Anda di halaman 1dari 7

NAMA : GILANG ROCHMADI PUTRA

NIM : 22283
KELAS : AGB A/SEA
MATA KULIAH : AGRONOMI

1. Apa yang anda ketahui tentang Hama, Penyakit, dan Gulma ?


Jawab :
- Hama adalah hewan yang mengganggu atau merusak tanaman sehingga
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terganggu. Hama dapat
merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan atau
serangan hama dapat terjadi sejak benih, pembibitan, pemanenan, hingga di
gudang penyimpanan.

Gangguan dan serangan itu dapat menghambat pertumbuhan dan


perkembangan tanaman. Hama yang menyerang tanaman beraneka ragam,
misalnya wereng, gangsir, tikus, ulat tanah, lalat buah, walang sangit, dan kutu.

- Penyakit merupakan sebuah kondisi dimana tanaman terganggun namun


bukan berasal dari gangguan hama, melainkan karena jamur, virus, maupun
bakteri yang pada akhirnya juga dapat merugikan manusia. Tanaman yang
terkena penyakit dapat terlihat jelas karena mengalami kerusakan sel atau
bahkan matinya sel dalam tanaman.

Penyakit tanaman biasanya disebabkan oleh faktor biotik dan faktor abiotik.
Penyakit tanaman yang disebabkan oleh faktor biotik ialah penyakit yang
diakibatkan oleh organisme penganggu (cendawan, bakteri, dll), biasanya
gejala kerusakan rata pada satu hamparan tanaman. Sedangkan penyakit
tanaman yang disebabkan oleh faktor abiotik ialah merupakan gejala serangan
yang cenderung tidak merata, dan kerusakan yang timbul akibat terlalu lembab,
atau terlalu kering.

- Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan


karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Gulma
menyaingi tanaman terutama dalam memperoleh air, hara, dan cahaya. Gulma
merupakan pesaing bagi tanaman dalam memperoleh hara dan dapat menyerap
nitrogen dan fosfor hingga dua kali, serta kalium hingga tiga kali daya serap
tanaman. Pemupukan merangsang pertumbuhan gulma sehingga meningkatkan
daya saingnya.
Pengaruh yang diakibatkan oleh gulma ini tidak terlihat secara langsung dan
berjalan lambat. Namun secara keseluruhan kerugian yang ditimbulkan
terbilang sangat besar. Gulma ini dapat mampu berkompetisi kuat dengan
tanaman budi daya untuk memenuhi kebutuhan unsure hara, air, sinar matahari,
udara dan ruang tumbuh.

2. Berikan contoh Hama, Penyakit, Gulma masing masing 2!


Jawab :

Hama

Nama : Walang Sangit (Leptcorisa Oratorius)


merupakan salah satu hama yang
menyerang tanaman padi sawah. Hama ini
umumnya menyerang tanaman padi pada
fase pemasakan dengan cara menghisap
cairan bulir padi yang sedang mengisi
sehingga menyebabkan bulir padi menjadi
hampa atau pengisiannya tidak sempurna.

Pengendalian :
Sanitasi Lingkungan, membersihkan areal
pertanaman padi terbukti mampu menekan
serangan hama walang sangit dan mencegah kerugian. Pembersihan areal tanaman
padi dari gulma dan rerumputan sebaiknya dilakukan sejak sebelum penanaman.

Biologi,  dengan memanfaatkan parasitoid dan jamur. Salah satu agens hayati
yang dapat digunakan untuk menekan perkembangan walang sangit adalah  jamur
Beauviria bassiana dan Metharizum sp. Jamur Beauviria bassiana ini menyerang
walang sangit pada stadia nimpa dan dewasa. Jamur ini menyerang kulit serangga
sehingga terinfeksi membentuk lapisan putih pada serangga hama dan
mengakibatkan kematian.

Kimiawi, dengan penyemprotan insektisida kimia. Pengendalian menggunakan


insektisida kimia dapat dilakukan jika populasi hama walang sangit berada pada
ambang kendali yaitu 6 ekor / m2. Penyemprotan insektisida sebaiknya dilakukan
ketika hama walang sangit aktif, yaitu pada pagi hari dan sore hari. Penyemprotan
dilakukan menjelang tanaman padi memasuki stadia berbunga dan setelah
memasuki stadia masak susu.

Nama : Ulat
bulu (Dasychira
inclusa)
Hama ini umumnya memakan dedaunan
dari berbagai jenis pohon, tumbuhan
merambat, semak belukar, dan dalam
beberapa kasus menyerang beberapa
tanaman semusim, seperti tanaman padi
dan jagung.

Pengendalian :
Pengamatan rutin dilakukan setiap waktu
sehingga kita harus waspada dan paling lama seminggu sekali. Kita amati hama
apa saja pada tanaman kita serta kita amati gejala-gejala serangan hama maupun
penyakit yang ada. Dengan pengamatan secara dini otomatis kita akan cepat
mendeteksi adanya serangan hama ulat grayak.

Apabila dalam pengamatan ditemukan intensitas serangannya masih sangat ringan


atau rendah kita bisa melakukan tindakan pengendalian secara mekanik, yaitu
mengambil telur, ulat maupun kepompong ulat grayak tersebut.

Apabila dalam pengamatan didapatkan ulat grayak sebanyak 2 ekor untuk tiap
rumpun padi, maka pengendalian harus segera dilakukan dengan menggunakan
insektisida sintetik agar serangan hama tidak meluas.

Selain menggunakan insektisida sintetik kita juga bisa menggunakan insektisida


biologis yang lebih ramah terhadap lingkungan (Beauveria bassiana). Selain itu
kita juga bisa memanfaatkan bahan-bahan tanaman di sekitar kita untuk dijadikan
pestisida nabati seperti daun mimba, akar tuba, jengkol dll.
Penyakit

Nama : Blast (Pyricularia oryzae)


Penyakit blast pada padi mempengaruhi seluruh
bagian tanaman yang ada di atas permukaan tanah :
daun, helai daun, ruas, batang, buah padi (malai),
hingga pelepah daun. Daun menunjukkan bercak
klorotik berwarna kuning hingga hijau muda,
berbentuk batang atau elips. Batas luka ini
merupakan area nekrotik dan bagian tengahnya
berwarna abu abu hingga putih.

Pengendalian :
Penanaman Varietas Tahan
Cara yang paling efektif, murah dan ramah
lingkungan dalam pengendalian penyakit
blas adalah menggunakan varietas tahan.
Penggunaan varietas tahan harus
disesuaikan dengan sebaran ras yang ada di suatu daerah.
Upaya lain yang perlu diperhatikan dalam penggunaan varietas tahan adalah
dengan tidak menanam padi secara monogenik (1 atau 2 varietas) secara luas dan
terus menerus. Bila padi tersebut ditanam terus menerus sepanjang tahun maka
harus dilakukan pergiliran varietas. Beberapa varietas yang berbeda tingkat
ketahanannya ditanam pada satu areal, dapat mengurangi tekanan seleksi terhadap
patogen, sehingga dapat memperlambat terjadinya ras baru patogen dan patahnya
ketahanan suatu varietas.

Penggunaan Fungisida untuk Penyemprotan Tanaman


Perlakuan benih dengan fungisida untuk pengobatan benih hanya bertahan selama
6 minggu, selanjutnya perlu dilakukan penyemprotan tanaman.  Hasil  percobaan
terhadap beberapa fungisida menunjukkan bahwa fungisida Benomyl 50WP,
Mancozeb 80%, Carbendazim 50%, isoprotiolan 40%, dan trisikazole 20% efektif
menekan perkembangan jamur P. grisea. Penyemprotan dengan fungisida
sebaikny dilakukan 2 kali pada saat stadia tanaman padi anakan maksimum dan
awal berbunga

Nama : Penyakit Tungro


Tungro merupakan salah satu penyakit utama
pada tanaman padi di Indonesia. Tanaman
padi yang terserang penyakit tungro
memperlihatkan gejala yang khas, yakni
perubahan warna daun muda menjadi kuning
sampai jingga yang diikuti oleh melintirnya
daun dan tanaman menjadi kerdil karena
jarak antar buku (internode) memendek.
Jumlah anakan berkurang dan gabah akan
berubah bentuk sehingga tanaman padi tidak
akan memberikan hasil sesuai dengan
potensinya (Ling, 1979).
Tungro disebabkan oleh infeksi ganda dari dua jenis virus yang berbeda yaitu rice
tungro bacilliform virus (RTBV) dan rice tungro spherical virus (RTSV). Penyakit
ini ditularkan oleh spesies wereng hijau dengan efisiensi beragam.

Pengendalian :
Waktu tanam tepat
Waktu tanam harus disesuaikan dengan pola fluktuasi populasi wereng hijau yang
sering terjadi pada bulan-bulan tertentu.Waktu tanam diupayakan agar pada saat
terjadinya puncak populasi, tanaman sudah memasuki fase generatif (berumur 55
hari atau lebih). Karena serangan yang terjadi setelah masuk fase tersebut tidak
menimbulkan kerusakan yang berarti.

Tanam Serentak
Upaya menanam tepat waktu tidak efektif apabila tidak dilakukan secara
serempak. Penanaman tidak serempak menjamin ketersediaan inang dalam rentang
waktu yang panjang bagi perkembangan virus tungro, sedangkan bertanam
serempak akan memutus siklus hidup wereng hijau dan keberadaan sumber
inokulum.

Menanam Varietas Tahan


Menanam varietas tahan merupakan komponen penting dalam pengendalian
penyakit tungro.Varietas tahan artinya mampu mempertahankan diri dari infeksi
virus dan atau penularan virus oleh wereng hijau. Walaupun terserang, varietas
tahan tidak menunjukkan kerusakan fatal, sehingga dapat menghasilkan secara
normal.

Gulma

Nama : Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes


merupakan tumbuhan yang tumbuh mengapung di
ataspermukaan air, eceng gondok sering dikenal
sebagai gulma dikarenakan kecepatan daya tumbuh eceng
gondok sering merusak lingkungan perairan seperti
terhambatnya sinar matahari yang masuk kedalam
permukaan dasar air dan sering menjadi penyebab
persangkutnya ailran sungai oleh padatnya eceng gondok.

Pengendalian :
1. Menggunakan herbisida.
2. 2. Mengangkat eceng gondok tersebut secara langsung
lingkungan perairan.

Nama : Ilalang (Imperata cylindrica)


Merupakan salah satu tumbuhan yang keberadaanya
tidak diharapkan ketika bercocok tanam. Bukan tanpa
manfaat, tapi propagasi dan daya adaptasi tumbuhan
alang-alang sehingga mudah berkembang sangat menggangu tanaman utama,
seperti tanaman padi.
P

Pengendalian :
Teknik Perebahan
- Daun dan batang alang-alang yang telah direbahkan akan kering dan mati tanpa
merangsang pertumbuhan tunas dan rimpang,dan dapat berfungsi sebagai
mulsa.
- Perebahan dapat menggunakan papan, potongan kayu atau drum.
- Setelah alang-alang terkendali,lahan siap untuk usaha tani dengan tahap-tahap
perebahan tersebut .

Teknik Mekanis
- Dilakukan dengan pengolahan tanah dengan membajak atau mencangkul .
- Penebasan dengan alat yang dapat mengurangi persaingan alang-alang dengan
tanaman pokok tetapi hanya bersifat sementara dan harus sering diulangi
minimum sebulan sekali .
- Setelah alang-alang terkendali, lahan siap untuk ditanami.

Teknik Pengendalian Terpadu


- Semprot alang-alang yang sudah tumbuh dengan herbisida sistemik.
- Rebahkan alang-alang yang sudah mati dan kering.
- Tanam tanaman semusim dengan cara tugal sebagai pre-crop-ping.
- Bersamaan dengan itu lahan siap ditanami tanaman penaung dan tanaman
pokok dengan tahab-tahab seperti yang telah diuraikan.

Anda mungkin juga menyukai