Anda di halaman 1dari 5

1.1.

LATAR BELAKANG
Bencana alam merupakan suatu rangkaian yang disebabkan oleh alam itu sendiri antara lain
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Dalam statusnya jika bencana alam tersebut sudah mencapai angka atau skala luas maka
bencana tersebut termasuk kedalam bencana nasional. Indonesia merupakan negara yang
banyak mengalami bencana alam tersebut. Bukan tidak mungkin hal ini dikarenakan
banyaknya gunung berapi yang masih aktif, ataupun kerusakan alam yang terjadi di
Indonesia disebabkan oleh manusia sendiri menyebabkan bencana alam tersebut dapat
terjadi. Masalah yang terus menerus terjadi setiap tahun di Indonesia adalah kebakaran hutan,
menyebabkan Indonesia menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca ketiga di Dunia. Hal ini
disebabkan konservasi lahan dan kebaran hutan dan lahan serta deforestasi yang ada. Bukan
alam saja yang mengalami permasalahan, tetapi juga berdampak pada aspek sosial, budaya,
dan hubungan antar negara menjadi terganggu. Akibatnya banyak aktivitas dari masyarakat
yang terganggu dan masyarakat juga terganggu kesehatannya. Kebakaran hutan bisa juga
terjadi karena kondisi lahan yang sangat kering akibat musim kering yang melanda
Indonesia, ditambah dengan faktor manusia yang terus mengeksploitasi hutan secara besar-
besaran. Kondisi yang kering pada musim kering ini mempengaruhi sebagian wilayah
Indonesia ditambah lagi dengan adanya siklon tropis (Syaifullah, 2015).
Banyak fenomena yang terjadi di alam semesta yang tidak bisa terduga. Salah satu fenomena
alam yang terjadi di alam semesta adalah Siklon Tropis. Siklon Tropis adalah sistem tekanan
rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh diatas perairan hangat dengan
wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum sedikitnya 34 knot pada lebih
dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya 6 jam. Tidak
hanya itu siklon tropis ini juga merupakan badai dengan kekuatan yang besar dengan radius
rata-rata siklon tropis tersebut mencapai 150km – 200km. Siklon tropis ini juga terbentuk
diatas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat dengan suhu
melebihi 26.5oC. Daerah pertumbuhan siklon tropis mencakup Atlantik Barat, Pasifik
Timur, Pasifik Utara bagian barat, Samudera Hindia bagian utara dan selatan,
Australia dan Pasifik Selatan. Sekitar 2/3 kejadian siklon tropis terjadi di belahan
bumi bagian utara. Sekitar 65% siklon tropis terbentuk di daerah antara 10° -20° dari
ekuator, hanya sekitar 13% siklon tropis yang tumbuh diatas daerah lintang diatas
20° , sedangkan di daerah lintang rendah (0° -10°LS/LU) siklon tropis jarang
terbentuk (Syaifullah, 2015). Siklon ini juga menjadi salah satu fenomena alam yang
berhubungan dengan angin atau tekanan udara selain badai, topan, dan tornado. Siklon tropis
juga dibagi dalam empat jenis antara lain tropical depression (depresi tropis), tropical strom
(badai tropis), hurricane (angin rebut), dan major hurricane (badai besar). Siklon tropis ini
menjadi dari sekian banyak fenomena alam yang harus diwaspadai masyarakat dunia
terkhusus Indonesia karena perubahan iklim. Siklon tropis ketika sistem cuaca ketika angin
berputar ke dalam area dengan tekanan atmosfer rendah dan BKMG juga menghimbau
untuk masyarakat untuk dapat waspada dengan fenomena siklon tropis. Penulisan makalah
ini untuk mengetahui tentang siklon tropis, bagaimana siklon tropis terbentuk, dampak
terjadi, dan musim siklon di sekitar Indonesia. Sehingga dengan penulisan menjadi
pendukung untuk menambah pengetahuan mengenai siklon tropis yang ada di Indonesia.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan siklon tropis ?
2. Bagaimana proses terjadinya siklon tropis ?
3. Bagaimana Skala dan struktur siklon tropis yang terjadi ?
4. Apa dampak siklon tropis pada kehidupan yang ada ?
5. Bagaimana antisipasi siklon tropis dan wilayah yang terkena di Indonesia ?
Musim Siklon di Sekitar Indonesia
Indoensia terletak dalam garis khatulistiwa yang membuat Indonesia tidak menjadi
lintasan yang dilalui oleh siklon tropis tersebut. Namun, ada beberapa wilayah di
Indonesia yang terkena fenomena siklon tropis ini seperti tahun 2008 di Banten bagian
barat terbentuk siklon tropis Roise, siklon tropis Kirrily yang terbentuk di sekitaran
Kepulauan Aru, dan tahun 1951 hingga 2006 terdapat kejadian siklon tropis di wilayah
pasifik barat laut yang dimana ini dekat dengan wilayah Indonesia yang terutama di
wilayah 90o hingga 150o BT dan 30o LS hingga 30o LU (Syaifullah, 2015). Namun,
kejadian siklon tropis juga pernah terjadi di laut Arafura selatan Papua Barat pada tahun
2009, pada tahun 2017 terdapat di perairan selatan Yogyakarta – Jawa Tengah, dan pada
tahun 2021 terdapat kejadian di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah. Dalam
pembagiannya di Indonesia terdapat dua pembagian wilayah yang terkena musim siklon
tropis yaitu siklon tropis di sebelah selatan Indonesia dan siklon tropis di sebelah utara
Indonesia.
Siklon tropis di sebelah selatan Indonesia jika dilihat dengan data yang ada selama 42
tahun bahwasannya di bagian selatan Indonesia banyak terjadi siklon tropis dengan
tingkat presentase kejadian setiap bulannya berberda diimulai dari Februari (23%), Maret
(22%), Januari (21%), Desember (14%), dan April (11%). Siklon tropis di wilayah
Indonesia bagian selatan paling sering terjadi pada bulan Februari dengan jumlah
kejadian sebanyak 122 selama 42 tahun dan rerata kejadian setiap tahun mencapai 2,9
kejadian. Namun demikian ada saatnya pula di bulan Februari tidak terdapat satupun
kejadian siklon tropis seperti pada tahun 1967, 1990 dan 2002. Namun dari semua
kejadian yang ada selama 42 tahun bulan Juni dan Agustus frekuensi terjadi siklon tropis
ini menjadi paling terkecil atau tidak pernah sekalipun terdapat kejadian siklon tropis.
Kejadian siklon tropis tidak hanya terjadi di Indonesia bagian selatan saja tetapi
Indonesia bagian utara juga mengalami siklon tropis ini. Dari data menunjukkan selama
56 tahun bahwa diketahui wilayah Indonesia yang sebelah utara mengalami siklon tropis
terbanyak pada Agustus (20%), September (18%), Juli dan Oktober (15%). Dimana
terdapat 5,2 kejadian siklon tropis per tahun dan kondisi yang pernah terjadi paling
ekstrim pada tahun 1960 dengan jumlah 13 kejadian dalam sebulan dan kejadian paling
sedikit terjadi pada tahun 1980 yaitu sebanyak 2 kejadian dalam sebulan. Pada bulan
Agustus yang menjadikan bulan paling sibuk bagi pertumbuhan siklon tropis di wilayah
bagian utara Indonesia, dari 323 kejadian terdapat 107 kejadian yang berkembang
menjadi badai tropis dan 81 diantaranya berkembang menjadi hurricane. Februari
menepatkan diri bulan paling sedikit jumlah kejadian siklon tropis dengan 13 kejadian
dan hanya terdapat siklon tropis saja yang berkembang menjadi hurricane.
Antisipasi Siklon Tropis
Fenomena siklon tropis perlu diwaspadai karena banyak menyebabkan dampak yang
merugikan orang banyak. Sebagai contoh yang terjadi di Nusa Tenggara Timur pada
tahun 2021 setidaknya terdapat 12.000 warga yang terdampak siklon tropis dan itu
merupakan angka yang cukup besar sehingga kita perlu antisipasi jika kita mengalami
kejadian yang serupa sehingga tidak banyak korban yang terkena dalam kejadi siklon
tropis ini. Terdapat beberapa antisipasi yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP)menjelang musim penghujan.
Dimana jika warga yang tinggal di perbukita dengan tingkat kemiringan 30 derajat,
maka harus melakukan evakuasi dini dan ekstra waspada.
2. Pemeriksaan terhadap daerah aliran sungai. Material yang menyebabkan
penyumbatan harus segera dibersihkan, dimana semua pihak harus terlibat dalam
pemeriksaan daerah aliran sungai.

3. Membuat ‘Rencana Aksi Tanggap Darurat’ yang mencakup pencegahan, peringatan,


respon tanggap darurat, kriteria evakuasi, penutupan fasilitas, pemulihan bencana dan
personil inti. Aktifkan rencana aksi tanggap darurat saat siklon tropis teramati oleh
pihak berwenang.
4. Menunjuk Koordinator dan Tim Aksi Tanggap Darurat. Pastikan bahwa anggota tim
memahami tugas dan tanggungjawabnya. Anda juga diharapkan telah menyiapkan
perlengkapan tanggap darurat dalam kondisi yang siap untuk digunakan.
5. Pasca kejadian siklon tropis segera pulihkan kembali setiap sistem proteksi kebakaran
serta peralatan keamanan pada kesempatan pertama. Informasikan setiap kerusakan
sistem proteksi kebakaran
6. Pastikan mengetahui bagaimana menghubungi layanan tanggap darurat dan lembaga
pemerintahan terkait seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atau
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
7. Periksa fasilitas milik Anda untuk memastikan bahwa bagian penting seperti atap dan
gudang dalam kondisi yang baik. Bersihkan talang dan saluran air. Pastikan pompa
pembuangan dapat beroperasi dengan benar. Amankan semua peralatan yang
dipasang di luar gedung.

Sumber :

Syaifullah, M. D. (2015). Siklon Tropis, Karasteristik Dan Pengaruhnya Di Wilayah Indonesia


Pada Tahun 2012. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, 16(2), 61.
https://doi.org/10.29122/jstmc.v16i2.1048

Jati, R (2021). Upaya Antisipasif Hindari Dampak Cuaca Ekstrim Siklon Tropis.
https://www.bnpb.go.id/berita/upaya-antisipatif-hindari-dampak-cuaca-ekstrem-siklon-
tropis (Diakses 12 Oktober 2023)

Jati, R (2021). Lebih dari 12.000 Warga Masih Mengungsi Akibat Siklon Tropis Seroja.
https://www.bnpb.go.id/berita/-update-lebih-dari-12-000-warga-masih-mengungsi-akibat-
siklon-tropis-seroja (Diakses 12 Oktober 2023)

Anda mungkin juga menyukai