Anda di halaman 1dari 4

HAMA DAN PENYAKIT PADA 

TUMBUHAN

Pernahkah kamu melihat suatu tanaman yang daunnya rusak karena dimakan ulat atau hewan lain? Dalam
perkembangan dan pertumbuhannya, tanaman sering mendapat berbagai macam gangguan dari
lingkungan, misalnya berupa serangan hama, gulma, dan penyakit. Hama merupakan salah satu
pengganggu pada tanaman. Tanaman yang terserang hama dapat mati atau rusak. Berbagai gangguan
tersebut dapat menurunkan produktivitas tanaman produksi. Jika tidak ditangani dengan baik, serangan
hama dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Bahkan tanaman tersebut dapat mati
karenanya. Tahukah kamu, apa saja yang termasuk hama, gulma, dan penyakit tanaman? Mari kita
pelajari bersama melalui uraian berikut ini.

Hama
Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktivitas hidupnya, terutama
aktivitas untuk mendapatkan makanan dan bertempat tinggal. Hama dapat merusak tanaman secara
langsung maupun tidak langsung. Gangguan atau serangan hama dapat terjadi sejak benih, pembibitan,
pemanenan, hingga di gudang penyimpanan. Gangguan dan serangan itu dapat menghambat pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Hama yang menyerang tanaman ada beraneka ragam, misalnya wereng,
gangsir, tikus, ulat tanah, lalat buah, walang sangit, dan kutu. Selain itu, tanaman juga dapat terserang
berbagai macam penyakit. Penyakit tanaman dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan alga.
Hewan yang termasuk hama dikelompokkan ke dalam beberapa golongan, yaitu sebagai berikut.

1. Mamalia, misalnya musang, tupai, tikus, dan babi hutan.


2. Aves, misalnya burung dan ayam.
3. Serangga, misalnya belalang, wereng, dan kumbang.
4. Molusca, misalnya siput dan bekicot.
Contoh hama dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut.

1.    Wereng

Wereng adalah sejenis kepik yang menyerang tumbuhan dan menyebabkan daun dan batang menjadi
berlubang-lubang. Jika serangannya parah maka daun akan menguning, kering, dan akhirnya mati.
Wereng dapat dikendalikan secara kimiawi, misalnya dengan penyemprotan menggunakan insektisida.
Menyemprot dengan pestisida harus menggunakan baju lengan panjang, sarung tangan, penutup muka
masker, topi, sepatu, dan diupayakan tidak melawan arah angin.

2.        Gangsir

Gangsir merupakan binatang yang sering menyerang tanaman yang masih muda, misalnya tanaman yang
baru dipindah dari persemaian. Gigitan gangsir menyebabkan tanaman mati karena batangnya putus atau
patah. Potongan pangkal batang itu biasanya tidak dimakan tapi hanya diputus. Serangan gangsir biasanya
terjadi pada malam hari. Gangsir membuat liang di dalam tanah sampai kedalaman 90 cm dengan ciri
khas ada onggokan tanah di permukaan liang. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan tidak
menanam bibit yang terlalu muda karena disukai gangsir. Adapun pengendalian terhadap gangsir dapat
dilakukan dengan menyiram larutan insektisida pada liang gangsir kemudian ditutup dengan tanah.

3.    Tikus

Tikus menyerang berbagai jenis tumbuhan. Bagian tumbuhan yang diserang tidak hanya biji-bjian tetapi
juga batang muda. Untuk mengatasi serangan hama tikus dapat dilakukan dengan menggunakan musuh
alami tikus yaitu ular, menanam secara serentak, dan menggun akan Rodentisida (pestisida
pembasmitikus).

4.    Lalat buah

Lalat buah biasanya menyerang tanaman pada waktu musim hujan. Lalat betina menusuk buah-buahan
dengan alat peletak telur untuk memasukkan telurnya ke dalam daging buah. Telur akan menetas dan
menjadi belatung yang memakan buah tersebut sehingga buah akan busuk dan rusak. Pengendalian lalat
buah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan semua buah yang rontok.


2. Pemasangan perangkap berupa sex pheromon.
3. Penyemprotan insektisida secara berselang-seling. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari ketika
masih ada embun.
5.    Walang sangit

Walang sangit merupakan serangga hama tanaman padi. Setiap kali bertelur, serangga betina dapat
menghasilkan 100–200 butir telur. Telur-telur tersebut diletakkan pada daun bendera tanaman padi. Telur
yang telah menetas akan menjadi nimfa yang berwarna hijau dan berangsur-angsur menjadi coklat. Nimfa
dan imago menyerang buah padi yang sedang matang susu dengan cara menghisap cairan buah sehingga
menyebabkan buah menjadi hampa. Pengendalian terhadap wereng coklat dapat dilakukan dengan cara
menanam secara serentak, sanitasi tanaman yang terserang atau dengan penyemprotan insektisida dengan
dosis yang sesuai.

6.    Tungau

Tungau (kutu kecil) biasanya terdapat di sebelah bawah daun un tuk mengisap daun tersebut sehingga
daun akan timbul bercak-bercak kecil kemudian daun itu di atasi dengan cara mengumpulkan daun-daun
yang terserang kemudian dibakar. Hama ini banyak terdapat di musim kemarau.

    Penyakit Pada Organ Tumbuhan

Selain hama dan gulma, ada lagi yang dapat menurunkan kualitas tanaman, yaitu penyakit tanaman.
Penyakit tanaman dapat menyebabkan terganggunya daya tahan tubuh tanaman terhadap pengaruh luar.
Secara umum, penyakit tanaman disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur.
Berbagai contoh penyakit tanaman antara lain sebagai berikut.

1.    CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration)

CVPD adalah penyakit yang merusak pembuluh tapis batang tanaman jeruk. Penyakit CVPD disebabkan
oleh virus.

2.    TMV (Tobacco Mozaic Virus)

TMV adalah virus mosaik yang menyerang tanaman tembakau. Daun tanaman tembakau yang terserang
virus mosaik menjadi berwarna belang hijau muda sampai hijau tua. Ukuran daun menjadi relatif lebih
kecil dibandingkan   dengan ukuran daun normal. Apabila tanaman muda terserang virus ini,
pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya kerdil.

3.    Penyakit bulai

Penyakit ini biasanya menyerang tanaman jagung. Penyebabnya adalah jamur dengan penyebaran
menggunakan spora yang diterbangkan oleh angin.

4.    Penyakit virus belang

Penyakit ini biasanya menyerang tanaman kedelai. Penyebabnya adalah virus dengan penyebaran melalui
perantaraan angin.

5.    Penyakit rebah kecambah

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Pythium debaryanum menyebabkan pembusukan kecambah.


Pembusukan pada akar menyebabkan rebah ke tanah.
6.    Penyakit embun tepung

Penyebab jamur Perorospora parastica.Menyerang biji yang baru tumbuh dan belum memiliki daun
pertama. Jika tidak mengkibatkan kematian maka tanaman tumbuh kerdil dan produktivitas rendah.
7.    Penyakit ruas batang dan bulir padi

Disebnabkan oleh jamur Pyricularia oryzae. Mikroorganisme ini menyerang ruas-ruas batang padi dan
bulir padi.
Cara Pengendalian Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan

Seperti yang terjadi di Indonesia yaitu pada tahun 1998, di daerah Lampung, para petanidikejutkan oleh
meledaknya populasi belalang kembara yang menyerang tanaman padi,sehingga untuk mengantisipasi hal
tersebut terpaksa para petani membakar tanaman paditersebut agar hama tersebut musnah. Atas kejadian
tersebut mengakibatkan kerugian yangsangat besar bagi para petani dan dunia pertanian pada
umumnya.Kejadian seperti tersebut di atas bisa saja terjadi di daerah-daerah lain di negara kitadengan
masalah yang sama maupun yang berbeda penyebabnya. Untuk itu hama dan penyakitharus segera
dikendalikan.

1. Pengendalian secara Biologis

Pengendalian secara biologis berarti cara mengendalikan hama dan penyakit dengan menggunakan jenis
hewan tertentu yang merupakan musuh dari hama dan penyakit tersebut, misalnya:

1. Memberantas hama tikus dengan menggunakan hewan ular sawah.


2. Memberantas ulat yang menyerang daun pisang dengan burung gagak.
3. Memberantas ulat yang menyerang tanaman kol, dengan burung gereja, burung pipit, atau jenis
lebah.
Pengendalian secara biologis hasilnya kurang maksimal karena keterbatasan hewan predatoryang ada dan
sulitnya untuk menyediakan hewan-hewan predator tersebut.

2.    Pengendalian secara Mekanis

Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan melakukan tindakan secara aktif dalam memberantas
hama, misalnya dengan mengambil ulat yang melekat pada daun dengan tangan, sabit, corok, atau dengan
alat bantu lainnya, membuang daun yang sakit pada tanaman, cara seperti ini merupakan cara tradisional
oleh petani. Hasilnya tidak maksimal, di samping membutuhkan waktu yang lama, tenaga, dan tidak
mungkin dilakukan pada areal yang luas jadi kurang praktis.

3. Pengendalian secara Kimia

Pengendalian secara kimia yaitu dengan bahan-bahan kimia atau obat-obatan seperti pestisida antara lain,
herbisida, insektisida, dan fungisida. Insektisida untuk memberantas serangga (insekta). Herbisida untuk
memberantas tumbuhan pengganggu.Fungisida untuk memberantas jamur. Pemberantasan secara kimia,
lebih praktis dan lebih bermanfaat, tidak membutuhkan banyak waktu dan tenaga yang banyak mungkin
bisa dilakukan oleh beberapa orang saja. Pemakaian bahan kimia harus dengan dosis yang tepat. Bila
pemakaiannya melebihi dosis, maka sisa-sisa zat kimia yang ada dapat merupakan polutan dan
mencemari, baik tanah, air dan lingkungannya. Sehingga racun-racun tersebut mengganggu kesehatan
manusia.

4. Pengendalian Dengan Tehnik Atau Pola Tertentu

Seperti pola tanaman yang disebut rotasi tanaman yang artinya menanam tanaman secara bergantian
dengan tanaman lain di suatu tempat tertentu. Misalnya sawah setelah ditanam padi, masa berikutnya
ditanam palawija,cara ini disebut rotasi tanaman. Dengan cara ini daur hidup hama penyakit akan
terputus, selain itu caratersebut sangat membantu di dalam mengembalikan kesuburan tanah.

Anda mungkin juga menyukai