39
40
kondisi tersebut adalah strategisnya Indonesia sebagai pusat
perdagangan dunia. Namun, dampak buruk dari kondisi
geografis Indonesia adalah berbagai bencana nonalam yang
dapat terjadi di Indonesia. Dalam kondisi geologisnya,
Indonesia berada di daerah bertemunya tiga lempeng tektonik
besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng
Pasifik. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki akomodasi
minyak dan gas alam. Namun, hal ini juga yang dapat
menimbulkan berbagai bencana alam. Sedangkan berdasarkan
kondisi hidrologis, Indonesia memiliki perairan yang baik
dimana Indonesia memiliki banyak daerah yang memiliki
sumber air seperti sungai dan danau. Namun, bencana alam
berupa banjir dapat terjadi dari waktu ke waktu. Dan pada
kondisi demografisnya, Indonesia berada pada peringkat
keempat di dunia yang memiliki penduduk paling banyak
dengan jumlah 260,580,739 jiwa (Juli 2017). 40
40
CIA.gov, The World Factbook,
https://www.cia.gov/library/publikations/resources/the-world-
factbook/geos/id.html, diakses pada 17 Oktober 2017.
41
41
Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Potemsi dan Ancaman
Bencana https://www.bnpb.go.id/home/potensi, diakses pada 20
Januari 2018
42
Provinsi Kalimantan Timur memiliki kenaikan
pertumbuhan penduduk yang cukup berarti dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2000, jumlah penduduk Kalimantan Timur
tercatat sebesar 2.436.545 jiwa dan kemudian pada tahun 2008
jumlah penduduk Kalimantan Timur tercatat menjadi sebesar
3.044.961 jiwa. Selain pertumbuhan penduduk yang cukup
pesat, Kalimantan Timur juga mengalami perubahan fungsi
lahan yang cukup signifikan dan memiliki dampak yang cukup
besar terhadap kondisi alam daerah. Dalam kurun waktu dari
1994 hingga 2004, wilayah Kalimantan Timur mengalami
perubahan funsi lahan, yaitu berkurangnya kawasan hutan
seluas 1,85 juta Ha (11,52%), kemudian bertambahnya
kawasan pemukiman menjadi 52,53 ribu Ha (165,22%), lalu
bertambahnya kawasan perkebunan seluas 233,55 Ha
(6.926,31%), dan berkurangnya kawasan pertanian lahan
basah (sawah) seluas 357,25 (-79,16%), berkurangnya hutan
mangrove yang menjadi tambak seluas 235,03 ribu Ha
(42.347,64%) serta bertambahnya kawasan tanah terbuka dan
areal bekas tambang seluas 31,43 ribu Ha (416%).
1. Bencana Banjir
a. Hujan
42
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Timur,
Laporan Akhir: Pemetaan Daerah Potensi Bencana di Provinsi
Kalimantan Timur, 2013, hal. 4.
45
43
Dedi Mulyono, Analisis Karakteristik Curah Hujan di Wilayah
Kabupaten Garut Selatan, 2014, ISSN: 2302-7312 Vol. 13 No. 1.
44
Firdaus Noor, Master Plan Perubahan Iklim Kalimantan Timur,
2016, Dewan Daerah Perubahan Iklim.
46
penyebab sering terjadinya bencana banjir di Kalimantan
Timur.
b. Sistem irigasi
45
Liputan 6, Banjir Besar Melanda Kutai Kartanegara, 2007,
http://news.liputan6.com/read/141943/banjir-besar-melanda-kutai-
kartanegara, diakses pada 6 Maret 2018
47
46
Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air Direktorat Irigasi dan Rawa, Pedoman Umum Modernisasi
Irigasi (Sebuah KAjian Akademik), 2011, hal.1.
48
donor yang terabung dalam Consultative Group on Indonesia
(CGI).47
a. Faktor Alam
47
Luca Tacconi, Kebakaran Hutan di Indonesia: Penyebab, Biaya
dan Implikasi Kebijakan, (Bogor: Center for International Forestry
Research (CIFOR)), 2003, hal. 1.
48
Irwandy, Jumani, dan Ismail B, Upaya Penanggulangan
Kebakaran Hutan Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai
Kartanegara Kalimantan Timut.
49
b. Faktor Manusia
49
Republika, Kebakaran Hutan Kaltim Mencapai Rp 155.611,58 Ha,
Kerugian Diperkirakan Rp 2,67 Triliun, 1998,
http://www.seasite.niu.edu/indonesian/bacaan/Readings_Intermediat
e/Republika/Republika3/Default.htm, diakses pada 7 Maret 2018
51
50
Aseanty Pahlevi, Gambut yang Gampang Terbakar. Mengapa?
2015, http://www.mongabay.co.id/2015/12/17/gambut-yang-
gampang-terbakar-mengapa/, diakses pada 7 Maret 2018
51
Firman Hidayat, Hutan Raya Bukit Suharto Terbakar, 7 Hektare
Tanaman Hangus, 2015,
https://nasional.tempo.co/read/707031/hutan-raya-bukit-suharto-
terbakar-7-hektare-tanaman-hangus, diakses pada 7 Maret 2018
52
Kalimantan Timur dan menyebabkan banyak kerugian
sehingga diperlukan sarana yang tepat untuk menanggulangi
bencana tersebut. Beberapa upaya telah dilakukan untuk
menanggulangi bencana alam namun masih kerap terjadi
bencana di Kalimantan Timur, upaya yang telah dilakukan
adalah dalam bentuk Undang-Undang, selain itu juga
penanganan langsung terhadap kejadian bencana banjir dan
bencana kebakaran hutan.
52
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Direktorat Pengairan dan
Irigasi, Kebijakan Penanggulangan Banjir di Indonesia.
53
53
Presiden Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.
54
Tahun 2013. Perda Provinsi Kalimantan Timur No 2 Tahun
2013 ini yang menjadi pokok pikiran latar belakang
dibentuknya Perda ini adalah kondisi geografis dan demografis
Kalimantan Timur yang termasuk dalam daerah rawan
bencana seperti kebakaran, tanah longsor dan banjir. Dengan
terjadinya bencana tersebut, hal tersebut dapat berdampak
pada tatanan kehidupan masyarakat dan pemerintah baik yang
bersifat fisik maupun non fisik, berdampak pada kerusakan
lingkungan, dapat menyebabkan kerugian harta benda,
dampak psikologis, dan memakan korban jiwa. Selain itu,
dampak yang dapat terjadi dari bencana tersebut adalah
penghambatan dan gangguan terhadap kehidupan masyarakat
dan juga menghambatnya pelaksanaan pembangunan daerah
sehingga diperlukan adanya upaya antisipasi dan
penanggulangan yang terkoordinir, terpadu, cepat dan tepat.
54
Pemerintah Kalimantan Timur, Salinan Peraturan Daerah
Provinsi Kalimantan Timur Nomor 2 Tahun 2013 Tentang
Penanggulangan Bencana Daerah.
56
Kalimantan Timur secara tuntas. Penanggulangan bencana
yang dilakukan oleh Pemerintah Kalimantan Timur masih
berfokus kepada penyelesaian bencana secara lokal atau
domestik. Masyarakat masih khawatir atas bencana yang terus
terjadi secara terus menerus.
55
Lany Erinda Ramadhani, Banjir Sebagai Dampak Deforestasi di
Kal-Tim”, hal 16.
57
56
Putri Widyanti, Kismartini dan Maesaroh, Implementasi Kebijakan
Penanggulangan Banjir (Studi Kasus Proyek Normalisasi Banjir
Kanal Barat dan Ikan Kali Garang.
57
Meutia Febrina Anugrah, Atasi Banjir, Indonesia Bisa Contoh
Singapura Mengenai Hunian Vertikal,
https://economy.okezone.com/read/2014/02/24/471/945596/atasi-
banjir-indonesia-bisa-contoh-singapura-mengenai-hunian-vertikal,
diakses pada 10 Maret 2018
58
detikNews, Pemerintah Singapura Ungkap Penyebab Besar di
Orchard Road, https://news.detik.com/berita/1402507/pemerintah-
singapura-ungkap-penyebab-banjir-besar-di-orchard-road, diakses
pada 11 Maret 2018
58
vertikal dan sistem drainase di Kalimantan Timur belum
seperti di Singapura. Sistem drainase masih dibangun dan
masih adanya permasalahan ekonomi menjadi penghambat
dibangunnya drainase di Kalimantan Timur. Sehingga,
penanggulangan bencana banjir belum secepat
penanggulangan banjir di Singapura.
59
Luca Tacconi, Op. Cit., hal. 4.
59
60
Irwandi, Jumani, dan Ismail B, Lop. Cit., hal. 4