Anda di halaman 1dari 14

L/O/G/O

PENGADAAN DAN PEMBIBITAN TANAMAN KARET

Kelompok 2
M. Fajar Anugrah (D1A021079)
Yusiel Veronika Sianipar (D1A021080)
Evi Sarivatun Naimah
(D1A021081)
Richard Imanuel Sastro
(D1A021082)
Nurafni Mutiara Sibarani (D1A021083)

www.homeppt.com
TANAMAN KARET
Tanaman karet berasal dari bahasa latin yaitu Hevea braziliensis. Tanaman karet
mula-mula ditemukan di lembah sungai Amazone (Brazil).  Tanaman karet dapat
tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa dapat mencapai
15-25 meter. Batangnya biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan diatas.

Karet merupakan salah satu bahan alam yang sangat berperan penting dalam
kehidupan sekarang ini. 80% barang yang kita gunakan dalam sehari-hari
merupakan barang yang bahan dasarnya karet.
Pengadaan Tanaman Karet Batang Bawah
 Tanaman karet diperbanyak dengan cara okulasi. Penggunaan bibit
semaian sebagai bahan tanam di lapangan tidak dianjurkan karena produksi
rendah, keragaman tinggi dan masa tanaman belum menghasilkan lebih
lama.

 Sebelum dilakukan pengokulasian, bibit batang bawah dibangun dan


dipelihara dengan baik di lahan pembibitan. Batang bawah diperbanyak
dengan menggunakan benih yang berasal dari klon-klon anjuran.

a. Benih untuk batang bawah.


Biji dari klon anjuran AVROS 2037, GT 1, RRIC 100 dan PB 260. Biji
dipungut dari kebun produksi yang sudah berumur minimal 10 tahun. Daya
kecambah/kesegaran minimal 70%. Warna biji karet mengkilat, tidak cacat
dan bernas.
b. Syarat lokasi bedengan perkecambahan.

1.Topografi rata.
2.Dekat dengan jalan, sumber air dan pembibitan batang bawah serta mudah dilalui.
3.Memiliki naungan (buatan ataupun alamiah).
c.Pembangunan bedengan perkecambahan.
Bedengan dibuat dengan lebar 1,2 m dan panjang sesuai kebutuhan. Kotak
bedengan dibuat dari papan yang diisi pasir (20 mesh) setebal 15 cm. Letak
bedengan membujur Utara-Selatan dan jarak antar bedengan 1,5 m.
d. Pendederan benih.

Benih ditanam dalam media pasir. Dua pertiga


bagian perut biji terbenam dan sepertiga bagian
punggung biji tetap muncul di permukaan.

e. Syarat kecambah yang dipindah ke pembibitan.

Kecambah berumur kurang dari 22 hari dari sejak


semai. Benih yang berkecambah setelah hari ke-21 dari
sejak semai tidak dipakai. Kecambah tidak terserang
penyakit (Jamur Akar Putih) dan penyakit lainnya.
f. Syarat areal yang memenuhi untuk pembibitan batang bawah.
Areal rata dan dekat dengan sumber air yang cukup.
g. Penyiapan lahan pembibitan.
Satu sampai dua bulan sebelum pendederan benih, persiapan lahan untuk
pembibitan harus sudah dimulai.
h. Pembuatan bedengan pembibitan dan perancangan.
Tujuan pembuatan bedengan adalah untuk mempermudah pengawasan, transportasi
bahan dan alat, pelaksanaan pekerjaan dan untuk menghindari tercampurnya klon
saat okulasi.
i. Penanaman kecambah, penyiraman dan penyisipan.
j. Penyiangan pembibitan.
Penyiangan pakai garuk, rotasi 2-3 minggu, tergantung pada keadaan pertumbuhan
gulma.
k. Pemupukan pembibitan
Anjuran pemupukan tanaman di pembibitan batang bawah adalah sebagai berikut :

No. Umur Dosis (gr/pohon)

(bulan) Urea TSP KCl Kieserit

(46%N) (46% P2O5) (60%K2O) (27% MgO)


1 1 1,63 1,67 0,54 0,74

2 3 3,26 3,33 1,10 1,48

3 5 4,89 5,00 1,60 2,22

4 7 4,89 5,00 1,60 2,22


l.Pengendalian Penyakit di pembibitan.
Penyakit yang sering menyerang bibit karet yaitu: 
 Serangan penyakit gugur daun Colletotrichum 

 Serangan Oidium .

 Gejala penyakit gugur daun Corynespora 


Pengadaan Batang Atas Tanaman Karet

Batang atas berkorelasi langsung dengan hasil lateks yang diperoleh. Selain
berkorelasi langsung dengan hasil sadapan, batang atas juga berkaitan
dengan ketahanan terhadap penyakit, angin, dan kemampuan kulit dalam
meregenerasi bekas sadapan.

Batang atas/entres harus berasal dari kebun yang sudah diketahui dengan
jelas asal usulnya. Mata entres dari kebun entres memiliki beberapa kelebihan
diantaranya adalah menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya seragam,
memiliki ketahanan terhadap serangan hama dan pathogen, serta memiliki
produksi yang tinggi. 

Pemupukan di kebun entres sangat diperlukan guna memperoleh


pertumbuhan kayu okulasi yang baik dan memiliki banyak tunas sehingga
dapat menyediakan entres tidak hanya dari segi kualitas tetapi juga dari segi
kuantitas.
Pengokulasian

Berdasarkan umur dan jenis mata okulasi yang dipakai, okulasi dibedakan menjadi 3
bagian yaitu okulasi dini, okulasi hijau dan okulasi coklat. Perbedaan ketiga jenis
okulasi tersebut adalah sebagai berikut :
Teknik Umur Umur, ukuran dan warna entres. Jenis mata okulasi
batang
Okulasi
Bawah
(bulan)
Okulasi 2–3 7-8 minggu, garis tengah 0,5 cm, hijau Mata sisik atau mata daun yang telah dirempel
Dini muda. tangkainya 3 minggu sebelum pakai.
 
   
 
Okulasi 5-6 bulan, garis tengah 1–1,5 cm, hijau Mata daun.
4–6
Hijau
8 – 12 bulan, garis tengah  2,1 cm,  
 
Okulasi coklat.
Mata daun
Coklat 7 - 12
 Kriteria matang okulasi batang bawah

Untuk okulasi coklat, batang bawah siap diokulasi bila lilit batang sudah mencapai 5 – 7
cm, diukur pada ketinggian 5 cm dari permukaan tanah. Tunas ujung dalam keadaan
tidur/dorman atau pada stadia daun tua.

Untuk okulasi hijau, batang bawah siap diokulasi bila lilit batang sudah mencapai 3 – 4,5
cm, diukur pada ketinggian 5 cm dari permukaan tanah.

 Pembuatan jendela okulasi.

1. Batang bawah dibersihkan dari kotoran/tanah dengan


menggunakan kain bersih
2. Batang bawah yang sudah bersih diiris vertikal 5-7 cm dari
permukaan tanah, lebar 1/3 dari lilit batang .
3. Dibuat potongan melintang diatas irisan vertikal dan
dibukakan sedikit ujungnya.
 Pembuatan perisai mata okulasi
 Penempelan perisai mata okulasi.
Setelah perisai mata okulasi diambil, segera jendela okulasi dibuka dan perisai mata okulasi
dimasukkan kedalam jendela. Jendela okulasi ditekan perlahan dan bagian ujung perisai yang dipegang
dipotong dan dibuang. Diusahakan agar perisai mata okulasi tidak bergerak-gerak agar mata okulasi
tidak rusak. Jendela okulasi kemudian ditutup dan siap untuk dibalut.

 Pembalutan perisai mata okulasi.


Bahan untuk pembalut adalah pita plastik transparan. Pembalutan dimulai dari bawah dan disimpulkan
diatas. Balutan sedemikian rupa sehingga kuat dan terhindar dari masuk air hujan

 Pemeriksaan hasil okulasi.

Buka perban dilakukan setelah 3 minggu pengokulasian. Jendela okulasi dibuka dengan cara memotong
lidah jendela okulasi. Keberhasilan okulasi dapat diketahui dengan cara membuat cukilan pada perisai
mata okulasi diluar matanya.
 Pencabutan bibit

Bibit yang telah berhasil okulasinya, kemudian dicabut, akar lateral dipotong sehingga
panjangnya 5-10 cm, akar tunggang dipotong hingga panjangnya 35 cm dan batang
diserong 5 – 10 cm diatas pertautan okulasi. Bibit seperti itu disebut bibit stum okulasi
mata tidur (SOMT). Pencabutan bibit dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul atau
dengan menggunakan alat dongkrak stum.

 Seleksi stum okulasi mata tidur.

Setelah dicabut, akar lateral ditempel sehingga panjangnya 5-10 cm. Akar tunggang disisakan
35 cm. Bibit dipotong pada ketinggian 5-7 cm diatas pertautan okulasi dengan arah
potongan miring kebelakang tempelan okulasi. Selanjutnya bekas potongan diolesi dengan
TB 192 atau parafin. Bibit demikian disebut dengan Stum Okulasi Mata Tidur.
L/O/G/O

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai