Oleh:
Kelompok I
Semester VII/Perpetaan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumatera Selatan sebagai salah satu provinsi yang memiliki
ekosistem gambut dan berada di wilayah tropis dengan sebaran musim
waktu hujan dan kemarau yang sudah dipengaruhi dengan perubahan
iklim memiliki keretanan terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan.
Kebakaran hutan ini merupakan ancaman yang cukup serius terhadap
lingkungan dengan meningkatkan emisi karbon yang berpengaruh
terhadap perubahan iklim global dan menurunkan biodiversitas.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah bekerjasama
dengan masyarakat, swasata dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
untuk mengurangi bencana kebakaran yang memberikan dampak juga
dengan kabut asap. Baik dengan upaya pencegahan (preventif) melalui
sosialisasi kepada masyarakat dan perusahaan serta upaya
penanggulangan kebakaran pada waktu musim kemarau. Koordinasi pada
tingkat provinsi oleh Dinas Kehutanan dengan Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (SKPD) seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) melalui Manggala Agni sering membantu upaya
pemadamam kebakaran di lapangan.
Kompleksnya permasalahan kebakaran lahan gambut mulai dari
faktor penyebab dan dampaknya membuat kelompok kami ingin
mengkaji hal tersebut secara lebih mendalam. Berdasarkan hal tersebut
kami mangambil kajian yang berjudul “ANALISIS DISASTER RISK
REDUCTION (DRR) KEBAKARAN LAHAN GAMBUT DI
KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN”. Kabupaten
Ogan Ilir dipilih karena merupakan salah satu daerah yang sering dilanda
bencana kebakaran lahan gambut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan yang telah diuraikan di atas dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kerawanan kebakaran lahan gambut di Kabupaten
Ogan Ilir di lihat dari Tata Ruang dan data kepemilikan HGU?
2. Bagaimana peran Kementerian Agraria dan Tata Ruang dalam
kaitannya dengan bencana kebakaran lahan gambut di Sumatera
Selatan?
C. Tujuan
Dua tujuan dalam kegiatan ini, yaitu:
1. Untuk mebuat peta rawan kebakaran lahan gambut di Sumatera dan
mensosialisasikan peta rawan kebakaran ini kepada para pihak supaya
bisa digunakan.
2. Untuk meningkatkan kepedulian terhadap ancaman bahaya bencana
kebakaran dan dampak kabut asap yang ditimbulkan sehingga
memberikan dampak negatif terhadap banyak hal.
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
(i) kebakaran bawah atau ground fire yang umumnya api membakar
humus dan gambut dalam,
(ii) kebakaran permukaan atau surface fire yang merambat pada
lantaihutan seperti semak/belukar dan
(iii) kebakaran tajuk yang merambat pada tumbuhan lebih tinggi antar
tajuk yang kering. Pada ekologi hutan gambut kejadian ini bisa terjadi
pada ketiga tipe kebakaran.
a. Penyiapan lahan
b. Konflik Lahan
c. Kelalaian manusia
2. Kondisi fisik
1. Sumber Data
Tabel 1. Sumber Data Penelitian
No. Jenis Data Sumber Data Format
1 Peta Administrasi http://peta- JPG
Kabupaten Ogan Ilir kota.blogspot.co.id/2017/01/peta-
kabupaten-ogan-ilir.html
2 Peta Sebaran Hotspot https://walhi- JPG
Kabupaten Ogan Ilir sumsel.blogspot.co.id/2014/09/
3 Peta Rawan Website BNPD Kabupaten Ogan JPG
Kebakaran Kabupaten Ilir
Ogan Ilir
4 Peta RTRW Kantor Pertanahan Kabupaten JPG
Kabupaten Ogan Ilir Ogan Ilir
5 Peta HGU Kabupaten Kantor Pertanahan Kabupaten DWG
Ogan Ilir Ogan Ilir
2. Bahan Penyusun Peta
Pembuatan peta rawan kebakaran ini dengan mengkombinasikan
peta administrasi, peta sebaran titik api, peta rawan kebakaran, peta
RTRW dan PEta HGU. Berikut ini dijelaskan mengenai informasi
peta tematik yang disebutkan diatas:
a. Peta Adminsitrasi
Peta Administrasi ini didapatkan dari website peta kota dan ini
akan digunakan untuk melihat sebaran peta rawan kebakaran per
kabupaten/kota.
b. Peta Sebaran Titik Api (Hotspot)
Data titik api ini diambil dari data tahun 2014 yang dibuat oleh
WALHI. Data ini kombinasi dari informasi titik api yang
dioverlaykan diatas peta sebaran lahan gambut Sumatera
Selatan.
c. Peta Rawan Kebakaran
Peta rawan kebakaran didapat dari website resmi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Ilir tahun
2014.
d. Peta RTRW
Peta RTRW ini didapatkan dari Kantor Pertanahan Kabupaten
Ogan Ilir dalam bentuk format JPG.
e. Peta HGU
Peta HGU ini didapatkan dari Kantor Pertanahan Kabupaten
Ogan Ilir dalam bentuk format dwg. Bidang-bidang HGU
diunduh dari Aplikasi GeoKKP Web.
Dari hasil overlay tersebut didapat data yang disajikan dalam tabel
berikut:
PERSENTASE
No. JENIS Jenis_RTRW LUAS (Ha) (%)
1 RENDAH Holtikultura 1402.735 1.74
2 Hutan Produksi Konversi 6009.591 7.47
3 Hutan Rakyat 0.000 0.00
4 Industri 0.000 0.00
5 Kawasan Peruntukan Lainnya 0.000 0.00
6 Pariwisata 0.000 0.00
7 Pedesaan 276.027 0.34
8 Perikanan 63.919 0.08
9 Perkebunan 62633.495 77.86
10 Perkotaan 2229.731 2.77
11 Pertambangan 8471.196 10.53
12 Pertanian Tanaman Pangan 760.013 0.94
13 SEDANG Holtikultura 3362.073 3.59
14 Hutan Produksi Konversi 5197.995 5.55
15 Hutan Rakyat 2522.571 2.69
16 Industri 178.543 0.19
17 Kawasan Peruntukan Lainnya 0.102 0.00
18 Pariwisata 0.000 0.00
19 Pedesaan 17338.280 18.50
20 Perikanan 734.200 0.78
21 Perkebunan 50037.148 53.39
22 Perkotaan 2101.871 2.24
23 Pertambangan 2592.433 2.77
24 Pertanian Tanaman Pangan 9647.488 10.29
25 RAWAN Holtikultura 5058.609 6.49
26 Hutan Produksi Konversi 17338.632 22.25
27 Hutan Rakyat 4192.139 5.38
28 Industri 0.000 0.00
29 Kawasan Peruntukan Lainnya 197.338 0.25
30 Pariwisata 38.628 0.05
31 Pedesaan 12457.147 15.98
32 Perikanan 691.389 0.89
33 Perkebunan 33101.938 42.47
34 Perkotaan 1477.540 1.90
35 Pertambangan 855.183 1.10
36 Pertanian Tanaman Pangan 2531.711 3.25
Kode
No. Hotspot Jenis RTRW
1 018 Holtikultura
2 006 Hutan Produksi Konversi
3 019 Hutan Rakyat
4 022 Hutan Rakyat
5 001 Perkebunan
6 002 Perkebunan
7 003 Perkebunan
8 004 Perkebunan
9 007 Perkebunan
10 008 Perkebunan
11 009 Perkebunan
12 010 Perkebunan
13 011 Perkebunan
14 012 Perkebunan
15 013 Perkebunan
16 014 Perkebunan
17 015 Perkebunan
18 016 Perkebunan
19 017 Perkebunan
20 005 Pertambangan
21 020 Pertanian Tanaman Pangan
22 021 Pertanian Tanaman Pangan
Pertimbangan
Teknis Pertanahan
1.Peta Administrasi Kab. Ogan Ilir Peta RTRW Kab. Oga Ilir
2. Peta Sebaran Hotspot Kab. Ogan Ilir Peta Moraturium Gambut (DRR)
3. Peta Rawan Kebakaran Kab. Ogan Ilir
4. Peta HGU Kab. Ogan Ilir
(DRR)
Survei Lahan
Gambut, Jika 6. Peta Pertimbangan teknis
kedalaman > Pertanahan
3meter tidak boleh
Digunakan
perkebunan
(Peraturan Menteri
Pertanian Nomor: Izin Lokasi
14/Permentan/Pl.1
10/2 /2009)
A. Kesimpulan
1. Pada HGU yang ada di Kabupaten Ogan Ilir terbagi menjadi daerah
sesuai klasifikasi Tingkat kerawanannya yaitu kelas rendah sebanyak
25973, 514 Ha, kelas sedang sebanyak 21652,681 Ha. dan Daerah
Tinggi sebanyak 9457,339 Ha.
2. Sebaran titik api pada HGU yang ada di Kabupaten Ogan Ilir terdapat
dua titik api yaitu berada pada HGU yang ada di kecamatan Indralaya
utara dan Kecamatan Indralaya.
3. Klasifikasi kerawanan ditinjau dari Penggunaan pada RTRW
mempunyai hasil yaitu pada klasifikasi daerah yang tinggi tingkat
kerawanan kebakarannya atau mempunyai luas lebih dari 15% yaitu
pada jenis Hutan Produksi Konversi sebesar 17.338 Ha, Pedesaan
sebesar 12.457 Ha dan Perkebunan sebesar 33.101 Ha. Untuk
klasifikasi di daerah tingkat kerawanan rendah, daerah yang paling luas
yaitu untuk jenis penggunaan Perkebunan sebesar 62.633 Ha.
4. Sebaran Hotspot pada daerah penggunaan di RTRW yang paling
banyak yaitu pada daerah perkebunan sebanyak 15 hotspot atau titik
api.
B. Saran
1. Perlunya penanganan yang lebih intensif dari pihak pemanfaat atau
pemilik HGU terutama ketika HGU yang dikembangkannya berada di
daerah dengan tingkat rawan kebakaran yang tinggi, seperti contoh
dengan memberikan tangki-tangki penampung air untuk menjadi alat
pencegah kebakaran.
2. Perlunya tanggapan dari pihak pemerintah dalam mengelola dan
mengklasifikasi daerah pada RTRW sehingga penggunaan dan
pemanfaatannya sesuai dengan fungsi tata ruang yang ada, serta
memberikan sarana dan fasilitas berupa alat pencegah terjadinya
bencana terutama kebakaran pada daerah-daerah yang merupakan
wilayah yang banyak kegiatan masyarakatnya seperti pemukiman dan
perkebunan.
3. Masyarakat agar selalu memperhatikan data berupa daerah rawan
kebakaran dan sebaran titik api dalam membuka lahan perkebunan,
karena pemicu terbesar dalam bencana kebakaran adalah pembukaan
lahan kosong.
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Harian Pos Komando Satuan Tugas Siaga darurat Bencana Asap
Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2017 , BPBD Sumatera Selatan,
http://bpbd.sumselprov.go.id/wpcontent/uploads/2017/06/Lapo
ran-Posko-Asap-19-Juni-17.pdf
Laporan dan Modul Teknis Pemutakhiran Peta Rawan Kebakaran Hutan dan
Lahan di Provinsi Sumatra Selatan Tahun 2015. ISBN: 978-602-
741-644-4; http://www.bioclime.org/publications/Modul-
2%20Pemetaan%20Rawan%20Kebakaran%20Hutan%20&%20L
ahan%20di%20SumSel_Final2016_ready.pdf
Mongabay Indonesia, 2014, “Mengapa Kebakaran Lahan Gambut di
Sumsel Tak Kunjung Usai? Inilah Ulasannya”,
http://www.mongabay.co.id/2014/10/09/mengapa-kebakaran-
lahan-gambut-di-sumsel-tak-kunjung-usai-inilah-ulasannya/
Sriwijaya Post, 2017, “Ogan Ilir Dilanda Kabut Asap, Akibat kebakaran
Lahan. Begini 10 Macam Bahayanya”,
http://palembang.tribunnews.com/2017/09/27/ogan-ilir-
dilanda-kabut-asap-akibat-kebakaran-lahan-bagini-10macam-
bahayanya?page=all
Peraturan-Peraturan: