Anda di halaman 1dari 46

PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN

KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN


Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
OVERVIEW KONDISI KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI INDONESIA

6 September 2015

7 September 2015
OVERVIEW KONDISI KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI INDONESIA

Laporan 1 Jan-24 Agustus 2015


1. Gunung Ceremai : 128,44 Ha
2. Gunung Merbabu : 60 Ha
3. Gunung Merapi: 45,38 Ha
4. Gunung Lawu : 176 Ha
5. Gunung Sindoro : 54,5 Ha
6. Gunung Sumbing : 15,35 Ha
7. Gunung Kawi : 70 Ha
8. KPH Lawu DS : 160 Ha
APAKAH KEBAKARAN HUTAN
DAN LAHAN MENJADI
MASALAH?

MENGAPA KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN MENJADI
MASALAH?
TAHUN DAMPAK KERUGIAN
1982-1983 kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Timur yang
menghancurkan 3,2 juta hektar dengan kerugian mencapai
lebih dari 6 trilyun rupiah (FWI, 2001).
1997-1998 Degradasi hutan dan deforestasi serta menelan biaya ekonomi
sekitar USD 1.62 – 2.7 miliar. Biaya pencemaran asap menelan
kerugian sekitar USD 674 – 799 juta dan terkait dengan emisi
karbon kerugian terhitung sekitar USD 2.8 miliar dollar (Tacconi
2003).
2006-2007 Dua fase kebakaran di awal dan pertengahan tahun sempat
mempengaruhi hubungan diplomatik Indonesia dengan negara
tetangga.
2013-2014 Presiden SBY meminta maaf kepada negara tetangga.
Kebakaran hutan dan lahan terjadi pada awal tahun di Provinsi
Riau dan Kalimantan Barat. Tercatat kerugian sebesar Rp.
481,23 Milyar pada periode kebakaran Maret-April 2014 di
Provinsi Riau dengan total 39.239 orang terkena ISPA.
2015 Biaya yang dikeluarkan sementara oleh BNPB sampai
bulan agustus 150 M, belum termasuk Kementerian
LHK dan Pemda, bandara pekanbaru-Jambi lumpuh,
lebih dari 25.000 terkena ISPA
APA YANG PERLU
DIWASPADAI ?
WILAYAH SEBARAN DAMPAK EL-NINO SECARA UMUM
TERHADAP POLA CURAH HUJAN DI INDONESIA

Wilayah terdampak El Nino : wilayah di selatan khatulistiwa meliputi Sumatera Selatan,


Lampung, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara

EL NINO menguat sampai dengan Desember 2015,


awal hujan mundur
PRINSIP PENCEGAHAN KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN
1. Mengenali penyebab KEBAKARAN HUTAN DAN
kebakaran LAHAN
2. Analisa akar masalah

Rekam jejak kebakaran hutan


yang telah terjadi :
1. Penentuan musim
kebakaran PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN
2. Lokasi terbakar DAN LAHAN
3. Modus

Mengenali wilayah kerja :


1. Peta kerja
2. Peta rawan kebakaran
3. Kondisi masyarakat

Sumber daya yang dipunyai


1. SDM
2. Anggaran KONDISI
3. Sarpras EKSTERNAL
PENYEBAB KEBAKARAN DI INDONESIA
KEBUTUHAN LAHAN
PENYEBAB KEBAKARAN HUTAN:
• Di Indonesia, 99% kebakaran hutan dan lahan
disebabkan oleh manusia.
PEMBUKAAN LAHAN DENGAN
• Penyebab: MEMBAKAR (KEBIASAAN, FAKTOR
a. Kebiasaan dan Perilaku. EKONOMI)
b. Kebutuhan akan lahan untuk pemukiman dan
pertanian/ perkebunan (hutan dibuka dengan
membakar karena lebih cepat, mudah dan
murah).

KONFLIK
c. Konflik Lahan.
d. Ketidaksengajaan/kegiatan lain yang
menimbulkan api (pencarian kayu bakar,
rumput, rotan, madu, ikan, berkemah,
membakar sampah dll).

KEGIATAN LAIN YANG


MENIMBULKAN API
PRINSIP SEGITIGA API Perubahan
pengetahuan,
sikap dan
perilaku

Oksigen Panas

Bahan bakar

1. Pencegahan : mencegah bertemunya 3 unsur (oksigen, panas dan bahan bakaran)


2. Adanya peran manusia dalam proses terjadinya api (99% KARENA ADANYA AKTIVITAS
MANUSIA)
3. Pencegahan : mencegah terjadinya api dan mencegah merembetnya api
4. Kebakaran dapat diCEGAH melalui peningkatan peran para pihak, manajemen bahan
bakaran, tata kelola air, proses perubahan perilaku masyarakat dan kesiap siagaan dini
OPERASIONAL PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

A. Koordinasi para pihak (masyarakat setempat, pemerintah


daerah, praktisi, pemegang ijin usaha, LSM TNI/POLRI).
1. Koordinasi program dan anggaran terkait
pengendalian kebakaran hutan dan lahan;
2. Mengembangkan jejaring kerja yang mendukung
pengendalian kebakaran hutan;
3. Sharing informasi dan teknologi pengendalian
kebakaran hutan dan lahan.
Lanjutan..
B. Penyadartahuan dan pendampingan masyarakat melalui
penyuluhan, kampanye, apel siaga, patroli bersama
masyarakat dan pelatihan pencegahan kebakaran hutan
di lingkungannya.
1. Menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman
2. Perubahan sikap
3. Meningkatkan peran serta dan dukungan dari para
pihak (Pemda, POLRI dan TNI, perusahaan
perkebunan dan kehutanan, LSM dll)
4. Merangkul masyarakat dan pihak terkait sampai
tingkat tapak melalui patroli bersama masyarakat dan
Tim Pendamping Desa (TPD)
Lanjutan..

C. Deteksi dan peringatan dini (Early warning system dan


early detection)
1. Deteksi hotspot melalui satelit NOAA, MODIS (Terra-Aqua)
2. Sistem Peringatan Bahaya Kebakaran (SPBK)
3. Penyebarlusan informasi early warning system (melalui
deteksi hotspot, SPBK, tingkat kerawanan) melalui papan
pengumuman, informasi dari pemandu/porter, selebaran,
4. Pengembangan posko DALKARHUT

PRINSIP : DETEKSI SEDINI MUNGKIN


MENGURANGI RISIKO KEBAKARAN
Website : sipongi.menlhk.go.id
Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran (FDRS,
Fire Danger Rating System)
Implementasi SPBK bagi
pemegang IUPHHK-HT/HA
 Peringatan awal (early
warning). Console Penerima ISS (Integrated
 Penyusunan rencana Data Sensor Unit)
kegiatan pengendalian
kebakaran. SPBK
 Acuan kesiagaan/
mobilisasi sumber daya
(manusia, peralatan dan
dana).
 Penetapan daerah rawan
kebakaran. Proses Pengolahan Papan SPBK
 Pembuatan peta rawan Data
kebakaran.

Tabel SPBK
APLIKASI SEDERHANA DI LAPANGAN PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN
MENGGUNAKAN UJI DAUN TUNGGAL

SETELAH MENGETAHUI KONDISI TERSEBUT, DILAKUKAN TINDAK LANJUT AKSI LAPANGAN


KONDISI AKSI LAPANGAN
WASPADA Pernuluhan, anjang sana, patroli

SIAGA Peningkatan patroli dll

TANGGAP Pemadaman

PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN ADALAH


AGENDA SETAHUN PENUH DALAM KALENDER
Monitoring Hotspot

 
Lanjutan..

D. Manajemen bahan bakaran


1. Prinsip segitiga api : dengan melakukan manajemen
bahan bakaran menjadi salah satu cara memotong
potensi terjadinya api;
2. Kegiatan : melalui praktek penyiapan lahan tanpa
bakar (PLTB) dengan pembuatan kompos dan
praktek pertanian lain yang ramah lingkungan
PEMADAMAN ADALAH
KEGAGALAN DARI
PENCEGAHAN

PEMADAMAN BUKAN
SUATU KEBANGGAAN
4 Motto Pemadaman

1. Kecepatan, setiap informasi kejadian kebakaran lahan dan hutan wajib


direspon secara cepat dan bertanggung jawab, sehingga dapat ditangani
secara dini.
2. Kekuatan, setiap kejadian kebakaran lahan dan hutan wajib ditangani
secara serius dengan mengerahkan segenap kekuatan Manggala Agni
3. Kesabaran, setiap kejadian kebakaran lahan dan hutan wajib disikapi
secara arif penuh kesabaran karena pemadaman adalah sebuah proses
kegiatan yang panjang pada situasi yang kurang menguntungkan bagi
pemadam seperti panas, kotor dan berasap sehingga berpotensi
menimbulkan emosi bagi siapa saja yang terlibat.
4. Keselamatan, setiap kejadian kebakaran lahan dan hutan mempunyai
tingkat resiko yang tinggi untuk terjadinya sebuah kecelakaan bahkan
sampai meninggal dunia, untuk itu keselamatan jiwa adalah diutamakan.
7 Prinsip Pemadaman
1.Capailah setiap lokasi kebakaran hutan secepat mungkin, ingat harus
selamat sampai tujuan
2.Seranglah dengan kekuatan penuh sehingga api terkendali dan
terlokalisasi, ingat keselamatan adalah nomor satu.
3.Jangan cepat puas dengan padamnya api, bersabarlah untuk
memastikan bahwa api benar-benar padam, ingat kebakaran gambut,
bara api berada di bawah permukaan.
4.Buatlah ilaran api lebih cepat dari menjalarnya api, ingat ilaran api
adalah wajib dibuat untuk menghindari meluasnya kebakaran.
5.Nilaialah dengan cepat kondisi bahan bakar untuk memprediksi
kecepatan api menjalar dan lamanya api membakar.
6.Tetap waspada dan mencermati perencanaan pemadaman untuk
mengantisipasi kemungkinan kebakaran besar.
7.Pemadaman kebakaran hutan merupakan proses yang terus menerus
dan setiap saat berubah bergantung dari perubahan kondisi
kebakarannya itu sendiri.
10 Tata Tertib Pemadaman
1.Terus menerus diinformasikan kondisi cuaca dan prakiraan cuaca
2.Mengetahui setiap saat perkembangan api
3.Semua aktifitas didasarkan pada tingkah laku api yang terjadi dan yang
akan terjadi.
4.Rute penyelamatan harus diketahui oleh setiap regu pemadam
kebakaran
5.Tempatkan pengintai jika ada kemungkinan membahayakan
6.Waspada, hati-hati dan berpikirlah jernih, bekerja sesuai apa yang
diputuskan.
7.Selalu berkomunikasi dengan sesama anggota regu, kepala regu dan
tenaga-tenaga lain yang terlibat.
8.Berikan instruksi yang sangat jelas, dan pastikan mereka mengetahuinya
9.Kendalikan setiap saat semua anggota regu
10.
Serang api secara progresif, tapi ingat keselamatan jiwa prioritaskan.
PERILAKU dan ANATOMI
API, serta TIPE
KEBAKARAN
Perilaku Api
• Teknik dan Strategi Pemadaman : Pengetahuan
mengenai Perilaku Api
• Perilaku api tergantung kepada : BB (ukuran,
massa/banyaknya, susunan, kontinuitas, RH,
senyawa: resin), Lingkungan (cuaca: angin, RH,
hujan; Topografi; Rintangan)
Anatomi Api
• Kepala (Head) : Bagian paling aktif, dapat lebih
dari 2
• Ekor (Rear): Bagian yang paling lambat
terbakar
• Sayap (Flank)
Anatomi Api Dipengaruhi Oleh
• Pergerakan Udara : Horizontal/Vertikal,
Kecepatan angin
• Musim kebakaran : Juni-September
• Topografi
– Semakin lereng, semakin cepat
– Penghalang: jalan, batu, sungai, dst
Pengaruh lereng
Faktor-faktor Penghambat
Penjalaran Api
• Hujan
• Angin balik- meniup api ke tempat yang sudah
terbakar (tidak ada bahan bakar)
• Peningkatan Kelembaban Relatif
Pemadaman Kebakaran Hutan
• Pemadaman Langsung (Direct attack):
Menyerang api langsung, baik untuk
kebakaran kecil dan laju jalaran lambat.
• Pemadaman Tak Langsung (Indirect attack) “
Membuat ilaran api atau bakar balas
• Mopping Up : Patroli di areal yang baru
dipadamkan
Direct and Indirect Attack
WATER BOMBING
Lanjutan..
Pembuatan Hujan Buatan/TMC
1. Manfaatkan kondisi cuaca yang belum kering/awan masih potensial untuk
dipercepat menjadi hujan (penyemaian garam).
2. Pesawat Hercules dan Cassa 212 untuk TMC, saat ini masih terus dilakukan
di Riau, Sumatera Selatan, Kalbar, Kalteng. TMC ini berhasil meningkatkan
frekuensi hujan.
PEMADAMAN TIDAK LANGSUNG
Dilakukan apabila usaha pemadaman
langsung tidak berhasil. Metode yang digunakan
dengan pembuatan ilaran api atau dengan
pembakaran balik.
ILARAN API
Suatu jalur bersih yang dibuat pada jarak tertentu di depan arah
penjalaran api untuk menghambat penjalaran dalam rangka pemadaman
kebakaran hutan.

Agar efektif lokasi ilaran api (fire line) dipilih yang terdapat jalan hutan,
sungai, daerah bukit dan benda yang dapat dimanfaatkan untuk pemadaman.

Rumus ilaran api : 1,5 x Tinggi Bahan Bakar

Ilaran api terbagi 2 (Dua) jenis, yaitu :

• Ilaran Api Lepas


• Ilaran Api Tempel
ILARAN API LEPAS
Dibuat pada jarak tertentu dari api utama.

JENIS BAHAN BAKAR JARAK API UTAMA – ILARAN API

• Serasah di bawah Tegakan Jati 10 – 25 meter

• Alang – Alang 50 – 100 meter

• Hutan Sekunder 100 – 150 meter

• Hutan Campuran 150 meter ke atas


ILARAN API TEMPEL
Dibuat pada jarak sangat dekat dan mengikuti atau
sejajar dengan sisi api.

Pertimbangan membuat ilaran api tempel :


1. Besar kebakaran menentukan seberapa panjang
ilaran api.
2. Kecepatan menjalar menentukan penempatan
ilaran api
3. Personil (Pengalaman, Spirit Kerja, Motivasi,
Jumlah)
PEMBAKARAN BALIK
Dilaksanakan untuk mengarahkan api
pembakaran balik ke api utama, sehingga
bertemu pada jarak yang aman dari ilaran api.

Kegiatan yang harus dilaksanakan :


• Pembuatan ilaran api
• Pembakaran bahan bakar sebelah dalam ilaran api
• Dibakar pada tepi ilaran yang berhadapan dengan
muka api ( berlawanan dengan arah angin )
PENUTUP
• PENCEGAHAN LEBIH DIUTAMAKAN
DARIPADA PEMADAMAN
• JARINGAN INFORMASI SANGAT PENTING
• LAKUKAN PEMADAMAN SEDINI MUNGKIN
• KOORDINASI DAN KERJASAMA SANGAT
DIPERLUKAN

Anda mungkin juga menyukai