Anda di halaman 1dari 15

Ratusan hektare' hutan dan lahan di Riau dilanda

kebakaran, warga merasa 'sesak'

Sejumlah petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Babinsa,


dan kepolisian berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan, di
kecamatan Dumai Barat, kota Dumai, Riau, Selasa (12/2).

Kebakaran hutan dan lahan seluas ratusan hektare telah melanda beberapa

kabupaten di Riau sehingga berdampak pada kesehatan warga.

Saat ini kebakaran masih berlangsung di sejumlah lokasi, terutama di sekitar Kota

Dumai dan Pulau Rupat di Kabupaten Bengkalis.

Ada beberapa daerah pesisir (yang terdampak). Dumai, Bengkalis, dan Rupat

yang masih ada (kebakaran). Jenis lahan yang terpapar banyak, ada lahan sawit,

ada hutan. Ada ratusan hektare kalau digabungkan. Tapi tidak semua yang

terbakar, ada juga yang sudah padam," papar Kepala Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, kepada BBC News Indonesia,

Kamis (21/2).
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan 843

hektare lahan terbakar di Provinsi Riau dari 1 Januari hingga 18 Februari.

Sebaran dari kebakaran mencakup Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 117 hektare,

Dumai 43,5 hektare, Bengkalis 627 hektare, Meranti 20,2 hektare, Siak 5 hektare,

Kampar 14 hektare, dan Kota Pekanbaru 16 hektare.

Untuk menanggulanginya, Pemprov Riau menetapkan status Siaga Darurat

Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mulai 19 Februari hingga 31 Oktober

2019.

"Siaga ini kita tetapkan seperti tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu siaga juga

saya tetapkan 19 Februari. Dengan adanya penetapan siaga ini, seluruh komponen

bisa lebih optimal. Kami bisa minta bantuan kepada BNPB dan lainnya," jelas

Edwar.

Pada Kamis (21/2) saja, menurut Edwar, pihaknya telah mengerahkan sedikitnya

100 personel untuk memadamkan kebakaran yang terdiri dari TNI/Polri, tim

Manggala Agni dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta

anggota BPBD Riau sendiri.


Selain pengerahan personel, ada pula bantuan helikopter dari KLHK untuk

melakukan pengeboman air di lokasi kebakaran.

Status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) diberlakukan di


Provinsi Riau mulai 19 Februari hingga 31 Oktober 2019.

'Merasa sesak'
Kebakaran hutan dan lahan ini membuat warga merasakan dampaknya. Robby,
misalnya, seorang pegawai yang bekerja di pinggiran Kota Dumai.
"Mulai hari ini terasa udaranya sesak dan cuaca lebih panas," ujarnya.
Melalui peta daring, dia menunjukkan posisi dirinya berada di antara dua area
kebakaran, yakni Kecamatan Bukit Batu dan Pulau Rupat. Keduanya merupakan
bagian dari wilayah Kabupaten Bengkalis.
Di tengah kondisi ini, menurutnya, dia tidak melihat anak-anak sekolah yang
memakai masker.
Kebakaran di suatu lahan di Riau pada 2019 sebagaimana dilaporkan BNPB.

A. PENYEBAB KEBAKARAN HUTAN

Berikut adalah Penyebab Kebakaran Hutan dan Cara Penanggulangannya :

1. Kebakaran yang Disebabkan oleh Alam

Ada beberapa kejadian alam yang bisa menyebabkan kebakaran hutan terjadi.

Kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam biasanya tidak menimbulkan

dampak luas. Dan biasanya, kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam

tidak menimbulkan kerugian sebesar kebakaran hutan yang disebabkan oleh

kesengajaan manusia. Berikut beberapa kejadian alam yang bisa memicu

timbulnya kebakaran hutan.

 Musim kemarau panjang. Musim kemarau yang berkepanjangan dapat

berakibat naiknya suhu di berbagai wilayah termasuk hutan. Suhu yang

tinggi tersebut dapat memicu terjadinya kebakaran hutan.

 Sambaran petir. Sambaran petir juga dapat berpotensi menyebabkan

kebakaran hutan. Perubahan iklim yang terjadi akibat penyebab

pemanasan global juga bisa menyebabkan seringnya sambaran petir itu

terjadi.

 Aktivitas vulkanis. Hal ini dapat terjadi di wilayah pegunungan berapi.

Wilayah hutan di gunung berapi dapat terbakar ketika aktivitas vulkanis

itu terjadi. Misalkan saja ketika gunung berapi meletus, lahar dari gunung
berapi tersebut mengenai hutan di lingkungan gunung berapi itu sehingga

hutan mengalami kebakaran.

 Ground fire. Ground fire merupakan kebakaran yang terjadi di

dalam lapisan tanah. Musim kemarau berkepanjangan merupakan

penyebab dari kebakaran dalam tanah ini. Biasanya, kebakaran ini terjadi

di daerah yang memiliki lahan gambut sehingga lahan gambut tersebut

terbakar ketika suhu udara naik seiring kemarau panjang yang terjadi.

Meskipun kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam sangat mungkin

terjadi, sayangnya bencana kebakaran hutan yang melanda Indonesia setiap

tahunnya merupakan bencana yang terjadi akibat kesengajaan manusia.

2. Kebakaran yang Disebabkan Kesengajaan Manusia


Bencana kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan merupakan bencana
tahunan yang telah terjadi di Indonesia sejak lama. Berbagai upaya yang telah
dilakukan pemerintah nyatanya belum mampu mencegah bencana serupa terulang
di tahun berikutnya. Lalu faktor apa saja yang dapat menyebabkan kebakaran
hutan bila ditinjau dari faktor manusia itu sendiri? Berikut ini penjelasan
mengenai penyebab kebakaran hutan akibat faktor manusia.

 Pembakaran lahan tidak terkendali akan memberikan dampak akibat hutan


gundul. Pembakaran lahan yang tidak terkendali sehingga merembet
meluas ke lahan hutan merupakan penyebab kebakaran hutan yang terjadi
akibat kesengajaan manusia. Pembukaan lahan perkebunan biasanya
merupakan latar belakang dilakukannya pembakaran lahan. Dalam skala
kecil, kebakaran ini masih bisa diatasi. Sayangnya, jika kebakaran ini
merupakann ulah perusahaan besar dan dalam skala besar, akan sangat
sulit untuk memadamkan api dalam kebakaran. Kebakaran seperti ini akan
sangat berbahaya ketika terjadi di lahan gambut atau rawa.
 Konflik antara perusahaan dan masyarakat pemilik lahan. Perusahaan yang
ingin mengambil alih lahan dari masyarakat pemilik lahan biasanya
melakukan pembakaran terhadap lahan yang disengketakan. Pembakaran
lahan dapat berakibat lahan menjadi terdegradasi sehingga nilai lahan
berkurang. Dengan cara tersebut, perusahaan akan lebih mudah merebut
lahan dari masyarakat yang memiliki lahan.

 Protes oleh penduduk lokal. Penduduk lokal yang merasa lahannya direbut
juga sering melakukan pembakaran lahan sebagai bentuk protes karena
perusahaan perkebunan merebut lahan milik mereka.

 Faktor ekonomi masyarakat lokal. Masyarakat lokal yang ingin membuka


lahan dan hanya memiliki sedikit biaya biasanya melakukan cara instan
untuk membuka lahan. Mereka membakar hutan untuk membuka lahan
baru. Cara tersebut dianggap lebih mudah dan murah meski akibat yang
ditimbulkan sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan dan akan
lebih mudah menjadi penyebab pencemaran udara.

 Kurangnya penegakan hukum. Meskipun aturan mengenai pembakaran


hutan jelas-jelas dilarang, namun karena hukum yang diberikan bagi yang
melanggar masih sangat lemah, akibatnya banyak juga oknum yang
melanggar aturan dan membakar hutan secara besar-besaran untuk
membuka lahan. Hal tersebut biasanya dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan besar.

 Meninggalkan bekas api unggun atau membuang puntung rokok di hutan.


Hal ini biasa terjadi ketika seorang pendaki gunung atau seseorang yang
melakukan perjalanan dalam hutan. Api unggun yang dinyalakan biasanya
ditinggalkan begitu saja sehingga berpotensi menyebabkan kebakaran.

B. DAMPAK KEBAKARAN HUTAN


Kebakaran hutan berdampak negatif baik terhadap lingkungan maupun terhadap
kesehatan manusia. Berikut dampak yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan.
 Bencana banjir yang melanda terjadi karena hutan mengalami kebakaran
dan berakibat pada gundulnya hutan sehingga tidak mampu menyimpan
cadangan air saat musim penghujan yang akan menjadi penyebab tanah
longsor juga.

 Musnahnya flora dan fauna yang hidup di hutan.

 Tersebarnya emisi gas karbondioksida ke udara. Asap yang timbul akibat


kebakaran hutan dalam skala besar menguap ke lapisan atmosfer dan
berpotensi menyebabkan pemanasan global.

 Bahan baku industri yang menggunakan kayu atau bahan lain dari hutan
akan berkurang jumlahnya karena hutan yang terbakar.

 Asap dari pembakaran hutan dapat menyebabkan penyakit seperti ISPA


dan membuat jarak pandang menjadi berkurang karena kabut asap.

 Kebakaran juga dapat menyebabkan berkurangnya sumber air sehingga


kekeringan bisa menjadi bencana yang mengikuti kebakaran hutan.

C. CARA MENANGGULANGI KEBAKARAN HUTAN

Kebakaran hutan dalam cakupan yang luas bisa berdampak buruk pada
lingkungan dan juga kesehatan masyarakat. Untuk itu, penting kiranya kita
mengetahui cara menjaga kelestarian hutan serta mencegah maupun
menanggulangi kebakaran hutan agar bencana tersebut tidak merusak lingkungan.
Beberapa cara yang cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau
menanggulangi kebakaran hutan antara lain:

 Memperhatikan wilayah hutan dengan titik api yang cukup tinggi yang
dapat memicu terjadinya kebakaran hutan. Wilayah titik api ini harus
diperhatikan ketika kemarau panjang terjadi.

 Tidak membuka lahan atau perkebunan dengan cara membakar hutan.

 Tidak membuang puntung rokok secara sembarangan di hutan.


 Tidak meninggalkan api unggun dalam hutan. Api unggun harus
dipadamkan terlebih dahulu jika ingin meninggalkan hutan.

 Melakukan patroli hutan secara berkala untuk mengecek kondisi hutan.

 Melakukan pemotretan citra secara berkala terutama di wilayah dengan


titik api yang tinggi.

 Menyediakan mobil pemadam kebakaran yang siap untuk digunakan.

 Apabila terjadi kebakaran hutan berskala kecil, maka lakukan


penyemprotan secara langsung ke daerah yang terbakar.

 Jika kebakaran terjadi dalam skala besar, maka lakukan penyemprotan air
dari udara menggunakan helikopter juga membuat hujan buatan.
PUTING BELIUNG TERJANG PESISIR KARAWANG, RATUSAN
RUMAH RUSAK

Warga memperbaiki rumahnya yang rusak akibat terjangan putting beliung di


pesisir Karawang Jawa Barat./Foto: Luthfiana Awaluddin

Karawang - Bencana angin puting beliung menerjang lima kecamatan di pesisir


Karawang, Jawa Barat. Angin menerjang dari arah Barat ke arah Timur pesisir
Karawang menyapu ratusan rumah dan tempat ibadah pada Minggu subuh
(27/1/2019) hingga Senin dini hari (28/1).

Dikabarkan, 403 jiwa terdampak bencana tersebut. Selain merusak bangunan,


angin menyebabkan pohon rubuh. Laporan data angin maksimum pada saat
kejadian angin kencang tidak bisa diketahui. Sebab di wilayah Karawang belum
ada stasiun pemantau cuaca permukaan. 

"Kecepatan angin maksimal tidak diketahui karena di Karawang tidak ada


alatnya,"kata Asep Wahyu Kepala BPBD Karawang saat ditemui detik di ruang
kerjanya, Senin (28/1/2019). 

Data sementara yang berhasil dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah


(BPBD) Kabupaten Karawang, tercatat 2 orang luka ringan dan 114 rumah rusak
ringan. Adapun satu rumah semi permanen di Kecamatan Cilebar dikabarkan
rubuh. 

"Pendataan masih berlangsung. Sementara terdata 2 warga yang luka ringan


tertimpa material bangunan. Ada kemungkinan jumlah kerusakan rumah dan
bangunan bisa bertambah," ujar Asep.

Rumah warga pesisir Karawang Jawa Barat yang porak poranda akibat
terjangan putting beliung Minggu subuh 27 Januari 2019.

1. PENGERTIAN PUTING BELIUNG


Orang awam menyebut angin puting beliung angin Leysus, di
daerah Sumatera disebut Angin Bohorok dan masih ada sebutan lainnya. Angin
jenis ini yang ada di Amerika yaitu Tornado mempunyai kecepatan sampai 320
km/jam dan berdiameter 500 meter. Puting beliung adalah angin yang berputar
dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan
lama kejadian maksimum 5 menit. Ada beberapa sebutan untuk puting beliung. 

Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim


pacaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena
dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan terlempar.

2. KARAKTERISTIK ANGIN BELIUNG

 Puting beliung merupakan dampak ikutan awan Cumulonimbus (Cb) yang


biasa tumbuh selama periode musim hujan, tetapi tidak semua
pertumbuhan awan CB akan menimbulkan angin puting beliung. 
 Kehadirannya belum dapat diprediksi. 
 Terjadi secara tiba-tiba (5-10 menit) pada area skala sangat lokal. 
 Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum cleaner. 
 Jika kejadiannya berlangsung lama, lintasannya membentuk jalur
kerusakan. 
 Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di daerah dataran
rendah.

3. PENYEBAB TERJADINYA ANGIN PUTTING BELIUNG

Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung disebabkan karena Udara panas dan
dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung. 

Selain itu juga karen Dalam awan terjadi arus udara naik ke atas yang kuat. Hujan
belum turun, titik-titik air maupun Kristal es masih tertahan oleh arus udara yang
naik ke atas puncak awan. 

Gambar Tiupan angin putting beliung yang begitu dahsyat menghempas setiap
pepohonan yang ada di hadapannya.

4. PROSES TERJADINYA PUTING BELIUNG

Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim pancaroba
pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat
radiasi matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam
awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang
cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus
ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak.

5. DAMPAK TERJADINYA PUTING BELIUNG

Dampak terjadinya puting beliung antara lain:

1. Rusaknya rumah dan infrastruktur suatu daerah


2. Dapat menimbulkan korban jiwa.
3. Rusaknya kebun-kebun warga
4. Kerugian Material.
5. Banyak puing-puing dan sampah yang terbawa puting beliung dan
berserakan
6. Terganggunya kegiatan-kegiatan ekonomi.

6. PENANGANAN ANGIN PUTTING BELIUNG

Pertama-tama, kita harus mengenali bulan-bulan pancaroba di tempat kita, Dan


juga harus mengadakan penghijauan karena dengan adanya penghijauan udara
tidak terlalau panas sehingga tidak terjadi perbedaan panas yang dapat
menimbulkan adanya angin puting beliung.

Apabila terjadi angin puting beliung menghindar dari pepohonan tinggi yang
sudah rapuh karena bisa tertimpa pohon, cari tempat yang aman dan kuat atau
menghindar jauh. Membuat rumah yang permanen dan kuat. Membuat tempat
perlindungan di bawah tanah apabila tempat tinggal sering terjadi angin puting
beliung.

Sebelum Datangnya Angin

1. Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan


terkini cuaca setempat
2. Waspadalah terhadap perubahan cuaca
3. Waspadalah terhadap angin topan yang mendekat.
4. Waspadalah terhadap tanda tanda bahaya sebagai berikut:
5. Langit gelap, sering berwarna kehijauan.
6. Hujan es dengan butiran besar
7. Awan rendah, hitam, besar, seringkali bergerak berputar
8. Suara keras seperti bunyi kereta api cepat
9. Bersiaplah untuk ke tempat perlindungan ( bunker ) bila ada angin topan
mendekat.
Saat Datangnya Angin

1. Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan (bunker)


2. Jika anda berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung perkantoran,
sekolah, rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit,
maka yang anda harus lakukan adalah segera menuju ke ruangan yang
telah dipersiapkan untuk menghadapi keadaan tersebut seperti sebuah
ruangan yang dianggap paling aman, basement, ruangan anti badai, atau
di tingkat lantai yang paling bawah. Bila tidak terdapat basement,
segeralah ke tengah tengah ruangan pada lantai terbawah, jauhilah sudut
sudut ruangan, jendela, pintu, dan dinding terluar bangunan. Semakin
banyak sekat dinding antara diri anda dengan dinding terluar gedung
semakin aman. Berlindunglah di bawah meja gunakan lengan anda untuk
melindungi kepala dan leher anda. Jangan pernah membuka jendela.

3. Jika anda berada di dalam kendaraan bermobil, segeralah hentikan dan


tinggalkan kendaraan anda serta carilah tempat perlindungan yang
terdekat seperti yang telah disebutkan di atas.

Jika Anda Berada Di Luar Ruangan Dan Jauh Dari Tempat Perlindungan,

maka yang anda harus lakukan adalah sebagai berikut:

1. Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat atau
sejenisnya sambil tetap melindungi kepala dan leher dengan
menggunakan lengan anda.
2. Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau sejenisnya. Anda
akan lebih aman tiarap pada tempat yang datar dan rendah.
3. Jangan pernah melarikan diri dari angin puting beliung dengan
menggunakan kendaraan bermobil bila di daerah yang berpenduduk padat
atau yang bangunannya banyak. Segera tinggalkan kendaraan anda untuk
mencari tempat perlindungan terdekat.
4. Hati hati terhadap benda benda yang diterbangkan angin puting beliung.
Hal ini dapat menyebabkan kematian dan cedera serius.

Anda mungkin juga menyukai