1. Penyiapan Lahan
Kacang hijau dapat tumbuh pada semua jenis tanah sepanjang kelembaban dan
tersedianya unsur hara yang cukup. Untuk itu lahan yang akan dipergunakan harus
dipersiapkan sebaik-baiknya. Pada lahan sawah setelah panen padi, tidak perlu dilakukan
pengolahan tanah (tanpa olah tanah). Untuk menghindari air tergenang pada musim hujan
perlu dibuat saluran drainase dengan lebar dan kedalaman 20-30 cm dan jarak antar saluran
maksimum 4 m (Balitkabi, 2005).
2. Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cara menggunakan alat tugal bermata tiga.
Fungsi dari tugal bermata tiga yaitu lubang pertama untuk menanam bibit kacang hijau, dan
lubang yang kedua dan ketiga untuk lubang pupuk. Lubang tanaman memiliki kedalaman 4
cm dan lubang pupuk sedalam 7-10 cm. jarak antara lubang tanam dan lubang pupuk 7-10
cm.
3. Jarak Tanam
Jarak tanam yang umum dipakai yaitu panjang 20-20 cm dan lebar 10-20 cm. jika
ditanam pada musim penghujan biasanya jaraknya 40 x 15 cm. sedang jika ditanam pada
musim kemarau 25 x 25 cm atau 30 x 20 cm.
4. Pengairan
Pada kacang hijau diperlukan terutama pada lahan sawah irigasi, terutama pada saat
tanaman mengalami masa pertumbuhan vegetative. Jika ditanam pada sawah tadah tidak
perlu diberi air. Sebab tanah masih lembap bila ditanam pada saat masih hujan. Kacang hijau
pada masa generative sedikit memerlukan air.
5. Penyulaman,
6. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dua kali, pertama diberikan pada saat tanam, dan yang kedua
diberikan menjelang tanaman berbunga atau pada saat tanaman umur satu bulan. Dosis
pupuk yang diberikan adalah urea 50-100 kg/ha TSP 100 kg/ha dan KCL 50-75 kg/ha. Cara
pemupukan, pertama pupuk dimasukan ke lubang kemudian ditutup dengan tanah jarak
lubang pupuk 5-6 cm. kemudian lubang kedua yang jaraknya 10 cm kemudian tutp dengan
tanah. Pupuk jangan sampai kontak langsung dengan benih, karena perkecambahan akan
terhambat.
7. Panen dan Pascapanen
Panen kacang hijau pada umur kacang hijau umunya 55-60 hari, pemungutan panen
dapat dilakukan ketika sebagian besar polong telah kering dan mudah pecah, panen
dilakukan dengan dipetik dan dilakukan pada pagi hari. Polong yang sudah dipetik kemudian
dijemur setelah kuning masukan kedalam karung dan dipukul-pukul agar biji terlepas dari
polong, dan setelahn itu lakukan penapian untuk memisahkan biji-biji yang rusak. Biji yang
sudah bersih kemudian dijemur lagi sampai 2-3 hari. Biji kemudian simpan dalam kaleng.
Berilah abu dapur atau insektisida agar tidak diserang hama bubuk.
Sumber:Balitkabi
Vima 3 dengan silsilah MMC 331d-Kp-3-4 merupakan varietas kacang hijau hasil
persilangan antara induk varietas Walet dengan tetua jantan MLG 716. Vima 3 memiliki
polong tua berwarna hitam, warna biji hijau kusam dengan ukuran biji 5,94 g/100 butir dan
umur panen 60 hst. Varietas ini juga memiliki potensi hasil 2,11 t/ha dengan rata-rata hasil
1,78 t/ha, beradaptasi luas, masak serempak, terindikasi toleran terhadap penyakit tular
tanah di rumah kaca maupun di lapang, dan sesuai untuk kecambah. Vima 3 dapat
dikembangkan di daerah Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur.
Atman. 2008. Teknologi Budidaya Kacang Hijau di Lahan Sawah. Ilmiah Tambua 7
Achyad, D.E. dan R. Rasyidah. 2006. http://www. asiamaya. com / jamu / isi / kacang
hijau_phaseolusradiatus.
Andrianto, T.T. dan Indarto,N., 2004. Budidaya dan Analisis Tani Kedelai, Kacang Hijau,
Kacang Panjang. Absolut. Yogjakarta. Hal : 93
Marzuki, R. dan H.S. Soeprapto. 2001. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya, Depok. 55
hlm.
Taunk J, et al. 2012. Genetic diversity among greengram (Vigna radiata (L.)) genotypes varying
in micronutrien content using RAPD markers. Biotechnology 11 : 48-53.
Sunantara, I.M.M. 2000. Teknik produksi benih kacang hijau. No. Agdex: 142/35. No.Seri:
03/Tanaman/2000/September 2000.Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi
Pertanian Denpasar Bali.