Disusun oleh
Shinta Dwi Suci Ramdani
Kelas X MIPA 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyusun Makalah Geografi Bencana Alam,
Kebakaran Hutan di Riau ini, tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan dan hambatan
itu bisa teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran diperlukan untuk memperbaiki dan
membangun penulis. Kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR
iii
ISI.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................
1.1 Latar
Belakang..................................................................................
1.2 Identifikasi
Masalah..........................................................................
1.3
Tujuan................................................................................................
BAB II
ISI.............................................................................................
2.1
Pengertian
Hutan
2.2
Hutan...
2.3
Kebakaran
Hutan
dan
Kebakaran
1
1
2
2
3
3
3
Geografi
5
Riau..............................................
2.4 Dampak Kebakaran Hutan................................................ 7
2.5
Pencegahan
dan
Penanggulangan
Kebakaran
10
Hutan........................
BAB III
13
KESIMPULAN.
DAFTAR
14
3
PUSTAKA..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Maret), titik api di Riau berjumlah ribuan, sehingga menjadikan Riau Bencana
Asap, sehingga menyebabkan kerugian yang besar dari segala aspek, baik materi
maupun non materi yang secara nyata dapat dilihat dari aspek lingkungan dan
kesehatan.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Mengetahui pengertian hutan dan manfaatnya
2. Mengetahui pengertian kebakaran hutan dan penyebabnya
3. Mengetahui keterkaitan kebakaran hutan dengan geografi Riau
4. Mengetahui dampak kebakaran hutan
5. Mengetahui pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan
1.3 Tujuan Makalah
Tujuannya dibuat makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca
mengenai bencana alam, khususnya kebakaran hutan. Informasi yang ingin
penulis sampaikan adalah mengenai manfaat hutan, kebakaran hutan, meliputi
penyebabnya, keterkaitannya dengan Geografi Riau, dampak dari kebakaran
hutan, dan pencegahan serta penanggulangan dari kebakaran hutan tersebut.
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memperkaya informasi pembaca
dan prinsipnya dapat digunakan atau diterapkan ke dalam aplikasi yang nyata.
BAB II
ISI
Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,
yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan (Undang undang Nomor 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan). Sedangkan menurut Ensiklopedia Indonesia,
hutan adalah suatu areal yang dikelola untuk produksi kayu dan hasil hutan
lainnya dipelihara bagi keuntungan tidak langsung atau dapat pula bahwa hutan
sekumpulan tumbuhan yang tumbuh bersama. Manfaat hutan antara lain, sebagai
kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi, sebagai paru-paru dunia, sebagai
pengatur aliran air, pencegah erosi dan banjir serta menjaga kesuburan tanah.
Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi
b. Api Tajuk atau Kebakaran Tajuk, yaitu kebakaran yang membakar seluruh
tajuk tanaman pokok terutama pada jenis-jenis hutan yang daunnya mudah
terbakar. Apabila tajuk hutan cukup rapat, maka api yang terjadi cepat
merambat dari satu tajuk ke tajuk yang lain. Hal ini tidak terjadi apabila
tajuk-tajuk pohon penyusun tidak saling bersentuhan.
c. Api Tanah adalah api yang membakar lapisan organik yang dibawah lantai
hutan. Oleh karena sedikit udara dan bahan organik ini, kebakaran yang
terjadi tidak ditandai dengan adanya nyala api. Penyebaran api juga sangat
lambat, bahan api tertahan dalam waktu yang lama pada suatu tempat.
Kebakaran dan pembakaran merupakan sebuah kata dengan kata dasar yang
sama tetapi mempunyai makna yang berbeda. Kebakaran indentik dengan
kejadian yang tidak disengaja sedangkan pembakaran identik dengan kejadian
yang sengaja diinginkan tetapi tindakan pembakaran dapat juga menimbulkan
terjadinya suatu kebakaran.
tumbuhan. Banyaknya jumlah bahan bakar yang dibakar di atas lahan akhirnya
akan menyebabkan asap tebal dan kerusakan lingkungan yang luas.
Kebakaran hutan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai
berikut
a. Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang
panjang.
b. Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok sembarangan
dan lupa mematikan api di perkemahan.
c. Aktivitas vulkanis, seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari
letusan gunung berapi.
d. Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau
membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
e. Kebakaran di bawah tanahm pada daerah tanah gambut yang dapat
menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.
2.3
mengatakan ada 186 titik panas yang terdeteksi, yaitu di wilayah Pelalawan (60
titik), Siak (11), Indragiri Hilir (45), Indragiri Hulu (54), Dumai (6), Bengkalis
(5), Siak (11), Kampar (3). Dari 186 titik panas itu, yang diindikasikan ada api,
yaitu di Bengkalis (3), Dumai (4), Pelalawan (40), Kampar (2), Siak (9), Indragiri
Hilir (33), dan Indragiri Hulu (47). Ancaman kebakaran hutan semakin meningkat
karena cuaca wilayah Provinsi Riau kering.
Beberapa wilayah Indonesia terkena hujan, termasuk Sumatera Selatan,
Jawa bagian Barat, dan sebagian wilayah Kalimantan. Namun, ketika wilayahwilayah itu hujan, wilayah Riau justru kering. Bahkan, Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan kekeringan bertambah pada bulan
Agustus. Sehingga potensi kebakaran hutan di Riau akan meningkat. Luas
cakupan wilayah yang dilanda kebakaran sekitar 240 hektare lahan yang dilalap
api. Sejauh ini, upaya pemadaman masih berlangsung.
lahan pertanian yang sporadis. Sedangkan faktor pemicu dari aspek tata ruang dan
sosial ekonomi adalah belum ditetapkannya RT dan RW di Provinsi Riau,
pembukaan lahan pertanian oleh masyarakat dan perusahaan dengan membakar
hutan, serta pesatnya usaha perkebunan kelapa sawit.
Dampak dari kebakaran hutan itu adalah berkurangnya sumber daya hutan
dan lahan gambut, menurunnya kesuburan tanah, menurunnya keanekaragaman
hayati, memburuknya kualitas udara, serta terjadinya gangguan kesehatan
khususnya masalah pernapasan.Selanjutnya, terganggunya aktivitas sosial dan
perekonomian, transportasi, serta belajar mengajar dan berpotensi mengganggu
hubungan bilateral dengan negara tetangga karena polusi asap lintas batas.
Untuk mengatasi kebakaran hutan, pemerintah daerah Provinsi Riau telah
menerapkan beberapa upaya pengendalian kebakaran hutan, di antaranya
pembentukan dan pembinaan kapasitas pusdalarhutla, instruksi gubernur untuk
pengendalian kebakaran hutan, maklumat Gubernur, Kajati, Kapolda dan
Dandem, komitmen 12 wali kota/bupati se-Provinsi Riau, serta penerapan posko
siaga darurat bencana asap.
2.4
Gambar 5. Orang utan tetap belajar di alam bebas meski terkena asap akibat
kebakaran hutan
Kebakaran hutan dapat membunuh organisme (makroorganisme dan
mikroorganisme) tanah yang bermanfaat dalam meningkatkan kesuburan tanah.
Makroorganisme tanah misalnya: cacing tanah yang dapat meningkatkan aerasi
dan drainase tanah, dan mikroorganisme tanah, misalnya mikoriza (jamur) yang
dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara P, Zn, Cu, Ca, Mg, dan Fe akan
terbunuh. Selain itu, bakteri penambat (fiksasi) nitrogen pada bintil-bintil akar
tumbuhan Leguminosae juga akan mati sehingga laju fiksasi ntrogen akan
menurun. Mikroorganisme, seperti bakteri dekomposer yang ada pada lapisan
serasah saat kebakaran pasti akan mati. Dengan temperatur yang melebihi normal
akan membuat mikroorganisma mati, karena sebagian besar mikroorganisma
tanah memiliki adaptasi suhu yang sempit. Namun demikian, apabila
mikroorganisme tanah tersebut mampu bertahan hidup, maka ancaman berikutnya
adalah terjadinya perubahan iklim mikro yang juga dapat membunuhnya. Dengan
terbunuhnya mikroorganisme tanah dan dekomposer seperti telah dijelaskan di
atas, maka akan mengakibatkan proses humifikasi dan dekomposisi menjadi
terhenti.
Kebakaran hutan biasanya menimbulkan dampak langsung terhadap
kematian populasi dan organisme tanah serta dampak yang lebih signifikan lagi
yaitu merusak habitat dari organisme itu sendiri. Perubahan suhu tanah dan
hilangnya lapisan serasah, juga bisa menyebabkan perubahan terhadap
karakteristik habitat dan iklim mikro. Kebakaran hutan menyebabkan bahan
menimbulkan
10
pihak yang diduga terkait dengan kebakaran hutan (secara sengaja), dan lain-lain.
Upaya penanggulangan diantaranya adalah
(a)
(b)
(c)
(d)
maupun perusahaan-perusahaan.
Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat pusat
Meminta bantuan luar negeri untuk memadamkan kebakaran, antara lain
pasukan Bomba dari Malaysia untuk kebakaran di Riau, Jambi, Sumsel
dan Kalbar; bantuan pesawat AT 130 dari Australia dan Herkulis dari USA
untuk kebakaran di Lampung; Bantuan masker, obat-obatan dan
sebagainya dari negara-negara Asean, Korea Selatan, Cina dan lain-lain.
Sementara itu, penanganan yang bersifat preventif adalah setiap usaha,
pedoman
dan
petunjuk
teknis
pencegahan
dan
aparat
11
12
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut
a. Hutan merupakan sumberdaya alam yang tidak ternilai harganya karena
didalamnya terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma
nutfah, sumber hasil hutan kayu dan non-kayu, pengatur tata air, pencegah
banjir dan erosi serta kesuburan tanah, dan sebagainya karena itu
pemanfaatan dan perlindungannya diatur oleh undang-undang dan
b.
peraturan pemerintah.
Kebakaran merupakan salah satu bentuk gangguan terhadap sumberdaya
hutan dan akhir-akhir ini makin sering terjadi. Kebakaran hutan
menimbulkan kerugian yang sangat besar dan dampaknya sangat luas,
bahkan melintasi batas negara. Di sisi lain upaya pencegahan dan
pengendalian yang dilakukan selama ini masih belum memberikan hasil
yang optimal. Oleh karena itu perlu perbaikan secara menyeluruh,
terutama yang terkait dengan penegakkan hukum oleh pemerintah bagi
DAFTAR PUSTAKA
13
BBC Indonesia. 2015. Bayi Orang Utan Sakit Akibat Asap Kebakaran Hutan.
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/10/151006_majalah_lingkunga
n_satwaasap Diakses 15 November 2015
BBC Indonesia. 2015. Ratusan Titik Api Bermunculan di Riau. 2015.
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/07/140723_indonesia
hotspot Diakses 15 November 2015
Himka.
2015.
Kebakaran
Hutan.
Hutan
di Riau.
2015.
90
Persen
Kebakaran
Hutan
Terjadi
di
Riau.
Irma.
2015.
Kebakaran
Hutan.
14