DISUSUN OLEH :
Shabila Shamsa
030.12.253
PEMBIMBING :
5. ANALISIS KOMPONEN
a. Hazzard
Banjir merupakan bencana yang sering terjadi di Kota Bogor.
Hampir sebagian besar wilayah tergenang pada saat curah hujan tinggi
termasuk perumahan, Sekolah Dasar dan unit kesehatan seperti
Puskesmas.
Adapun kebiasaan masyarakat dalam menghadapi banjir adalah
sebagai berikut:
1) Apabila terjadi banjir, tidak ingin langsung di evakuasi. Mereka sudah
terbiasa dengan bencana banjir sehingga memiliki persiapan yang baik,
contohnya adalah mempersiapkan jukong dan membuat ampar-ampar.
2) Mereka mau dievakuasi apabila kondisinya sudah sangat parah.
3) Sosialisasi mengenai banjir dan bahayanya sudah sering kali dilakukan
oleh pihak BPBD, namun masyarakat tetap dengan pendiriannya
dengan bertahan selama mungkin di rumahnya masing-masing.
Kebiasaan masyarakat dalam menghadapi banjir tersebut menjadikan
pemerintah dan pihak-pihak terkait kebencanaan di Kota Bogor tidak
menyediakan tempat khusus untuk dijadikan tempat evakuasi sementara.
6. VULNERABILITY
Kerentanan adalah keadaan atau suatu sifat atau perilaku manusia yang
menyebabkan ketidakmampuan untuk menghadapi bahaya atau ancaman.
A. Fisik
Hampir sebagian besar wilayah di Kota Bogor tergenang pada saat
curah hujan tinggi. Ketinggian air ketika terjadi bencana banjir
mencapai 2-3 meter. Secara geografis, sebagian wilayah Kota Bogor
Potensi sumber daya air permukaan wilayah Kota Bogor diidentifikasi
dari adanya 2 sungai besar dan 7 anak sungai. Secara keseluruhan
anak-anak sungai itu membentuk pola aliran pararel-subpararel
sehingga mempercepat waktu mencapai debit puncak (time to peak)
pada 2 sungai besar yaitu sungai Ciliwung dan Cisadane yang apabila
meluap bisa menyebabkan banjir.
B. Sosio, Ekonomi, dan Pendidikan
Kondisi fisik dan sarana prasarana pendidikan di sekolah-sekolah
sudah cukup baik sehingga sudah banyak masyarakat yang memiliki
usaha yang maju di daerah kota tersebut.
7. CAPASITY
Sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, kota Bogor memiliki sarana
pelayanan kesehatan yang paling lengkap di provinsi ini. Sampai tahun
2012, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor telah memiliki 3 rumah sakit dan 5
puskesmas yang tersebar. Pelayanan kesehatan dasar tersebut meliputi
pelayanan spesialis bedah, pelayanan spesialis penyakit dalam, pelayanan
spesialis anak serta pelayanan spesialis kebidanan dan kandungan.
8. DISASTER MANAGEMENT
Pra Bencana
A. Pencegahan
Pencegahan dengan cara memberikan peringatan kepada warga
agar dapat waspada terhadap datangnya banjir, diharapkan juga
dapat menyadarkan warga untuk memperhatikan penyerapan air di
sekitar lingkungan rumah, bisa dengan memperbaiki selokan dan
menambah lahan untuk penghijauan
B. Mitigasi
Pada fase ini dilakukan usaha-usaha untuk meredam dan
mengurangi bencana dan juga meredam atau mengurangi dampak
bencana. Pada fase ini bidang kesehatan lebih cenderung pasif,
dengan melakukan pengobatan dan upaya kesehatan yang
insidentil dan screening penderita banjir melalui pengobatan
massal. Fase ini lebih banyak diperankan oleh institusi lainnya
dengan,
a) Pengenalan faktor resiko/Hazard, penyebab-penyebab harus
dikenali
b) Rencana mereduksi faktor resiko, jika penyebab dikenali
makan faktor resiko diturunkan atau dihilangkan
c) Rencana mengurangi dampak bencana (Mitigation Plan),
jika bencana tidak dapat dihindari maka dilakukan rencana
pengurangan dampak bencana
Bentuk upaya mitigasi non struktural yang dapat dilakukan oleh
masyarakat di kawasan rawan banjir antara lain:
a) Mengetahui akan ancaman banjir termasuk banjir yang
pernah terjadi dan mengetahui letak daerah yang banjir dan
mengetahui seberapa tinggi banjir di daerah tersebut.
b) Mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan-pelatihan
dalam menghadapi bencana seperti pelatihan pertolongan
pertama pada kondisi tanggap darurat dan lain-lain.
c) Berperan aktif pada posko banjir
C. Kesiapsiagaan
a) Penyusunan dan uji coba bencana penanggulangan
kedaruratan bencana
b) Pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem
peringatan dini
c) Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan
kebutuhan dasar
d) Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang
mekanisme tanggap darurat, berupa:
Menempatkan barang barang elektronik (pemanas air,
panel,meteran dan peralatan listrik) serta barang
berharga (ijasah, sertifikat tanah, dll) di tempat yang
tinggi (tidak terjangkau bencana banjir)
Menyiapkan alamat/no telp yang penting untuk
dihubungi.
Menyediakan barang-barang kebutuhan darurat saat
memasuki musim penghujan ( seperti radio, obat
obatan, makanan, minuman, baju hangat dan pakaian,
senter, lilin, selimut, pelampung, ban dalam mobilatau
barang-barang yang bisa mengapung, tali dan korek api.
Pindahkan barang-barang rumah tangga seperti
furniture ke tempat yang lebih tinggi
Menyimpan surat-surat penting di dalam tempat yang
tinggi, kedap air dan aman
e) Penyiapan lokasi evakuasi
f) Penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran
prosedur tetap tanggap darurat bencana, dan
g) Penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan
untuk pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana.
h) Mengorganisasikan sistem keamanan pada keadaan darurat,
khususnya rumah hunian yang ditinggal mengungsi.
i) Koordinasi antara BMG, media massa, pejabat setempat
dan masyarakat yang terkait.
j) Penyiapan bahan dan material untuk tanggul yang jebol.