Anda di halaman 1dari 35

Hama Penyakit, dan pasca

panen tanaman Gandum


(Triticum aestivum (L.))
Indikator
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang hama
penyakit tanaman gandum
Gandum

• Gandum merupakan salah satu komoditas serealia


yang menyediakan pangan harian dalam jumlah
besar bagi penduduk dunia.
• Permintaan akan gandum diperkirakan meningkat
60% pada tahun 2050, sebagian besar dari
permintaan ini berasal dari Asia
Pendahuluan

 Sebagaimana halnya komoditas pangan utama lainnya, upaya


peningkatan produksi gandum juga dihadapkan kepada berbagai
tantangan, baik dari aspek teknis maupun sosial eknomis.
 penyakit tanaman merupakan salah satu tantangan utama dalam
produksi gandum, selain rendahnya takaran pupuk yang
digunakan petani, patogen tanah, dan tanam terlambat (Rajaram
2013).
 Perubahan iklim juga akan menimbulkan tantangan tersendiri yang
terkait dengan perubahan suhu dan pola tanam.
Pendahuluan
 Penyakit karat batang (Puccinia graminis f. sp. tritici) telah lama menjadi
penyakit penting pertanaman gandum di Afrika Selatan (Pretorius et al.
2007).
 Potensi kehilangan hasil akibat penyakit karat bergantung pada tingkat
ketahanan varietas, kondisi cuaca, dan umur tanaman pada saat tertular.
Kehilangan hasil terbesar akibat penyakit karat terjadi apabila penularannya
muncul sebelum fase pembentukan malai.
 Beberapa jenis penyakit utama gandum lainnya yang telah dilaporkan
adalah penyakit Karnal bunt, scab, dan beberapa penyakit yang disebabkan
oleh bakteri dan virus (Prescott et al. 2012).
 Menghadapi masalah penyakit tersebut perlu dilakukan pengendalian
secara terpadu (PHT), baik melalui penggunaan varietas tahan dan cara
bercocok tanam, fisik, mekanik, biologi, maupun cara kimia.
PENYAKIT UTAMA
Penyakit yang Disebabkan oleh Cendawan

Penyakit Karat

Penyakit karat paling merugikan secara ekonomi pada tanaman serealia di seluruh
dunia. Potensi kehilangan hasil akibat penyakit ini bergantung pada tingkat
kerentanan inang, kondisi cuaca, dan umur tanaman pada saat tertular.

Menurut Prescott et al. (2012), penyakit karat pada gandum disebabkan oleh tiga
jenis patogen dengan gejala penularan yang berbeda-beda. Ketiga penyakit karat
tersebut adalah karat daun yang disebabkan oleh Puccinia recondita, karat batang
yang disebabkan oleh P. graminis f.sp. tritici), dan karat bergaris yang disebabkan
oleh P. striiformis.
Penyakit karat
Gejala/penularan. Penyakit ini ditandai
oleh munculnya pustul yang agak bulat
berukuran kecil hingga besar, berwarna
cokelat kekuningan. Pustul menyebar
pada permukaan dan pelepah daun.
Pada kultivar rentan, terbentuk
pustulpustul berkukuran kecil di
sekeliling pustul terdahulu. Pada
kultivar tahan, pustul berukuran kecil,
bahkan hanya nampak sebagai bintik-
bintik nekrotik. Bila suhu meningkat,
beberapa pustul berubah warna menjadi
hitam dan membentuk teliospora.
Penyakit Karat Daun (Puccinia recondita)

Pengendalian. Berbagai cara pengendalian telah dilakukan


terhadap penyakit karat daun, antara lain menggunakan varietas
tahan dan fungisida kimia. Fungisida sistemik dengan bahan
aktif fenbuconazole dan triadimefon dapat menekan penularan
penyakit karat daun pada tanaman gandum (CABI 2004).
Penyakit karat batang (Puccinia graminis f.sp. tritici)

Gejala penularan. Pustul yang mengandung


massa urediospora berwarna gelap cokelat
kemerahan dan ditemukan pada kedua sisi
permukaan daun, batang, dan malai (Prescott et
al. 2012). Pada batang, uredinia berbentuk
memanjang dan berwarna cokelat kemerahan.
Terkupasnya jaringan epidermis sangat jelas,
nampak pada sisi-sisi uredinia, sehingga
permukaan batang terasa kasar. Pada penularan
berat, uredinia menyatu sehingga menutupi
jaringan tanaman. Fase telia terjadi pada jaringan
yang sama pada fase uredinia dan teliospora
lebih kokoh daripada urediospora. Pada fase
telia, tidak ada spora yang dilepas.
Penyakit karat batang (Puccinia graminis f.sp. tritici)

Pengendalian. CABI (2004) mengemukakan terdapat tiga cara pengendalian penyakit karat batang, yaitu
penggunaan varietas tahan, secara kimiawi, dan secara budi daya. Penggunaan varietas tahan adalah cara
pengendalian yang paling efektif dan ramah lingkungan. Pengendalian dengan cara budi daya dapat
dilakukan untuk mengurangi intensitas epidemik. Menanam seawal mungkin dan menanam varietas umur
genjah membantu menekan patogen untuk menginfeksi. Pengendalian lainnya dengan cara budi daya
adalah eradikasi tanaman pembawa sumber inokulum dan eradikasi inang alternatif (berberis).
Penyakit Hawar Daun Helminthosporium (Helminthosporium sativum syn. Bipolaris
sorokiniana, Drechslera sorokiniana)

Gejala/penularan. Gejala pertama yang muncul


adalah biasanya berupa bercak kecil, berwarna
cokelat muda, dan berkembang menjadi
berbentuk oval, lesion nekrotik yang dibatasi oleh
halo berwarna kuning. Seiring dengan
bertambahnya umur lesion, bagian tengah lesion
berwarna cokelat muda hingga sawo matang,
dikelilingi oleh warna cokelat tua yang tidak
beraturan. Lesio-lesio tersebut kemudian menyatu
dan menutupi seluruh bagian daun dan bahkan
malai (Schilder and Bergstrom 1993; Prescott et al.
2012).
Pengendalian. Cara terbaik pengendalian penyait hawar daun Helminthosporium adalah melalui
pendekatan secara terpadu (Dubin and Duveiller 2000), termasuk penggunaan varietas tahan,
penggunaan benih bebas penyakit, pergiliran tanaman, pemupukan yang tepat, dan perlakuan benih
dengan fungisida. Pergiliran tanaman gandum dengan tanaman bukan serealia dalam siklus satu tahun
tidak mengurangi penularan penyakit bercak daun. Penanaman gandum dua tahun berturut-turut
kemudian digilir dengan tanaman bukan serealia selama dua tahun berturut-turut, dapat mengurangi
penyakit bercak pada gandum.
Penyakit busuk akar Rhizoctonia (Rhizoctonia solani)
Gejala/penularan. Gejala awal nampak
lesio pada pelepah daun bagian bawah Pengendalian. Burrows et al. (2014)
dan seringkali ditemukan miselia di mengemukakan cara pengendalian
tengah lesio. Akar yang terinfeksi penyakit busuk akar Rhizoctonia pada
berwarna cokelat dan jumlah akar gandum sebagai berikut:
berkurang (Prescott et al. 2012, Burrows  Memperhatikan dengan cermat
et al. 2014). Menurut Burrows et al. tanaman serealia voluntir dan
(2014), gejala R. solani pada pertanaman
rumputrumputan. Penanaman 2-3
gandum yang tertular ditandai oleh
bentuk melingkar secara lokal dan minggu setelah pengolahan tanah atau
pertumbuhan tanaman menjadi kerdil aplikasi herbisida (khususnya glifosat).
atau bahkan mati. Tanaman yang tertular Menghindari penanaman gandum pada
bisa rebah, khususnya antara buku kedua lahan yang basah.
dan ketiga dari atas permukaan tanah. Penggiliran tanaman gandum dengan
Miselia cendawan yang berwarna putih tanaman leguminosa.
terbentuk dalam jumlah yang banyak Belum ada varietas gandum yang tahan
pada batang yang sudah tua.
terhadap penyakit ini.
Fungisida komersial belum ada yang
efektif mengendalikan penyakit ini
Penyakit Bakteri Hawar Daun (Pseudomonas syringae pv. atrofaciens syn. P. atrofaciens)
Gejala/penularan. Daun dan malai
gandum dan triticale bisa tertular Pengendalian • Penggunakan benih bebas
penyakit bakteri hawar daun. penyakit. • Pergiliran tanaman • Irigasi tidak
Gejalanya dimulai dari lesio kecil berlebihan • Pemusnahan sisa-sisa tanaman
berwarna hijau, kemudian berubah
sebelumnya.
menjadi cokelat tua hingga
kehitaman. Pada malai, lesio
umumnya dimulai pada glum bagian
bawah, kemudian merambat ke atas.
Glum yang tertular nampak
transparan jika diarahkan ke cahaya.
Perubahan warna menjadi cokelat
tua hingga hitam terjadi sejalan
dengan bertambahnya umur
tanaman. Penyakit ini menyebar ke
rachis dan lesion, juga bisa nampak
pada biji gandum. Batang yang
tertular berwarna gelap, sedangkan
daun yang tertular menjadi kecil.
Penyakit yang Disebabkan oleh Virus

Barley Yellow Dwarf (BYD)


Gejala serangan. Gejala penyakit BYD
bervariasi, bergantung pada varietas,
umur tanaman saat tertular, strain virus,
dan kondisi lingkungan. Tanaman tertular
daunnya nampak kekuningan, tumbuh
kerdil, jumlah akar berkurung,
pembentukan malai terlambat, dan hasil
panen turun. Malai yang terinfeksi
cenderung kaku dan berwarna hitam
selama pematangan biji (Prescott et al.
2012).
Pengendalian. Pemusnahan sisa-sisa tanaman atau tanaman inang
alternatif sesegera mungkin. • Aplikasi herbisida yang tepat 10 hari
sebelum tanam. • Aplikasi insektisda untuk memusnahkan serangga
vektor aphid.
Hama Tanaman Gandum
Kumbang Gandum
•erusakan - dapat ditemukan pada bahan baku dan bahan
makanan. 
•Kumbang dewasa yang hidup muncul dan meninggalkan
lubang yang terlihat pada biji-bijian. 
•Gabah yang terinfeksi - akan ditemukan lembab, berjamur
dan bahkan bertunas ketika menjadi lebih hangat. 
•Serbuk Tepung - dibuat sebagai serangga dewasa berpindah
dari satu sumber makanan ke sumber lainnya. 
•Makanan berjamur - serangga seperti serangga tepung dan
gandum dapat menyebabkan perubahan warna barang dan
membuat mereka rentan untuk berjamur.
Panen dan Pascapanen Gandum
Panen
 Ciri-ciri gandum yang
dapat di panen adalah:
1. 80% dari rumpun telah
bermalai
2. Jerami, batang dan daun
telah menguning
3. Biji sudah mengeras
Lanjutan...
 Tanaman gandum siap untuk
dipanen ketika tanaman
gandum telah memasuki umur
:
1. ± 90 untuk dataran rendah
2. ± 107 hari untuk dataran
menengah
3. ± 112 hari untuk untuk dataran
tinggi
Lanjutan...
 Selanjutnya malai dijemur
 Umur panen gandum kemudian dirontokkan
berkisar 90-125 hari dengan tresher padi yang
tergantung ketinggian sudah dimodifikasi.
tempat.
 Pemanenan dilakukan saat
cuaca cerah dengan cara
menyabit batang gandum
dengan sabit bergerigi
Lanjutan...

Batang gandum dipotong sekitar 30 cm dari ujung


malai,agar malai gandum mudah diikat
Malai gandum yang baru dipanen, perlu dikeringkan
Dijemur di bawah panas matahari sampai malai mudah
dirontokkan (dijemur 1-2 hari berturut-turut).
Dirontokkan dengan diirik, atau diinjak-injak dengan
kaki, atau dipukulkan pada kisi-kisi kawat.
Lanjutan...

 Butir gandum yang telah dirontokkan perlu


dikeringkan lagi, sampai kadar air paling besar 14
%
 Gandum yang disimpan di tempat lembab dan
dalam ruangan yang panas, kwalitasnya akan
cepat menurun.
Pasca panen
1. Perontokan
2. Pembersihan biji
3. Pengeringan biji
4. Penyimpanan
5. Penggilingan
6. Penepungan
1. Perontokan

 Perontokan merupakan salah satu


tahapan pascapanen gandum yang
perlu diperhatikan
 Karena, kehilangan hasil terbesar
adalah pada saat perontokan yang
mencapai 1,24% atau sekitar 0,44
kg/kuintal gandum.
 Mesin perontok padi dapat
digunakan untuk merontok gandum
tetapi kehilangan hasil tinggi,
mencapai 4,5- 8,0%
Protipe alat perontok gandum rancangan Balitsereal
2. Pembersihan
Bi
 Setelah malai dirontok
dilakukan pemisahan antara :
 biji ji
gandum
 Serasah
 Batu
 biji rusak
 kotoran
 Alat pembersih biji seperti tampi,
kipas/blower atau mesin pembersih
mekanis.
 Pembersihan biji gandum
memegang peranan penting dalam
menentukan kualitas biji dan
keamanan selama penyimpanan.
Lanjutan...

Svec and Hruskova (2010) menyatakan bahwa


tujuan pembersihan biji gandum adalah :

1. memisahkan gandum dari kotoran organik dan


bahan yang bersifat ferromagnetic
2. menghilangkan dedak dari endosperm biji
3. standardisasi kadar air biji sebelum digiling
Lanjutan...

 Pembersihan biji secara mekanis dilakukan


berdasarkan ukuran dan sifat aerodinamis bahan.
 Alat pembersih mekanis umumnya merupakan
kombinasi antara pengayakan dan hembusan.
 Alat pembersih mekanis yang banyak digunakan
dalam pembersihan biji adalah air screen cleaner,
Winnowing mekanis, dan silinder separator
(Yulianingsih 2012).
3. Pengeringan Biji

 Pengeringan biji gandum bertujuan


untuk menurunkan kadar air biji agar
aman disimpan.
 Pengeringan dilakukan sampai kadar
air biji turun di bawah 14% selama 48
jam untuk menjaga kualitas biji.
 Selama pengeringan berlangsung
terjadi proses penguapan air pada biji,
sehingga uap air akan lepas dari
permukaan biji ke ruangan di
sekeliling tempat pengering (Brooker
et al. 1974).
Lanjutan...

 Beberapa alat pengering mekanis adalah:


1. Alat pengering dengan sumber panas energi bahan
bakar minyak (solar, minyak tanah, premium)
2. Alat pengering dengan sumber panas energi bahan
bakar limbah pertanian
3. A lat pengering dengan sumber panas sinar matahari
4. Penyimpanan

 Penyimpanan gandum
bertujuan untuk jumlah
mempertahankan dan
mutu biji
 FAO (1999) menyatakan bahwa biji
gandum dengan kadar air 14% tahan
disimpan hingga 2-3 bulan.
 Untuk penyimpanan yang lebih lama,
kadar air biji gandum harus diturunkan
pada level 13% atau dibawahnya.
Lanjutan...
Penyimpanan gandum di petani umumnya
menggunakan :
1.Gudang berdinding kayu atau bambu
2.Ruang sekat berukuran kecil
3.Drum dan lain lain.

Kehilangan hasil dengan cara penyimpanan tersebut


mencapai 4% (Mc Farlane 1989, Abdullahi and Haile
1991).
Lanjutan...

 Karakteristik biji gandum yang berkaitan erat


dengan penyimpanan adalah :
1. Kadar air
2. Aktivitas respirasi biji yang menghasilkan
panas
3. Uap air dan CO2
4. Densitas serta sifat fisik biji yang melakukan
perpindahan panas secara konduksi.
Lanjutan...

 Hemery et al. (2007) mengklasifikan metode pengupasan


kulit terluar biji gandum atau debranning menjadi dua,
yaitu :
1. Metode peeling
 Proses peeling menggunakan mesin/peeler yang
dilengkapi rotor dengan arah yang berlawanan.
 Interaksi rotor dengan biji pada arah yang saling berlawanan
memungkinkan pelepasan lapisan peripheral (pericarp) dari
biji.
6. Penepungan
 Penepungan memungkinkan diperolehnya hasil ekstraksi yang
tinggi dengan kualitas tepung yang baik.
 Proses ukuran reduksi dilakukan dimana endosperma yang sudah
dihancurkan diperkecil lagi menjadi tepung terigu, untuk
selanjutnya diayak untuk dipisahkan antar tepung dengan kotoran
yang terikut pada saat proses penepungan.
 Proses penepungan yang baik umumnya menghasilkan 74-
84% tepung terigu sedangkan bran dan pollard berkisar antara 20
26% (Wikipedia 2015).
Lanjutan...

2. Tepung berprotein sedang/serbaguna (all purpose flour)


yaitu tepung terigu yang mengandung protein 8-10%,
digunakan sebagai bahan pembuat cake
Lanjutan...

3. Tepung berprotein rendah (pastry flour) yang


mengandung protein 6-8%, umumnya digunakan
sebagai bahan pembuat biskuit atau kulit gorengan
atau keripik.

Anda mungkin juga menyukai