Anda di halaman 1dari 8

PAPER

IMPLEMENTASI PERTANIAN KIMIA PADA SEMANGKA NON BIJI

Dibuat untuk memenuhi tugas Wawasan Lingkungan dan Pertanian Industrial

Disusun oleh kelompok 2 :

1. Alivia Nur Fauziyah (202303102062)


2. Rachmawati Khusna (202303102053)
3. Laily Qoturnnada (202303102064)

Kelas : 3-BP

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

KAMPUS KOTA PASURUAN

2023
PAPER
IMPLEMENTASI PERTANIAN KIMIA PADA SEMANGKA NON BIJI
A. Latar Belakang

Semangka merupakan buah yang sangat digemari oleh masyarakat, di


Indonesia berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi beberapa varietas, diantaranya
semangka berbiji dan non biji. Berdasarkan warna daging buahnya dibedakan menjadi
semangka daging merah dan daging kuning. Sedangkan berdasarkan bentuk buahnya
dibedakan menjadi semangka bulat, semangka lonjong adalah Varietas semangka non
biji adalah perkembangan karena persilangan antara semangka diploid jantan dan
semangka tetraploid betina. Tanaman semangka non biji pada dasarnya memiliki
bunga jantan dan betina yang lengkap, namun biji tidak terbentuk karena benang sari
dan bakal bijinya mandul.Bila ditemui, semangka non biji yang ada bijinya adalah
bukan karena kesalahan benihnya atau dalam pembenihan, tetapi kekeliruan pada
pemberian pupuk yang berlebihan. Dibandingkan dengan semangka berbiji, umur
semangka non biji lebih lama yaitu bila semangka berbiji dapat panen pada umur 55 –
60 hst, sedangkan semangka non biji panen pada umur 65 – 70 hst.
B. Implementasi Budidaya Semangka Non Biji
1) Syarat tumbuh tanaman semangkan non biji
Tanaman semangka non biji sangat cocok ditanami di mana saja, baik di
dataran rendah, menengah sampai dataran tinggi. Tanaman semangka sangat
cocok dibudidayakan di daerah dengan ketinggian 5 – 200 mdpl dengan hasil yang
optimal. Semangka tanpa biji dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian
600 m di atas permukaan laut. Tanah yang disukai tanaman semangka non biji
adalah tanah gembur berpasir. Area penanaman harus terkena sinar matahari dari
pagi hingga sore dan membutuhkan sinar matahari sepanjang hari selama 7 jam
per hari. Membutuhkan iklim hangat dengan suhu antara 20 – 30 °C. pH tanah
yang dibutuhkan adalah antara 6 – 7, bila masih kurang maka dilakukan
pengapuran sampai mendapatkan pH yang sesuai. Curah hujan yang cocok untuk
pertumbuhan tanaman semangka sekitar 40 – 50 mm setiap bulannya.
2) Persiapan lahan semangka non biji
Persiapan lahan meliputi mengolah lahan dengan cara membajak atau
mencangkul agar tanah menjadi gembur. Lalu membuat bedengan ganda dengan
parit di tengahnya, Lebar bedengan 70 – 80 cm dan tinggi disesuaikan dengan
kondisi lahan.Tinggi bedengan bisa dibuat dengan tinggi 30 cm untuk lahan yang
datar.Sedangkan untuk lahan yang landai bedengan bisa dibuat tidak terlalu tinggi.
Hal yang harus diperhatikan dalam membuat bedengan adalah bagaimana agar
lahan tidak tergenang air. Jarak antar bedengan 3 – 4 m.
3) Pupuk dasar dan pemasangan mulsa
Pupuk dasar dalam menanam semangka non biji yaitu menaburkan dolomit
bila pH tanah kurang dari 6, dan tanah dibiarkan 7 – 10 hari. Pupuk kandang yang
ditaburkan sebanyak 1 – 1,5 kg untuk satu tanaman. Pupuk kimia yang
ditambahkan yaitu TSP/SP-36 100 g/tanaman, KCl 200 g/tanaman dan ZA 100
g/tanaman. Aduk dan campurkan pupuk dengan tanah hingga merata dan biarkan
dilarutkan oleh air hujan.Selanjutnya tanah dibiarkan selama 10 – 15 hari sebelum
tanam.Begitu lahan bedengan tersiram air hujan atau sudah dilakukan penyiraman,
dapat ditutup dengan mulsa.Setelah itu, dibuat lubang tanam dengan jarak 50 – 60
cm di tengah bedengan.
4) Pemilihan benih tanaman semangka non biji
Adapun yang harus dipenuhi saat memilih benih yaitu bentuk semangka harus
bulat sempurna, tidak keriput dan tidak mengapung saat direndam. Setelah benih
siap, bagian atas bibit semangka dipotong terlebih dahulu untuk memudahkan
proses pertumbuhan. Setelah benih didapatkan, benih direndam dalam air hangat
kuku ata dengan suhu 20-250C yang sebelumnya dicampur dengan fungisida dan
bakterisida dalam perbandingan 2 ml per liter air selama 1 jam, agar benih
menjadi lunak. Setelah ditiriskan, dilakukan penjepitan ujung benih, untuk
membuka sedikit kulit benih agar air mudah diserap dan benih mudah
berkecambah. Kemudian benih diperam dengan kertas merang dan handuk basah.
Pemeraman ditujukan untuk mendapatkan benih yang seragam. Setelah proses
pemeraman akan terlihat bakal kecambah.
5) Penyemaian bibit tanaman semangka non biji
Sebelum bibit ditanam, bibit disemai terlebih dahulu melalui proses :
a. Masukkan bibit ke dalam handuk, kemudian lipat.
b. Masukkan handuk berisi bibit tersebut ke dalam toples yang telah dilapisi pasir
dan koran basah.
c. Kontrol bungkusan bibit setiap 4-6 jam sekali, untuk mengetahui
kelembabannya, jika kondisi bibit kering maka semprotkan sedikit air dengan
menggunakan hand sprayer dan lakukan pemeraman ini selama 1-2 hari.
d. Siapkan polybag kecil berukuran 12×12 cm. Isi dengan media tanam yang
merupakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
e. Setelah bibit selesai diperam, selanjutnya masukkan bibit semangka ke dalam
polybag dengan kedalaman 1,5 cm. Tutup lubang dengan tanah halus dan abu
sekam dengan perbandingan 2:1. Selanjutnya tutup dengan karung goni dan
diamkan selama 2-3 hari. Atau bisa juga bakal kecambah kemudian disemai di
polybag semai dengan menggunakan media tanah dan pupuk kandang matang
dengan perbandingan 5 : 1.
6) Penanaman bibit tanaman semangka non biji
Bibit dapat dipindahkan ke lahan tetap saat umur 7 – 10 hari setelah semai
atau telah muncul 2 – 3 helai daun.Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore
hari.Sebelum penanaman.lubangtanam di bedengan harus dalam kondisi basah
atau disiram air secukupnya dulu. Bibit diambil dengan cara menyobek polybag,
dan bibit dikeluarkan dengan hati-hati. Setelah bibit ditanam, tutup kembali
dengan tanah sekitar bedengan dan disiram kembali dengan air secukupnya
sampai cukup basah.
7) Pemeliharaan tanaman semangka non biji
Penyiraman dilakukan secara rutin, sebaiknya 2 kali sehari atau disesuaikan
dengan kondisi lahan. Pemupukan susulan diberikan 10 HST menggunakan pupuk
NPK dengan dosis sekitar 5 g/300 ml air untuk satu tanaman. Pemberian pupuk
dengan cara dikocor. Perempelan ranting yaitu membuang tunas dan ranting,
dimana tunas dan ranting yang dipelihara adalah tunas dan ranting yang tumbuh
pada daun pertama dan kedua, selain itu tunas dan ranting dibuang.
Pemeliharaan tanaman semangka tanpa biji ini bisa juga dilakukan dengan
beberapa cara berikut ini:
a. Penyulaman (dilakukan apabila pertumbuhan tanaman terlalu lambat atau
mati, penyulaman ini dapat dilakukan sebelum 10 hari setelah masa tanam)
b. Penyiangan (penyiangan dari gulma)
c. Pembumbunan (dengan melakukan penimbunan tanah kembali akibat tererosi
oleh penyiraman, jika tanpa mulsa plastik)
d. Penyiraman (Untuk penyiraman, dapat dilakukan dengan menggunakan sistem
irigasi dengan mengalirkan air melalui pasrit diantara bendengan)
e. Pemupukan (pemberian pupuk dapat diberikan selama tiga kali selama masa
tanam, pemberian pupuk pertama diberikan saat tanaman mulai ditanam,
pemberian pupuk kedua diberikan pada saat tanaman setinggi 1 meter dan
terakhir pemupukan dilakukan setelah tanaman berbuah sebesar telur ayam)
f. Pemangkasan (pemangkasan dilakukan sejak tanaman berumur 7-10 hari )
g. Penyerbukan buatan (penyerbukan dilakukan dengan mengumpulkan bunga
jantan dari semangka biji, untuk selanjutnya diusapkan pada putik bunga
betina paling banyak 3 bunga percabang)
h. Seleksi buah (seleksi buah dapat mulai dilakukan pada saat tanaman berumur
40 hari setelah masa tanam)
i. Pengendalian hama dan penyakit (perlu dilakukan penyemprotan secara rutin
setiap minggu dengan berbahan dasar fungisida, isektisida dan pupuk daun)
8) Penyerbukan pada menanam semangka non biji
Cara menanam semangka non biji perlu perhatian khusus juga untuk
penyerbukan bunganya. Karena serbuk sari semangka non biji mandul ( tidak
dapat membuahi ) maka perlu ditanam juga semangka berbiji. Penanaman
semangka berbiji adalah untuk memerlukan bunga jantannya ( serbuk sari ) untuk
membuahi bakal buah tanaman semangka non biji. Tanaman semangka berbiji
yang dibutuhkan sebanyak 10 % dari total keseluruhan tanaman semangka non
biji. Penyerbukan tersebut dilakukan secara manual. Penyerbukan dilakukan saat
tanaman berumur 25 hst. Caranya dengan mengambil serbuk sari dari tanaman
semangka berbiji, dioleskan merata pada bakal buah atau putik semangka non biji.
Langkah penyerbukan ini sebaiknya dilakukan pada pagi hari, maksimal jam 9
pagi.
9) Waktu panen semangka non biji
Pemanenan dapat dilakukan ketika usia tanam telah mencapai 85 hari pada
dataran rendah, dan 90-100 hari pada dataran tinggi. Buah semangka non biji yang
telah masak dapat dilihat dari warna buahnya yang sudah memudar dan sulur yang
ada di pangkal tangkai buah mengering. Pemanenan dilakukan dengan memotong
tangkai buah dan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah untuk mendapatkan
buah yang permukaannya kering sehingga lebih tahan lama.
C. Dampak budidaya semangka non biji
1) Dampak Positif
1. meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan produksi dan kualitas
hortikultura.
2. mendukung pengentasan kemiskinan dan pemenuhan gizi di pedesaan
3. meningkatkan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi baru dibidang
hortikultura, dan
4. mencukupi kebutuan produk hortikultura di dalam negeri dan meningkatkan
eksport hortikultura .
2) Dampak Negatif
Perbanyakan semangka tanpa biji selain memberikan dampak positif juga
memiliki dampak negatif. Salah satu dampat negatif yang ditimbulkan adalah
kehilangan kemampuan untuk berkembang biak secara generatif. Selain itu
perbanyakan semangka tanpa biji juga dapat menimbulkan menurunnya
keanekaragaman hayati karena sulitnya menemukan biji yang dapat ditanam
sebagai bibit awal.
Selain itu semangka non biji membutuhkan perlakuan yang sedikit lebih rumit,
harus tepat dan cermat sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas
per luas lahan terhadap buah yang dihasilkan. Perlakuan khusus diawali dengan
persemaian, penyerbukan dan pemupukan, jika proses tersebut tidak tepat maka
resiko kegagalanpun menjadi semakin besar.
Salah satu perlakuan khusus yang penting diperhatikan untuk budidaya semangka
non biji yaitu penyerbukan. Dalam melakukan penyerbukan yaitu mengawinkan
bunga betina dan jantan harus lebih teliti dan cermat. Pada semangka non biji,
penyerbukan harus dilakukan secara manual. Secara morfologi, tanaman
semangka non biji dan semangka berbiji mempunyai bunga Jantan dan Betina.
D. Upaya mengatasi dampak negatif budidaya semangka non biji
DAFTAR PUSTAKA

Yussibar. (2019). Budidaya Semangka Non Biji. Kementrian Pertanian. Diakses 15 April
2023 dari, http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/84743/BUDIDAYA-
SEMANGKA-NON-BIJI/
Wirawan, I Putu. (2022). Teknik Budidaya Semangka Tanpa Biji. Kementrian Pertanian.
Diakses 15 April 2023 dari, http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/99951/Teknik-
Budidaya-Semangka-Tanpa-Biji/

Anda mungkin juga menyukai