Seroja serta Langkah Mitigasi yang Tepat untuk Mengurangi Dampak yang
Ditimbulkan
Abstrak
Dalam penelitian kali ini, penulis membahas secara umum mengenai analisis potensi
wilayah Nusa Tenggara Timur sebagai wilayah terdampak Siklon Tropis Seroja.
Lokasi Nusa Tenggara Timur yang terletak di wilayah tenggara Indonesia, dengan
terdiri dari beberapa pulau, dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia
menyebabkan potensi wilayah ini sangat besar dalam hal dampak kerugian akibat
Siklon Tropis. Analisis ini dilakukan berdasarkan data lokasi NTT serta data
beberapa variabel meteorologi yang berkaitan dengan peristiwa Siklon Tropis Seroja
untuk melihat bagaimana kondisi meteorologis di wilayah NTT dalam periode waktu
kejadian Siklon Tropis Seroja serta bagaimana dampaknya. Peristiwa Siklon Tropis
ini menyebabkan di wilayah NTT dari periode waktu 1-7 April 2021 mengalami
peningkatan curah hujan yang memicu terjadinya banjir dan tanah longsor,
peningkatan kecepatan angin yang menyebabkan kerusakan fasilitas publik, serta
penurunan intensitas penyinaran matahari yang menyebabkan durasi banjir menjadi
lebih lama.
Kurangnya perhatian pemerintah terhadap bencana Siklon Tropis ini mengakibatkan
belum adanya langkah mitigasi yang maksimal untuk mengurangi dampak dari
peristiwa siklon tropis. Indonesia perlu berkaca dari negara tetangga yaitu Australia
yang sangat maju dalam hal mitigasi bencana siklon tropis. Langkah mitigasi yang
bisa dilakukan yaitu, pemerintah harus lebih memberikan perhatian lagi terhadap
bencana siklon tropis, melakukan pembaruan standar konstruksi bangunan dan atap
yang tahan akan kecepatan siklon, memperbaiki sistem telekomunikasi dan listrik
dengan menerapkan sistem jaringan kabel bawah tanah, serta meningkatkan
manajemen pengolahan sampah dengan baik untuk mengurangi potensi kerusakan
akibat banyaknya barang yang berterbangaan apabila siklon menghantam.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang letaknya sangat strategis, karena terletak di
antara 2 benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta terletak di antara 2
samudera, yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Namun, Indonesia juga
memiliki potensi terjadinya bencana yang cukup besar dengan jenis bencana yang
variatif, mulai dari gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, gunung meletus,
bahkan siklon tropis. Peristiwa bencana yang baru saja terjadi dan cukup menyita
perhatian masyarakat Indonesia yaitu kejadian bencana Siklon Tropis Seroja yang
menghantam Nusa Tenggara Timur dan wilayah sekitarnya pada 4 April 2021
memicu terjadinya hujan deras disertai angin kencang, banjir bandang, serta tanah
longsor di sejumlah kabupaten di sana sehingga menimbulkan banyak kerugian,
baik itu korban jiwa maupun harta benda. Mengingat dampak dari bencana Siklon
Tropis ini cukup besar karena dapat memicu terjadinya bencana-bencana yang lain,
maka perlu adanya analisis mengenai kondisi NTT sehingga berpotensi mengalami
bencana Siklon Tropis dan bagaimana proses terbentuknya siklon di wilayah
tersebut, serta bagaimana dampaknya terhadap kehidupan masyarakat setempat.
Selain itu, perlu juga dilakukan langkah mitigasi yang tepat agar kerugian yang
disebabkan oleh bencana ini dapat diminimalisir apabila suatu saat terjadi lagi.
Kajian Pustaka
2.1 Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
Berdasarkan sumbernya, bencana dibagi menjadi tiga, yaitu:
● Bencana alam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian
peristiwa oleh alam
● Bencana nonalam, adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa/serangkaian peristiwa nonalam
● Bencana sosial, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian
peristiwa oleh manusia
2.2 Mitigasi
Mitigasi Bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Tujuan dilakukannya mitigasi
bencana yaitu:
● Mengurangi dampak yang ditimbulkan, khususnya bagi penduduk
● Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan
● Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta
mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan
bekerja dengan aman.
Siklon tropis dikenal dengan berbagai istilah di muka bumi, yaitu "badai tropis" atau
"typhoon" atau "topan" jika terbentuk di Samudra Pasifik Barat, "siklon" atau
"cyclone" jika terbentuk di sekitar India atau Australia, dan "hurricane" jika terbentuk
di Samudra Atlantik. Ukuran siklon tropis menyatakan diameter wilayah yang
mengalami gale force wind (angin kencang). Ukuran siklon tropis bervariasi. mulai
dari 50 km hingga 1100 km. Sekitar 65% siklon tropis terbentuk di daerah lintang
antara 10° - 20° dari ekuator, hanya sekitar 13% siklon tropis yang tumbuh diatas
daerah lintang 20° ke atas, sedangkan di daerah lintang rendah (0° - 10°) siklon
tropis jarang terbentuk. Daerah pertumbuhan siklon tropis dapat dibagi menjadi 7
(tujuh) wilayah. Ini mencakup wilayah lautan di seluruh dunia.
3. Pasifik Barat Laut Sebelah Barat 180° BT, termasuk Laut Cina
Selatan
Metode Penelitian
Data yang digunakan adalah data curah hujan harian, lama penyinaran matahari,
serta kecepatan angin maksimal yang di ambil dari Stasiun Meteorologi Mali (Kab.
Alor), Stasiun Meteorologi Gewayantana (Kab. Flores Timur), Stasiun Meteorologi El
Tari (Kota Kupang), Stasiun Meteorologi Komodo (Kab. Manggarai Barat), Stasiun
Meteorologi Frans Sales Lega (Kab. Manggarai), dan Stasiun Meteorologi
Fransiskus Xaverius Seda (Kab. Sikka), Nusa Tenggara Timur. Data-data ini
kemudian diolah menggunakan Python untuk melihat bagaimana kondisi
meteorologis di NTT saat peristiwa Siklon Tropis Seroja terjadi, dan bagaimana
dampaknya terhadap kehidupan masyarakat setempat. Selain itu ada juga data
terkait lokasi wilayah NTT, dan data terkait langkah mitigasi terhadap bencana
Siklon Tropis yang diperoleh melalui studi literatur paper/jurnal/publikasi lainnya.
Hasil dan Pembahasan
3.1 Analisis Kondisi NTT terkait Potensi sebagai Wilayah Terdampak Siklon
Tropis
Berdasarkan letak astronomisnya, NTT terletak pada 8 o-12o lintang selatan, yang
mana pada daerah ini tergolong daerah yang sangat rawan sebagai wilayah
terbentuknya Siklon Tropis, di mana berdasarkan data BMKG, 65% dari seluruh
Siklon Tropis yang terbentuk di seluruh dunia berada di daerah lintang antara 10°-
20° dari ekuator. Dari kondisi morfologinya sendiri, NTT merupakan wilayah yang
terdiri dari pulau pulau yang juga berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di
bagian selatan wilayahnya. Tentu saja hal ini menyebabkan potensi pertumbuhan
Siklon Tropis di sekitar wilayah tersebut sangat besar mengingat daerah
pertumbuhan Siklon Tropis adalah wilayah lautan yang luas.
Dari hasil plot curah hujan dari beberapa Stasiun Meteorologi di NTT serta plot rata
ratanya, dapat dilihat bahwa ada kecenderungan peningkatan curah hujan di wilayah
NTT pada tanggal 1-7 April 2021. Hal ini berkaitan dengan kejadian Siklon Tropis
Seroja di mana pada pada tanggal 1 merupakan fase awal terbentuknya siklon
tropis. Seiring bertambahnya waktu, bibit siklon semakin bertumbuh hingga
puncaknya di NTT pada tanggal 4 April 2021 dan bergerak ke arah barat daya ke
Samudera Hindia. Pada rentang waktu tersebut siklon tropis yg terbentuk di wilayah
NTT yang merupakan pusat tekanan rendah menyebabkan aliran udara di
sekitarnya bergerak menuju ke pusat tekanan rendah tersebut sehingga
menyebabkan terjadinya konvergensi yang menghasilkan pembentukan awan hujan
yang tebal dan berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas besar. Hujan
dengan intensitas besar inilah yang memicu terjadinya bencana banjir dan tanah
longsor di wilayah NTT.
Dari hasil plot kecepatan angin maksimum di beberapa stasiun dan rata-ratanya di
wilayah NTT, dapat dilihat pada periode kejadian Siklon Tropis Seroja terdapat
peningkatan kecepatan angin yang signifikan di wilayah NTT. Hal ini disebabkan
karena di sekitar wilayah terbentuknya pusat siklon tropis, angin bergerak dengan
kecepatan tinggi yang berpotensi untuk menyebabkan kerusakan di wilayah yang
dilaluinya. Hal ini sesuai dengan kejadian yang terjadi di wilayah NTT di mana angin
kencang di wilayah tersebut menyebabkan kerusakan beberapa infrastruktur dan
pohon tumbang.
Dari hasil plot lama penyinaran matahari di beberapa stasiun dan rata-ratanya di
NTT, dapat dilihat bahwa pada rentang waktu 3-6 April cenderung lebih rendah dari
hari lainnya bahkan mendekati 0 jam. Hal ini disebabkan karena kejadian Siklon
Tropis Seroja yang terbentuk di wilayah NTT menyebabkan pembentukan awan
hujan yang tebal sehingga menghalangi radiasi sinar matahari yang seharusnya
mencapai permukaan. Dengan kurangnya intensitas penyinaran matahari ini
kemungkinan memicu rendaman banjir di wilayah NTT tidak cepat surut karena
kurangnya evaporasi.
Kesimpulan
Bencana Siklon Tropis Seroja yang menghantam wilayah Nusa Tenggara Timur dan
mengakibatkan banjir, tanah longsor dan angin kencang pada awal April 2021 ini
disebabkan karena lokasi wilayah NTT yang terletak di 8 o-12o lintang selatan
merupakan lokasi dengan pertumbuhan siklon yang ideal. Selain itu, karena wilayah
NTT berbatasan langsung dengan Samudera Hindia juga menjadi faktor pendukung
terbentuknya Siklon Tropis Seroja di wilayah tersebut karena salah satu syarat
terbentuknya siklon tropis adalah wilayah laut yang luas serta hangat dengan suhu
lebih dari 26oC.
Langkah mitigasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu memberikan perhatian
lebih terhadap bencana siklon tropis, melakukan pembaharuan kebijakan terkait
standar pembangunan infrastruktur yang tahan akan kecepatan angin akibat siklon,
melakukan manajemen jaringan listrik dan telekomunikasi serta tata kota dan pohon
sehingga meminimalisir potensi kerusakan saat angin kencang terjadi, serta
meningkatkan manajemen sampah dan barang-barang yang mudah terbang saat
bencana siklon terjadi.
Daftar Pustaka
http://meteo.bmkg.go.id/siklon/learn/01/id diakses pada 24 April 2021 pukul 13.05
WIB
https://theconversation.com/siklon-tropis-seroja-mungkin-akan-hantam-indonesia-
tiap-tahun-tapi-belum-dimasukkan-kluster-bencana-158619 diakses pada 25 April
2021 pukul 20.12 WIB
https://dataonline.bmkg.go.id/ diakses pada 26 April 2021 pukul 19.30 WIB
https://nasional.okezone.com/read/2021/04/06/337/2390114/siklon-tropis-seroja-
kepala-bmkg-baru-pertama-kali-terjang-daratan-indonesia-biasanya-hanya-di-laut
diakses pada 26 April 2021 pukul 21.00 WIB