Anda di halaman 1dari 4

Jenis-Jenis Penyakit yang Paling Sering Menyerang Padi (I)

Dalam budidaya tanaman padi, maka tidak akan terlepas dari ancaman penyakit yang sering menyerang tanaman
padi. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan petani untuk bisa mengenal jenis-jenis penyakit tanaman padi agar
petani bisa mengidentifikasi dan bisa menerapkan pengendalian secara tepat, cepat, dan akurat. Dengan
terkendalinya serangan penyakit, maka tujuan dari budidaya akan tercapai.
1. Hawar Daun Bakteri
Penyakit hawar daun ini merupakan bakteri yang tersebar luas dan dapat menurunkan hasil panen yang cukup
signifikan. Penyakit ini menyerang saat kondisi musim hujan atau musim kemarau yang basah, terutama pada
lahan sawah yang selalu tergenang dan kandungan pupuk N tinggi. Penyakit ini disebabkan bakteri Xanthomonas
campestris pv oryzae.
Penyakit ini menghasilkan dua gejala, yaitu kresek dan hawar. Kersek merupakan gejala yang terjadi pada
tanaman yang sudah berumur 30 hari dari persemaian atau yang baru pindah. Daun-daun yang terserang akan
berwarna hijau kelabu, melipat dan menggulung. Dalam keadaan parah mampu menyebabkan daun menggulung,
layu, dan bias mati, mirip seperti tanaman yang terserang penggerak batang. Sementara hawar merupakan
merupakan gejala yang paling umum pada tanaman yang telah mencapai fase tumbuh anakan hingga fase
pemasakan.
Pengendalian penyakit hawa daun bisa dengan pengaturan air yang cukup. Hindari penggenangan air yang terus
menerus maisalkan 1 hari digenangi dan 3 hari dikeringkan. Selain itu bisa dengan menggunakan pola tanam yang
mempunyai sirkulasi udara yang lebih baik, seperti jajar legowo.
2. Busuk Batang
Busuk batang merupakan penyakit yang menginfeksi pada bagian tanaman bagian kanopi dan menyebabkan
tanaman menjadi mudah rebah. Untuk cara mengamati penyakit ini bisa dengan membuka kanopi pertanaman
terlebih dahulu. Oleh karena itu perlu diwaspadai bila terjadi rebah pada pertanaman, tanpa sebelumnya terjadi
hujan dengan angin yang kencang.
Gejala awal berupa bercak berwarna kehitaman serta bentuknya tidak teratur pada sisi luar pelapah daun dan
secara bertahap membesar. Akhirnya cendawan menembus batang padi yang kemudian menjadi lemah, dan
akhirnya anakan akan mati. Akibat akhirnya tanaman menjadi rebah.
Pengendalian bisa dengan cara pengeringan petakan dan biarkan tanah hingga retak sebelum dialiri lagi. Di
samping itu tunggul-tunggul padi sesudah panen harus dibakar atau didekomposisi.
3. Penyakit Tungro

Penyakit tungro berasal dari virus yang ditularkan oleh wereng hijau, yaitu Nephotettix impicticeps. Hama wereng
bisa mengakibatkan tanaman padi terserang virus setelah tanaman terhisap oleh hama wereng. Gejala bis dilihat
dengan perubahan tanaman menjadi kerdil, anakan berkurang, daun menguning dari pucuk sampai ke batang,
malai kecil, tidak keluar sempurna, dan padi hampa. Pengendalian bisa dengan menanam padi tahan wereng
seperti Kelara dan mengendalikan vektor virus tersebut.

4. Penyakit Bercak Daun

Penyakit bercak daun disebabkan oleh serangan jamur Helmintosporium oryzae. Jamur ini menyerang tanaman
padi dari biji yang baru kecambah, pelepah daun, malai, dan buah yang baru tumbuh. Serangan jamur ini
mempunyai gejala seperti biji padi busuk saat berkecambah, dan kemudian mati, tanaman padi dewasa busuk dan
kering, dan biji bercak-bercak tetapi tetap berisi. Pengendaliannya bisa dengan mencegah dengan perendaman
benih menggunakan air hangat setelah dengan air dingin untuk mencegah tumbuhnya jamur.

5. Penyakit Busuk Pelepah Daun

Penyakit busuk pelepah daun disebabkan oleh serangan jamur Rhizoctonia sp. Jamur ini menyerang daun dan
pelepah daun yang sudah membentuk anakan tanaman padi. Hal ini akan akan mengakibatkan penurunan jumlah
produksi dan kualitas hasil panen tanaman padi. Pengendaliannya anda bisa menanam tanaman padi yang tahan
terhadap serangan penyakit ini.

6. Penyakit Fusarium

Penyakit fusarium ini disebabkan oleh jamur Fusarium moniliforme. Penyakit ini menyerang malai dan biji muda
sehingga berubah menjadi kecoklatan, daun terkulai, dan akar membusuk. Pengendalian yang bisa dilakukan
adalah dengan merenggangkan jarak tanam, seperti menerapkan pola tanam jajar legowo.
JENIS JENIS PENYAKIT TANAMAN PADI (II)

A. PENYAKIT BERCAK DAUN COKLAT


Penyebab : Jamur helmintosporium oryzae.Gejala : menyerang pelepah,malai,buah yang baru tumbuh dan bibit
yang baru berkecambah,biji bercak bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah
busuk dan kecambah mati.
Pengendali :
1. Meredam benih di air hangat + pocnasa.
2. Pemupukan berimbang.
3. Tanam padi tahan penyakit ini.

B. PENYAKIT BLAST
Penyebab jamur pyricularia oryzae. Gejala menyerang daun ,buku pada malai dan ujung tangkai malai, daun,
gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk, pemasakan makanan terhambat dan
butiran padi menjadi hampa.
Pengendali :
1. Membakar sisa jerami,menggenangi sawah, menanam varitas unggul sentani ,cimandiri IR-48,IR-
36,pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir.
2. Pemberian glio di awal tanam.

C. BUSUK PELEPAH DAUN.


Penyebab : jamur rhizoctonia sp.gejala : menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah
membentuk anakan,menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun.
Pengendali :
1. Menanam padi tahan penyakit.
2. Pemberian glio pada saat pembentukan anakan.

D. PENYAKIT FUSARIUM
Penyebab : Jamur fusarium moniliforme.Gejala : menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun
terkulai,akar membusuk.
Pengendali:
1. Merenggangkan jarak tanam.
2. Mencelupkan benih + pocnasa dan di sebari glio di lahan.

E. PENYAKIT KRESEK / HAWAR DAUN


Penyebab : Bakteri xanthomonas campestrys pv oryzae.
gejala : menyerang daun dan titik tumbuh.terdapat garis garis di antara tulang daun,garis melepuh dan berisi
cairan kehitam hitaman,daun mengering dan mati.
Pengendali :
1. Menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36,IR 46 cisadane,cipunegara,menghindari muka
mekanis,sanitasi lingkungan.
2. Pengendalian di awal dengan glio.

F. PENYAKIT KERDIL
Penyebab : Virus di tularkan oleh wereng coklat nilaparvata lugens.
gejala menyerang semua bagian tanaman ,daun menjadi pendek ,sempit berwarna hijau kekuning kuningan,
batang pendek, buku buku pendek, anakan banyak tetapi kecil.
Pengendalian : Sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang dan
mengendalikan vektor dengan BVR atau pestona.

G. PENYAKIT TUNGAU
Penyebab : Virus yang di tularkan oleh wereng hijau NEPHOTETTIX IMPICTICEPS. Gejala menyerang
semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas
berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi.
Pengendalian : Menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan
mengendalikan vektor virus dengan BVR.

Catatan : jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi, dapat
dipergunakan pestisida kimia yang di anjurkan. agar pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh
air hujan, tambahkan perekat perata AERO 810.
Hama Pada Tanaman Padi (III)
A. Hama Putih ( Nympula depunctalis )
Gejala : menyerang daun bibit, kerusakannya berupa titik-titik yang memanjang sejajar dengan tulang daun, ulat
menggulung daun padi.
Pengendalian : pengaturan air yang baik, penggunaan bibit yang sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan
tabung daun, menggunakan pestisida hayati BVR atau PESTONA.

B. Padi Thrips ( Thrips oryzae )


Gejala : Daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman
dewasa gabah tidak berisi.
Pengendalian : Penggunaan BVR atau PESTONA.

C. Wereng Penyerap Batang Padi


Wereng padi coklat ( Nilaparvata lugens ), wereng padi berpunggung putih ( Sogatella furcivera ) dan Wereng
Penyerang Daun Padi : Wereng padi hijau ( Nephotettix apicalis dan N. impicticep ). Merusak dengan cara
menghisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus.
Gejala : Tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak
mengering menjadi kerdil.
Pengendalian :
1. Bertanam padi dengan serempak, menggunakan varietas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk,
Progo, dsb., membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah.
2. Penyemprotan BVR

D. Walang Sangit ( Leptocoriza acuta )


Menyerang buah padi yang masuk susu.
Gejala : buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak ; pada daun
terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian : bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memusnahakan telur, melepas
musuh alami seperti jangkrik, laba-laba ; penyemprotan BVR atau PESTONA.

E. Kepik Hijau ( ezara viridula )


Menyerang batang dan buah padi.
Gejala : pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan
pertumbuhan tanaman terganngu.
Pengendalian : mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR dan PESTONA.

F. Penggerek batang Padi


Terdiri atas : Penggerek batang padi putih ( Tryporhyza innotata ), kuning ( T. incertulas ), bergaris ( Chilo
supressalis ) dan merah jambu ( Sesamia inferens ). Menyerang batang dan pelepah daun.
Gejala : pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh
batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting ( pengisian biji )
disebut "beluk".
Pengendalian : menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama
15 hari seteah panen agar kepompong mati, membakar jerami, ; menggunakakan BVR atau PESTONA.

G. Hama Tikus ( Rattus argentiventer )


Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah.
Gejal : adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada
tanaman.
Pengendalian : Pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seprti ular dan
burung hantu, penggunaan NAT ( Natural Aromatic )

H. Burung
Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.
Pengendalian : mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.

Penyakit Pada Tanaman Padi

A. Penyakit Bercak Daun Coklat


Penyebab jamur Helmintosporium oryzae.
Gejala : menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji bercak-bercak
coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati.
Pengendali : merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, menggunakan benih padi yang
tahan penyakit, penggunaan Agens Hayati CORRIN.

B. Penyakit Blast
Penyebab jamur Pyricularia oryzae.
Gejala : menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang
di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hamba.
Pengendalian : membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam variasi unggul sentani, cimandiri IR-48, IR-
36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir, ; pemberian GLIO di awal
tanam, penyemprotan CORRIN.

C. Busuk pelepah daun


Penyebab jamur Rizoctonia sp.
Gejala : Menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah
dan mutu gabah menurun.
Pengendalian : Menanam padi tahan penyakit, pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan.

D. Penyakit Fusarium
Penyebab jamur Fusarium moniliforme.
Gejala : menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkuali, akar membusuk.
Pengendalian : merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan.

E. Penyakit kresek/hawar daun


Penyebab bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae.
Gejala : menyerang daun dan titik tumbuh, Terdapat garis-garis diantara tulang daun, garis melempuh dan berisi
cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati.
Pengendalian : menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka
mekanis, sanitasi lingkungan ; pengendalian diawal dengan GLIO ; penyemprotan CORRIN.

F. Penyakit kerdil
Penyebab virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens.
Gejala : menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan,
batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil.
Pengendalian : sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada
mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA.

G. Penyakit tungro
Penyebab virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps.
Gejala : menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga
kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi.
Pengendalian : menanam padi tahan wereng seperti kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan
mengendalikan vektor virus dengan BVR.

Anda mungkin juga menyukai