Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ROVITA SINAGA

NIM : 3173311043

KELAS : PPKn c 2017

MATA KULIAH : HUKUM PIDANA

MINI RISET

″KARHUTLA‶

″Studi kasus : kebakaran hutan dan lahan di riau″

Kebakaran hutan dan lahan adalah terbakarnya kawasan hutan/lahan baik dalam
luasan yang besar maupun kecil. Kebakaran hutan dan lahan seringkali tidak terkendali dan
bila ini terjadi maka api akan membakar apa saja di dekatnya dan menjalar mengikuti arah
angin. Kebakaran itu sendiri dapat terjadi karena dua hal yaitu kebakaran secara alamiah dan
kebakaran yang disebabkan oleh manusia. Banyak faktor yang menyebabkan hutan Indonesia
mengalami penurunan luas penutupan lahan, salah satu penyebab utamanya adalah kebakaran
hutan. Kebakaran hutan ini setiap tahun selalu terjadi di Indonesia, dan menimbulkan
berbagai dampak negatif. Secara umum dampak kebakaran hutan terhadap lingkungan sangat
luas, antara lain kerusakan lingkungan, menurunnya keanekaragaman sumberdaya hayati dan
ekosistemnya, serta akan menurunkan kualitas air dan udara.

Kebakaran hutan semula dianggap terjadi secara alami, walaupun pada kenyataannya
manusia mempunyai peran dalam memulai kebakaran di milenium terakhir ini, pertama untuk
memudahkan perburuan dan selanjutnya untuk membuka lahan garapan di dalam hutan.
Kebakaran hutan dan lahan merupakan permasalahan rutin terjadi setiap musim kemarau.
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi lima belas tahun terakhir khususnya yang terjadi
pada tahun 1997, 1998, dan 2006 tidak saja menjadi bencana lokal atau nasional tetapi telah
menjadi polemik di tingkat regional Asean. Karena menimbulkan kerugian masyarakat di
Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam

Kebakaran buwatan yang disengaja oleh manusia salah satunya adalah pembakaran
yang digunakan masyarakat sekitar hutan untuk membuka atau membersihkan lahan
pertanian atau perkebunan, cara ini telah dilakukan masyarakat sejak turun-temurun.
(Masyarakat merasa bahwa pembukaan lahan dengan api tidak memerlukan waktu yang
cukup lama dan lebih ekonomis, apabila penggunaan api tidak digunakan secara baik dan
benar maka dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan

Provinsi riau membara kembali. Kabut asap yang sudah dua tahun tak bertamu
kembali menyelimuti sejumlah daerah pekanbaru termasuk kawasan paling parah kena imbas
karhutah riau karena angin bertiup ke kota madani bertuah ini. Kebakaran hutan/lahan
berulang kali terjadi, hampir setiap tahun terjadi Indonesia. Ketika memasuki musim kering
apalagi musim kering ekstrim (El Nino) seperti saat ini kebakaran hutan/lahan dan
perkebunan terjadi di berbagai tempat. Banyak pihak yang tidak menempatkan diri sebagai
solusi melainkan justru menjadi bagian dari masalah yang dihadapi. Untuk memahami
fenomena kebakaran hutan dan perkebunan barangkali ada baiknya melihat kejadian
kebakaran dibanyak daerah dan negara. Kompol Hariri mengatakan kasus kebakaran hutan
dan lahan umumnya dilatarbelakangi motif ekonomu karena biaya membuka lahan dengan
membakar bisa lebih murah. Penggunaan api yang dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan
untuk pembersihan lahan, telah memiliki cara dalam rangka mencegah kebakaran. Sekat
bakar merupakan bagian dari cara pengendalian pembakaran yang umumnya digunakan
masyarakat

Peristiwa ini selalu berulang setiap tahunnya. Kilas balik, pada 2015 hutan di kawasan
riau pernah mengalami kebakaran yang cukup parah yang juga mengakibatkan terjadinya
asap. Saat itu, kebakaran yang terjadi mengakibatkan 5595 hektar lahan dan hutan terbakar.
Dampaknya, perekonomian riau lumpuh, sekolah diliburkan, bandara tutup dan ribuan warga
terjangkit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Kualitas udara di pekanbaru, ibu kota
provinsi selama beberaa hari terakhir sudah berada di level baik sehingga sedang usai dilanda
benca beberapa pecan lalu. Bencana kabut asap yang yang terjdai sejak awal agustus telah
menimbulkan banyak dampak di berbagai sector. Bahkan udara masuk dalam katergoru
berbahaya karena PM10 mencapai dari 450. Kondisi mulai membaik pada akhir September
seiring mulai turun hujan.

Masalah kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di riau selalu terulang setiap
tahunnya. Beberapa hari terakhir ini, kabut asap pekat kembali melanda pekanbaru, riau.
Kementrian kehutanan meyakini adanya oknum tertentu yang membuat terjadinya kebakaran
hutan di riau seluas 10 ribu hektar lebih. Kepala humas dan pusat informasi kemenhut,
sumarto mengatakan, hutan di riau merupakan hutan dari gambut yang sulit terbakar
sekalipun kemarau. Gambut hanya bisa terbakar dalam keadan kering dan musim kemarau
tidak membuat gambut kering. Menurut sumarti kebakaran hutan ini disebabkan oleh oknum
tertentu. Di awali dengan pembakaran lahan. Oknum yang sadar bahwa gambut sangat sulit
di bakar, maka dibuatlah kanal-kanal. Kanal-kanal tersebut terdapat sungai kecil yang
fungsinya untuk mengeringkan gambut dari air. Jika sudah kering barulah di bakar untuk
membuat lahan baru yang kosong. Tetapi oknum tersebut tidak memikirkan efek lainnya
tidak diperkirakan bahwa api yang sudah masuk ke dalam akar gambut sangatlah sulit untuk
dipadamkan. Sekalipun sudah dilakukan penyemprotan, namun api tetap membara di akarnya
dan akan kembali terbakarjika terkena angin. Efek selanjutnya ialah asap dari kebakaran
tersebut. Asap gambut sangat parah dengan perbandingan satu hektar lahan gambut yang
terbakar asapnya sama seperti seribu hektar lahan biasa yang terbakar. Banyak sekali yang
dirugikan dalam kebakaran hutan atau lahan tersebut.

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di riau banyak yang beranggapan bahwa
kebakaran tersebut disebabkan oleh ulah manusia yang hanya mementingkan kepentingan
sendiri tanpa memikirkan dampak dari kerusakan yang di lakukan. Dari sumber yang saya
baca ″tribunnews.com ‶ , bahwa Polda Sumatra selatan telah menetapkan 23 orang tersangka
kasus kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan kabut asap. Satu di antara 23 orang
tersebut diketahu sebagai pelaksana lapangan yang bekerja di perusahaan PT BHL di
kabupaten Musi Banyuasin, sumatera selatan. Sementara, 22 tersangka lainnya berasal dari
kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering ilir(OKI), banyuasin, dan penukal abab lematang
ilir(PALI). Dari hasil pemeriksaan, para tersangka membakar lahan karena ingin memperluas
lahan perkebunan mereka yang hampir rata-rata memiliki luas sekitar 2 hektare per orang.

Namun, upaya dengan cara membakar tetap salah, karena berdampak kepda
perusakan lingkungan. Untuk mengantisipasi kebakaran yang tak terkendali, masyarakat telah
memiliki pola pembakaran dalam rangka mencegah kebakaran yang meluas. Oleh karena itu,
perlu adanya penelitian untuk mengetahui bagaimana pola pembakaran yang dilakukan
masyarakat, dan hubungan dampak kegiatan pembersihan lapangan dengan pembakaran
terhadap produksi tanaman dan kesuburan tanah. Supardi mengatakan, dalam proses
pemeriksaan tersangka pembakaran lahan, oenyidik sempat mengalami kesulitan. Sebab, para
pelaku beraksi ketika melihat kondisi sepi, sehingga jumlah saksi yang melihat aksi
pembakaran sangat sedikit. Kebakaran hutan dan lahandi riau yang juga menyebabkan kabut
asap membuat presiden jokowi meminta kapoldad yangbtak bisa mengatasi karhutla dicopot.
Karhutla memang menjadi sorotan bahkan Malaysia dalam beberapa bulan terakhir.

Presiden joko widodo meninjau lokasi karhutla di desa merbau, kecamatan bunut,
kabupaten pelalawan, kota pekanbaru,riau. Dalam kunjungan itu, jokowi menegaskan
pentingnya menjaga komitmen semua pihak untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan
(karhutla). Pengecahan itu lebih efektif. Saat meninjau lokasi, kepala negara bertanya
sejumlah hal kepada beberapa aparat yang bertugas memadamkan kebakaran di lokasi.
Menurut mereka, api yang telah membesar membuat penanganan karhutlah memerlukan
waktu lama.

Kepala badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) menyebut kabut asap masih
mengepung karena intensitas hujan buatan yang relative ecil. Sehingga belum efektif
memadamkan lahan gambut seluruhnya. Minimal hujan buatan itu mengurangi titik api, tapi
kalau untuk menghilangkan asap belum bisa karena kondisi gambut yang terbakar. Kalau saja
hujan buatan bisa mematikan gambut hanya yang diatas saja, tetapi yang di bawah belum
mati. Kabut asap juga berdampak pada jarak pandang yang terbatas. Alhasil pemadam
kebakaran di area gambut melalui helicopter water bombing di hentukan sementara.

 Upaya pemerintah

Karhutlah tahun ini sudah terlanjur karena kabut asap sudah datang. Semestinya ada
beberapa hal yang dilakukan pemerintah pusat ataupun daerah agar korban tidak berjatuhan
lagi. Presiden joko widodo mengatakan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi
kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di pekanbaru, riau. ‶ pemerintah sudah melakukan
berbagai upaya untuk memadamkan kerhutla di riau″. Tapi luasnya lahan yang terbakar
menjadi kendala. Berbagi upaya telah dilakukan, seperti penambahan 350 personel pemadam
dan saat ini total pemadam ada 5.600 personel. Kemudia dilakukan water bombing dan
penyemaian garam untuk hujan buatan. Namun, upaya yang paling tepat itu adalah
pencegahan sebelum terjadi kebakaran.

Sekretaris daerah riau Muhammad yafis menuturkan pemerintah riau saat ini telah
membangun sekat kanal di beberapa daerah yang rentan kebakaran hutan. Hingga kini,
pemerintah bersama dengan badan penanggulangan bencana nasional telah membangun 3354
sekat kanal dan 1105 embung di wilayah gambut yang tersebar di provinsi riau. Menurut
yafis, pembangunan sekat kanal dipercepat untuk menjaga kadar air di wilayah gambut agar
tetap basah, sebagaimana yang telah diperintahkan presiden joko widod untuk mencegah
kebakaran hutan.

Tidak hanya itu, untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan ini, pemerintaj
riau telah mencanangkan 16 rencana aksi yang telah berjalan, di antaranya audit kepatuhan
untuk seluruh perusahaan perkebunan dan hutan tanam industry serta moratorium perizinan
lahan gambut.

Anda mungkin juga menyukai