Anda di halaman 1dari 4

1

CMP 101

LAMPIRAN-1

KEBAKARAN HUTAN DI RIAU

Rifa Adila

Rifaadila9@gmail.com

Abstrak

Hutan adalah hamparan lahan yang berisi sumber daya alam hayati yang di dominasi pepohonan
dalam persekutuan alam lingkungannya. Keberadaan hutan membawa dampak positif bagi makhluk
hidup. Fungsi utama dari hutan yang di tumbuhi berbagai jenis tanaman lebat ialah untuk menyerap
karbon dioksida yang di timbulkan oleh manusia, kendaraan bermotor, limbah pabrik, dan sumber
lainnya. Hutan juga berperan sebagai paru – paru dunia, karena oksigen yang di hasilkan oleh hutan
sangat bermanfaat bagi manusia dan hewan untuk bernafas. Akibatnya, jika terjadi kebakaran hutan akan
berdampak pada polusi udara. Karena asap dari kebakaran hutan dapat menjangkau jarak berkilo – kilo
meter dan dapat menyebabkan gangguan pernapasan bagi manusia yang terpapar.

Kata Kunci : Kebakaran, Hutan

Pendahuluan

Indonesia terkenal sebagai negara tropis dan memiliki curah hujan tinggi sehingga membuat
tanaman tumbuh subur. Maka tidak heran jika Indonesia memiliki potensi kekayaan hutan yang sangat
besar, mengingat luas wilayah hutan mencapai 99,6 juta hektar atau 52,3 % dari luas wilayah negeri .
Hutan merupakan kawasan luas yang ditumbuhi pepohonan dan tumbuhan berkayu . Luas hutan yang
besar di Indonesia ini dapat dijumpai di Papua (29,3 juta ha), Kalimantan Timur (13,8 juta ha),
Kalimantan Tengah (12,7 juta ha), Papua Barat (8,7 juta ha), Kalimantan Barat (8,2 juta ha),dan Riau
( 8.2 juta ha). Dengan demikian, peran Indonesia menjadi sangat penting bagi dunia dalam menekan
kenaikan suhu bumi, dengan jumlah hutan terbesar ke-2 di dunia, Indonesia menjadi negara paru-paru
dunia, penghasil oksigen terbesar ke-2 dan negara yang mampu menyimpan karbon karena jumlah
tutupan lahan yang besar. Karena itu oksigen yang dihasilkan oleh hutan sangat bermanfaat bagi manusia
dan hewan untuk bernafas.

Di karenakan manfaat hutan yang sangat banyak, kita harus menjaga nya agar tidak terjadi
kebakaran hutan. Kebakaran hutan berdampak pada rusaknya ekosistem dan menyebabkan musnahnya
flora dan fauna yang tumbuh dan hidup di hutan. Dampak lainnya dari asap yang ditimbulkan dapat
menyebabkan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik,
Penyakit Jantung serta iritasi pada mata, tenggorokan dan hidung. Kabut asap dari kebakaran hutan juga
dapat mengganggu bidang transportasi, khususnya transportasi penerbangan. Tersebarnya asap dan emisi
gas Karbondioksida dan gas-gas lain ke udara juga akan berdampak pada pemanasan global dan
perubahan iklim. Kebakaran hutan mengakibatkan hutan menjadi gundul, sehingga tidak mampu lagi
menampung cadangan air di saat musim hujan, hal ini dapat menyebabkan tanah longsor ataupun banjir.
2
CMP 101

Selain itu, kebakaran hutan juga mengakibatkan berkurangnya sumber air bersih dan bencana kekeringan,
karena tidak ada lagi pohon untuk menampung cadangan air. Kebakaran hutan bisa disebabkan oleh dua
faktor utama yaitu faktor manusia dan faktor alami. Faktor alami misalnya pengaruh El-Nino yang
menyebabkan kemarau panjang sehingga tanaman menjadi kering dan mudah terbakar. Sedang faktor
manusia contohnya berupa pembukaan lahan dengan cara membakar atau pembuatan api unggun yang
lupa dimatikan sehingga menyambar pepohonan atau semak dan menyebabkan kebakaran.

Analisis Situasi

Kabut asap Riau pada 2014 menjadi salah satu insiden yang memprihatinkan. Akibat kabut asap
karena pembakaran hutan dan lahan lima tahun lalu itu, sekolah diliburkan, bandara ditutup, puluhan ribu
warga pun terserang penyakit pernapasan. Pada 13 Maret 2014 terdapat 137 titik api kebakaran hutan dan
lahan. Kebakaran yang terus terjadi juga membuat sebagian wilayah di Riau bersuhu tinggi. Sebanyak
49.591 jiwa menderita penyakit akibat kabut asap seperti ispa, pneumonia, asma, iritasi mata dan kulit.
Dan ada sebanyak 292 desa atau kelurahan yang terjadi kebakaran hutan di Riau. Dan sebanyak 137 titik
itu tersebar di beberapa kabupaten, yaitu Bengkalis 65 titik, Indragiri Hilir 6 titik, Meranti 33 titik,
Pelalawan 11 titik, Dumai lima titik, dan Siak 17 titik.

Dan pada tahun 2018, kebakaran hutan dan lahan semakin meningkat di wilayah Provinsi Riau.
Terdapat 468 desa atau kelurahan yang terkena kebakaran hutan. Berdasarkan data dari Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, sudah 1.647,36 hektar luas hutan yang terbakar. Rokan
Hulu 1 ha, Rokan Hilir 80.75 ha, Dumai 114.25 ha, Bengkalis 160.5 ha, Kepulauan Meranti 896.61 ha,
Siak 131.5 ha, Pekanbaru 31 ha, Kampar 19.25 ha, Pelalawan 60 ha, Indragiri Hilir 121.5 ha, dan
Indragiri Hulu 31 ha. Upaya pemadaman dilakukan tim darat dan tim udara. Untuk pemadaman dari udara
menggunakan dua helikopter Super Puma milik Sinarmas. Pemadaman titik api menggunakan helikopter
beberapa hari dilakukan di Kota Dumai dengan total luas lahan yang sudah mencapai 114 ha.

Dan pada tahun 2021,luasan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau mengalami penurunan
yang signifikan dibanding tahun sebelumnya. Dimana pada tahun sebelumnya, luas Kebakaran hutan di
Riau mencapai 1.600,41 Ha, sedangkan tahun 2021 seluas 1.400,08 Ha. Artinya terdapat penurunan
hingga 200,33 Ha atau 12,09 persen. Dan 194 desa atau kelurahan yang mengalami kebakaran hutan.
Pada tahun ini, Kabupaten Bengkalis menjadi daerah yang paling banyak ditemukan kebakaran hutan dan
lahan dengan luas lahan 382 hektare. Kemudian Dumai 169 hektare, Indragiri Hilir 164 hektare, Rokan
Hilir 140 hektare, dan Siak 106 hektare, Pelalawan 80,75 hektare, Kampar 58 hektare, Rokan Hulu 58
hektare, Indragiri Hulu 54 hektare, Meranti 53 hektare, dan Kota Pekanbaru 17 hektare. 

Analisis Masalah

Dari ketiga tahun di atas,dapat kita ketahuai bahwa kebakaran hutan di Riau terjadi karena dua
faktor. Faktor alami di karenakan musim kemarau yang panjang,dan membuat lahan yang memiliki tanah
gambut dengan jenis semak belukar mengalami kebakaran. Dan Faktor manusia yang sengaja membakar
hutan untuk membuka lahan untuk di jadikan perkebunan dan pertanian. Dan telah lebih dari 30 orang per
tahunnya yang di amankan polisi karena membakar lahan di Riau.
3
CMP 101

Solusi

Solusi yang dapat diberikan penulis adalah, untuk Pemerintah agar lebih cepat dalam menangani
orang - orang yang terlibat dalam pembakaran hutan atau lahan. Lebih sering mengawasi titik titik rawan
terjadi nya kebakaran hutan. Dan penyuluhan ke masyarakat yang tinggal di dekat hutan, hal ini untuk
meningkatkan kesadaran dan kepedulian mereka akan bahaya kebakaran hutan/lahan yang berdampak
buruk bagi banyak pihak.

Simpulan dan Saran

Saran yang dapat di berikan penulis adalah, untuk masyarakat agar dapat menghindari membakar
di hutan atau di lahan,terutama saat angin kencang. Angin yang bertiup kencang akan berisiko
menyebarkan kobaran api dengan cepat dan menyebabkan kebakaran. Dan juga menghindari membuat
api unggun di area yang rawan terjadi kebakaran. Dan perlu juga membuatkan sekat-sekat kanal untuk
pengaturan hidrologi air pada lahan gambut. Dengan begitu tanahnya jadi lembap dan basah sehingga
tidak mudah terbakar, terutama saat musim kemarau.

Daftar Pustaka

Admin BPS, Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Jenis Bencana Alam dalam Tiga Tahun Terakhir
(Desa), 2021. Dapat diakses di : https://www.bps.go.id/indicator/168/954/1/banyaknya-desa

Admin BPS Provinsi Riau, Kebakaran Hutan & Lahan 2016-2017,Dapat diakses di :
https://riau.bps.go.id/indicator/27/106/1/kebakaran-hutan-lahan.html

Indriani, C. (2018). Selama 2018,1.647 hekter lahan di Riau terbakar. Dapat diakses di :
https://amp.kompas.com/regional/read/2018/04/11/08374391/selama-2018-1647-hektar-lahan-di-riau-
terbakar

Iqbal, M. (2022). 10+ Penyebab Kebakaran Hutan di Indonesia. Dapat diakses di :


https://lindungihutan.com/blog/10-penyebab-kebakaran-hutan-di-indonesia/

Admin BNPB, (2019). Pemadaman Kebakaran Lahan Terus Dilakukan, 843 Hektare Telah Terbakar di
Riau. Dapat diakses di : https://bnpb.go.id/berita/pemadaman-kebakaran-lahan-terus-dilakukan-843-
hektare-telah-terbakar-di-riau#:~:text=Saat%20ini%20kebakaran%20hutan%20dan,dengan%20jenis
%20tanaman%20semak%20belukar.
4
CMP 101

Anda mungkin juga menyukai