DOSEN PENGAMPU:
Bayu Mahendra, S.P.,M.MA.
DISUSUN OLEH:
1. Dwiki Nurchayat (02103002)
2. Farinda Trilisatianingrum (02103004)
3. Friska Kristiana(02103005)
4. Inez Irma Azalia(02103006)
5. Sekar Sukmaningsih(02103008)
6. Hanan Prasetyo(02103009)
7. Muhammad Fuad Zain Amarullah(02103010)
A. Latar Belakang
2
terjadi akibat banjir tersebut, maka diperlukan pengetahuan, sikap dan tindakan
untuk menghadapi banjir tersebut.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif karena
menjelaskan suatu peristiwa yang sedang berlangsung pada masa sekarang dan
juga pada masa lampau. Selain itu juga menggunakan metode kualitatif karena
memberikan penjelasan dengan menggunakan analisis.
C. Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
curah hujan yang terjadi pada januari – maret 2021 diperkirakan berkisar
antar 200-500 mm/bulan. Jumlah itu cenderung lebih tinggi dibandingkan tahun
2020. Akibat dari tingginya curah hujan membuat meningkatnya debit air dari
beberapa anak sungai yang menyebabkan meluapnya debit air sungai Ranu
mengakibatkan banjir di sebagian bantaran sungai yang berada di bawah
bendungan krenceng. 50 hektare sawah juga dilaporkan rusak karena terendam
banjir, salah satunya adalah demo plot sentra pertanian di desa penolih. Banjir
merupakan proses maluapnya air sungai ke daratan, sehingga dapat menimbulkan
kerugian harta benda penduduk serta dapat menimbulkan korban jiwa. Banjir juga
dapat merusak bangunan, sarana dan prasarana, lingkungan hidup, serta merusak
tata kehidupan masyarakat. Untuk itu, sudah semestinya dari berbagai pihak perlu
memperhatikan hal-hal yang dapat mengakibatkan banjir dan sedini mungkin
diantisipasi, untuk memperkecil kerugian yang di timbulkan. (Kodoatie, J. Robert
dan sugiyanto, 2002:73)
4
Luas desa secara keseluruhan sebesar 312,084 ha. Hal tersebut dapat
dilihat dari luas lahan untuk kegiatan pertanian yaitu sawah sebanyak 120 Ha dan
tanah kering seluas 192,09 Ha. Perincian masing-masing penggunaan lahan di
Desa Penolih dapat dilihat pada tabel berikut
b. Keadaan topografi
Desa Penolih berada pada daerah datar yang rendah. Penolih sendiri
memiliki kawasan denfarm dengan ketinggian ± 32 mdpl lebih rendah
dibandingkan dengan Bendungan Krenceng yang ketinggiannya ±60 mdpl dan
Sungai Ranu yang ketinggiannya ±50mdpl. Bendungan Krenceng merupakan hulu
dari pengairan pertanian di Desa Penolih. Bendungan Krenceng terletak di sungai
Pekacangan Desa Krenceng, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga. Hulu
hilir merupakan analisa penting dalam pengairan pertanian. Hilir dari pengairan
pertanian di Desa Penolih sendiri berada pada Sungai Ranu. Sungai Ranu
merupakan saluran drainase dari saluran pengairan pertanian di Desa Penolih.
c. Keadaan ekonomi
1. Pertanian
Sebagian besar keluarga di Desa Penolih mempunyai mata pencaharian di
bidang pertanian. Demo plot penolih merupakan salah satu sentra pertanian yang
berada di desa penoleh. Jumlah kepala keluarga yang bekerja di bidang pertanian
sebanyak 667 orang, sedangkan sisanya bekerja di bidang lain seperti pengusaha,
buruh, pedagang, pengangkutan, dan sebagainya. Untuk jelasnya dapat dilihat
pada Ditinjau dari jenis komoditas yang diusahakan, sistem usaha tani yang ada di
5
Desa Penolih yaitu komoditas pertanian seperti padi, jagung dan ketela.
Sedangkan ditinjau dari rotasinya dapat dibedakan menjadi dua yaitu komoditas
yang mempunyai rotasi lebih dari satu tahun dan komoditas yang kurang dari satu
tahun. Yang dimaksud rotasi disini adalah jangka waktu tanam tersebut ditanam
sampai dengan tanaman tersebut tidak ekonomis lagi diproduksi. Jenis komoditas
pertanian yang ada di desa terdiri dari Padi, Jagung , Lombok, ubi rambat, ubi
kayu, dan sebagian besar adalah tanaman jagung dan ketela pohon.
2. Peternakan
Selain bekerja sebagai petani, pada umumnya penduduk juga memelihara
ternak. Pilihan pemeliharaan ternak ditujukan sebagai tabungan hidup. Jenis
ternak yang dipelihara adalah kambing, sapi, kerbau, dan ayam/angsa.
Pemeliharaan ternak oleh para petani sifatnya hanya berupa pekerjaan sambilan
bukan sebagai pekerjaan pokok. Hijauan makanan ternak (HMT) diperoleh dari
pekarangan, dan tegalan.
3. Perikanan
Disamping bertani dan beternak adapula sebagian penduduk yang
matapencahariannya yaitu memelihara ikan air tawar.
6
Bendungan krenceng merupakan bendungan yang menampung air dari beberapa
anak sungai di hulu yang mengalirkan air hingga ke Desa Penolih, aliran air dari
bendungan krenceng ke Desa Penolih melewati beberapa desa yaitu
KrencengSokanegara-Lamuk-Penolih. Bagian hulu dari sungai ranu merupakan
daerah pegunungan yang rawan longsor membuat air yang melewati bendungan
ini membawa lumpur dan Keadaan sungai yang terlewati memiliki pendangkalan
sungai di beberapa titik arus air. Pembagian debit air untuk 4 desa belum
maksimal akibatnya sering terjadi adanya luapan air dari bendungan krenceng.
Hal tersebut yang menjadi permasalahan hulu dari pengairan pertanian Desa
Penolih. Permasalahan berikutnya terdapat pada hilir dari pengairan pertanian
Desa Penolih. Topografi drainase yang lebih tinggi daripada kawasan Demo Plot
itu sendiri yang mengakibatkan banjir ketika curah hujan tinggi. Faktor lain yang
menjadi penyebab meluapnya air dari drainase hilir yaitu lebar sungai yang cukup
sempit, sehingga mengakibatkan air meluap ke kawasan Demo Plot Penolih pada
saat debit air sedang tinggi. Selain itu ada beberapa penyebab yang berpotensi
menghasilkan banjir di sungai Ranu yaitu:
a. Kapasitas alur sungai yang tidak mencukupi
b. Penggundulan hutan
c. Adanya endapan sedimen (delta) di muara sungai
d. Daerah banjir yang memang merupakan daerah dataran rendah
e. Pembuangan sampah ke sungai
f. Drainase yang tidak dirawat
g. Ukuran drainase yang tidak sesuai dengan debit yang ditampung
7
ranu, pengerukan sedimentasi sungai ranu, tidak membuang sampah pada sungai
ranu, memperbanyak reiboisasi di hulu sungai, perbaikan drainase anak sungai,
mengoptimalkan pembagian debit air pada bendungan krenceng agar tidak terjadi
luapan debit air di bendungan.
8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
9
B. SARAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Sudirah, S., Susanto, A., Sumartono, S., & Syukur, M. (2020). Hubungan
Penguatan Modal Sosial, Mitigasi Bencana Banjir dan Peningkatan Produksi
Pertanian. Equilibrium: Jurnal Pendidikan, 8(1), 75-84.
11