Oleh
Dodhy Edward, S.PKP
Hama dan Penyakit
HAMA ADALAH PENGANGGU TUMBUHAN YANG
KEBERADAANNYA DAN AKIBAT SERANGANNYA DAPAT
DILIHAT LANGSUNG
CONTOH NYA : WERENG, KEONG MAS, ULAT, TIKUS
Wereng Coklat
(Nilaparvata lugens)
Hama ini dapat menyebabkan tanaman padi mati kering dan tampak seperti
terbakar atau puso, serta dapat menularkan beberapa jenis penyakit. Tanaman padi
yang rentan terserang wereng coklat adalah tanaman padi yang dipupuk dengan
unsur N terlalu tinggi dan jarak tanam yang merupakan kondisi yang disenangi
wereng coklat.
Hama wereng coklat menyerang tanaman pada mulai dari pembibitan hingga fase
masak susu. Gejala serangan adalah terdapatnya imago wereng coklat pada
tanaman dan menghisap cairan tanaman pada pangkal batang, kemudian tanaman
menjadi menguning dan mengering.
Wereng Hijau (Nephotettix virescens)
Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vector) virus tungro yang
menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan
serangan wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan
anakan maksimum, yaitu umur ± 30 hari setelah tanam. Gejala kerusakan
yang ditimbulkan adalah tanaman kerdil, anakan berkurang, daun
berubah menjadi kuning sampai kuning oranye. Pencegahan dan
pengendalian hama wereng hijau adalah dengan melakukan penanaman
yang serempak dan menggunakan varietas yang tahan. sebagai tindakan
pengendalian dapat dilakukan bersamaan dengan pengendalian hama
wereng coklat, apabila serangan sudah mencapai ambang batas.
Penggerek Batang (Tryporiza sp.)
Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya,
menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Waktu kritis untuk mengendalikan
serangan keong mas adalah pada saat 10 hst atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah).
Bila di sawah diketahui terdapat telur berwarna merah muda dan keong mas dengan
berbagai ukuran serta warna, perlu dilakukan pengaturan air, keong mas menyenangi
tempat-tempat yang digenangi air.
Jika petani petani menanam dengan sistem tanam pindah maka pada 15 hari setelah tanam
pindah, perlu dikeringkan kemudian digenangi lagi secara bergantian (flash
flood = intermitten irrigation). Bila petani menanam dengan sistem tabela (tanam benih
secara langsung), selama 21 hari setelah sebar benih sawah perlu dikeringkan kemudian
digenangi secara bergantian.
Bila diperlukan, aplikasi pestisida berbahan aktif niclos amida dan moluska botani dapat
dilakukan di sawah yang tergenang, di caren atau cekungan-cekungan yang ada airnya
tempat keong mas berkumpul.
Burung (Lonchura spp.)
Burung menyerang tanaman pada fase masak susu sampai padi dipanen.
Burung akan memakan langsung bulir padi yang sedang menguning
sehingga menyebabkan kehilangan hasil secara langsung. Selain itu
burung juga mengakibatkan patahnya malai padi.
Cara pengendalian diantaranya adalah dengan menjaga lahan dengan
menempatkan orang-orangan sawah untu mengusir burung, tanam
serentak, jangan menanam dan memanen diluar musim agar tidak
dijadikan sebagai sumber makanan serta kendalikan habitat/sarang
burung.
MACAM MACAM PENYAKIT
TANAMAN PADI
Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas campestris pv. Oryzae)
Penyakit HDB menghasilkan dua gejala khas, yaitu kresek dan hawar. Kresek
adalah gejala yang terjadi pada tanaman berumur < 30 hari (persemaian atau yang
baru pindah). Daun-daun berwarna hijau kelabu, melipat, dan menggulung. Dalam
keadaan parah keadaan daun menggulung, layu, dan mati, mirip tanaman yang
terserang penggerek batang atau terkena air panas (lodoh). Sementara, hawar
merupakan gejala yang paling umum pada tanaman yang telah mencapai fase
tumbuh anakan sampai fase pemasakan. Gejala diawali dengan timbulnya bercak
abu-abu (kekuningan) umumnya pada tepi daun
Busuk batang / stem rot (Magnaporthe salvinii (Cattaneo) R.A
Krause & R.K. Webster (telemorph))
Penyakit yang mampu menurunkan hasil yang sangat besar ini disebabkan
oleh jamur patogen Pycularia grisae. Penyakit blas menimbulkan dua gejala khas,
yaitu blas daun dan blas leher. Blas daun merupakan bercak coklat kehitaman,
berbentuk belah ketupat, dengan pusat bercak berwarna putih. Sedangkan blas
leher berupa bercak coklat kehitaman pada pangkal leher yang dapat
mengakibatkan leher malai tidak mampu menopang malai dan patah. Kemampuan
patogen membentuk strain dengan cepat menyebabkan pengendalian penyakit ini
sangat sulit. Penyakit ini dikendalikan melalui penanaman varietas tahan secara
bergantian untuk mengantisipasi perubahan ras blas yang sangat cepat, dan
pemupukan NPK yang tepat. Penanaman dalam waktu yang tepat dan perlakuan
benih dapat pula diupayakan. Bila diperlukan dapat menggunakan fungisida yang
berbahan aktif metil tiofanat, fosdifen, atau kasugamisin.
Tungro
Tungro adalah penyakit padi yang disebabkan virus tungro yang dibawa oleh
wereng. Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua. Daun menguning berkurang
bila daun yang lebih tua terinfeksi. Bila serangan terjadi pada saat tanaman masih
muda, sekitar umur 10-20 hari, akan menyebabkan kehilangan hasil sedikitnya
65%. Sedangkan untuk serangan saat tanaman berada pada fase akhir, kehilangan
hasil tidak terlalu besar, yaitu sekitar 10-20%.
Pengendaliannya dengan cara memberantas berbagai jenis rumput liar yang
merupakan sumber infeksi bagi penyakit ini, rotasi tanaman dengan palawija,
menanam varietas yang tahan tungro, pembajakan di bawah sisa tunggul yang
terinfeksi, cabut dan bakar tanaman yang sakit, dan tanam dengan menggunakan
sistem tabela atau SRI.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH