Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN DISEMINASI

MENGATASI KERITING DAUN PADA TANAMAN CABAI MERAH

I. Pendahuluan
Keriting daun cabai adalah salah satu keadaan pada daun cabai yang menjadi keriting,
kuning, kurus dan rontok. Keadaan daun seperti ini menyebabkan nutrisi tidak bisa diproses
secara sempurna, tanaman tidak bertumbuh lebat, produktivitas tanaman menurun dan pada
kasus terparah bisa terjadi gagal panen. Menurut Yusuf, peneliti BPTP Aceh, penyakit keriting
daun pada cabai dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti kekurangan air, kurang perawatan,
kondisi benih dan bibit selama pembibitan dan hama.
Keriting pada daun cabai bisa disebabkan oleh serangan hama atau disebut organisme
pengganggu tanaman (OPT) yang bukanlah virus, jamur ataupun bakteri. Ada beberapa jenis
hama yang bisa menyebabkan keriting daun ini. Hama tersebut tergolong dalam jenis kutu-
kutuan, yakni thrips, tungau dan aphids.

II. Tujuan
Tujuanmelakukanpengedalianhamaterahdaptanamancabaimerahuntukmenambahpengetahua
npetanidalammengatasigejalausahabudidayatanamancabaimerah di arealnya masing-masing.

III. Pelaksanaan
a. Lokasi : Desa Alue Panyang Kecamatan Woyla
b. Peserta : Poktan Rejeki Tani, Poktan Semangat Tani dan Poktan Ingin Jaya
c. Kegiatan dilaksanakan : Bulan November 2023.
d. Kegiatan dilaksanakan dengan system ceramah, diskusi dan demca.
e. Materi yang disampaikan “Cara Mengatasi Keriting Daun pada Tanaman Cabai
Merah”

IV. Hasil dan Pembahasan


Gejala dan cara penanganan terhadap hama-hama ini juga berbeda. Berikut penjelasan
mengenai hama dan cara penanganan keriting daun pada tanaman cabai.

1. Hama Thrips

Gejala fisik yang terlihat pada tanaman cabai adalah adanya bercak-bercak putih atau
keperak-perakan/ kekuning-kuningan terutama pada permukaan bawah daun cabai. Bercak-
bercak awalnya tampak dekat dengan tulang daun kemudian menjalar ke tulang daun hingga
seluruh permukaan daun menguning. Serangan berat daun menjadi berwarna coklat, mengeriting,
menggulung sampai akhirnya menjadi kering. Pada akhirnya pertumbuhan tanaman menjadi
kerdil dan tidak dapat menghasilkan bunga.
Pencegahan
 Bibit tanaman cabai yang akan ditanam berasal dari varietas yang tahan terhadap hama thrips.
 Menjaga kebersihan lingkungan tanaman dengan melakukan penyiangan gulma.
 Usahakan menyiram tanaman dengan menggunakan springkler, agar daun-daun tanaman ikut
tercuci.
 Jauhkan tanaman cabai dari tanaman-tanaman yang menjadi inang bagi hama thrips seperti
terong-terongan, semangka dll.

Pengendalian
 Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan dengan memotong daun yang terserang hama
atau mencabut tanaman jika belum terjadi serangan yang banyak. Tetapi jika sudah terjadi
serangan pada seluruh tanaman apalagi adanya serangan virus yang akut mau tidak mau harus
dilakukan pencabutan dan pembakaran untuk mencegah serangan hama pada periode tanam
mendatang.
 Pengendalian secara teknis dengan memberikan jeda pada periode tanam berikutnya dengan
tidak menanami lahan dengan tanaman yang sejenis.
 Pengendalian secara biologis, yaitu menyemprotkan biopestisida nabati dari larutan daun
antawali, kapur dan kunyit.
 Pemulihan tanaman yang telah sembuh dari serangan hama thrips yang dapat dilakukan
dengan pemupukan dan penyemprotan zat perangsang tumbuh seperti GA3, Atonik, atau
pupuk daun.
 Adapun cara pengendalian hama penyebab daun keriting setelah terjadi serangan adalah
melakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin,
karbosulfan, fipronil atau imidakloprid.

2. Hama Tungau
Hama tungau yang biasa menyerang tanaman cabe ialah tungau kuning
(Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranycus sp.). Serangan tungau selalu
dimulai dari pucuk daun / tunas muda. Serangan ditandai dengan munculnya bintik kuning di
permukaan daun yang lama-kelamaan melebar lalu berubah menjadi kecokelatan dan akhirnya
menghitam.
Daun yang terserang mengalami perubahan bentuk dan pertumbuhan tunas terhenti.
Bagian bawah daun berwarna seperti tembaga dan terdapat benang-benang putih halus. Pada
serangan parah, daun-daun cabai berguguran hingga tidak tersisa sama sekali, tunas menghitam
kecoklatan dan mati.

Pencegahan
 Tanam cabai pada tempat yang jauh dari tanaman cabai terserang.
 Jangan tanam cabai secara terus menerus pada tempat yang sama.
 Rotasi tanaman untuk memutus siklus hidup hama tungau.
 Menjaga kebersihan kebun, hama tungau bersifat polifag yaitu memiliki banyak tanaman
inang termasuk gulma atau rumput liar.
 Monitoring atau pengamatan rutin untuk memantau perkembangan tanaman dan serangan
hama tungau.

Pengendalian
 Manfaatkan musuh alami, diantaranya cendawan Entomophthora fresenii, tungau
Phytoseiulus persimilis, kumbang Stethorus gilvifrons, dan thrips Scolothrips sexmaculatus.
 Semprotkan insektisida nabati dengan ekstrak tembakau, bawang putih yang dicampur sedikit
deterjen. Interval penyemprotan setiap 2 hari sekali dan dilakukan pada pagi atau sore hari.
 Semprotkan insektisida kimia apabila pestisida nabati tidak mampu lagi mengendalikan hama
tungau.
 Gunakan 2 jenis bahan aktif akarisida atau lebih secara bergantian untuk menghindari
kekebalan hama tungau terhadap bahan aktif tertentu.
 Interval penyemprotan 2-3 hari sekali atau disesuaikan dengan tingkat serangan. Semprotkan
pada pagi atau sore hari dengan dosis yang sesuai.

3. Hama Aphids (Kutu Daun)

Gejala serangan aphids hampir mirip dengan serangan tungau. Akibat cairan daun yang
dihisapnya, daun menjadi melengkung ke atas, keriting (kadang memelintir ke samping), dan
belang-belang. Daun seringkali menjadi layu, menguning, dan akhirnya rontok. Berbeda dengan
tungau, kutu aphids memiliki kemampuan berkembang biak sangat cepat, karena selain dapat
memperbanyak diri dengan perkawinan biasa, hama ini juga mampu bertelur tanpa pembuahan.

Pencegahan
 Menjaga kebersihan lahan.
 Tidak menanam pada lahan bekas tanaman cabai atau bekas lahan tanaman kacang panjang.
 Tidak menanam pada lahan dekat tanaman kacang panjang.

Pengendalian
 Secara mekanis, cabut dan bakar daun yang sudah terinfeksi kutu daun.
 Gunakan pestisida alami dengan bahan dasar tembakau, bawang putih dll. Cara pembuatanya
dengan merendam segenggam tembakau dalam 5 (lima) liter air deterjen selama satu malam,
selanjutnya disaring dan dapat diaplikasikan di tanaman yang terserang. Semprotkan dalam
waktu 3 hari sehari, hingga kutu tidak menyerang tanaman lagi.
 Gunakan pestisida kimia jenis akrisida. Beberapa cotoh akrisida yang dapat dibeli di pasaran
adalah Demolish, Rotraz, Samite, Agrimec, Omite, Bamex dan lain-lain. Aplikasikan pestisida
sesuai dosis yang dianjurkan.

V. Kesimpulan

Diseminasi mengatasi keriting daun tanaman cabai merah dilakukan dengan jumlah
peserta 12 orang yang terdiri dari petani dan penyuluh. Minat peserta terhadap inovasi cukup
tinggi, hal ini terlihat pada saatdiskusi, dimana petani sangat antusias terhadap teknologi yang
disampaikan.

Woyla, 30 November 2023


PenyuluhPertanian,

Suci Rahmadani, SP
NIP. 19850420 201903 2 002

Anda mungkin juga menyukai