Berapa jumlah korban yang terjadi akibat bencana banjir di Kalimantan
Selatan?

3). Berapa kerugian yang terjadi akibat bencana tersebut ?

4). Bagaimana mitigasi bencana yang sebaiknya dilakukan terhadap bencana


tersebut?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memenuhi tugas dari mata pelajaran Geografi.

2. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang bencana banjir yang telah

terjadi.

3. Menganalisis bagaimana mitigasi bencana yang harus dilakukan untuk

menghadapi bencana tersebut.

D. Manfaat Penelitian
1. Bermanfaat untuk mengetahui dan menambah pengetahuan tentang banjir

serta mitigasi bencana alam.


2. Bermanfaat untuk menganalisis bagaimana mitigasi bencana yang

seharusnya dilakukan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Penyebab
Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) dari Departemen Geofisika dan
Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (GFM-
FMIPA), Perdinand mengungkapkan bahwa banjir di Kalimantan Selatan
disebabkan oleh faktor alam dan non alam. Salah satunya yaitu curah hujan
yang tinggi.

Perdinand mengatakan, curah hujan yang normal 50 mm per hari di


Indonesia. Maka jika curah hujan mencapai 174 mm per hari, hal itu tentunya
akan menyebabkan bencana. bukan hanya bicara curah hujan saja namun juga
bicara lokasi, durasi, hingga luasan cakupan hujan. Berdasarkan data yang
dihimpun BMKG, hujan dengan intensitas tinggi itu memang merata hampir
di seluruh wilayah Kalimantan Selatan.

Selain itu, Perdinand juga menjelaskan bahwa secara geologis, wilayah


Kalimantan Selatan memang berpotensi memiliki genangan air yang luas
karena terdapat banyak rawa, sungai, atau kali.

“Secara teoritical Pulau kalimantan itu memang wilayah yang relatif aman
dari bencana geologi, namun dari sisi geologi, Pulau Kalimantan itu sudah
tua, jadi ada banyak wilayah dataran rendah seperti rawa, nah ini membuat
potensi genangannya luas,” ujarnya.

 Kelembaban udara Kalsel berada di lapisan 850 mb, 700 mb, dan 500 mb.
Hal itu menandakan kandungan uap air yang memadai untuk pertumbuhan
awan-awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan sedang hingga
lebat yang dapat disertai angin kencang.

B. Jumlah Korban Jiwa


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan
Selatan melaporkan, 107.227 pengungsi sudah kembali ke rumah masing-
masing. Hingga hari ini, Selasa (2/2) masih ada 28.379 orang yang masih
mengungsi. "Jumlah pengungsi tadinya 135.656, pengungsi terbanyak berasal
dari Kabupaten Banjar, ada 82.782 orang yang mengungsi," kata Kepala
BPBD Kalsel, Mujiyat dalam Focus Grup Discussion (FGD) Banjir
Kalimantan Selatan, Selasa (2/2). Sementara itu, jumlah korban yang
terdampak yakni sebanyak 633.732 jiwa atau 176.278 KK. 24 warga
dilaporkan meninggal dunia dan masih ada 3 warga yang dinyatakan hilang.

C. Besar Kerugian yang terjadi


Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat total nilai kerusakan dan
kerugian banjir Kalimantan Selatan sebesar Rp 1.127.561.340.000. Dengan
rincian nilai kerusakan Rp 858.257.300.000 dan kerugian Rp
296.304.040.000.Terkait kerugian infrastruktur yang terdampak, Mujiyat
melaporkan, berdasarkan data BPBD Kalsel, 1.688.695 jalan raya dan 128
jembatan terdampak banjir. Selain itu, 101.663 rumah dan 1.415 sekolah juga
terendam banjir. 840 tempat ibadah dan 125 sarana kesehatan juga terdampak
Banjir.

Dampak banjir juga melanda lahan pertanian di Kalimantan Selatan. Total


lahan pertanian gagal panen di 11 kabupaten/kota mencapai 18.356 hektar.
"Untuk itu maka agar kondisi pertanian kami dapat normal kembali
dibutuhkan sekitar 500 ton benih padi. Ini adalah data sementara sampai nanti
tiap harinya akan masuk data-data selanjutnya," jelasnya. Selain itu, dampak
bagi areal budidaya perikanan terdapat di 4 kecamatan dengan luas terdampak
48 petak kolam, 67 karamba, dan 17 zak pakan ikan.
Begitu juga dengan areal peternakan yang terdampak ada di Kota Banjarbaru,
Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Balangan, dan
Kabupaten Barito Kuala. "Jenis ternak yang terdampak adalah di antaranya
itik petelur, itik siap telur, itik muda, sapi, kambing dan sebagainya.

D. Mitigasi Bencana
Artikel terkait :

Banjir dan longsor Kalimantan Selatan, menyisakan beban bagi warga


terdampak. Puluhan ribu warga harus mengungsi, ratusan ribu jiwa
terdampak. Sampai awal Februari saja, masih ada lima kabupaten terendam
banjir, yakni, Barito Kuala, Tanah Laut, Banjar, Tabalong dan Hulu Sungai
Tengah. Pemerintah Kalsel pun kembali memperpanjang masa tanggap
darurat bencana banjir sampai 10 Februari 2021.

M Fazeri, Koordinator Tim Advokasi Hukum Korban Banjir Kalsel


menyebutkan, ratusan warga akan menggugat Gubernur Kalsel atas bencana
di 11 kabupaten. Dua dasar pengajuan gugatan class action, katanya
pertama, lantaran pemprov dinilai lalai, tidak ada peringatan dini terkait
bencana banjir. Kedua, pemerintah dinilai tidak sigap menangani korban
banjir. Bahkan, otoritas setempat juga dianggap lamban mengirimkan
bantuan. “Hingga banyak korban evakuasi mandiri dan kekurangan bahan
pokok makanan,” katanya.

Mitigasi bencana yang sebaiknya dilakukan :

Pra Bencana :

1. Mengetahui istilah-istilah peringatan yang berhubungan dengan bahaya


banjir, seperti Siaga I sampai dengan Siaga IV dan langkah-langkah apa yang
harus dilakukan.
2. Melakukan persiapan untuk evakuasi, termasuk memahami rute evakuasi
dan daerah yang lebih tinggi.

3. Mengetahui cara-cara untuk melindungi rumah kita dari banjir.

4. Menyimpan berbagai dokumen penting ditempat yang aman.

5. Membuat persiapan untuk hidup mandiri selama sekurangnya tiga hari,


misalnya persiapan tas siaga bencana, penyediaan makanan dan air minum.

Saat Bencana :

1. Simaklah informasi dari berbagai media mengenai informasi banjir untuk


meningkatkan kesiapsiagaan.

2. Segeralah evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.

3. Selalu berwaspadalah terhadap saluran air atau tempat melintasnya air


yang kemungkinan akan dilalui oleh arus yang deras karena kerap kali banjir
bandang tiba tanpa peringatan.

4. Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak berwenang.
Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik. 

Pasca Bencana :

1. Waspada dengan instalasi listrik.

2. Hindari air yang bergerak.

3. Kembali kerumah sesuai dengan perintah dari pihak yang berwenang.


Salah satu cara untuk mencegah banjir di Kalimantan Selatan adalah
rehabilitasi lahan melalui penanaman pohon di hulu DAS Barito, tetapi
belum ada instrument mengukur keberhasilannya. Pemerintah seharusnya
antisipatif mengkaji ulang izin-izin pemanfaatan kawasan hutan yang tidak
mendukung kelestarian lingkungan sambil menggalakkan program
rehabilitasi hutan dengan penanaman pohon secara massal dan masif dan
berskala luas. Satu satu solusi jangka panjang mengurangi besar dan
kecepatan aliran permukaan tanah adalah dengan menanam pohon. Makin
banyak penutupan pohon kesempatan air berinfiltrasi ke dalam tanah makin
besar dibanding dengan air yang mengalir di permukaan tanah.

Berdasarkan berita diatas, terkait pemerintah yang lalai terhadap


bencana ini. Maka sebaiknya pemerintah harus lebih tanggap darurat dan
tidak lalai lagi dalam menghadapi bencana banjir nantinya, pemerintah juga
harus memberikan peringatan dini kepada para masyarakat supaya mereka
bisa mengevakuasi diri sebelum bencana terjadi. Bersama BNPB,
memberikan bantuan kepada para korban dan Stok makanan, pakaian, obat-
obatan dan lain-lain harus diperbanyak lagi. Kesiapsiagaan, sikap yang
tanggap dan juga cepat tentunya sangat diperlukan terutama ketika sedang
terjadi bencana yang melanda suatu wilayah. Kedepannya, masalah seperti
ini sudah seharusnya dijadikan sebuah evaluasi untuk pemerintah disana
supaya tidak terulang lagi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang sudah diberikan, dapat disimpulkan beberapa hal
yaitu :

 Banjir di Kalimantan Selatan disebabkan oleh faktor alam dan non


alam, salah satunya yaitu curah hujan dengan intensitas tinggi yang
merata hampir di seluruh wilayah tersebut.
 Jumlah korban yang terdampak yakni sebanyak 633.732 jiwa, dengan
total nilai kerusakan dan kerugian banjir Kalimantan Selatan sebesar
Rp 1.127.561.340.000.
 Pemerintah sebaiknya lebih tanggap lagi dalam menghadapi bencana
ini dan melakukan berbagai mitigasi bencana.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya jika paper ini masih banyak kesalahan
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki paper tersebut
penulis meminta kritik dan saran yang membangun supaya kedepannya lebih
baik lagi.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

 Merdeka.com. ( 2021, 2 Februari ). Penjelasan Ahli Soal Penyebab Banjir di


Kalimantan Selatan. Diakses pada 5 April 2021, dari
https://www.merdeka.com/peristiwa/penjelasan-ahli-soal-penyebab-banjir-
di-kalimantan-selatan.html?page=2
 Wikipedia ( 2021, 4 April ). Banjir Kalimantan Selatan 2021. Diakses pada 5
April 2021, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Kalimantan_Selatan_2021
 Merdeka.com. ( 2021, 2 Februari ). 107.227 Pengungsi Banjir Kalsel Sudah
Kembali Ke Rumah Masing-Masing. Diakses pada 5 April 2021, dari
https://www.merdeka.com/peristiwa/107227-pengungsi-banjir-kalsel-sudah-
kembali-ke-rumah-masing-masing.html#:~:text=Sementara%20itu%2C
%20jumlah%20korban%20yang,3%20warga%20yang%20dinyatakan
%20hilang.
 Kompas.com. ( 2021, 20 Januari ). UPDATE Banjir Kalsel: 21 Orang
Meninggal Dunia. Diakses pada 5 April 2021, dari
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/20/16300361/update-banjir-
kalsel-21-orang-meninggal-dunia
 Merdeka.com. ( 2021, 2 Februari ). Total Kerusakan dan Kerugian Banjir
Kalsel Mencapai Rp 1,127 Triliun. Diakses pada 7 April 2021, dari
https://www.merdeka.com/peristiwa/total-kerusakan-dan-kerugian-banjir-
kalsel-mencapai-rp-1127-triliun.html#:~:text=Merdeka.com%20%2D
%20Badan%20Nasional%20Penanggulangan,Februari%202021%20pukul
%2018.00%20WIB.

Anda mungkin juga menyukai