Deskripsi
Kompetensi Dasar (KD) Melaksanakan Pengendalian Hama Tanaman Buah Semusim berisikan uraian pokok
materi;jenis hama, gejala kerusakan dan cara pengendalian, mengidentifikasi hama, identifikasi berbagai metode
pengendalian hama tanaman, dan menentukan metode pengendalian.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat Menganalisis Jenis-jenis hama tanaman buah
2. Peserta didik dapat Menjelaskan Jenis-jenis hama tanaman buah
3. Peserta didik dapat Melaksanakan pengendalian hama tanaman buah
4. Peserta didik dapat Menerapkan pengendalian hama tanaman buah
Uraian Materi
Salah satu faktor pembatas dalam usaha budidaya tanaman adalah hama tanaman. Hama tanaman ialah organisme
yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan budidaya tanaman, kerugian tersebut disebabkan oleh
binatang seperti serangga, cacing, binatangmenyusui (rusa, babi hutan, dan lain-lain) binatang mengerat (tikus,
tupai, dan lain-lain). Agar usaha hasil budidaya tanaman memberikan hasil yang memuaskan maka tanaman harus
bebas dari serangan hama. Oleh sebab itu apabila hidup tanaman terganggu oleh serangan hama perlu dilakukan
tindakan pengendalian hama, hal ini untuk menjamin agar tidak terjadi kerusakan yang mengakibatkan kerugian.
Sebelum melakukan upaya pengendalian, terlebih dahulu perlu memahami karakteristik hama tumbuhan, gejala
dan akibat serangan hama kemudian dilanjutkan dengan pemilihan metode pengendaliannya. Berbagai pengendalian
hama (secara kultur teknis,biologis, kimia, dan terpadu) dilakukan dengan tujuan untuk membatasi kerusakan sehingga
kerugian akibat hilangnya hasil tanaman baik secara kuantatif maupun secara kualitatif baik di lapangan/di lahan
maupun setelah hasil tanaman dipanen, dapat ditekan sekecil mungkin. Sebelum melanjutkan materi
melaksanakan pengendalian hama tanaman buah semusimsecara menyeluruh, marilah kita bersyukur kepada
Tuhan YME karena kita masih diberi kekutan dan kesempatan untuk merencanakan dan melaksanakan
pengendalian hama pada tanaman buah semusim sehinggatanaman tersebut dijauhkan dari hama yang tidak kita
kehendaki yang akhirnya tanaman menghasilkan buah yang sehat dan dapat dikonsumsi oleh banyak orang. Jenis
hama, Gejala Kerusakan, dan Cara Pengendalian Berbagai jenis hama yang menyerang tanaman buah
semusim,dan berbagai kerusakan yang diakibatkan serangan serta cara pengendalian yang dilakukan akan
disajikan berikut ini:
5. Tungau Merah
Tungau (Tetranychus bimaculatus) berbentuk seprti laba-laba, tetapi berukuran dari 1 mm .daur hidup tungau sejak
menetas hingga dewasa dan siap berkembangbiak sekitar 15 hari. Tunggu
dewasaberwarna merah dengan mulut putih. Sebagaimana hama lainnya, ada kemungkinan tungau inipun menjadi
vector penyakit virus. Tungau merah dapat meyebabkan kerusakan pada daun, pucuk,dan tunas muda. Bagian yang
diserang akan tumbuh tidak normal yang kemudian terjadi perubahan warna. Selanjutnya daun akan merupuk dan
mengkriting. Tanda-tanda adanya tungau pada daun biasanya tampak dari titik yang sangat kecil berwarna merah,
kuning, atau keputihan. Titik-titik ini akan tampak bergerak lamban di bawah lindungan sejenis benang sangat halus.
Titik-titik inilah yang merupakan tungau tersebut. Titik yang berwarna merah merupakantungau dewasa,
sedangkan berwarna kuning atau putih merupakan tungau muda atau telur-telur yang belum menetasSebagai hama,
tungaumelakukan serangan mengganas saat musim kering dengan suhu cukup tinggi. Umumnya hama hama
penyebab daun kering sangatpeka dengan curah huja tinggi dan kelembaban tinggi.
Cara pengendalian: Pengendalian hama tungau antara lain sebagai berikut:
Dilakukan sanitasi pertanaman, semua gulma dibersihkan. Tanaman terserang parah dicabut dan dibakar.
Penggunaan pestisida yang tepat, yaitu akarisida. Akarisida yang dapat digunakan misalnya Mitac 200 EC (amitraz)
dapat juga menggunakan Tokuthion 500EC, Trihion 4 EC atau Omite 57 EC. Besarnya konsentrasi ikuti petunjuk
penggunaan di label kemasan.
A B C
Gambar 5. Ulat Helicoverpa sp, Palpita sp., Spodoptera sp.
(Sumber: Buku Agribisnis Tanaman Buah Kelas XI/ 3)
7. Lalat buah (Dacus sp)
Lalat buah merupakan hama utama dari famili Cucurbi-taceae di daerah tropis dan sub -tropis.Beberapa waktu
yang lalu lalat buah (Bactrocera cucurbitae Coquilett) lebih dikenal sebagai Dacus cucurbitae.Serangan hama ini
mengganas terutama pada musim hujan. Lalat buah betina dewasa menusuk buah semangka untuk meletakkan
telurnya di dalam buah.Empat hari kemudian, telur menetas menjadi larva yang memakan isi buah semangka.Buah
semangka yang terserang lalat buah ini menjadi busuk atau bentuknya abnormal.
Cara pengendalian:
Pengendalian hama ini dengan cara antara lain sebagai berikut:
Sanitasi lingkungan pertanaman, buah-buah yang busuk se-gera dibersihkan dan dimusnahkan. Memasang perangkap
(sex pheromone) di dalam bekas botol air mineral. Sex pheromone yang beredar saat ini menggunakan methil
eugenol dipasaran disebut petro genol. Petro genol diteteskan pada kapas ditambah dengan 1 -2 tetes insektisida,
kemudian diletakkan di dalam botol. Lalat buah jantan akan segera masuk dan terperangkap, kemudian mati.
Penyemprotandengan insektisida dapat dilakukan pada saat pagi hari, saat masih ada embun, sehingga lalatbuah
belum terbang. Contoh insektisida yang dapat digunakan yaitu Decis 2,5 EC (deltamethrin) apabila sering hujan
sebaiknya di campur dengan perek
Babi hutan ada beberapa spesies, antara lain; Sus scrofa, Susvitatus, dan Susbarbatus,memakan apa saja
(omnivora)
Mengidentifikasi Masalah
Setelah hama dipantau/dimonitor dan jenis-jenis hama dikenali maka selanjutnya untuk dapat menentukan tingkat
kerusakan tanaman oleh sebab hama tanaman perlu dilakukan identifikasi masalah yang ditimbulkan oleh hama.
Untuk mengenali masalah apa yang ditimbulkan oleh suatu
hama, dapat dilakukan melalui pengetahuan tentang bagaimana kondisi tanaman yang rusak atau mengalami
gangguan oleh suatu hama, atau bentuk-bentuk kerusakan dari tanaman dan kotoran yang ditinggalkan oleh
organisme pengganggu tanaman bersangkutan yang biasa juga disebut gejala kerusakan tanaman . Kondisi
tanaman yang terganggu tersebut dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang pada akhirnya
dapat menurunkan hasil tanaman buah semusim tersebut.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berkembangnya permasalahan hama adalah Iklim dan unsur-unsurnya (sinar
matahari, curah hujan, kelembaban, dll). Karena pengaruh unsur-unsur iklim tersebut hama yang bersifat endemis
pada suatu daerah biasanya dapat mereda dan menurun populasinya, atau sebaliknya dapat eksplosif dengan
populasinya yang meningkat karena keadaan alam dapat menyebabkan lingkungan hidup menjadi merosot
kindisinya atau kondisi lingkungan hama menjadi meningkat/lebih baik, disamping itu faktor-faktor lain seperti cara
budidaya (persiapan lahan, penanaman, pengairan, pemupukan dsb) juga sangat mempengaruhi perkembangan
hama.
Perhitungan kerusakan akibat serangan
Untuk dapat menghitung prosentase kerusakan tanaman perlu dilakukan kegiatan pemantauan/monitoring
terlebih dahulu agar diperoleh seberapa banyaknya tanaman yang rusak berbanding dengan banyaknya tanaman yang
tidak rusak.
Prosentase kerusakan tanaman dapat dihitung dengan menggunakan rumus : P = A/B X
100%
Keterangan;
P = Prosentase kerusakan tanamanA =
Jumlah tanaman yang diamatiB = Jumlah
total tanaman
Untuk menghitung Intensitas kerusakan tanaman karena hama dapat digunakan rumus :
(n x v)
I =---------------------- x 100%
N x V
Keterangan;
I = Intensitras kerusakan tanaman
v = nilai skala pada tiap kategori serangan V = Nilai
skala katagori serangan tertinggi n = Jumlah daun
yang rusak
N = Jumlah daun yang diamati
Identifikasi Berbagai Metoda Pengendalian Hama TanamanIdentifikasi
pengendalian secara kultur teknik
Menyiapkan dan Mempergunakan Peralatan Pengendalian Tanpa Kimia/kultur teknis
Peralatan yang digunakan bergantung kepada cara pengendalian yang akan dilakukan dansasaran yang akan
dituju.
Pengendalian secara kultur teknis juga fisik-mekanis, menggunakan peralatan untuk digunakan dalam kegiatan-
kegiatan seperti;
Pemanasan; misalnya perlakuan benih dengan panas.
Pemakaian lampu perangkap
Penghalang (barrier) misalnya dengan penanaman tanaman pagar di sekitar lahan,
pembungkusan buah
Gropyokan yakni memburu tikus dan memukulnya,
Pemasangan perangkap dan pengusiran.
Pengendalian kultur teknis menggunakan peralatan budidaya, dengan membuat ekosistem yang kurang sesuai bagi
perkembangan hama tanaman, seperti; sanitasi lingkungan, pengolahan tanah, pengelolaan air irigasi dan
draenase. Sehingga peralatan yang diperlukan untuk pengendalian tersebut dapat berupa; cangkul, garpu tanah,
parang, sabit, cungkir/koret.
Penggunaan varietas tahan juga merupakann salah satu cara pengendalian tanpa kimia yang sering diterapkan
pada usaha sayuran. Menyiapkan perlakuan pengendalian tanpa kimia/kulturteknis Perlakuan yang diperlukan untuk
pengendalian tanpa kimia seperti; pengendalian secara fisik-mekanik, dan kultur teknis, biologis disiapkan sesuai
sasaran yang akan dikendalikan.
Melakukan perlakuan pengendalian tanpa kimia/kulturan teknis Setelah peralatan yang akan digunakan dalam
kegiatan-kegiatan seperti; pemanasan, pembakaran, pemakaian lampu perangkap, penghalang (barrier),
gropyokan, pemasangan perangkap dan pengusiran dan peralatan pengendalian kultur teknis (peralatan budidaya)
disiapkan serta perlakuan apa yang paling sesuai untuk mengendalikan sasaran ditentukan, maka perlakuan
dapat dilakukan/dilaksanakan bergantung kepada kebutuhan species dari pada tanaman buah semusim.
Identifikasi pengendalian secara fisik
Pengendalian hama secara fisik umumnya dilakukan orang dengan cara mengambil langsung hama atau bagian
tanaman yang terserang hama. Mengambil atau menangkap hama dilakukan orang dengan berbagai cara misalnya
dengan menggunakan jaring serangga, dengan penggunaan perangkap. Penggunaan perangkap hama seperti
lalat buah sudah banyak dilakukan orang dengan menggunakan feromon berbahan aktif methil eugenol yang
diteteskan pada kapas kemudian dimasukkan ke botol perangkap. Feromon ini sudah banyak dijual di toko- toko
pertanian beserta cara penggunaannya.
Identifikasi pengendalian secara biologi
Pengendalian secara biologi dengan penggunan predator atau parasit masih jarang dilakukan oleh karena
diperlukan ketrampilan khusus tentang cara pemeliharaan predator atau parasit dan cara penggunaannya banyak
dipengaruhi oleh faktor tehadap perkembangan predator atau parasit yang dilepaskan.
Identifikasi pengendalian secara kimia
a) Menyiapkan dan Mempergunakan Peralatan Pengendalian secara kimia.
Peralatan yang digunakan berkaitan langsung dengan bentuk bahan kimia atau pestisida yangdigunakan (butiran,
cairan, tepung, fumigan), untuk penyebaran pestisida butiran tidak memerlukan peralatan khusus, cukup
menggunakan ember atau wadah lain yang bisa menampung pestisida. Untuk pestisida cairan biasanya digunakan
penyemprot (sprayer), ada penyemprot gendong (knapsack sprayer) yang dilengkapi dengan pompa tangan, ada pula
yang menggunakan mesin pompa khusus yang disebut “power sprayer”. Pada prinsipnya yang dikehendaki dari
pestisida bentuk cair adalah bentuk percikannya, maka alat yang digunakan meliputi pengabut dan pengembus
(blower and duster). Disamping peralatan-peralatan tersebut, perlu juga menyiapkan peralatan pelindung pekerja
seperti; masker, kacamata besar, pakaian lengan panjang dan celana panjang, sarung tangan, sepatu boot.
b) Menyiapkan Perlakuan
Menyiapkan perlakuan pengendalian secara kimia, bahan perlakuan (insektisida, fungisida, bakterisida) disiapkan
sesuai jenis sasaran yang akan dikendalikan kemudian bahan tersebut diukur atau ditimbang sesuai dengan dosis
kebutuhan yang kemudian dibuat menjadi suatu larutan bila akan disemprotkan.
Melakukan perlakuan pengendalian secara kimia
Setelah peralatan seperti penyemprot dan peralatan pelindung pekerja seperti; masker, kacamata besar, pakaian lengan
panjang dan celana panjang, sarung tangan, sepatu boot, bahan dan jenis perlakuan seperti larutan bahan kimia telah
disiapkan maka perlakuan bahan kimia dengan penyemprotan dapat dilakukan /dilaksanakan.
Perlakuan secara kimia dapat pula dilakukan melalui infus batang, infus akar, penaburan bahan kimia/pestisida
disekeliling batang tanaman.
Semua kegiatan perlakuan secara kimia bergantung kepada kebutuhan species dari pada tanaman sayuran
dengan meminimalkan kerusakan bukan sasaran.
Identifikasi pengendalian secara terpadu
Pengendalian secara terpadu mengintegrasikan dua atau lebih cara pengendalian dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan, penggunaan kimia hanya dilakukan apabila cara-cara lain sudah tidak dapat diandalkan lagi
didalam menanggulangi hama sasaran.
Identifikasi pengendalian secara alami
Pengendalian hama secara alami menggunakan bahan-bahan alam yang beraroma kuat dan tidak disukai
oleh serangga sehingga serangga bisa mati atau menghindari tanaman. Pengendalian secara alami ini
dalam bentuk pestisida nabati atau lebeh dikenal dengan singkatan Pesnnab. Pestisida nabati berasal dari
tumbuhan beraroma kuat dan berasa pahit seperti Daun Pepaya, Daun Mimba, Daun Sirsak, Daun Jarak
Pagar, Bawang Putih, Bawang Merah, Brotowali, Berenuk, Serai, dll.
Prinsip Kerja Pestisida Nabati
Dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman, pestisida nabati menjalankan prinsip kerja yang unik
dan spesifik. Prinsip kerja pestisida nabati ada tiga yaitu menghambat, merusak dan menolak. Ada
beberapa mekanisme kerja pestisida nabati dalam melindungi tanaman dari organisme pengganggu yakni :
merusak perkembangan telur, larva dan pupa, menghambat pergantian kulit, mengganggu komunikasi
serangga, menyebabkan serangga menolak makan, menghambat reproduksi serangga betina, mengurangi
nafsu makan, memblokir kemampuan makan serangga, mengusir serangga, menghambat perkembangan
patogen penyakit.
Manfaat dan keunggulan Pestisida Nabati :
1. Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan).
2. Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
3. Dapat membunuh hama/penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni, dsb.
4. Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-orok, kotoran ayam.
5. Bahan yang digunakan nilainya murah serta tidak sulit dijumpai dari sumberdaya yang ada di sekitar dan
bisa dibuat sendiri.
6. Mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga obat-obatan pertanian khususnya pestisida
sintetis/kimiawi.
7. Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida
sintesis. Penggunaan dalam dosis tinggi sekalipun, tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati.
8. Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga.
Setelah anda mengamati fakta di lapangan dan membaca referensi tentang: Jenis hama, gejala kerusakan, dan alat
bahan pengendalian, pengertian hama, mengidentifikasi hama, mengidentifikasi berbagai metode pengendalian
hama, menentukan metode pengendalian dan cara pengendalian hama tanaman.
Test Formatif
1. Hama tanaman merupakan salah satu faktor pembatas dalam usaha budidaya tanaman. Agar usaha hasil
budidaya tanaman memberikan hasil yang memuaskan maka tanaman harus bebas dari serangan hama.
Hama bisa menyerang berbagai organ tanaman. Uraikanhama yang menyerang daun tanaman buah semusim,
bagaimana ciri penyerangannya danbagaimana cara pengendaliannya? (2 jenis hama)
2. Seiring bertambahnya populasi tanaman buah tentunya tak sedikit hama dan penyakit yang menyerang, salah
satunya adalah lalat buah (Dacus Sp). Lalat buah menyerang dengan memasukkan sengatnya, setelah ditusuk
sengatan lalat betina dalam beberapa hari buah jadirontok. Pengendalian lalat buah banyak macamnya seperti
penggunaan pestisida dan menggunakan sex pheromone. Uraikan bagaimana caranya untuk mengurangi
serangan lalat buah melalui penggunaan sex pheromone.?
3. Bagaimana agar hama tanaman sedikit mungkin menyerang tanaman buah ? Uraikan !
4. Bandingkan perbedaan menghitung prosentase kerusakan tanaman buah dengan intensitas kerusakan tanaman
buah aibat hama !
5. Metode pengendalian hama terdiri dari beberapa diantaranya Secara fisik, secara kimia, secara kultur teknik, secara
biologi dan secara terpadu. Dari uraian diatas, uraikan apa yang anda ketahui tentang pengendalian hama terpadu?
Jelaskan !
Daftar Pustaka