Anda di halaman 1dari 11

CBL-DAMPAK MELUAPNYA DEBIT AIR BENDUNGAN KRENCENG

TERHADAP DEMO PLOT SEKTOR PERTANIAN DESA PENOLEH


Makalah Ini Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Manajemen Sumberdaya Alam Dan Lingkungan”

DOSEN PENGAMPU:
Bayu Mahendra, S.P.,M.MA.

DISUSUN OLEH:
1. Dwiki Nurchayat (02103002)
2. Farinda Trilisatianingrum (02103004)
3. Friska Kristiana(02103005)
4. Inez Irma Azalia(02103006)
5. Sekar Sukmaningsih(02103008)
6. Hanan Prasetyo(02103009)
7. Muhammad Fuad Zain Amarullah(02103010)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


UNIVERSITAS PERWIRA PURBALINGGA
PURBALINGGA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana Banjir adalah bencana


yang sering terjadi di wilayah Indonesia. Bencana yang disebabkan oleh faktor
hidrometeorologi ini selalu meningkat setiap tahunnya. Meskipun terkadang tidak
menimbulkan banyak korban jiwa, bencana ini tetap saja merusak infrastruktur
dan mengganggu stablitas perekonomian masyarakat secara signifikan.
Karakteristik banjir sangat beragam. Banjir dapat disebabkan karena curah
hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi serapan tanah yang cukup. Atau dapat
terjadi dalam bentuk rob atau bandang. Oleh karena itu, kita harus siap untuk
mengantisipasi setiap jenis bencana banjir.
Pada Tahun 2021 Desa Cilapar dan Penolih di Kecamatan Kaligondang
kembali dilanda banjir usai diguyur hujan deras Selasa (12/1). Seperti yang
diketahui banjir yang terjadi di dua desa tersebut disebabkan oleh luapan Sungai
Ranu. Puncak luapan banjir terjadi pada pukul 23:00 malam, bahkan di Desa
Penolih banjir hingga ketinggian pinggang orang dewasa. Meski demikian
genangan kembali surut seiring berjalannya waktu. selain berdampak ke rumah
warga, banjir juga berdampak ke 50 hektare lahan pertanian, dan kerusakan jalan
desa hingga sepanjang 80 meter. Hingga saat ini banjir tidak memakan korban
jiwa maupun kerusakan rumah.
Dampak dari bencana banjir adalah terjadinya berbagai macam kerugian
antara lain pemukiman tenggelam atau tergenang, rusaknya jalan, rusaknya
fasilitas umum, hilangnya dokumen-dokumen penting, terjangkit berbagai macam
penyakit, hilangnya mata pencarian, kerusakan ekosistem serta susahnya
mendapatkan air bersih (Mistra, 2007, p. 19).
Hampir disetiap tahun sebagian kawasan pertanian tersebut mengalami
kerugian panen apabila tanamannya sudah terendam. Mengingat dampak yang

2
terjadi akibat banjir tersebut, maka diperlukan pengetahuan, sikap dan tindakan
untuk menghadapi banjir tersebut.

Berdasarkan penelitian menurut Herfian (2013, p.5) menunjukkan


pengetahuan penanganan banjir di desa Gadingan Kecamatan Mojolaban
Kabupaten Sukoharjo sebanyak 48,9% berada pada kategori sedang. Selanjutnya
pengetahuan penanganan banjir di desa Penolih Kecamatan Kaligondang
purbalingga terdapat 62% kategori berpengetahuan sedang. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa pengetahuan sangat pentingdimiliki oleh masyarakat sebagai
bekal dalam melakukan segala tindakan (Suwarno, 2014, p.93)
Berdasarkan paparan dan pertimbangan di atas, maka dianggap perlu
untuk melakukan Studi Kasus Penyebab Banjir . Adapun yang menjadi fokus
studi kasus dalam penelitian ini adalah kawasan Demo Plot pertanian yang sering
menjadi sasaran banjir, Desa Penolih, Kecamatan Kaligondang.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif karena
menjelaskan suatu peristiwa yang sedang berlangsung pada masa sekarang dan
juga pada masa lampau. Selain itu juga menggunakan metode kualitatif karena
memberikan penjelasan dengan menggunakan analisis.
C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi geografis Desa Penolih, Kecamatan Kaligondang ?


2. Bagaimana keadaan topografi Desa Penolih, Kecamatan Kaligondang ?
3. Bagaimana keadaan ekonomi Desa Penolih, Kecamatan Kaligondang ?
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan kondisi geografis di DesaPenolih,
Kecamatan Kaligondang.
2. Untuk mengetahui keadaan topografi di Desa Penolih, KecamatanKaligondang.
3. Untuk mengetahui bagaimana keadaan perekonomian masyarakat diDesa
PenolihKecamatan Kaligondang.

3
BAB II
PEMBAHASAN

curah hujan yang terjadi pada januari – maret 2021 diperkirakan berkisar
antar 200-500 mm/bulan. Jumlah itu cenderung lebih tinggi dibandingkan tahun
2020. Akibat dari tingginya curah hujan membuat meningkatnya debit air dari
beberapa anak sungai yang menyebabkan meluapnya debit air sungai Ranu
mengakibatkan banjir di sebagian bantaran sungai yang berada di bawah
bendungan krenceng. 50 hektare sawah juga dilaporkan rusak karena terendam
banjir, salah satunya adalah demo plot sentra pertanian di desa penolih. Banjir
merupakan proses maluapnya air sungai ke daratan, sehingga dapat menimbulkan
kerugian harta benda penduduk serta dapat menimbulkan korban jiwa. Banjir juga
dapat merusak bangunan, sarana dan prasarana, lingkungan hidup, serta merusak
tata kehidupan masyarakat. Untuk itu, sudah semestinya dari berbagai pihak perlu
memperhatikan hal-hal yang dapat mengakibatkan banjir dan sedini mungkin
diantisipasi, untuk memperkecil kerugian yang di timbulkan. (Kodoatie, J. Robert
dan sugiyanto, 2002:73)

A. Data fisik lapangan


a. Kondisi geografis
Desa Penolih Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga adalah
salah satu desa dari 18 desa yang termasuk dalam wilayah administrasi
Kecamatan Kaligondang. Terletak di arah timur Kabupaten Purbalingga, dengan
jarak 6 Km dari kantor kecamatan, Jarak Desa Penolih dari kantor bupati
kabupaten Purbalingga sekitar 11 Km. Waktu tempuh menuju pusat kota
kecamatan sekitar 10 menit, sedangkan waktu tempuh menuju ibukota Kabupaten
kira-kira 20 menit, dengan batas-bata desa sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Desa Selanegara,


- Sebelah Selatan : Desa Bandingan,
- Sebelah Barat : Desa Cilapar,
- Sebelah Timur : Desa Sinduraja,

4
Luas desa secara keseluruhan sebesar 312,084 ha. Hal tersebut dapat
dilihat dari luas lahan untuk kegiatan pertanian yaitu sawah sebanyak 120 Ha dan
tanah kering seluas 192,09 Ha. Perincian masing-masing penggunaan lahan di
Desa Penolih dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Luas dan Penggunaan Lahan


No Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1. Tanah Sawah 120 Ha
2. Tanah kering 126,98 Ha
3. Tanah Pekarangan 65,11 Ha
Jumlah 312,09 ha

b. Keadaan topografi
Desa Penolih berada pada daerah datar yang rendah. Penolih sendiri
memiliki kawasan denfarm dengan ketinggian ± 32 mdpl lebih rendah
dibandingkan dengan Bendungan Krenceng yang ketinggiannya ±60 mdpl dan
Sungai Ranu yang ketinggiannya ±50mdpl. Bendungan Krenceng merupakan hulu
dari pengairan pertanian di Desa Penolih. Bendungan Krenceng terletak di sungai
Pekacangan Desa Krenceng, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga. Hulu
hilir merupakan analisa penting dalam pengairan pertanian. Hilir dari pengairan
pertanian di Desa Penolih sendiri berada pada Sungai Ranu. Sungai Ranu
merupakan saluran drainase dari saluran pengairan pertanian di Desa Penolih.

c. Keadaan ekonomi
1. Pertanian
Sebagian besar keluarga di Desa Penolih mempunyai mata pencaharian di
bidang pertanian. Demo plot penolih merupakan salah satu sentra pertanian yang
berada di desa penoleh. Jumlah kepala keluarga yang bekerja di bidang pertanian
sebanyak 667 orang, sedangkan sisanya bekerja di bidang lain seperti pengusaha,
buruh, pedagang, pengangkutan, dan sebagainya. Untuk jelasnya dapat dilihat
pada Ditinjau dari jenis komoditas yang diusahakan, sistem usaha tani yang ada di

5
Desa Penolih yaitu komoditas pertanian seperti padi, jagung dan ketela.
Sedangkan ditinjau dari rotasinya dapat dibedakan menjadi dua yaitu komoditas
yang mempunyai rotasi lebih dari satu tahun dan komoditas yang kurang dari satu
tahun. Yang dimaksud rotasi disini adalah jangka waktu tanam tersebut ditanam
sampai dengan tanaman tersebut tidak ekonomis lagi diproduksi. Jenis komoditas
pertanian yang ada di desa terdiri dari Padi, Jagung , Lombok, ubi rambat, ubi
kayu, dan sebagian besar adalah tanaman jagung dan ketela pohon.

2. Peternakan
Selain bekerja sebagai petani, pada umumnya penduduk juga memelihara
ternak. Pilihan pemeliharaan ternak ditujukan sebagai tabungan hidup. Jenis
ternak yang dipelihara adalah kambing, sapi, kerbau, dan ayam/angsa.
Pemeliharaan ternak oleh para petani sifatnya hanya berupa pekerjaan sambilan
bukan sebagai pekerjaan pokok. Hijauan makanan ternak (HMT) diperoleh dari
pekarangan, dan tegalan.

3. Perikanan
Disamping bertani dan beternak adapula sebagian penduduk yang
matapencahariannya yaitu memelihara ikan air tawar.

Di Kabupaten Purbalingga menurut BPBD Purbalingga (Badan Penanggulangan


Bencana Daerah ) terdapat 5 banjir akibat luapan Sungai Ranu pada tahun 2013,
sehingga apabila terjadi hujan air dari Sungai Pendelegan mengalir mengalir ke
Sungai Ranu, karena Sungai Ranu sedimentasinya tinggi, Sungai Ranu tidak bisa
mengalirkan air sungai tersebut sehingga Sungai Ranu menguai ke Desa.
Genangan air bisa mencapai kurang lebih 60 cm bahkan pernah sampai 3 meter
( 2001), dimana lama genangan kurang lebih sampai 3 hari. Ancaman banjir yang
semakin sering terjadi pada lahan sawah dapat menyebabkan berkurangnya luas
area panen dan produksi padi, serta produktivitas dan kualitas hasil. Iqbal Putut
Ash Shidiq “Penilaian Kerusakan Dan Kehilangan Pada Lahan Pertanian Pasca
erupsi Gunung api Merapi 2010 Di Das Gendol”, (2012).

6
Bendungan krenceng merupakan bendungan yang menampung air dari beberapa
anak sungai di hulu yang mengalirkan air hingga ke Desa Penolih, aliran air dari
bendungan krenceng ke Desa Penolih melewati beberapa desa yaitu
KrencengSokanegara-Lamuk-Penolih. Bagian hulu dari sungai ranu merupakan
daerah pegunungan yang rawan longsor membuat air yang melewati bendungan
ini membawa lumpur dan Keadaan sungai yang terlewati memiliki pendangkalan
sungai di beberapa titik arus air. Pembagian debit air untuk 4 desa belum
maksimal akibatnya sering terjadi adanya luapan air dari bendungan krenceng.
Hal tersebut yang menjadi permasalahan hulu dari pengairan pertanian Desa
Penolih. Permasalahan berikutnya terdapat pada hilir dari pengairan pertanian
Desa Penolih. Topografi drainase yang lebih tinggi daripada kawasan Demo Plot
itu sendiri yang mengakibatkan banjir ketika curah hujan tinggi. Faktor lain yang
menjadi penyebab meluapnya air dari drainase hilir yaitu lebar sungai yang cukup
sempit, sehingga mengakibatkan air meluap ke kawasan Demo Plot Penolih pada
saat debit air sedang tinggi. Selain itu ada beberapa penyebab yang berpotensi
menghasilkan banjir di sungai Ranu yaitu:
a. Kapasitas alur sungai yang tidak mencukupi
b. Penggundulan hutan
c. Adanya endapan sedimen (delta) di muara sungai
d. Daerah banjir yang memang merupakan daerah dataran rendah
e. Pembuangan sampah ke sungai
f. Drainase yang tidak dirawat
g. Ukuran drainase yang tidak sesuai dengan debit yang ditampung

Mitigasi bencana banjir merupakan upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat


dan instansi yang terkait untuk mengurangi risiko bencana banjir. Upaya tersebut
dapat dilakukan melalui pembangunan fisik, penyadaran akibat banjir, dan
peningkatan kemampuan segenap lapisan masyarakat dalam menghadapi ancaman
bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana). Salah satu cara penanggulangan banjir adalah dengan
cara melakukan analisis hidriologi pada bendungan krenceng, normalisasi sungai

7
ranu, pengerukan sedimentasi sungai ranu, tidak membuang sampah pada sungai
ranu, memperbanyak reiboisasi di hulu sungai, perbaikan drainase anak sungai,
mengoptimalkan pembagian debit air pada bendungan krenceng agar tidak terjadi
luapan debit air di bendungan.

8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa masalah


yang menyebabkan banjir di kawasan pertanian Desa Penolih Kecamatan
Kaligondang. Diantaranya adalah tingginya curah hujan membuat meningkatnya
debit air dari beberapa anak sungai yang menyebabkan meluapnya debit air sungai
Ranu mengakibatkan banjir di sebagian bantaran sungai yang berada di bawah
bendungan krenceng. masalah irigasi, masalah drainase, masalah turbin air yang
tidak sinkron, pendangkalan sungai, meluapnya Sungai Ranu dan beberapa
masalah lainnya. Penyebab terjadinya masalah-masalah tersebut pun bermacam-
macam, seperti pengalihan fungsi lahan, penumpukan sampah di saluran irigasi,
pintu turbin air yang tidak diatur penggunaannya, dan masih banyak lagi.
Kawasan pertanian Desa Penolih Kecamatan Kaligondang yang memiliki
topografi dan geografi lingkungan lebih rendah dibandingkan dengan Sungai
Ranu pun menambahkan masalah terutama jika debit air yang mengalir dari
Bendungan Krenceng itu meningkat. Sehingga air dari Bendungan Krenceng yang
mengalir ke Sungai Ranu itu dapat meluap ke kawasan pertanian Desa Penolih.
Hal itu karena Sungai Ranu sedimentasinya tinggi ditambah dengan beberapa
pohon bambu yang tumbang disepanjang aliran air sungai itu memperparah
keadaan, mengakibatkan Sungai Ranu tidak bisa mengalirkan air sungai yang
mengalir dari Bendungan Krenceng tersebut sehingga Sungai Ranu meluap ke
desa dan kawasan pertanian desa tersebut.
Dari temuan berbagai macam masalah tersebut, kelompok kami membuat
beberapa jenis upaya agar dapat menanggulangi terjadinya banjir di kawasan
pertanian Desa Penolih. Diantaranya adalah membersihkan sampah - sampah yang
terdapat di saluran irigasi dan saluran drainase, penggunaan pintu turbin air yang
tepat dan benar sesuai dengan debit air, melakukan revitalisasi Sungai Ranu,
menyadarkan masyarakat agar tidak buang sampah sembarangan dan masih
banyak yang lainnya.

9
B. SARAN

Berdasarkan masalah-masalah tersebut, kelompok kami menyarankan


untuk pihak-pihak desa yang teraliri air sungai Bendungan Krenceng mengadakan
pertemuan guna membahas penyebab terjadinya banjir di kawasan pertanian Desa
Penolih Kecamatan Kaligondang. Selain itu, dapat dilakukan melalui
pembangunan fisik, penyadaran akibat banjir, dan peningkatan kemampuan
segenap lapisan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6
PP No 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Salah
satu cara penanggulangan banjir adalah dengan cara melakukan analisis hidriologi
pada bendungan krenceng, normalisasi sungai ranu, pengerukan sedimentasi
sungai ranu, tidak membuang sampah pada sungai ranu, memperbanyak reiboisasi
di hulu sungai, perbaikan drainase anak sungai, mengoptimalkan pembagian debit
air pada bendungan krenceng agar tidak terjadi luapan debit air di bendungan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Khaidir, I. (2019). Mitigasi Bencana Banjir Untuk Mengurangi Dampak


Terhadap Lingkungan Dan Kehidupan Sosial Masyarakat. Jurnal Rekayasa, 8(2),
154-160.

Rosyidie, A. (2013). Banjir: fakta dan dampaknya, serta pengaruh dari


perubahan guna lahan. Jurnal perencanaan wilayah dan kota, 24(3), 241-249.

Sudirah, S., Susanto, A., Sumartono, S., & Syukur, M. (2020). Hubungan
Penguatan Modal Sosial, Mitigasi Bencana Banjir dan Peningkatan Produksi
Pertanian. Equilibrium: Jurnal Pendidikan, 8(1), 75-84.

Sunarhadi, M. A., Diyana, U., & Khoirunnisa, N. DAMPAK BANJIR


TERHADAP PERTANIAN DAN KESIAPSIAGAAN PETANI DI KAWASAN
RENTAN BANJIR SUNGAI SAMIN DESA TEGALMADE, KECAMATAN
MOJOLABAN, KABUPATEN SUKOHARJO.

11

Anda mungkin juga menyukai