Anda di halaman 1dari 4

OPT Pada Tanaman Melon

OPT Gejala dan Pengendalian


Trips (Thrips palmi(thrips melon ) Hama thrips hidup secara berkoloni, menyerang bagian daun
tanaman. Namun tak jarang pula hama thrips menyerang bagian
tunas, bunga, dan buah. Penyerangan terjadi pada pagi hari saja dan
banyak dijumpai pada musim kemarau.
Gejala yang akan ditimbulkan:
 Daun yang terserang hama thrips yang semula lurus berubah
menjadi keriting.
 daun tua yang terserang menjadi kering, bunga rontok dan buah
abnormal serta tanaman menjadi kerdil.
Cara kerja:
Hama ini akan menghisap cairan pada bagian tanaman yang diserang,
hama thrips ini akan menghisap cairan yang ada dan mengakibatkan
bagian tersebut menjadi keriting.
hama ini juga menjadi vektor virus yang menghancurkan
tanaman Gejala serangan Virus, terlihat bercak kuning di atas
permukaan daun, perlahan meluas hingga seluruh permukaan
daun menguning, bentuk daun menjadi lebih kecil dari ukuran
normal,  daun melengkung kedalam, daun kaku dan kriting,
menguning dan sebagian besar rontok.
Pengendalian
Cara kultur teknis, dilakukan apabila hama yang menyerang
tanaman belum begitu banyak. Cara penanggulangan dengan
memusnahkan bagian tanaman yang terserang hama thrips.
Musuh alami, seperti kumbang Coccinellidae, tungau predator,
kepik Anthocoridae, dan kumbang Staphulinidae.
Pengendalian secara kimia yang dapat dilakukan adalah dengan
penyemprotan insektisida secara selektif, misalnya Mesurol 50
WP, Pegasusu 500 SC atau Perfekthion 400 EC, Agrimec 18 EC,
Confidor 200 SL, Curacron 500EC, , pada waktu sore hari

1. Ulat grayak Ulat grayak menyerang daun tanaman bersama-sama dalam jumlah
yang sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari.
Ulat grayak denngan ciri-ciri berwarna keabu-abuan dan aktif makan
pada malam hari. Serangga ini memiliki panjang antara 14-17 mm di
saat dewasa dan  daur  hidupnya sekitar 22 hingga 33 hari.
Pengendalian

Cara kultur teknis, penanggulangan ulat daun secara teknis


dilakukan dengan memangkas cabang-cabang sekunder sehingga
hanya batang utama yang dipelihara. Daun yang terserang dan
posisinya dekat dengan buah sebaiknya dibuang.

Cara fisik atau mekanik, secara mekanis, penanggulangan


ulat daun dilakukan dengan penangkapan. Gunakan alat perangkap
yang diberi methyl eugenol untuk spodoptera litura (caranya sama
dengan pengendalian hama lalat buah).
Musuh alami, antara lain kelompok patogen (nuclear-
polyhedrosis virus), Metharhizium anisopliae), parasitoid
(telur: Telenomus spodopterae, larva: Apantelesspp.,
pupa: Brachimeria spp.), dan predator larva (Paederus fuscipes,
Lycosa pseudoannulata, Selonopsis gemminata)
Cara kimia, penanggulan secara kimiawi dilakukan dengan
penyemprotan insektisida pirethroid sintesis, misalnya Decis 2,5 EC
dengan konsentrasi 0,5-,75 ml/l.

Hama kutu daun (Aphis gossypii) Adapun bagian tanaman yang diserang meliputi pucuk dan daun
melon sehingga terjadi kerusakan pada daun melon. Gejala yang
timbul akibat serangan kutu daun yakni daun menggulung, pucuk
tanaman keriting karena cairan daunnya diisap oleh aphid dan
pembentukan bunga terhambat. Pengendalian yang bisa dilakukan
akibat serangan kutu daun yakni memangkas bagian tanaman yang
terserang aphid kemudian membuangnya jauh dari area pertanaman,
memasang perangkap seperti yellow sticky trap yang terbuat dari
impra board yang kedua sisinya dilapisi oleh cairan oli

 Lalat buah (Dacus sp) Hama lalat putih mempunyai ciri-ciri fisik berupa lalat berukuran
kecil yang  berwarna dasar putih dan nampak seperti bertepung.

Lalat putih merupakan serangga  yang aktif terbang dan


biasanya mempunyai larva berwarna putih yang berkumpul di
dalam buah.

Larva lalat buah akan menyerang tanaman melon dengan


menyuntikkan telur-telur mereka pada buah, baik buah yang
masih muda maupun buah yang  cukup tua sehingga
menimbulkan gejala-gejala pada buah seperti kulit buah tampak
berbintik cokelat atau kehitam-hitaman dan permukaan kulit
buah menjadi kotor.

Telur-telur yang disimpan di dalam buah akan berkembang


menjadi larva dan memakan daging buah sehingga apabila buah
dibuka akan nampak isi buah yang telah rusak.

Pengendalian

 Cara kultur teknis, yang dapat dilakukan adalah buah


yang telah terserang maka segera ambil dan buang ketempat
yang jauh, menanam tanaman yang tidak menjadi inang bagi
lalat buah, sanitasi lapang yang teratur; dan memanen lebih
awal sebelum terjadi infestasi lalat buah.
 Secara mekanis, pengendalian terhadap hama ini dapat
dilakukan dengan membuat perangkap dari larutan metil
eugenol yang di pasang pada sedikit kapas dan dimasukkan
dalam botol air mineral, lalu letakkan perangkap pada lokasi
strategis.
 Kontrol biologi, yaitu penggunaan agen kontrol biologi
seperti preadator dan parasitoid seperti laba-laba, semut,
kumbang carabid, kepik pengisap, kumbang penjelajah
atau Staphylinid beetles (misalnya tomcat).
 Pengendalian secara kimia yang dapat dilakukan dengan
menggunakan insektisida seperti Curacron 500 EC atau
Hostathion 40 EC sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Waktu
penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang
petang atau pagi hari sebelum matahari terbit.

2. Ulat tanah Hama jenis ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada
siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP.
Ulat tanah menyerang batang tanaman yang masih muda dengan cara
memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong.
Pengendalian
Teknis, pengendalian awal ketika melakukan pengolahan tanah yaitu
dengan menggali tanah agak dalam, kemudian menghilangkan rumput
atau tanaman lain yang tumbuh disekitar.
Musuh alami, antara lain apanteles ufricus, tritaxys brauri, cuphocera
varies, dan cendawan botrytisserta metarrhizium.
 Kimiawi, penyemprotan prevathon atau curacron.
Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada malam hari.
Tungau (Tetranicus cinnabarinus) Serangan pada tanaman melon menunjukkan gejala adanya titik-titik
halus pada daun, berwarna kuning yang semakin lama warnanya
menjadi hitam. Daun yang terserang melengkung dan terpelintir,
berwarna kuning atau cokelat. Bagian bawah daun berwarna abu-abu
dengan jaringan-jaringan halus dan terdapat sekumpulan hama yang
tampak seperti titik-titik berwarna kuning, oranye, atau merah.
Pengendalian

Cara kultur teknis, dilakukan dengan cara membersihkan


gulma disekitar pertanaman.
Cara fisik/mekanis, penanggulangan tungau dilakukan
dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang
Cara kimiawi, dengan memberikan akarsida, seperti Meothrin
50 EC Mitac 200 EC (amitraz) dengan konsentrasi 1,0-1,5 ml/l

Penyakit pada Melon Gejala


Embun tepung (Cendawan Oidium sp atau Erysiphe Bagian tanaman yang terserang adalah daun dan batang muda. Ciri
cichoracearum) dan gejala serangan Daun dan batang muda dilapisi semacam
tepung berwarna putih, buah yang terserang berukuran kecil dan
rasanya tidak manis. Pengendalian dapat dilakukan dengan
membuat sirkulasi udara lancer dan mengurangi kelembaban di
sekitar tanaman, penyemprotan fungisida Calixi 750 EC atau
Afugan 300 EC konsentrasi 1 ml/l, dilakukan 5-7 hari sekali pada
musim hujan dan 10-14 hari sekali pada musim kemarau.

Layu fusarium (Cendawan Fusarium oxysporum) Bagian tanaman yang terserang adalah bagian akar atau batang.
Ciri dan gejala serangan yaitu sulur pada tanaman yang terserang
menjadi kuning atau layu, kemudian seluruh tanaman layu dan
kelamaan mati, pada batang terdapat goresan dan mempunyai
massa spora cendawan berwarna merah jambu, batang busuk
kecoklatan. Pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan
rotasi tanaman dengan tanaman selain melon, pengapuran lahan
untuk meningkatkan pH tanah, menghindari pemupukan urea atau
ZA berlebihan, perendaman benih dengan fungisida Derasol 500 SC
dengan konsentrasi 1 ml/l, penyemprotan fungisida Derasol 500 SC
dengan konsentrasi 1,5ml/l dan dosis 250 ml/tanaman, setiap 14
hari sekali sejak satu bulan setelah tanam atau sejak muncul
bunga.
Disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum. Gejala terlihat
jika ada tanaman yang tampak segar dipagi hari dan layu pada
siang hari, kemudian segar kembali pada sore hari. Gejala ini
berlangsung selama beberapa hari hingga akhirnya mati.

Pengendalian
 Menggunakan benih yang tahan terhadap
cendawan Fusarium oxysporum
 Menggunakan mulsa plastik agar tidak terlalu lembab
 Mengatur drainase yang baik
 Melakukan rotasi tanaman
 Membuang tanaman yang terserang terserang
 Menggunakan bakteri antagonis Trichoderma

      3. Layu bakteri (Bakteri Erwinia tracheiphila)      Bakteri ini menyerang bagian akar tanaman. Cirri dan gejala
serangannya adalah daun layu satu per satu, meskipun warnanya
tetap hijau, akhirnya tanaman layu keseluruhan, bila pangkal
batang dipotong melintang, akan mengeluarkan lender putih
kental dan lengket. Pengendalian bakteri ini dengan melakukan
perendaman benih dengan bakterisida Agrimicyn atau Agrept
konsentrasi 1,2 g/l dan penyemprotan pada 20 HST, pengaturan
drainase, terutama pada musim hujan, jangan sampai ada air ang
menggenang di daerah perakaran, sterilisasi media dengan
Basamid G dosis 40 g/m2.

Busuk Phytopthora Busuk phytopthora menyerang semua bagian tanaman. Batang


yang terserang ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan
kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman layu.
Daun terong yang terserang seperti tersiram air panas. Sedangan
serangan pada buah ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang
menjadi coklat kehitaman dan lunak.
Pengendalian

Sanitasi umum,yaitu sumber-sumber infeksi dimusnahkan.

Pemangkasan secara tepat, dengan mengurangi tunas


tunas yang tumbuh secara berlebihan.

Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida


sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil,
propamokarb hidroklorida, simoksanil, atau dimetomorf dan
fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb,
ziram, atau tiram.

Antraknosa Antraknosa sering juga diistilahkan dengan nama patek.


Antarknosa disebabkan oleh jamur Collectroticum capsi  yang akan
berkembang pesat pada lingkungan yang lembab dan basah.
Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman yang ditandai
dengan adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu
berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman. Semakin lama
bercak melebar dan menyatu akhirnya daun mengering. Gejala lain
adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning atau cokelat.
Buah yang terserang akan nampak bercak agak bulat dan berlekuk
berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa
spora berwarna merah jambu.
Pengendalian

Mengatur jarak tanam untuk mencegah datangnya


serangan penyakit antraknosa
Merendam benih yang akan digunakan untuk menanam
melon pada cairan fungisida sesuai dosis.
Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida
sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil,
metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan
fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau
mankozeb.

Rebah Semai Rebah semai biasa menyerang tanaman melon pada fase
pembibitan. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pythium sp.
yang bersifat tular tanah dan sporanya mampu bertahan lama di
dalam tanah. Penyakit terjadi di pesemaian dengan gejala berupa
pembusukan pada akar dan pangkal batang bibit.
Pengendalian
Lakukan sterilisasi media tanam
Hindari kelebihan air dan kelembaban media yang tinggi.
Bersihkan tanaman yang terinfeksi.
Menggunakan agen pengendali hayati yaitu Trichoderma
harzianum
Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik
berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil,
kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dengan dosis ½ dari
dosis terendah yang tertera pada kemasan.

Anda mungkin juga menyukai