Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DINAS KEHUTANAN
KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PULAU LAUT SEBUKU
Alamat : Jl. Tanjung Serdang – Kotabaru Km. 38 Mekarpura,
Kotabaru – Kalimantan Selatan
Pengertian
 Pembibitan okulasi adalah perbanyakan tanaman dengan cara
menempelkan mata tunas pada bagian batang bawah dari
bibit hasil perbanyakan generatif.
 Prinsip dari okulasi adalah melekatnya kambium suatu jenis
tanaman dengan jenis tanaman lain agar berpadu satu dan
dapat tumbuh baik.
 Jika proses okulasi berhasil, maka tunas yang ditempelkan
tersebut akan tumbuh dan meng hasilkan tanaman baru yang
memiliki sifat mirip pohon induk. Dengan teknik ini maka
tanaman akan cepat menghasilkan buah.
Persyaratan
 Mata tunas diambil dari pohon yang telah diketahui sifat
unggulnya.
 Mata tunas yang diambil harus masih dorman (kuncup) agar
tidak lekas busuk saat ditempelkan.
 Mata tunas tersebut banyak tersebar di antara ketiak daun,
dengan demikian sebenarnya dapat dikatakan bahwa
pembibitan secara okulasi akan lebih banyak menghasilkan
produksi bibit jika dibandingkan dengan pembibitan secara
cangkok.
Bahan dan Alat
 Bahan dan alat utama yang diperlukan adalah plastik yang
bersifat elastis/ lentur sehingga tidak mudah putus jika
digunakan untuk mengikat dan pisau okulasi, bisa juga
digunakan pisau cutter yang tajam.
 Plastik dilipat - lipat dengan ukuran ± 2 cm, lalu dipotong-
potong menggunakan pisau okulasi.
 Potongan plastik digunakan untuk mengikat mata tunas
pada batang bawah.
Teknik Pembuatan
a. Pengambilan Mata Tunas dari Pohon
Mata tunas diambil dari pohon dengan syarat :
Memilikisifat unggul, (misalnya buah manis, daging tebal, berbuah banyak,
tahan hama dan penyakit), pohon telah berbuah, pohon sehat

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengambil mata tunas antara lain :
Mata tunas masih kuncup
Ukuran diameter ranting sama at au lebih kecil dari diameter batang bawah yang
akan diokulasi
Hindari mengambil mata tunas yang telah mekar, karena akan mudah layu
Pengambilan mata tunas pada pagi hari, agar tidak banyak terjadi penguapan
sehingga ranting tidak mudah layu 5) Sebaiknya lokasi kebun mata tunas (kebun
entres) tidak jauh dari lokasi pembibitan okulasi
Lakukan segera proses pembibitan okulasi setelah mata tunas diambil
Jika lokasi pembibitan jauh, maka entres sebaiknya dibungkus pelepah pisang
atau plastik dan hilangkan daunnya agar tidak layu.
Teknik Pembuatan
a. Pengambilan Mata Tunas dari Pohon
Mata tunas diambil dari pohon dengan syarat :
Memiliki sifat unggul, (misalnya buah manis, daging tebal, berbuah
banyak, tahan hama dan penyakit), pohon telah berbuah, pohon sehat

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam


mengambil mata tunas antara lain :
Mata tunas masih kuncup
Ukuran diameter ranting sama at au lebih
kecil dari diameter batang bawah yang akan
diokulasi
Hindari mengambil mata tunas yang telah
mekar, karena akan mudah layu
Teknik Pembuatan
 Pengambilan mata tunas pada pagi hari, agar tidak
banyak terjadi penguapan sehingga ranting tidak mudah
layu 5) Sebaiknya lokasi kebun mata tunas (kebun
entres) tidak jauh dari lokasi pembibitan okulasi
 Lakukan segera proses pembibitan okulasi setelah mata
tunas diambil
 Jika lokasi pembibitan jauh, maka entres sebaiknya
dibungkus pelepah pisang atau plastik dan hilangkan
daunnya agar tidak layu.
Teknik Pembuatan
b. Penyiapan mata tunas
 Siapkan percabangan pohon yang memiliki ukuran
sama dengan batang bawah bibit yang akan ditempel,
pilih mata tunas pada 10-20 cm dari ujung cabang
(Gambar A)
 Pengambilan percabangan yang akan diambil mata
tunas sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari
karena saat itu daun tidak sedang berfotosintesis.
 Hilangkan tangkai daun pada mata tunas yang akan
diambil (Gambar B) A B
 Lakukan penyayatan secara hati-hati dari atas
mata tunas ke bawah dengan mengikutkan sebagian
kayunya (Gambar C)
 Buang bagian kayu dari bagian kulit yang
mengandung mata tunas (Gambar D)
 Jika terlalu panjang, maka potong kulit yang telah
dibuang bagian kayunya sehingga ukurannya sekitar 2-
3 cm
 Mata tunas siap untuk ditempel. C D
Teknik Pembuatan
c. Penyiapan batang bawah
 Siapkan bibit yang akan dijadikan sebagai batang
bawah
 Posisi batang bawah yang akan disayat di atas 2 A B
jari dari bekas kotiledon (bekas biji terangkat
saat berkecambah) atau di atas ± 3 cm (gambar
A dan B)
 Lakukan penyayatan kulit batang dari arah atas
ke bawah sepanjang ± 3 cm, (gambar C)
Batas kotiledon
 Lakukan penyatan kembali di sebelah sayatan
pertama jika bidang tempel sayatan pertama
terlalu sempit
C D
 Potong kulit yang telah disayat dan sisakan
sekitar 1 cm (gambar D).
Teknik Pembuatan
d. Penempelan mata tunas
 Siapkan batang bawah yang telah disayat kulit
batangnya, dan siapkan mata tunas yang telah
A
dibuang bagian kayunya
 Letakkan mata tunas dengan cara menyelipkan
pada batang bawah yang telah terkupas kulitnya,
posisi tunas tidak boleh terbalik (Gambar A)
 Ikat mata tunas yang telah diselipkan dimulai dari
bagian bawah (Gambar B)
B
 Ikat seluruh kulit yang mengandung mata tunas ke
batang bawah, dalam hal ini mata tunas bisa
ditutup ikatan atau tidak usah dit utup ikatan
(Gambar C)
 Jika mata tunas ditutup plastik, lakukan penutupan
secara hati-hati jangan sampai menyebabkan mata
C
tunas patah
 Tutup semua bagian batang dengan ikatan plastik
sedemikian rupa agar tidak ada air yang
menembus, karena dapat menyebabkan busuk.
Teknik Pembuatan
e. Pemeliharaan tempelan mata tunas
 Setelah mata tunas ditempelkan pada batang bawah, letakkan
bibit di bawah naungan paranet, jangan meletakkan bibit di
bawah terik matahari. A
 Lakukan penyiraman bibit seperti biasa agar bibit tetap tumbuh
 Setelah 22 hari, ikatan plastik mata tunas bisa disobek, yaitu
setelah terdapat tanda-tanda tunas tumbuh
 Setelah plastik ikatan disobek, biarkan bibit selama 2 hari. B
Selanjutnya patahkan sebagian bagian atas bibit batang bawah
dengan cara menyayat batang setengah bagian, kemu dian
bagian pucuk dipotong. Hal ini bertujuan untuk merangsang
proses pertumbuhan mata tunas (Gambar A dan B)
 Lakukan penghilangan daun secara bertahap C

 Batang bagian atas dipotong sempurna hingga di atas tempelan


jika daun yang tumbuh dari mata tunas telah tua sehingga
sudah dapat melakukan fotosintesis sendiri
 Pelihara bibit durian okulasi yang telah berhasil tumbuh hingga
D
siap tanam (Gambar C)
 Contoh bibit sirsak hasil okulasi siap tanam (Gambar D)
Cara merangsang pertumbuhan tunas
DAFTAR PUSTAKA

Ujang Susep Irawan dan Edi Purwanto. 2012. Manual Teknik


Pembibitan Vegetatif. Operation Wallacea Trust. Bogor. 
https://issuu.com/owtindonesia/docs/
manual_teknik_pembibitan_vegetatif

Anda mungkin juga menyukai