Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DINAS KEHUTANAN
KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN
PULAU LAUT SEBUKU
Mengapa sih kebakaran hutan merupakan bencana nasional?
Kerugian akibat kebakaran hutan
lahan bukan hanya materi, namun
juga berdampak buruk untuk
kesehatan... apa saja? ISPA
(Infeksi Saluran
Pernafasan Akut), gangguan
kesehatan mata dan lainnya.
Belum lagi gangguan transportasi,
baik udara maupun darat dan
transportasi air, dan tentu kalian
sudah merasakannya kan.. 
DAMPAK..

Dampak buruk hasil pembakaran berupa asap sangat mengganggu


hubungan baik dengan Negara tetangga, seperti Malaysia, Brunai dan
Singapura.
Mereka ramai-ramai mengajukan nota protes ke Negara kita,
hasilnya... hubungan bilateral dan multilateral negara kita menjadi
terganggu dan tentu saja hal ini mempengaruhi pembangunan yang
sedang gencar-gencarnya di Negara kita..
INPRES NO.11/2015
Untuk menyikapi hal tersebut maka
tahun 2015 Bapak Presiden
mengeluarkan Instruksi Presiden
Nomor 11 Tahun 2015 tentang
Peningkatan Pengendalian
Kebakaran Hutan dan Lahan, yang
intinya memerintahkan Badan Dinas
Instansi Terkait di Provinsi dan
Kabupaten/Kota /TNI/ POLRI/
Pelaku Usaha dalam melakukan
peningkatan pengendalian
kebakaran hutan dan lahan.
SEGITIGA API
Api adalah suatu reaksi berantai
yang berjalan sangat cepat,
seimbang, dan kontinyu antara tiga
bahan pembentuk api, yaitu Bahan
Bakar, Energi Panas, dan Oksigen.

Reaksi antara ke tiga elemen


tersebut hanya akan menghasilkan
suatu nyala api apabila kadar
elemen-elemennya seimbang. Bila
salah satu elemen kadarnya
berkurang, maka nyala api akan
padam dengan sendirinya.
PENYEBAB KEBAKARAN
PENYEBAB KEBAKARAN HUTAN:
• Di Indonesia, 99% kebakaran hutan dan lahan
disebabkan oleh manusia. KEBUTUHAN LAHAN
• Penyebab:
a. Kebiasaan dan Perilaku.
b. Kebutuhan akan lahan untuk pemukiman dan
pertanian/ perkebunan (hutan dibuka dengan PEMBUKAAN LAHAN DENGAN
membakar karena lebih cepat, mudah dan MEMBAKAR (KEBIASAAN, FAKTOR
murah). EKONOMI)

c. Konflik Lahan.
d. Kecemburuan sosial
e. Ketidaksengajaan/kegiatan lain yang
menimbulkan api (pencarian kayu bakar,

KONFLIK
rumput, rotan, madu, ikan, berkemah,
membakar sampah dll).

KEGIATAN LAIN YANG


MENIMBULKAN API
PENYEBAB KEBAKARAN HUTAN
DAN LAHAN
 Budaya turun temurun
 Kesengajaan karena dianggap murah
mudah cepat
 Belum tahu alternatif lain yg lebih
kompetitif selain membakar
 Penegakan hukum dan kepedulian para
pihak
 Kejadian alamiah disebabkan terjadinya
gesekan-gesekan

Jadi, penyebab karhutla 99% faktor manusia !!!


UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM
HAL KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Pemerintah Pusat dan Provinsi mengeluarkan regulasi
sebagai acuan atas upaya/tindakan aparatur dan pelaku
usaha, yaitu :
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.32/
MenLHK/Setjen/ Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran
Hutan
 Perda Kalsel Nomor 1 Tahun 2008, tentang Pengendalian Kebakaran
Lahan dan atau Hutan
 Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0253/Kum/
2018 tanggal 2 Mei 2018 tentang Penetapan Status Siaga Darurat
Penanganan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan Dan/Atau Lahan
Di Provinsi Kalimantan Selatan.
Menyikapi hal tersebut, Dishut Prov.
Kalsel beserta jajarannya di Unit
Pelaksana Teknis pada masing-masing
wilayah yang tersebar di Provinsi
Kalsel melakukan upaya-upaya
penanggulangan kebakaran hutan dan
lahan (karhutla) dengan menugaskan
Brigdalkarhut, Polhut dan Masyarakat
Peduli Api serta melibatkan
korporasi/pelaku usaha perizinan
bidang kehutanan bahu-membahu
menghimbau masyarakat agar tidak
melakukan pembakaran hutan/lahan
untuk kepentingan apapun, termasuk
ladang, lahan pertanian, sisa panen
dan sebagainya.
Pencegahan bukan hanya himbauan melalui
leaflet, selebaran, papan peringatan,
pengumuman koran, radio, dan sebagainya,
bahkan juga melakukan patroli oleh petugas
Polisi Kehutanan (Polhut) dan Brigade
Pengendalian Kebakaran Hutan (brigdalkarhut),
Masyarakat Peduli Api (MPA), jika ada melihat
adanya api maka segera memadamkan serta
mencari tahu sumber atau pelaku
pembakarannya.
ANALISA HISTORIS HOTSPOT S/D THN
2017
Jumlah hotspot yg terpantau diwil. kalsel selama 9 tahun terakhir dari
satelit nooa, aqua/terra yaitu :
a. tahun 2009 = 1.258 ttk
b. tahun 2010 = 110 ttk
c. tahun 2011 = 1.282 ttk
d. tahun 2012 = 1.003 ttk
e. tahun 2013 = 486 ttk
f. tahun 2014 = 1.526 ttk
g. tahun 2015 = 1.291 ttk
h. tahun 2016 = 56 ttk
i. tahun 2017 = 546 titik (conf > 60%)
j. tahun 2018 s.d oktober = 1.294 titik (conf > 70%)
jumlah hotspot 2018, yg berada dikawasan hutan 22% dan diluar
kawasan hutan 78%.
SANKSI ATAS PELAKU PEMBAKARAN
HUTAN LAHAN
Berdasarkan :

1) UU no. 1 tahun 1946 tentang KUHP


2) UU no. 41 tahun 1999 tentang kehutanan.
3) UU no. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup (pplh).
4) PP no. 4 tahun 2001 tentang pengendalian kerusakan dan atau
pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran
hutan dan atau lahan.
5) PP no. 45 ahun 2004 tentang perlindungan hutan
Pelaku pembakar hutan lahan dipidana dengan kurungan penjara paling
lama 15 (lima belas) tahun..
dan denda sebanyak-banyaknya 10 M, belum lagi ditambah sanksi perdata
dan administrasi...

Anda mungkin juga menyukai