1. Ulat grayak Ulat grayak menyerang daun tanaman bersama-sama dalam jumlah
yang sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari.
Ulat grayak denngan ciri-ciri berwarna keabu-abuan dan aktif makan
pada malam hari. Serangga ini memiliki panjang antara 14-17 mm di
saat dewasa dan daur hidupnya sekitar 22 hingga 33 hari.
Pengendalian
Hama kutu daun (Aphis gossypii) Adapun bagian tanaman yang diserang meliputi pucuk dan daun
melon sehingga terjadi kerusakan pada daun melon. Gejala yang
timbul akibat serangan kutu daun yakni daun menggulung, pucuk
tanaman keriting karena cairan daunnya diisap oleh aphid dan
pembentukan bunga terhambat. Pengendalian yang bisa dilakukan
akibat serangan kutu daun yakni memangkas bagian tanaman yang
terserang aphid kemudian membuangnya jauh dari area pertanaman,
memasang perangkap seperti yellow sticky trap yang terbuat dari
impra board yang kedua sisinya dilapisi oleh cairan oli
Lalat buah (Dacus sp) Hama lalat putih mempunyai ciri-ciri fisik berupa lalat berukuran
kecil yang berwarna dasar putih dan nampak seperti bertepung.
Pengendalian
2. Ulat tanah Hama jenis ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada
siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP.
Ulat tanah menyerang batang tanaman yang masih muda dengan cara
memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong.
Pengendalian
Teknis, pengendalian awal ketika melakukan pengolahan tanah yaitu
dengan menggali tanah agak dalam, kemudian menghilangkan rumput
atau tanaman lain yang tumbuh disekitar.
Musuh alami, antara lain apanteles ufricus, tritaxys brauri, cuphocera
varies, dan cendawan botrytisserta metarrhizium.
Kimiawi, penyemprotan prevathon atau curacron.
Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada malam hari.
Tungau (Tetranicus cinnabarinus) Serangan pada tanaman melon menunjukkan gejala adanya titik-titik
halus pada daun, berwarna kuning yang semakin lama warnanya
menjadi hitam. Daun yang terserang melengkung dan terpelintir,
berwarna kuning atau cokelat. Bagian bawah daun berwarna abu-abu
dengan jaringan-jaringan halus dan terdapat sekumpulan hama yang
tampak seperti titik-titik berwarna kuning, oranye, atau merah.
Pengendalian
Layu fusarium (Cendawan Fusarium oxysporum) Bagian tanaman yang terserang adalah bagian akar atau batang.
Ciri dan gejala serangan yaitu sulur pada tanaman yang terserang
menjadi kuning atau layu, kemudian seluruh tanaman layu dan
kelamaan mati, pada batang terdapat goresan dan mempunyai
massa spora cendawan berwarna merah jambu, batang busuk
kecoklatan. Pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan
rotasi tanaman dengan tanaman selain melon, pengapuran lahan
untuk meningkatkan pH tanah, menghindari pemupukan urea atau
ZA berlebihan, perendaman benih dengan fungisida Derasol 500 SC
dengan konsentrasi 1 ml/l, penyemprotan fungisida Derasol 500 SC
dengan konsentrasi 1,5ml/l dan dosis 250 ml/tanaman, setiap 14
hari sekali sejak satu bulan setelah tanam atau sejak muncul
bunga.
Disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum. Gejala terlihat
jika ada tanaman yang tampak segar dipagi hari dan layu pada
siang hari, kemudian segar kembali pada sore hari. Gejala ini
berlangsung selama beberapa hari hingga akhirnya mati.
Pengendalian
Menggunakan benih yang tahan terhadap
cendawan Fusarium oxysporum
Menggunakan mulsa plastik agar tidak terlalu lembab
Mengatur drainase yang baik
Melakukan rotasi tanaman
Membuang tanaman yang terserang terserang
Menggunakan bakteri antagonis Trichoderma
3. Layu bakteri (Bakteri Erwinia tracheiphila) Bakteri ini menyerang bagian akar tanaman. Cirri dan gejala
serangannya adalah daun layu satu per satu, meskipun warnanya
tetap hijau, akhirnya tanaman layu keseluruhan, bila pangkal
batang dipotong melintang, akan mengeluarkan lender putih
kental dan lengket. Pengendalian bakteri ini dengan melakukan
perendaman benih dengan bakterisida Agrimicyn atau Agrept
konsentrasi 1,2 g/l dan penyemprotan pada 20 HST, pengaturan
drainase, terutama pada musim hujan, jangan sampai ada air ang
menggenang di daerah perakaran, sterilisasi media dengan
Basamid G dosis 40 g/m2.
Rebah Semai Rebah semai biasa menyerang tanaman melon pada fase
pembibitan. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pythium sp.
yang bersifat tular tanah dan sporanya mampu bertahan lama di
dalam tanah. Penyakit terjadi di pesemaian dengan gejala berupa
pembusukan pada akar dan pangkal batang bibit.
Pengendalian
Lakukan sterilisasi media tanam
Hindari kelebihan air dan kelembaban media yang tinggi.
Bersihkan tanaman yang terinfeksi.
Menggunakan agen pengendali hayati yaitu Trichoderma
harzianum
Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik
berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil,
kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dengan dosis ½ dari
dosis terendah yang tertera pada kemasan.