Anda di halaman 1dari 3

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TERONG DAN PENGENDALIANNYA

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TERONG DAN PENGENDALIANNYA

Achmad Budillah, SP.

Dalam melakukan budidaya tanam terong baik terong ungu, terong lalap, terong belanda, terong putih
ataupun terong hijau pastilah akan ada kendala yang dialami, salah satunya serangan hama dan
penyakit. Serangan hama penyakit tersebut dapat menimbulkan hal yang merugikan seperti
pertumbuhan lambat, produktivitas menurun dan gagal panen bahkan tanaman mengalami kematian.
Nah kali ini kita akan membahas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman terong beserta
cara
»pengendaliannya, berikut penjelasan
Kumbang Daun (epilachna spp.) lengkapnya:

Hama ini membuat permukaan daun tidak rata, ada lubang dan memiliki warna kuning serta layu.
Kumbang pemakan daun Epilachna sp. merupakan hama yang dominan pada tanaman terung fase
vegetatif dan fase generatif. Imago kumbang ini berwarna jingga kusam dengan bintik-bintik hitam
pada elitranya dan panjang tubuhnya berkisar antara 5-8 mm. Larvanya berwarna kuning dan
terdapat seta yang terl;ihat seperti duri pada bagian tubuhnya. Baik larva maupun imago merusak
tanaman dengan memakan lapisan epidermis di bawah daun tetapi bagian atas daun tetap utuh.
Sehingga daun yang terserang tinggal kerangka dan menjadi kering seperti jaring. Kumbang Epilacna
sp. aktif makan terutama pada pagi hari sedangkan pada siang hari aktivitas makannya menurun,
pada sore hari kembali aktif makan dan kemudian menjelang malam aktifitas makannya menurun lagi.
Pada tanaman terung fase vegetatif populasi kumbang Epilachna sp. meningkat pada bulan Desember.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh umur tanaman, kumbang Epilachna sp. lebih menyukai tanaman
muda sebelum berbunga. Sedangkan pada fase generatif populasi kumbang Epilachna sp. cenderung
mengalami penurunan memasuki bulan November. Hal ini disebabkan karena hujan yang turun secara
terus-menerus dan umur tanaman yang semakin tua. Pada bulan Desember tanaman terung fase
generatif tidak ada lagi karena telah mencapai akhir usia tanaman.

    

Pengendalian :

Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara manual dengan cara mengambil kumbang tersebut lalu
dimusnahkan atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan melakukan penyemprotan insektisida
sesuai
» dosis
Kutuyang
daunditentukan.
(Aphis spp). Hama ini menyerang tanaman terong pada bagian daun yang masih
muda sehingga daun akan rusak, tidak beraturan dan daun akan kering dan mati. Ciri Ciri kutu Daun

Morfologi/Bioekologi

Secara umum kutu berukuran kecil, antara 1 - 6 mm, tubuhnya lunak, berbentuk seperti buah pir,
mobilitasnya rendah dan biasanya hidup secara berkoloni. Kutu daun kapas Aphis gossypii Glover
(Homoptera: Aphididae) merupakan salah satu hama yang menyerang daun muda dan pucuk tanaman
, terutama pada tanaman musim kemarau. Serangga ini bersifat polifag dan kosmopolitan, menyerang
dengan cara menusuk dan mengisap cairan sel-sel epidermis dan mesofil daun dengan menggunakan
Page 1/3

Published on cyber extension - Pusluhtan Kementan | Email Sekretariat : cyberextension@gmail.com


stiletnya. Nimfa berukuran kecil, berwarna hijau kekuning-kuningan, stadium nimfa berlangsung
selama 6 sampai 7 hari A. gossypii berkembangbiak secara parthenogenesis yaitu melahirkan anak
yang telah berkembang di tubuh induknya sebelum dilahirkan. Nimfa yang telah menjadi imago akan
siap beranak setelah berumur 4 - 5 hari (Kalshoven, 1981). Dalam keadaan iklim dingin, sebagian besar
serangga aphids berkembang biak secara tidak kawin (dengan menghasilkan nimfa). Nimfa tersebut
akan berubah secara bertahap menjadi serangga dewasa dalam ideal waktu kurang lebih 8 – 10
minggu. Kondisi alam dengan suhu yang dingin dan kelembaban tinggi menyebabkan perubahan nimfa
menjadi aphids dewasa membutuhkan waktu lebih lama. Mulai dari nimfa tahap pertama hingga
keempat, bentuknya nyaris sama. Dan setelah memasuki bentuk nimfa tahap empat itulah nimfa
pradewasa akan berubah menjadi serangga dewasa yang bersayap maupun tanpa sayap. Serangga
dewasa ini akan berkembangbiak kembali (reproduksi) dalam waktu kurang lebih 2 – 3 hari
kemudian. Di Australia, sebagian besar aphids adalah betina. Karena dia bisa berkembang biak secara
tidak kawin, maka untuk dapat memiliki keturunan, mereka tidak memerlukan pasangan sehingga
daur hidupnya pun sangat singkat. Selama hidupnya aphids betina mampu menghasilkan ribuan
aphids baru yakni hanya dalam waktu 4 – 6 minggu saja. Seiring dengan perkembangannya, maka
aphids akan mudah sekali berpindah dari tempat satu ke tempat lain. Apabila dari suatu tempat
terdapat sumber inokulum virus, maka sangat mudah bagi virus tersebut berpindah ke tanaman lain
yang lebih sehat. Tanaman yang diserang oleh kutu daun , daunnya akan mengeriting karena cairan
dalam daun dihisap oleh hama ini. Pada serangan hebat akan menyebabkan pertumbuhan tanaman
mengerdil. Hama ini juga merupakan vektor (pembawa) penyakit virus. Hama dapat mengeluarkan
kotoran "embun madu`, sehingga kadang pada tanaman yang terdapat banyak kutu ini akan ditemui
semut-semut yang akan memamfaatkan kotorannya. Embun madu yang dapat menjadi media
tumbuhnya jamur jelaga yang dapat menutupi daun dalam proses fotosintesa. Kutu daun termasuk
dalam famili Aphididae ordo Homoptera, serangga ini bertubuh lunak, berukuran 4-8 mm. Kelompok
Aphids biasanya berkoloni di bawah permukaan daun atau sela-sela daun, hama ini mengekskresikan
embun madu, adanya embun madu yang dikeluarkan kutu daun dapat dilihat dengan terdapatnya
semut atau embun jelaga yang berwarna hitam. Munculnya embun jelaga ini menyebabkan permukaan
daun tertutupi sehingga akan menghambat proses fotosintesis. Aphids menyerang tanaman Cabe,
Paprika, Timun, Semangka, Melon, Kubis, Terong dan Kailan.

Cara
»pengendalian
Pengendalian secara bercocok tanam/kultur teknis, meliputi cara-cara yang mengarah pada
budidaya tanaman sehat yaitu : terpenuhinya persyaratan tumbuh (suhu, curah hujan, angin,
ketinggian tempat, tanah), pengaturan jarak tanam, pemupukuan, dan pengamatan pada kanopi tunas
seluas 0,25 m2. Hitung
» Pengendalian serangga
mekanis dandewasa yang ada dengan
fisik, dilakukan setiap 2membersihkan
minggu. kebun/ sanitasi terhadap
gulma atau dengan menggunakan mulsa jerami di bedengan pembibitan jeruk, serta membunuh
langsung serangga yang
» Pengendalian di-temukan.
biologi, dengan memanfaatkan musuh alami predator dari famili Syrphidae,
Menochillus sp., Scymnus
» Pengendalian sp. dengan
kimiawi, (Coccinelidae), Crysophidae,
menggunakan Lycosidae
insektisida selektifdan
danparasitoid Aphytis
efektif sesuai sp.
rekomendasi,
dilakukan secara spot spray pada tunas bila tunas terserang 25 %. Misalnya Lannate 25 WP, Razor 360
SC» Tungau (Tetranynichus spp)
» Hama ini menyebabkan permukaan daun berbintik cokelat kehitaman serta daun akan
berlubang dan layu, Cara pengendalian hama ini umumnya dilakukan dengan sanitasi lahan,
melakukan perendaman benih dengan larutan sebelum tanam serta penjarangan tanaman. Selain itu
bisa juga dengan cara kimiawi yaiu dengan cara melakukan penyemprotan dengan insektisida sesuai
dengan
» dosis yang(Helicoverpa
dianjurkan.armigera hubn)
» Ulat
HamaBuah
ini menyerang buah baik itu muda atau tua yang mengakibatkan buah akan berlubang
lalu busuk dibagian dalamnya. Pengendalian dengan cara manual yaitu dengan membuang buah yang
terserang dan melakukan sanitasi lahan dengan baik atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan
melakukan penyemprotan
» Ulat Tanah (Agrotis buah
ipsilondengan
Hufn),insektisida sesuai dengan
Hama ini menyerang dosis yang
tanaman muda dianjurkan.
atau tanaman dalam
proses pembenihan, hama ini menyebabkan tanaman membusuk lalu mati. Pengendalian
Page 2/3

Published on cyber extension - Pusluhtan Kementan | Email Sekretariat : cyberextension@gmail.com


Hama ini dapat dikendalikan dengan cara manual yaitu dengan penggunaan benih yang berkualitas
dan tahan terhadap hama serta melakukan sanitasi lahan dengan baik atau bisa juga dengan cara
kimiawi yaitu dengan menyemprotkan insektisida sesuai dengan anjuran.

  » Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)

Hama ini menyerang daun yang muda ataupun tua, biasanya daun yang terserang akan berlubang dan
bentukya tidak beraturan. Cara Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu
dengan mengambil ulat lalu dimusnakan dan juga melakukan sanitasi lahan dengan baik atau bisa juga
dengan cara kimiawi yaitu dengan cara melakukan penyemprotan insektisida sesuai dengan dosis yang
dianjurkan.
» Kutu Kebul

Hama ini dapat menyebabkan daun mengkerut, keriting dan tanaman akan menjadi kerdil.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan rotasi tanaman, melakukan
penyiangan gulma dan juga tanaman inang serta melakukan penyemprotan akarisida.

Penyakit Tanaman
» Bercak DaunTerong

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora sp. Tanaman yang terserang penyakit ini akan
memiliki bercak cokelat kehitaman pada permukaan daun sehingga dau layu dan kering. Pengendalian
penyakit ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan penggunaan benih yang berkualitas
dan juga melakukan sanitasi lahan dengan baik. Selain itu bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan
melakukan
» Busukpenyemprotan
Buah. fungisida sesuai dengan dosis.

Penyakit busuk buah disebabkan oleh cendawan Phytophtora sp. Buah yang terseranmg penyakit ini
akan memiliki bercak berwarna cokelat kehitaman lalu buah akan busuk dan mudah jatuh.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara memetik lalu
membuang buah yang busuk atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan cara melakukan
penyemprotan fungisida sesuai dengan anjuran.
» Antraknosa

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Gloesporium melongena. Permukaan daun tanaman yang
terserang penyakit ini akan memiliki bercak coklat kehitaman, daun keriting dan menggulung.
Pengendalian penyakit  ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara melakukan
sanitasi lahan, menggunakan benih yang tahan penyakit dan melakukan penjarangan tanaman atau
bisa dengan cara kimiawi yaitu dengan cara melakukan penyemprotan fungisida sesuai dengan dosis
yang
»dianjurkan.
Rebah Semai

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani dan Phthium spp. Penyakit ini menyeran
tanaman saat pembibitan atau persemaian, tanaman yang terserang akan menguning, layu lalu mati.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan melakukan sanitasi lahan
dan juga penggunaan benih yang berkualitas atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan cara
melakukan
» Layu penyemprotan
Bakteri dengan menggunakan fungisida yang sesuai dengan dosis yang berlaku.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Penyakit ini membuat tanaman layu
dan mati. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan sanitasi lahan atau juga
dengan melakukan penyemprotan bakterisida sesuai dengan anjuran.

 
Page 3/3

Published on cyber extension - Pusluhtan Kementan | Email Sekretariat : cyberextension@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai