Anda di halaman 1dari 3

SOP BUDIDAYA BUTTERNUT

1. Persiapan Lahan
Lokasi tanam yang digunakan yaitu dilahan terbuka yang terpapar cahaya matahari
sepanjang hari..Tanah yang akan ditanami harus digemburkan terlebih dahulu dengan cara
mencangkul seluruh lahan, selanjutnya dibuat bedengan dengan lebar 1 m dan tinggi 20cm –
30 cm. Panjang bedengan menyesuaikan panjang lahan yang akan ditanami. Sedangkan
jarak antar bedengan sekitar 1,5-2 meter. Untuk mendapatkan hasil yang baik lakukan
pemberian pupuk dasar berupa pupuk organik/kompos sebanyak antara 15-20 ton/ha serta
taburkan kapur dolomit (sekitar 10 karung/hektar) secara merat diatas bedengan. Lalu
seminggu sebelum di tutup dengan mulsa semprot bedengan yang telah diberi pupuk
kandang dengan agen hayati, contohnya seperti EM-4 sesuai dengan dosis yang tertera.
Setelah lahan tanam didiamkan dan dipasang mulsa, buat lobang tanam dengan jarak 50-65
cm antar tanaman, bisa tanam satu baris di tengah tengah bedengan bisa pula tanam dua
baris dengan system jigjag. Penyemaian Bibit
2. Penyemaian Benih
Siapkan tanah gembur yang telah di ayak campurkan dengan pupuk kandang atau kompos
yang telah diayak pula,aduk hingga merata, kemudian siapkan polibag ukuran kecil diameter
5 cm yang bagian bawahnya telah diberi lobang atau supaya lebih praktis dan mudah bisa
juga menggunakan tray semai. Setelah media tanam dimasukan, siram hingga merata tapi
jangan sampai tergenang, kemudian buat lobang tanam dengan kedalaman 0,5-1cm lalu
masukan biji labu madu dan tutup kembali dengan tanah yang halus, setelah itu tempatkan
persemaian pada lokasi yang terkena intensitas matahari sekitar 50% .atau bisa juga
ditempatkan di tempat yang tersinari matahari secara langsung tapi harus memakai naungan
dari plastik transparan. Naungan juga berguna apabila terjadi hujan besar tidak merusak bibit
di persemaian, tunggu 3-5 hari bibit akan mulai berkecambah, lakukan pemeliharaan rutin
seperti penyiraman hingga tanaman berusia 2-3 minggu dan siap dipindah kelahan tanam.
3. Penanaman
Setelah bibit tanaman labu madu berumur 2-3 minggu atau tinggi bibit tanaman sudah
mencapai 8-10 cm maka bibit sudah cukup umur untuk dipindahkan ke lahan tanam. Pilih
bibit dengan kualitas vigor yang baik, sehat tidak cacat dan bebas dari hama ,penyakit,
lakukan penanaman pada pagi atau sore hari supaya cuaca tidak terlalu panas, buka plastik
polibeg yang berisi bibit tnaman labu madu dengan hati hati jangan sampai media tanam nya
hancur dan merusak akar tanaman, selanjutnya masukan ke lubang tanam yang telah
tersedia, lalu tutup dan padatkan hingga bibit tanaman labu madu tumbuh tegak. Apabila
dalam jangka waktu 3 hari sampai 1 minggu ada bibit yang mati segera lakukan penyulaman
dengan bibit yang baru.
4. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 1 x 1 hari atau dapat di sesuaikan dengan kondisi cuaca, apabila
cuaca kemarau atau kering tentunya intensitas penyiraman harus ditingkatkan bisa 2 x
satu hari, tapi jika cuaca musim penghujan tentunya tidak perlu lagi dilakukan
penyiraman. Sebaiknya masa tanam labu madu tidak mendekati musim penghujan
karena hal ini akan sangat rentan bagi pertumbuhan labu madu yang akan
mengakibatkan busuk pada buah labu madu saat musim hujan.
b. Pemupukan
Pada saat awal pertumbuhan sekitar 1 – 10 hst (hari setelah tanam) dapat memberikan
pupuk NPK 2-3 gram pertanaman bisa dengan cara dikocor bisa juga dengan cara di
tabur disekitar tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Untuk selanjutnya
pemupukan susulan ini bisa dilakukan setiap 2 mimggu atau atau 1 bulan sekali dengan
menggunakan pupuk NPK 15-15-15, dengan takaran 1sendok makan pupuk NPK
dilarutkan pada 5 liter air kemudian dikocorkan 200 ml pertanaman.
c. Pengajiran
Pembuatan ajir dibuat seperti hurup V terbalik, dengan ketinggian antara 170 cm – 200
cm atau bisa juga membuat para-para sehingga buah labu madu tidak menyentuh tanah,
gunakan bambu yang kuat untuk para-para atau ajir sehingga tidak mudah patah,
pengajiran sebaiknya dilakukan pada saat usia tanaman 15 hari setelah tanam.
d. Pemangkasan dan Pengendalian OPT
Pemangkasan dan pengendalian opt sangat penting dilakukan agar hasil panen sesuai
dengan apa yang diharapkan. Sebaiknya lakukan penyemprotan secara rutin
menggunakan pestisida dan fungisida dosis rendah sejak tanaman berumur 1 bulan
setelah tanam hingga menjelang tanaman berbuah, hal ini dimaksudkan untuk
mencegah tanaman terserang hama dan penyakit. Hentikan penyemprotan pada saat
menjelang panen. Pemangkasan juga penting dilakukan untuk mencegah daun dan
cabang yang tumbuh tak terkendali, kurang efektif dan supaya tanaman tidak terlalu
rimbun agar cahaya matahari mudah masuk.selain itu pemangkasan yang tepat juga
bermanfaat agar tanaman lebih cepat menghasilkan bunga dan buah.
5. Panen
Labu madu dapat dipanen setelah mencapai umur 3 bulan / 85-90 hari setelah tanam. Ciri
buah yang sudah siap secara fisiologis di panen, tangkai pada pangkal buah sudah berubah
warna dari hijau ke coklat dan warna buah sudah mulai menguning hingga kecoklatan,
coklat mengkilap dan pada saat kita pukul buanya maka akan berbunyi seperti berdenting itu
artinya bahwa buah telah siap di panen. Gunakan pisau yang tajam. Bilaslah kotoran yang
menempel di permukaan kulitnya. Simpanlah buah yang telah dipetik di tempat yang sejuk
dan kering. Labu madu dapat bertahan hingga beberapa bulan.

Anda mungkin juga menyukai