Anda di halaman 1dari 19

Hama

Hama adalah hewan yang biasanya menyerang atau menggangu tanaman, sehingga tanaman
tersebut tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.Hama merupakan salah satu jenis
organisme pengganggu tanaman yang keberadaannya sangat tidak diinginkan karena besarnya
kerugian yang ditimbulkan akibat aktivitas hidup dari organisme ini pada pertanaman. Jika dilihat
dalam arti luas, Hama adalah semua bentuk gangguan baik untuk manusia, tanaman, maupun
ternak. Namun, dari arti sempit hama adalah semua hewan yang merusak tanaman yang dapat
menimbulkan kerugian. Jadi, jika ada seekor hewan pada tanaman namun tidak menimbulkan
kerugian pada hewan tersebut tidak termasuk hama. Hama yang merusak tanaman dapat dilihat
secara jelas dari bekasnya.

Berikut penggolongan hama :

A. Berdasarkan kisaran bahaya


 Hama Utama
Hama yang selalu menyarang setiap musim pada suatu daerah dengan intensitas
serangan yang berat sehingga memerlukan pengendalian. Bila tidak dilakukan
pengendalian akan menimbulkan kerugian petani. Biasanya dalam satu
agroekosistem terdapat satu atau dua hama utama.
Contohnya :
Penggerek batang padi ( Tryporyza SPP )
Tikus ratus-ratus ( argentiventer pada padi )
 Hama Minor
Disebut juga hama kadang kala. Hama Minor merupakan hama yang telah lama
berada di suatu daerah, namun dianggap tidak begitu penting karena kerusakan
yang diakibatkannya masih bisa ditolerir oleh tanaman. Biasanya hama Minor
disebabkan oleh perubahan faktor lingkungan dan kesalahan pengelolaan oleh
manusia.
 Hama Potensial
Hama yang populasinya masih mampu muncul secara tiba-tiba, terutama bila terjadi
perubahan pada mekanisme keseimbangan ekosistemnya.
Contohnya :
Hama wereng coklat pada tahun 1970 terjadi ledakan hama ini secara tiba tiba
 Hama Migran
Merupakan hama yang bukan dari agro-ekosistem setempat, melainkan datang dari
luar yang sifatnya berpindah-pindah.
Contohnya :
- Belalang
- Ulat grayak
- Burung
B. Berdasarakan jenisnya
1) Hama serangga
 Ulat
Hama selanjutnya adalah ulat. Biasanya ulat akan memakan daun serta batang
tumbuhan. Hal ini bahkan mungkin sering kamu lihat di lingkungan sekitar.
Cara mengendalikan hama ulat ini adalah sebagai berikut:
- Mengecek bagian bawah daun, apabila terdapat telur kupu berwarna putih
maka segera dibersihkan
- Genangilah tempat persemaian dengan air agar ulat naik ke atas dan mudah
untuk dibasmi
- Apabila cara sebelumnya tidak efektif, maka opsi terakhir adalah dengan
menggunakan pestisida

Gejala serangan:
- Aktif memakan dedaunan bahkan pangkat batang, terutama pada malam hari.
- Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunnya saja

 Walang Sangit
Walang sangit merupakan salah satu hama yang cukup meresahkan para petani.
Walang sangit dapat merusak tanaman dengan meloncat ataupun terbang dari satu
tanaman ke tanaman lain sambil mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Adapun cara mengendalikan hama walang sangit adalah sebagai berikut:


- Menerapkan sistem tanam serentak
- Menjaga kebersihan sawah dari rumput liar
- Menangkap walang sangit
- Menggunakan predator seperti laba-laba
- Menanam jamur yang memberikan efek bagi walang sangit
- Menggunakan insektisida

Gejala serangan:
- Menghisap butir-butir padi yang masih cair.
- Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat.
- Kulit biji yang sudah diisap akan berwarna kehitam-hitaman.
- Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi
hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama.
- Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji-biji yang sudah mengeras, yaitu
dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat

Faktor-faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara lain
sebagai berikut:
- Sawah sangat dekat dengat perhutanan.
- Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
- Penanaman tidak serentak

 Wereng
Hama selanjutnya adalah hama wereng. Wereng biasanya menyerang daun dan
batang pada tumbuhan sehingga menyebabkan tumbuhan tersebut menjadi mati.
Hama wereng ini menjadi salah satu penyebar virus yang menyebabkan penyakit
tungro.

Adapun cara untuk menangani hama wereng adalah sebagai berikut:


- mengatur pola tanam pada tanaman dengan melakukan penanaman bersamaan
atau bergilir untuk memutus siklus hidup hama wereng.
- menggunakan predator seperti kumbang paederuss fuscipes, ophinea nigrofasciata
dan laba-laba lycosa pseudoannulata.
- menggunakan insektisida. Namun cara ini harus dilakukan dengan efisien dan tetap
dengan menjaga lingkungan

 Tungau
Tungau merupakan hama berukuran sangat kecil (kurang dari 1 mm), mirip laba-
laba, dan hidup di daun bagian bawah. Hama ini merupakan salah satu avertebrata
yang paling beraneka ragam dan mampu beradaptasi dengan berbagai keadaan
lingkungan. Hama tungau menyerang daun-daun muda. Permukaan bawah daun
yang terserang menjadi berwarna cokelat. Mengilap. Daun menjadi kaku dan
melengkung ke bawah (gejala “sendok terbalik”) dan pertumbuhan pucuk tanaman
menjadi terhambat.

Gejala serangan:

- Tungau(kutu kecil) biasanya terdapat di bawah sebuah daun untuk mengisap


daun tersebut
- Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak-bercak kecil kemudian daun
akan menjadi kuning lalu gugur

 Kutu daun persik


Kutu daun persik (Myzus persicae Sulzer), serangga ini memiliki antena yang Panjang
seperti Panjang tubuhnya. Pada umumnya warna tubuh, kepala, dan dadanya
berwarna cokelat dan perut berwarna hijau kekuningan.

Gejala serangan:
- Kutu daun persik memiliki alat tusuk isap, biasanya kutu ini ditemukan dipucuk
dan daun muda tanaman cabai.
- Mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga dan bagian tanaman yang lain
sehingga daun jadi keriting dan kecil warnanya brlang kekuningan, layu dan
akhirnya mati.
- Melalui angin kutu ini menyebar ke areal kebun.
- Efek dari kutu ini menyebabkan tanaman kerdil, pertumbuhan terhambat, daun
mengecil.
- Kutu ini mengeluarkan cairan manis yang dapat menutupi permukaan daun akan
ditumbuhi cendawan hitam jelaga sehingga menghambat proses fotosintesis.
Kutu ini juga ikut andil dalam penyebaran virus.

 Lalat bibit
Lalat bibit atau dalam Bahasa latinnya (Atherigona exigua, A. Oryzae), merupakan
salah satu hama tanaman yang sangat merugikan bagi petani karena serangannya
dapat merusak tanaman hingga 80% bahkan lebih. Gejala awal akibat serangan lalat
bibit yaitu berubahnya warna daun dari hijau menjadi kuning kecokelatan. Lalat bibit
dewasa sangat aktif terbang serta sangat tertarik dengan tanaman yang baru
tumbuh di atas permukaan tanah.

Gejala serangan:
- Lalat bibit meletakkan telur pada pelepah daun padi pada senja hari.
- Telur menetas setelah dua hari dan larva merusak titik tumbuh. Pupa berwarna
kuning kecoklatan terletak di dalam tanah. Setelah keluar dari pupa selama 1
minggu menjadi imago yang siap untuk kawin.
- Hama ini menyerang terutama pada kondisi kelembaban udara tinggi

 Belalang
Belalang atau Melanoplus femurrubrum adalah serangga pemakan tumbuhan yang
memiliki ciri antena pendek, tiga pasang kaki, serta mempunyai sayap. Serangga ini
juga dapat meloncat sejauh 15 sampai 25 kali panjang tubuhnya. Belalang sering
dianggap sebagai hama karena sering memakan/ menyerang tanaman hingga rusak,
serangannya meruka daun, batang dan tangkai pada tanaman

Gejala serangan:

- Hama ini menyerang tanaman muda dan tua dengan merusak tanaman pada
bagian daun dan pucuk (pada musim kering dapat menyebebkan kerusakan
parah).
- Daun yang dimakan menjadi berlubang-lubang, tulang daun dan urat-urat daun
tidak dimakan.
- Gejalanya kadang-kadang sulit dibedakan dengan gejala lubang-lubang
kerusakan daun oleh serangan ulat daun.
- Lubang akibat serangan belalang tepinya bergerigi kasar tidak beraturan,
sedangkan akibat serangan ulat lebih halus.
- Tanaman inang lainnya, antara lain adalah kapas, jati, kelapa, kopi, cokelat,
jarak, wijen, ketela, waru, kapuk, nangka, karet, jagung, dan pisang.

2) Hama mamalia
 Tikus

Hama dan penyakit tanaman tentunya memang sangat merugikan bagi petani. Salah
satu hama yang paling banyak merugikan petani adalah tikus. Hal ini disebabkan karena
tikus memiliki mobilitas yang tinggi serta daya adaptasi dan perkembangbiakan yang
juga sangat tinggi.

Tikus biasanya menyerang tanaman padi, dan sering bergerak pada malam hari.
Biasanya target utama tikus dalam menyerang padi adalah biji dan batangnya. Dengan
giginya yang tajam, tikus dapat memakan biji-bijian padi. Biasanya tikus membuat
lubang didekat sawah dan bersembunyi diantara semak-semak.

Kamu bisa mengendalikan hama satu ini dengan beberapa cara, yaitu:

- Menutup lubang yang ada disekitar sawah yang digunakan sebagai tempat
persembunyian, lalu menangkap tikus
- Gunakan ular yang sudah dijinakkan untuk mengusir atau memangsa tikus.

- Menggunakan pembasmi tikus atau umpan beracun, namun dalam menerapkan cara
ini harus berhati-hati

 Babi hutan
Gejala Serangan
Gejala kerusakan akibat serangan babi hutan tidak sama untuk tiap jenis tanaman.
Pada tanaman karet yang masih muda kerusakan terjadi karena babi hutan menggali
tanah di sekitar pohon dan menyebabkan akar terpotong-potong, pada tanaman
kelapa muda yang dirusak adalah bagian umbut tanaman, sehingga akan terpotong
dan terlepas dari batangnya, kadang-kadang menyebabkan pohon tumbang dan
tanaman mati.

Pengendalian :
- Pemasangan pagar hidup
- Mempersulit jangkauannya
- Membuat jebakan
- Membuat pagar seng/kawat/kayu

3) Hama Binatang lunak


 Contohnya seperti siput, keong,bekicot,dan sebagainya.
 Biasanya faktor yang mempengaruhi perkembangan populasinya adalah
kelembapan yang tinggi dan lingkungan yang kotor disekitar tanaman
 Gejala serangan

Kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan siput adalah cukup besar. Akar-akar
muda, tunas baru, dan kuncup bunga adalah makanan paling lezat bagi siput ini.
Anggrek bulan merupakan tanaman anggrek yang paling sering diserang oleh siput
ini. Biasanya melancarkan serangannya pada malam hari.

 Pengendalian :

Keong besar atau yang kecil dengan mudah dapat ditangkap pada malam hari dan
dimusnahkan. Dengan membersihkan sampah dan gulma, maka keong tidak
mempunyai kesempatan untuk bersarang dan bersembunyi.

4) Hama Burung
 Biasanya hama burung muncul pada tanaman biji bijian.
 Contohnya burung Manyar,burung gereja, burung Pipit, burung Jawa, dan
sebagainya
C. Berdasarakan gejala yang tampak :

1. Hama daun
Hama daun adalah hama yang merusak tanaman dengan cara memakan jaringan daun
(defoliator) atau menyebabkan kerusakan pada jaringan daun,. Beberapa hama daun pada
tanaman kehutanan diamati pada tahap bibit di persemaian maupun tegakan yang ada di areal
tanam.

a. Kutu putih
merupakan hama yang menyerang pada tanaman sengon dipersemaian, gejala serangan
daun tanaman menjadi berwarna kuning dan layu, pada daun dan batang terdapat
kumpulan serangga berwarna putih. Serangga betina dewasa memiliki ciri-ciri bentuk tubuh
oval, memiliki warna kekuningan serta ditutupi oleh serbuk lilin yang berwarna putih,
memiliki sepasang filament anal serta tidak bersayap. Serangga dewasa jantan memiliki
bentuk tubuh yang berbeda dengan betinanya karena memiliki sayap serta memiliki bentuk
tubuhnya lebih ramping (Rumini et al, 2007). Serangan hama kutu putih ini dapat
mengganggu proses fotosintesis pada daun, karena permukaan daun tertutupi oleh serangga
hama tersebut.

b. Hama ulat kantong

Selain hama kutu putih, hama ulat kantong (Lepidoptera; Psychidae) juga merupakan hama yang
sering menyerang tanaman sengon. Gejala serangannya yaitu daun menjadi kuning, daun
menjadi berlubang. Ciri khas dari ulat ini yaitu karena tubuhnya ditutupi oleh kantung yang pada
umumnya berbentuk kerucut yang terbuat dari daun dan ranting. Hama ulat kantong menyerang
secara sporadis pada tanaman sengon di KHDTK Haurbentes.

c. Kutu loncat Heteropsylla cubana (Hemiptera: Psyllidae)

Hama ini merupakan hama utama pada tanaman lamtoro. Pada umumnya bagian tanaman yang
diserang yaitu bagian tunas daun, serta sering bergerombol pada terminal pucuk, adanya
serangan hama ini dapat menghambat pertumbuhan karena proses fotosintesis terganggu.
Hama ini pertama kali diketahui menyerang tanaman lamtoro pada pertengahan tahun 1980 di
Cuba dan menyebar ke Indonesia sekitar tahun 1986 (Nair, 2007).

d. Spodoptera sp. (Lepidoptera)

Spodoptera atau yang lebih dikenal dengan nama ulat grayak ini memiliki kisaran inang yang
luas, baik pada tanaman hortikultura maupun pada tanaman kehutanan. Salah satu tanaman
yang termasuk ke dalam komoditas kehutanan yang mengalami serangan ulat grayak ini yaitu
tanaman murbey. Gejala serangan ulat grayak yaitu terjadinya defoliasi daun, hal ini sesuai
dengan pernyataan Cahyono (2006) bahwa tanaman yang terserang ulat grayak memiliki daun
yang berlubang, robek atau terpotong.
e. Hama penyebab gall

Tanaman masohi (Massoia aromatic Becc) merupakan tanaman asli Papua yang memiliki nilai
ekonomi yang sangat tinggi, pada stadia bibit di persemaian tanaman ini mengalami serangan
gall yang diduga disebabkan oleh tungau. Ciri-ciri morfologi serangan hama ini yaitu terjadi gall
berwarna hijau hingga kecoklatan pada daun dengan bentuk tidak beraturan, dan apabila gall
tersebut disayat maka terdapat rambut-rambut halus di dalam rongganya, hal ini sesuai dengan
pernyataan Rajapakse dan Kumara, 2007. Selain itu hama gall ini diduga sebagai vektor virus
yang mengakibatkan daun tanaman masohi menjadi keriting.

f. Kupu kuning (Eurema sp)

Kupu kuning termasuk ke dalam ordo Lepidoptera; Pteridae, pada stdia larva kupu kuning
menyerang tanaman sengon terutama pada anakan muda atau pada stadia bibit di persemaian.
Spesies dari kupu kuning yang telah diketahui menyerag tanaman sengon yaitu Eurema blanda
dan Eurema hecabe (Suratmo, 1976).

2) Jenis-jenis hama penggerek

Hama penggerek merupakan hama yang menyebabkan kerusakan pada batang, dengan cara
meletakkan telur untuk selanjutnya berkembang hingga menjadi serangga dewasa dan juga
memakan bagian batang. Beberapa serangga penggerek yang menyerang tanaman hutan
diantaranya yaitu Xytrocera festiva, Xylosandrus sp. dan Epepeotes luscus.

a. (Xystrocera festiva Pascoe (Coleoptera; Cerambycidae))

Hama penggerek batang sengon (Xystrocera festiva Pascoe (Coleoptera; Cerambycidae))


atau yang lebih dikenal dengan sebutan hama boktor. Serangan berawal tepat setelah
kumbang betina melakukan perkawinan akan meletakan telur dalam jumlah yang banyak
secara berkolompok, jumlah telur tersebut dapat mencapai 169 butir (Matsumoto dan
Irianto, 1998). Fase larva merupakan fase yang merusak pada tanaman sengon karena larva
tersebut akan memakan kulit bagian dalam serta kayu gubal bagian luar.

b. Xylosandrus sp

Penggerek batang pada tanaman mahoni terjadi pada saat mahoni masih berada di
persemaian, hama yang menyerang yaitu hama Xylosandrus sp., gejala dan tanda serangan
yaitu tanaman mengalami kelayuan kemudian menjadi kering dan kemudian mati, terdapat
lobang gerek pada batang serta batang akan mudah patah. Serangan hama ini dapat
menurunkan kualitas serta produksi bibit.

c. Epepeotes luscus

Hama penggerek yang menyebabkan kerusakan pada batang murbai yaitu Epepeotes luscus
(Coleoptera; Cerambycidae).
Penyakit Tanaman
Penyakit tanaman adalah kondisi dimana sel dan jaringan tanaman tidak bekerja secara normal yang
ditimbulkan karena gangguan terus menerus oleh agen patogen atau faktor lingkungan dan akan
menghasilkan gejala perkembangan (Agrios: 2005).

Menurut Rahmat Rukmana dan Sugandi Saputra, Penyakit adalah sesuatu yang menyimpang dari
keadaan normal, cukup jelas gejala yang dapat dilihat, menurunkan kualitas atau nilai ekonomis, dan
merupakan akibat interaksi yang cukup lama (Rahmat et al : 2005).

Jadi ,dapat ditarik kesimpulan bahwa Penyakit tanaman merupakan suatu kondisi dimana tanaman
terganggun namun bukan berasal dari gangguan hama, melaikan karena jamur, virus, maupun
bakteri yang pada akhirnya juga dapat merugikan manusia.

 Penyakit tanaman biasanya disebabkan oleh faktor biotik dan faktor abiotik. Penyakit tanaman
yang disebabkan oleh faktor biotik yaitu penyakit yang disebabkan oleh organisme penganggu
(cendawan, bakteri, dll), biasanya gejala kerusakan rata pada satu pola tanam. Sedangkan penyakit
tanaman yang disebabkan oleh faktor abiotik yaitu merupakan gejala serangan yang cenderung tidak
merata, dan kerusakan yang timbul akibat terlalu lembab, atau terlalu kering.

Penyakit pada tumbuhan umumnya disebabkan oleh mikroorganisme berupa virus, bakteri dan
jamur. Tumbuhan yang terserang penyakit akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, bahkan terkadang terdapat pula yang mengalami pertumbuhan tidak normal.

Akan tetapi, penyakit yang menyerang tumbuhan tidak hanya diserang oleh mikroorganisme saja,
melainkan juga dikarenakan kekurangan unsur hara atau unsur tanah lainnya. Jadi terdapat banyak
faktor yang menyebabkan penyakit tanaman.

Berikut beberapa penyakit tanaman yang sering ditemui:

Penyakit Tungro

Salah satu hama dan penyakit tanaman yang paling sering terjadi, terutama pada tanaman padi
adalah penyakt tungro. Penyakit ini menyebabkan produksi padi nasional kehilangan hasil yang
cukup tinggi.

Penyakit Tungro disebabkan oleh dua jenis virus yaitu, Rice Tungro Bacilliform Virus dan Rice Tungro
Spherical Virus. Kedua jenis virus ini bisa menginfeksi tanaman secara bersamaan karena tidak
memiliki kekerabatan serologi. Virus tungro juga bisa ditularkan oleh wereng.

Kamu bisa melihat tanaman yang terkena penyakit tungro dengan melihat beberapa gejala seperti
muncul seminggu sesudah inokulasi, adanya diskolorasi berwarna kuning, dan adanya klorisi pada
daun. Bila kamu menemukan hal-hal tersebut pada padi, maka akan mempengaruhi hasil panen.

Penyakit Mosaik
Penyakit mosaik merupakan penyakit yang sering menyerang tanaman tembakau. Penyakit ini
disebabkan oleh virus yang bernama Tobacco Mosaic Virus atau sering disingkat sebagai TMV.
Adapun gejala tanaman yang terserang penyakit ini adalah pada daunnya terdapat bercak hijau
muda atau kuning yang tersebar, apabila semainya terinfeksi maka tidak lama kemudian semai
tersebut akan mati, ukuran buahnya menjadi kecil, pada batangnya terdapat garis hitam yang
menandakan bahwa terdapat jaringan yang mati.

Selain kedua penyakit tersebut, ada beberapa penyakit tanaman yang juga cukup sering ditemui,
yaitu Penyakit Embun Tepung, Penyakit Layu Cabai, Penyakit Hawar Daun Kentang, Penyakit Daun
Berlubang, Penyakit Semai Roboh, Penyakit VSD (Vascular Streak Diaback) hingga Penyakit Bubuk
Coklat.

Cara Mengatasi Hama dan Penyakit Tanaman

Hama dan penyakit tanaman hingga saat ini sangat merugikan banyak pihak, baik itu para petani
maupun konsumen. Maka dari itu, sudah banyak metode untuk mengatasi hama dan penyakit
tanaman yang bisa diterapkan. Berikut cara mengatasi hama dan penyakit tanaman:

a) Pengendalian Mekanis

Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara mekanis adalah dengan tindakan nyata untuk
mengurangi hama dan penyakit tersebut. Cara ini dapat dikatakan sebagai cara tradisional,
dikarenakan tidak menggunakan zat kimia semacam insektisida, akan tetapi dengan alat-alat seperti
sabit, gunting tanaman dan lain sebagainya. Cara ini membutuhkan waktu yang lama, hasilnya pun
tidak maksimal dikarenakan perkembangan hama dan penyakit pada tanaman yang menyebar luas.

b) Pengendalian Biologis

Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara biologis adalah mengendalikan hama dengan
menggunakan predator untuk memangsa para hama tersebut. Akan tetapi pengendalian secara
biologis ini dapat dikatakan kurang maksimal, hal tersebut dikarenakan hewan predator yang kadang
sulit ditemukan.

c) Pengendalian Kimia

Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara kimia adalah cara terakhir apabila cara
sebelumnya tidak membuahkan hasil yang maksimal. Cara pengendalian hama dan penyakit dengan
kimia adalah dengan menggunakan pestisida seperti insektisisa, fungisida dan herbisida.
Pengendalian ini memang terbilang mudah dan hasilnya maksimal, akan tetapi memiliki dampak
negatif bagi lingkungan sekitar, salah satunya adalah menimbulkan polusi udara
Devisiensi unsur hara

Unsur hara merupakan kebutuhan utama tanaman untuk menopang pertumbuhannya, jika unsur-
unsur dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya pun
menurun. Kebutuhan tanaman akan nutrisi unsur hara berbeda-beda tergantung dari jenis
tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan adapula yang biasa saja.

Unsur hara atau nutrisi tanaman yang diperlukan oleh tanaman terdiri dari dua jenis yaitu unsur hara
makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro terdiri dari nitrogen (N), phosphor (P), kalium (K),
magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan belerang/sulfur (S). Sedangkan unsur hara mikro terdiri dari
boron (B), tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe), molibdenum (Mo), mangan (Mn), khlor (Cl), natrium
(Na), cobalt (Co), silicone (Si) dan nikel (Ni).

Kebutuhan tanaman akan unsur hara sebenarnya sudah ada didalam tanah, namun ketersediaanya
terkadang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Untuk itu dibutuhkan
penambahan unsur hara melalui pemupukan, baik pupuk kimia maupun pupuk organik. Jika
tanaman kekurangan unsur hara atau nutrisi maka tanaman akan mengalami kahat atau difesiensi.
Defisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan material (bahan) yang berupa makanan bagi
tanaman untuk melangsungkan hidupnya.

Gejala Devisiensi

Secara umum gejala defisiensi unsur hara pada daun tanaman dibedakan menjadi 5 tipe yaitu, 1) 1)
1) klorosis ,yaitu keadaan jaringan tumbuhan, khususnya pada daun, yang mengalami kerusakan
atau gagalnya pembentukan klorofil sehingga daun berubah menjadi kuning atau pucat hampir putih
yang munculnya seragam

2) nekrosis ,yaitu kerusakan yang disebabkan adanya kerusakan pada sel atau kerusakan bagian sel
daun, gejala nekrosis muncul pada tepi daun atau ujung daun

3) kurangnya pertumbuhan baru ,yaitu terhentinya pertumbuhan baru, baik pada tunas maupun
daun yang dapat mengakibatkan kematian pada bagian ujung atau tunas daun

4) akumulasi antosianin , yaitu timbulnya warna merah, biru dan ungu pada semua bagian daun dan
batang

5) stunting ,pertumbuhan tanaman kerdil dengan warna hijau normal atau hijau tua atau hijau
kuning.

Gejala difesiensi ini dapat dilihat secara visual melalui penampakan daun tanaman yang tumbuh
tidak normal maupun pada tongkol jagung. Dengan pengamatan secara terus menerus dan deteksi
dini gejala defisiensi ini dapat diatasi dengan pemupukan.
A. Unsur Hara Makro
Unsur Hara Makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah yang
relatif besar. Daftarnya adalah sebagai berikut :

1) Nitrogen (N)

Unsur Nitrogen sangat berperan dalam pembentukan sel tanaman, jaringan, dan organ
tanaman. Nitrogen memiliki fungsi utama sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam
amino. Oleh karena itu unsur Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar,
terutama pada saat pertumbuhan memasuki fase vegetatif

 Kekurangan Nitrogen

Ciri-ciri tanaman yang kekurangan Nitrogen dapat dikenali dari daun bagian bawah. Daun
pada bagian tersebut menguning karena kekurangan klorofil. Pada proses lebih lanjut, daun
akan mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun muda akan tampak
pucat. Pertumbuhan tanaman melambat, kerdil dan lemah. Akan terjadi penurunan
akumulasi bahan kering, masa berbunga lebih awal. Akibatnya produksi bunga dan biji pun
akan rendah.

 Kelebihan Nitrogen

Kelebihan jumlah Nitrogen pun perlu diwaspadai. Ciri-ciri tanaman apabila unsur N-nya
berlebih adalah warna daun yang terlalu hijau, tanaman rimbun dengan daun. Proses
pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air.
Hal itu menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan jamur dan penyakit, serta mudah
roboh. Produksi bunga pun akan menurun.

2) Fosfor (P)

Gejala defisiensi fosfor (P) umumnya sudah tampak waktu tanaman masih muda. Gejala
awal dimulai dengan pinggir daun yang berwarna ungu-kemerahan mulai dari ujung sampai
ke pangkal daun. Gejala akan tampak pada daun bagian bawah. Pada tanaman yang mulai
berproduksi gejala akan tampak dimana kesuburan polen menurun sehingga mengganggu
persarian dan pembentukan biji yang pada akhirnya pembentukan biji menjadi tidak
sempurna, tongkol menunjukkan ukuran yang lebih kecil dengan ujung janggel melengkung
(bengkok).

Suhu tinggi dan udara kering dapat menyebabkan Devisiensi P, meskipun P dalam tanah
cukup. Kahat P menyebabkan pemasakan biji menjadi lambat dan produksi rendah.

Bersama dengan unsur Kalium, Fosfor dipakai untuk merangsang proses pembungaan. Hal
itu wajar sebab kebutuhan tanaman terhadap fosfor meningkat tinggi ketika tanaman akan
berbunga.

 Kekurangan Phosphor (P)

Ciri-ciri dimulai dari daun tua menjadi keunguan dan cenderung kelabu. Tepi daun menjadi
cokelat, tulang daun muda berwarna hijau gelap. Hangus, pertumbuhan daun kecil, kerdil,
dan akhirnya rontok. Fase pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil.
 Kelebihan Phosphor (P)

Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe) ,
tembaga (Cu) , dan seng (Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada
tanaman.

3) Kalium (K)

Unsur Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis,
akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau
mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun
seperti terbakardan akhirnya gugur.

Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada sifat antagonisme
antara kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan magnesium. Sifat antagonisme ini
menyebabkan kekalahan salah satu unsur untuk diserap tanaman jika komposisinya tidak
seimbang. Unsur kalium diserap lebih cepat oleh tanaman dibandingkan kalsium dan
magnesium. Jika unsur kalium berlebih gejalanya sama dengan kekurangan magnesium.
Sebab , sifat antagonisme antara kalium dan magnesium lebih besar daripada sifat
antagonisme antara kalium dan kalsium. Kendati demkian , pada beberapa kasus , kelebihan
kalium gejalanya mirip tanaman kekurangan kalsium.

 Kekurangan Kalium

Kekurangan K terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak hangus.
Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya gugur. Bunga mudah
rontok dan gugur. Tepi daun ‘hangus’, daun menggulung ke bawah, dan rentan terhadap
serangan penyakit.Pembentukan protein dan senyawa organik akan terganggu, serta
tanaman akan mudah terserang jamur.

 Kelebihan Kalium

Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman


terhambat. Sehingga tanaman mengalami defisiensi.

4) Magnesium (Mg)

Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di
dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun , terutama untuk
ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar
proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan
enzim di berbagai proses sintesis protein.

Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi yang
tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot ‘ringan’ seperti nitrogen. Akibatnya
terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas
panjang. Ciri-ciri ini persis seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman.
 Kekurangan Magnesium

Muncul bercak-bercak kuning di permukaan daun tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut ke
daun muda. Daun tua menjadi lemah dan akhirnya mudah terserang penyakit terutama
embun tepung (powdery mildew).

 Kelebihan Magnesium

Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.

5) Kalsium (Ca)

Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen yang menguatkan ,
dan mengatur daya tembus , serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada titik
tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca , pembentukan dan pertumbuhan akar
terganggu , dan berakibat penyerapan hara terhambat. Ca berperan dalam proses
pembelahan dan perpanjangan sel , dan mengatur distribusi hasil fotosintesis.

 Kekurangan Kalsium

Gejala kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan bentuk daun ,
mengeriting , kecil , dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak
kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh maka kekurangan unsur ini menyebabkan
produksi bunga terhambat. Bunga gugur juga efek kekurangan kalsium.

 Kelebihan Kalsium

Kelebihan kalsium tidak berefek banyak , hanya mempengaruhi pH tanah.

6) Belerang atau Sulfur (S)


 Kelebihan Sulfur

Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam amino sistin,
sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin, tiamin, ko-enzim A
dan glutationin. Diperkirakan 90% S dalam tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino,
yang salah satu fungsi utamanya adalah penyusun protein yaitu dalam pembentukan ikatan
disulfida antara rantai-rantai peptida. Belerang (S) merupakan bagian (constituent) dari hasil
metabolisme senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai aktivator,
kofaktor atau regulator enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman

 Kekurangan Sulfur

Jumlah S yang dibutuhkan oleh tanaman sama dengan jumlah fosfor (P). Kekahatan S
menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya klorosis
seperti tanaman kekurangan nitrogen. Kahat S lebih menekan pertumbuhan tunas dari pada
pertumbuhan akar. Gejala kahat S lebih nampak pada daun muda dengan warna daun yang
menguning sebagai mobilitasnya sangat rendah di dalam tanaman (Haneklaus dan
Penurunan kandungan klorofil secara drastis pada daun merupakan gejala khas pada
tanaman yang mengalami kahat S . Kahat S menyebabkan terhambatnya sintesis protein
yang berkorelasi dengan akumulasi N dan nitrat organik terlarut.
B. Unsur Hara Mikro
Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit . Walaupun hanya
diserap dalam jumlah kecil , tetapi amat penting untuk menunjang keberhasilan proses-proses
dalam tumbuhan. Tanpa unsur mikro , bunga adenium tidak tampil prima. Bunga akan lunglai ,
dll. Unsur mikro itu , adalah: boron , besi , tembaga , mangan , seng , dan molibdenum.

1. Boron (B)

Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan , pembelahan dan diferensiasi , dan
pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintetis RNA , bahan dasar
pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk tanaman melalui pembuluh xylem. Di
dalam tanah boron tersedia dalam jumlah terbatas dan mudah tercuci. Kekurangan boron
paling sering dijumpai pada adenium. Cirinya mirip daun variegeta.

 Kekurangan Boron

Daun berwarna lebih gelap dibanding daun normal , tebal , dan mengkerut.

 Kelebihan Boron

Ujung daun kuning dan mengalami nekrosis

2. Tembaga (Cu)

Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim. Dia juga berperan
membantu kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil , dan berperan dalam funsi
reproduksi.

 Kekurangan Tembaga (Cu)

Daun berwarna hijau kebiruan , tunas daun menguncup dan tumbuh kecil , pertumbuhan
bunga terhambat.

 Kelebihan Tembaga (Cu)

Tanaman tumbuh kerdil , percabangan terbatas , pembentukan akar terhambat , akar


menebal dan berwarna gelap.

3. Seng atau Zinc (Zn)

Hampir mirip dengan Mn dan Mg , sengat berperan dalam aktivator enzim , pembentukan
klorofil dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan biasanya terjadi pada media yang
sudah lama digunakan.

 Kekurangan Seng (Zn)

Pertumbuhan lambat , jarak antar buku pendek , daun kerdil , mengkerut , atau menggulung
di satu sisi lalu disusul dengan kerontokan. Bakal buah menguning, terbuka, dan akhirnya
gugur. Buah pun akan lebih lemas sehingga buah yang seharusnya lurus membengkok.
 Kelebihan Seng (Zn)

Kelebihan seng tidak menunjukkan dampak nyata.

4. Besi atau Ferro (Fe)

Besi berperan dalam proses pembentukan protein , sebagai katalisator pembentukan


klorofil. Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi ,
sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur ini tidak mudah bergerak sehigga bila
terjadi kekurangan sulit diperbaiki. Fe paling sering bertentangan atau antagonis dengan
unsur mikro lain.

 Kekurangan Besi

Kekurangan besi ditunjukkan dengan gejala klorosis dan daun menguning atau nekrosa.
Daun muda tampak putih karena kurang klorofil. Selain itu terjadi karena kerusakan akar.
Jika adenium dikeluarkan dari potnya akan terlihat potongan-potongan akar yang mati.

 Kelebihan Besi

Pemberian pupuk dengan kandungan Fe tinggi menyebabkan nekrosis yang ditandai dengan
munculnya bintik-bintik hitam pada daun.

5. Molibdenum (Mo)

Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi enzim. Unsur ini
juga berperan dalam fiksasi nitrogen.

 Kekurangan Molibdenum

Ditunjukkan dengan munculnya klorosis di daun tua , kemudian menjalar ke daun muda

 Kelebihan Molibdenum

Kelebihan tidak menunjukkan gejala yang nyata pada adenium.

6. Mangan (Mn)
 Kelebihan Mangan

Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu
banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim,
sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan
fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga
tumbuhan yang mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk
NH4+. Peranan mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air
dalam pemecahannya menjadi hidrogen dan oksigen.

 Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:

a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua

c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim

d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi

Mn diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu pertumbuhan jumlah pucuk
yang dihasilkan. Mn dalam level yang tinggi dapat mensubstitusikan Mo dalam kultur akar
tomat. Mn dapat menggantikan fungsi Mg dalam beberapa sistem enzym tertentu seperti
yang dibuktikan oleh Hewith pada tahun 1948.

 Kekurangan Mangan

Defisiensi unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur hara, bisa menyebabkan
pertumbuhan tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh adanya defisiensi satu atau
lebih unsur hara, gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik.

Identifikasi Gejala defisiensi mangan bersifat relatif, seringkali defisiensi satu unsur hara
bersamaan dengan kelebihan unsur hara lainnya. Di lapangan tidak mudah membedakan
gejala-gejala defisiensi. Tidak jarang gangguan hama dan penyakit menyerupai gejala
defisiensi unsur hara mikro. Gejala dapat terjadi karena berbagai macam sebab.

Gejala dari defisiensi mangan memperlihatkan bintik nekrotik pada daun. Mobilitas dari
mangan adalah kompleks dan tergantung pada spesies dan umur tumbuhan sehingga awal
gejalanya dapat terlihat pada daun muda atau daun yang lebih tua.. Kekurangan mangan
ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun. Sedangkan tulang
daun itu sendiri tetap berwarna hijau.

7. Khlor (Cl)
 Kelebihan Khlor

Terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut dalam sel), keseimbangan ion yang
diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen mineral dan dalam fotosintesis.

 Kekurangan Khlor

Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman
sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga. Kadang-kadang
pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.

8. Natrium (Na)
 Kelebihan Natrium

Terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada tumbuhan. Salah satu
kelebihan efek negatif Na adalah bahwa dapat mengurangi ketersediaan K.

 Kekurangan Natrium

Daun-daun tenaman bisa menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu.
9. Cobalt (Co)
 Kelebihan Cobalt

Cobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen daripada amonium gizi. Tingkat kekurangan
nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi.

 Kekurangan Cobalt

Mengurangi pembentukan hemoglobin dan fiksasi nitrogen

10. Silicone (Si)


 Kelebihan Silicone

Si dapat meningkatkan hasil melalui peningkatan efisiensi fotosintesis dan menginduksi


ketahanan terhadap hama dan penyakit Ditemukan sebagai komponen dari dinding sel.
Tanaman dengan pasokan silikon larut menghasilkan tanaman yang lebih kuat,
meningkatkan panas dan kekeringan tanaman, toleransi silikon dapat disimpan oleh
tanaman di tempat infeksi oleh jamur untuk memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur
menyerang.

 Kekurangan Silicon

Dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit.

11. Nikel (Ni)


 Kelebihan Nikel

Diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan urea dalam membebaskan nitrogen ke
dalam bentuk yang dapat digunakan untuk tanaman. Nikel diperlukan untuk penyerapan zat
besi. Benih perlu nikel untuk berkecambah. Tanaman tumbuh tanpa tambahan nikel akan
berangsur-angsur mencapai tingkat kekurangan saat mereka dewasa dan mulai
pertumbuhan reproduksi

 Kekurangan Nikel

Kekurangan dari unsur Nikel pada tanaman akan menimbulkan kegagalan dalam
menghasilkan benih yang layak.
SUMBER :

1) http://emodul.untad.ac.id/mod/page/view.php?id=5
2) https://www.corteva.id/berita/Hama-dan-Penyakit-Tanaman-serta-Cara-Mengatasinya-
yang-Perlu-Diketahui.html
3) https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/
edc188e2616729b3e3aa127afaf756c7.pdf
4) http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/14438/1/Buku%20Ajar%20-%20Retna
%20Astuti%20Kuswardani%20-%20Hama%20Tanaman%20Pertanian.pdf
5) http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/17153/DEFISIENSI-UNSUR-HARA--PADA-
TANAMAN-JAGUNG/#:~:text=Defisiensi%20atau%20kahat%20unsur%20hara,bagi
%20tanaman%20untuk%20melangsungkan%20hidupnya
6) https://dtphp.luwuutarakab.go.id/berita/3/unsur-hara-makro-dan-mikro-yang-dibutuhkan-
oleh-tanaman.html
7) http://emodul.untad.ac.id/mod/page/view.php?id=6
8) https://sinta.ditjenbun.pertanian.go.id/babi-hutan/
9) https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/program-studi/28-manajemen-pertanian-lahan-
kering/informasi-materi-kuliah-praktek1/170-siput-atau-bekicot-tanaman-pertanian

Anda mungkin juga menyukai