Anda di halaman 1dari 17

BUDIDAYA TANAMAN

PERKEBUNAN

PERSEMAIAN KARET
NAMA KELOMPOK 3 :
MONA PUTI ADELA (D1A015003)
MELI MEGAWATI ( D1A0150015)
DEDI TRI SETIAWAN (D1A015020)
IWAN SUPRIADI (D1A015024)
AL HIKMAH TRI DATUN (D1A015027)
RIYA YUSNAINI (D1A015040)
1. Bibit Karet yang Dianjurkan

Klon-klon karet anjuran yang telah direkomendasikan Pusat Penelitian


Karet saat ini adalah:
1. Klon anjuran komersial (BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217,
dan PB 260).

2. Klon penghasil lateks-kayu (BPM 1, PB 330, PB 340, RIIC 100, AVROS


2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112, dan IRR 118).

3. Klon penghasil kayu (IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78).

4. Klon Harapan (IRR 24, IRR 33, IRR 41, IRR54, IRR 64, IRR 105, IRR
107, IRR 111, IRR 119, IRR 141, IRR 144, IRR 208, IRR 211, dan IRR
220).

2
2. Persemaian dan Perkecambahan
Usaha pengembangan perkebunan
karet yang efisien, mampu menghasilkan
bahan tanaman yang berkualitas serta
kemurnian terjamin,maka perlu dilakukan
penyediaan bibit secara swadaya yaitu
dengan membangun kebun bibit batang
bawah dan kebun entres.

3
2.1 Pengadaan benih untuk
batang bawah

1. Jumlah bibit per hektar


berkisar antara 65.000 73.000
populasi tanaman.

2. Benih berasal dari benih


terpilih atau biji yang diketahui
pohon induknya yang berasal dari
klon-klon anjuran (Avros 2037,
BPM 24, GT 1, PB 260, dan RRIC
100) yang diambil dari pohon
induk minimal berumur 10 tahun.

3. Dua hari sebelum pengambilan


benih karet, harus dilakukan
pembersihan biji yang ada
disekitar pohon induk. 4
Sambungan....

4. Pengujian kemurnian benih perlu dilakukan dengan cara


mengambil secara acak 100 butir dari satu karung goni,
kemudian dipecah untuk dinilai keseragamannuya. Apabila
belahan biji tersebut masih putih murni sampai kekuningan-
kuningan dinilai baik, apabila berwarna kekuningan berminyak,
kuning kecoklatan sampai hitam atau keriput dinilai jelek.

5. Metode pemilihan benih karet adalah lentingan yaitu benih


dilentingkan/dijatuhkan dari ketinggian 70 100 cm pada kotak
kayu berukuran 40 x 40 x 40 cm. Apabila benih melenting
keluar melewati dinding kotak, dinilai biji tersebut baik. Cara
lain dengan merendam di dalam air, apabila 2/3 bagian biji
terendam, maka benih tersebut dianggap baik.

5
2.2 Bedengan untuk perkecambahan
Ukuran bedengan adalah : panjang 5 meter, lebar 1,2 meter
tergantung kondisi tempat.
Arah bedengan memanjang Utara Selatan, diberi naungan
dari daun alang-alang atau rumbia. Tinggi tiang sebelah
Timur 1,2 meter dan Barat 0,90 meter.
Dekat dengan sumber air
Tanah untuk dasar perkecambahan harus bebas dari gulma,
batu-batuan,gumpalan tanah dan sisa-sisa akar.
Pinggir bedengan diperkuat dengan papan atau bambu,
kemudiantaburkan pasir sungai merata setebal 5 cm.

6
2.3. Perkecambahan
a. Biji ditanam pada bedengan yang telah disiapkan dengan bagian
perutmenghadap ke bawah dan punggungnya terlihat
dipermukaannya.

b. Jarak antara benih + 1 cm, sehingga dalam 1 m2 bedengan


memuat1.000 butir.

c. Setelah benih ditanam


dilakukan penyiraman
dengan interval dua
kalisehari untuk menjaga

kelembaban.
d. Benih akan mulai
berkecambah pada hari
ke tujuh. Bibit setelah
stadiapancing dipindahkan
ke pembibitan lapangan.
Benih yang berkecambah
lebih dari 21 hari dibuang. 7
Kebun Entres
Beberapa persyaratan pemilihan lokasi kebun entres adalah sebagai
berikut:
Pembuatan bedengan/petakan dengan ukuran 5 x 20 meter, diantara
bedengan dibuat jalan selebar 150 cm termasuk parit, tiap
bedengan/petak untuk penanaman satu jenis klon.
Jarak tanam 100 x 100 cm, tiap bedengan berisi 5 x 20 batang = 100
batang
Lobang tanaman berukuran
60 x 60 x 60 cm, 2-3
bulan sebelum dilakukan
penanaman, lobang tanam
dipupuk dengan Rock posphat
Penanaman bibit di sesuaikan
dengan klon yangdiharapkan sebagai sumber entres

8
Pemeliharaan kebun Entres
Penunasan (wiwilan), tunas liar perlu diwiwil
sampai ketinggian 3meter dari permukaan
tanah.
Pemurnian klon, setelah tanam mempunyai 5-
6 payung diadakanpemurnian oleh Balai
Penelitian
Penyiangan dilakukan dengan interval satu
bulan sekali.
Pemberantasan dan pengendalian
hama/penyakit di kebun entres

9
Panen Entres

Pemotongan cabang pertama dilakukan 10 15 cm diatas pertautan


okulasi. Pada tahun pertama diperoleh satu buah turus/batang
entres. Pada tahun kedua diperoleh dua buah turus/batang entres
dipotong 10 15 cm diatas potongan yang dilakukan pada tahun
pertama, begitu juga untuk pemotongan selanjutnya sampai dengan
pada ke lima.
Dari satu meter batang/turus entres dapat diperoleh 16 20 mata
okulasi.
Dari cara pemotongan dan laju batang/turus entres dan jumlah mata
tersebut diatas, maka dapat dihitung kebutuhan pohon entres untuk
lahan pertanaman per hektar adalah:

1. Kerapatan tanam 550 pohon/ha dengan jarak tanam 6 x 3 m)


2. Kebutuhan mata okulasi untuk lahan satu hektar = 550 x 110%x 120%
= 726 mata okulasi dalam polibeg, untuk penyulamandicadangkan 20%.
3. Rata-rata satu pohon entres diperoleh 2,5 m kayu entres
4. Jumlah pohon entres untuk satu hektar adalah: 630 x (16 x 2,5m) =
10
15 pohon entres.
Okulasi

Okulasi pohon karet merupakan suatu


rangkaian usaha untuk memperoleh bahan
tanam yang baik dan merupakan rangkaian
yang tidak dapat dipisahkan sejak dari
seleksi biji dan pengecambahan.Macam
okulasi ada 2 yaitu okulasi hijau (green
budding) dan okulasi coklat (brown
budding).Okulasi hijau dilaksanakan pada
bibit umur 5-6 bulan dan okulasi coklat
umur 9-10 bulan.

11
12
a. Pada okulasi hijau :
entres diperoleh
dari cabang dengan
2 payung berumur
5-6 bulan dengan
payung berwarna
hijau tua segar. b. Pada okulasi coklat :
dilaksanakan pada
bibit umur 9-10
bulan. Entres yang
digunakan berumur
6-12 bulan dan
berwarna coklat.
13
Jenis-jenis mata okulasi

Mata sisik: terdapat pada ujung internodia,


pertumbuhannya paling lambat. Kurang baik untuk
okulasi.

Mata prima : mata tunas yang terletak diketiak daun.


Mata inilah yang terbaik untuk okulasi. Letaknya
dibagian tengah internodia. Jumlahnya tiap meter kayu
entres terdapat 15-20 mata okulasi.

Mata palsu : mata tunas yang tidak pada ketiak daun,


berada dibagian paling bawah internodia, jumlahnya
antara 3-5 mata. Bila mata ini digunakan untuk okulasi
tidak akan tumbuh.

14
Menentukan Rasio Pembibitan Karet

Menentukan luas persemaian untuk


suatu pertanaman adalah penting,
agar dapat dicapai efisiensi kerja
yang baik dan dapat memperkirakan
kebutuhan sarana produksi yang lebih
tepat, dan sebagainya.

Untuk menentukan rasio (perbandingan)


antara luas persemaian dengan luas
pertanaman, dapat dipakai
perhitungan seperti di bawah ini: 15
Sambungan.....

Kebutuhan biji untuk satu hektar pesemaian 87.000 butir


setelah disortasi, biji yang akan dikecambahkan berkurang
menjadi 50% x 87.00 = 43.500 butir.
Luas tiap bedengan 3,4 m x 100 m2 = 340 m2
Jarak tanam bibit dalam bedengan 60 cm x 40 cm jumlah
bibit tiap bedengan 6 x 250 bibit = 1.500 bibit.
Jumlah bedengan tiap hektar = 10.000 : 340 29 bedengan
Jumlah bibit tiap hektar = 29 x 1.500 bibit = 43.500 bibit
Seleksi terhadap bibit yang telah diakolasi diperoleh 75% x
43.500 = 32.625 bibit
Bila rencana jarak tanam 7,14 m x 3,33 m, dalam satu hektar
terdapat jumlah tanaman 10.000 : (7,14 x 3,33) = 420 pohon
Maka, rasio pesemaian pertanaman = 420 : 32.625 = 1 : 78

16
17

Anda mungkin juga menyukai