Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN MONITORING

KAWASAN HUTAN BERNILAI KONSERVASI TINGGI


DI WILAYAH PENGELOLAAN
KOPERASI SEKAR HANDAYANI LESTARI

KOPERASI SEKAR HANDAYANI LESTARI


Dusun Jeruken, RT 01, RW 09,Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul
55872
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2


Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Dalam Wilayah Pengelolaan Hutan Rakyat Koperasi
Sekar Handayani Lestari (KSHL) .............................................................................................. 3
A. Pendahuluan .................................................................................................................... 3
B. Tujuan monitoring ............................................................................................................ 4
C. Hasil yang Diharapkan....................................................................................................... 4
D. Metodologi ....................................................................................................................... 4
E. Identifikasi Keberadaan Hutan dengan Nilai Konservasi Tinggi ........................................... 4
F. Deskripsi Wilayah Kajian Unit Pengelolaan Hutan KSHL...................................................... 6
G. Hasil Monitoring ............................................................................................................... 7
H. Kesimpulan ........................................................................... Error! Bookmark not defined.1
I. Ancaman & Upaya Pengelolaan ....................................................................................... 11
J. Strategi Rencana Pengelolaan ......................................................................................... 11
K. Lampiran ........................................................................................................................ 19
Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Dalam Wilayah Pengelolaan
Hutan Rakyat Koperasi Sekar Handayani Lestari (KSHL)

A. Pendahuluan

Konsep kawasan penting dalam pengelolaan hutan berskala kecil yang dikelola masyarakat
diturunkan dari konsep High Conservation Value Forest (HCVF)/ Kawasan dengan nilai
konservasi tinggi (NKT) yang merupakan prasyarat dalam pengelolaan hutan berkelanjutan.

Identifikasi Kawasan Hutan Bernilai Konservasi Tinggi (HCVF) merupakan konsep yang
diperkenalkan oleh Forest Stewardship Cousil (FSC) pada sertifikasi pengelolaan hutan
global tahun 2000. Sertifikasi ini menekankan pada aspek konservasi dan pengelolaan hutan
yang berkelanjutan.

Pada dasarnya konsep HCVF/KNKT adalah suatu upaya untuk melindungi nilai konservasi
dari suatu kawasan. Ini bukan berarti kawasan yang diidentifikasi sebagai kawasan bernilai
konservasi akan menjadi kawasan dilindungi dan tidak dimungkinkan aktivitas/eksploitasi,
melainkan nilai konservasinya yang dilindungi.

Kawasan bernilai konservasi tinggi menurut konsep KNKT dapat dibagi ke dalam tiga
klasifikasi utama yaitu klasifikasi konservasi menurut habitat dan ekosistem (konservasi 1,
2, dan 3), klasifikasi konservasi jasa lingkungan (4), dan klasifikasi konservasi atas dasar
budaya dan hajat hidup masyarakat setempat (5 dan 6).

Berdasarkan hasil identifikasi kawasan NKT di kawasan kelola UP KSHL, telah


teridentifikasi sebanyak 3 NKT, yaitu NKT 1.3, NKT 5 dan NKT 6. Kawasan NKT ini
terletak di Desa Girisekar, Kecamatan Panggang dan Desa Getas, Kecamatan Playen.
Gambaran kawasan kelola UP KSHL dapat dilihat di Gambar 1.

Gambar 1. Peta Kawasan Kelola UP KSHL


Untuk mempertahankan dan meningkatkan kawasan NKT yang telah teridentifikasi
tersebut, pihak Koperasi Sekar Handayani Lestari melakukan pengelolaan dan pemantauan
(monitoring) KBKT tersebut merujuk pada rekomendasi pemantauan assassement awal.
Kegiatan ini penting untuk mengetahui kondisi kawasan NKT terkini apakah ada perubahan
kondisi di wilayah kelola sehingga dapat dirumuskan strategi pengelolaan kedepanya.

B. Tujuan Monitoring NKT


Tujuan dari kegiatan monitoring NKT ini adalah untuk:
1. Mengetahui kondisi kawasan NKT terkini di wilayah KSHL untuk mempertahankan dan
meningkatkan kawasan NTK
2. Mengetahui sejak dini perihal perubahan nilai-nilai NKT yang tidak dikehendaki,
sehingga langkah-langkah penangananya dapat segera dilaksanakan secara efektif
3. Memenuhi persyaratan skema sertifikasi Forest Stewardship Council (FSC).

C. Hasil yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
1. Tersedianya laporan tentang kondisi terkini kawasan-kawasan hutan bernilai konservasi
tinggi di areal KSHL
2. Tersedianya data untuk penyusunan kerangka strategi rencana pengelolaan kawasan
bernilai konservasi tinggi.

D. Metodologi

Metodologi pengumpulan data yang dilakukan untuk monitoring kawasan NKT di UP


Koperasi Sekar Handayani Lestari :
1. Pelaksanaan monitoring dilakukan di Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi, yaitu di Desa
Getas, Kecamatan Playen dan Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, merujuk pada
Laporan Identifikasi Kawasan NKT UP KSHL tahun 2018.
2. Pengambilan data monitoring NKT didapat dari wawancara dengan warga setempat dan
bservasi atau pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui kondisi terkini lokasi
NKT
3. Analisis data dilakukan untuk mengolah data yang telah diperoleh untuk selanjutnya
disusun menjadi laporan monitoring NKT.

E. Identifikasi Keberadaan Hutan dengan Nilai Konservasi Tinggi

Kawasan bernilai konservasi tinggi (KBKT) merupakan suatu kawasan yang memiliki satu
atau lebih dari nilai konservasi tinggi (NKT). Berdasarkan revisi Toolkit HCVF Indonesia,
Panduan NKT yang diperbaharui mengusulkan 6 NKT dari 13 sub-nilai. Pada NKT 1-3
bertujuan dalam memberikan perhatian khusus pada aspek keanekaragaman hayati (kehati)
pada suatu bentang alam. Kehati didefiniskan sebagai keanekaragaman organisme hidup
yang berasal dari semua sumber termasuk berbagai ekosistem dan kompleksitas ekologis di
dalamnya. NKT 4 bertujuan dalam menjamin kelangsungan ketersediaan berbagai jasa
lingkungan alami penting yang dapat dipengaruhi oleh pemanfaatan lahan pada suatu
bentang alam. NKT 5 (sosial ekonomi) dan NKT 6 (budaya) memiliki tujuan untuk
mengakui dan memberikan ruang kepada masyarakat lokal dalam menjalankan pola hidup
tradisional yang bergantung kepada hutan dan berbagai ekosistem di sekitarnya. Kedua
NKT tersebut tidak terbatas pada klaim hak milik terhadap suatu wilayah. Penilaian hak-
hak masyarakat ini perlu didasari pada konsultasi langsung dengan masyarakat sekitar.
Adapun Nilai Konservasi Tinggi berdasarkan Toolkit HCVF Indonesia:
NKT 1. Kawasan yang Mempunyai Tingkat Keanekaragaman Hayati yang Penting
NKT1.1 Kawasan yang Mempunyai atau Memberikan Fungsi Pendukung
Keanekaragaman Hayati Bagi Kawasan Lindung dan/atau Konservasi
NKT 1.2 Spesies Hampir Punah
NKT 1.3 Kawasan yang Merupakan Habitat bagi Populasi Spesies yang Terancam,
Penyebaran Terbatas atau Dilindungi yang mampu Bertahan Hidup (Viable
Population)
NKT 1.4 Kawasan yang Merupakan Habitat bagi Spesies atau Sekumpulan Spesies yang
Digunakan Secara Temporer
NKT 2. Kawasan Bentang Alam yang Penting Bagi Dinamika Ekologi Secara Alami
NKT 2.1 Kawasan Bentang Alam Luas yang Memiliki Kapasitas untuk Menjaga Proses
dan Dinamika Ekologi Secara Alami
NKT 2.2 Kawasan Alam yang Berisi Dua atau Lebih Ekosistem dengan Garis Batas yang
Tidak Terputus (berkesinambungan)
NKT 2.3 Kawasan yang Mengandung Populasi dari Perwakilan Spesies Alami yang
Mampu Bertahan Hidup
NKT 3. Kawasan yang Mempunyai Ekosistem Langka atau Terancam Punah
NKT 4. Kawasan yang Menyediakan Jasa-jasa Lingkungan Alami
NKT 4.1 Kawasan atau Ekosistem yang Penting Sebagai penyedia Air dan Pengendalian
Banjir bagi Masyarakat Hilir
NKT 4.2 Kawasan yang Penting Bagi Pencegahan Erosi dan Sedimentasi
NKT4.3 Kawasan yang berfungsi sebagai sekat alam untuk mencegah meluasnya
kebakaran hutan dan lahan
NKT 5. Kawasan yang mempunyai Fungsi penting untuk Pememenuhan Kebutuhan Dasar
Masyarakat Lokal
NKT 6. Kawasan yang Mempunyai Fungsi Penting untuk Identitas Budaya Komunitas
Lokal
F. Deskripsi Wilayah Kajian Unit Pengelolaan Hutan KSHL
Kabupaten Gunungkidul merupakan kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kabupaten Gunungkidul terdiri dari 18 kecamatan, 144 desa, 1416 dusun, 1583 RW,
dan 6844 RT. Kecamatan yang ada di Gunungkidul antara lain : Kecamatan Panggang,
Purwosari, Paliyan, Saptosari, Tepus, Tanjungsari, Rongkop, Girisubo, Semanu, Ponjong,
Karang Mojo, Wonosari, Playen, Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, dan Semin. Wilayah
pengelolaan hutan rakyat KSHL saat ini berada di 2 kecamatan yaitu kecamatan Playen
(Desa Getas) dan Panggang (Desa Girisekar). Gambaran kawasan kelola UP KSHL dapat
dilihat di Gambar 1.

Gambar 2. Peta Kawasan Kelola UP KSHL

Kabupaten Gunungkidul terletak antara 110o 21'sampai 110o 50' BT dan 7o 46'- 8o 09' LS
Kabupaten Gunungkidul memiliki luas wilayah 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten ini pada bagian Sebelah Barat berbatasan
dengan Kabupaten Bantul dan Sleman (Provinsi DIY), Sebelah Utara dibatasi dengan
Kabupaten Klaten dan Sukoharjo (Provinsi Jawa Tengah), Sebelah Timur Kabupaten
Wonogiri (Provinsi Jawa Tengah) dan Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.

Wilayah Kabupaten Gunungkidul termasuk daerah beriklim tropis, dengan topografi


wilayah yang didominasi dengan daerah kawasan perbukitan karst. Wilayah selatan
didominasi oleh kawasan perbukitan karst yang banyak terdapat goa-goa alam dan juga
sungai bawah tanah yang mengalir. Dengan kondisi tersebut menyebabkan kondisi lahan di
kawasan selatan kurang subur yang berakibat budidaya pertanian di kawasan ini kurang
optimal. Sehingga pada rencana tata ruang wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-
2030, potensi pengembangan wilayah di Kabupaten Gunungkidul diperuntukan sebagai
kawasan peruntukan hutan produksi (12.810,100 Ha di 10 kecamatan), Kawasan hutan
rakyat (38.444 Ha di 18 kecamatan).
Berdasarkan kondisi topografi Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 3 (tiga) zona
pengembangan, yaitu : Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan ketinggian 200 m
- 700 m di atas permukaan laut. Keadaannya berbukit-bukit, terdapat sumber-sumber air
tanah kedalaman 6m-12m dari permukaan tanah. Jenis tanah didominasi latosol dengan
bataun induk vulkanik dan sedimen taufan. Zona Tengah disebut wilayah pengembangan
Ledok Wonosari, dengan ketinggian 150 m - 200 mdpl. Jenis tanah didominasi oleh asosiasi
mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan induk batu kapur. Sehingga meskipun
musim kemarau panjang, partikel-partikel air masih mampu bertahan. Terdapat sungai di
atas tanah, tetapi dimusim kemarau kering. Kedalaman air tanah berkisar antara 60 m - 120
m dibawah permukaan tanah. Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunung Seribu
(Duizon gebergton atau Zuider gebergton), dengan ketinggian 0 m - 300 mdpl. Batuan dasar
pembentuknya adalah batu kapur dengan ciri khas bukit-bukit kerucut (Conical limestone)
dan merupakan kawasan karst. Pada wilayah ini banyak dijumpai sungai bawah tanah.

G. Hasil Monitoring
1. NKT 1. Kawasan yang Mempunyai Tingkat keanekaragaman Hayati yang
Tinggi.

NKT 1.3 Kawasan yang Mempunyai Habitat bagi Populasi Spesies yang Langka,
Terancam, Endemik, dan/atau dilindungi yang Mampu Bertahan Hidup

NKT Pertanyaan Kunci Temuan


Adakah kawasan atau ekosistem yang mendukung Ada
1.3
hidupnya spesies langka, endemik, dilindungi ?

Tujuan NKT 1.3 adalah untuk mengidentifikasi habitat di dalam wilayah kerja atau
disekitarnya bagi populasi spesies yang terancam, distribusi terbatas, dan/atau
dilindungi yang mampu bertahan hidup.

Berdasarkan hasil monitoring, masih dijumpai spesies-spesies burung yang dilindungi


Undang Undang (UU) No. 5 tahun 1990) dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 tahun
1999. Spesies tersebut adalah raja-udang meninting (Alcedo meninting), alap-alap sapi
(Falco moluccensis), dan elang-ular bido (Spilornis cheela). Selain itu juga masih
dijumpai dua spesies burung yang memiliki status rentan (Vulnerable/VU) yang diatur
dalam IUCN yaitu gelatik Jawa (Padda oryzifora) dan bubut Jawa (Centropus
nigrorufus). Selain dilindungi Pemerintah Republik Indonesia, beberapa spesies yang
juga memiliki status perdagangan Apendix II yang diatur dalam CITES masih
dijumpai yaitu elang-ular bido (Spilornis cheela), alap-alap sapi (Falco moluccensis),
gelatik Jawa (Padda oryzifora), celepuk reban (Otus bakkamoena), dan tupai kekes
(Tupaia javanica).

Selama pengamatan tercatat sekitar 9 individu Alap-alap sapi (Falco moluccensis),


dan 7 individu elang-ular bido (Spilornis cheela) yang umum di jumpai di daerah
hutan perbukitan. Sering dijumpai terbang melingkar (soaring) diatas hutan dan
perkebunan untuk berburu, sambil mengeluarkan suara lengkingan yang khas. Kedua
spesies ini berada pada puncak rantai makanan yang berperan penting dalam
pengendali populasi alami (MacKinnon et al., 2010). Raja-udang meninting (Alcedo
meninting) umumnya dijumpai di dekat perairan seperti sungai, dan kolam. Burung
ini merupakan jenis pemakan ikan sehingga memiliki preferensi habitat di daerah
dekat perairan. Umumnya jenis yang soliter dan tenang. Tercatat 6 individu selama
kegiatan monitoring di kawasan kelola KSHL.

Sedangkan spesies yang umum dijumpai di daerah ladang jagung dan semak belukar
yaitu gelatik Jawa (Padda oryzifora) dan bubut Jawa (Centropus nigrorufus). Adapun
jenis lain yang dijumpai sebanyak 22 jenis capung, 7 jenis kupu-kupu, 39 jenis burung,
3 jenis mamalia, serta 2 jenis reptile, sehingga total tercatat sebanyak 73 spesies.
Berdasarkan hasil monitoring tidak ada penambahan jenis-jenis yang termasuk dalam
daftar jenis satwa endemik, langka, dan dilindungi di kawasan pengelolaan hutan
rakyat KSHL.

2. NKT 5. Kawasan yang Mempunyai Fungsi Penting untuk Pemenuhan


Kebutuhan Dasar Masyarakat Lokal

NKT Pertanyaan Kunci Temuan


Apakah terdapat sumberdaya alam untuk memenuhi
kebutuhan dasar komunitas yang diperoleh dari Ada
5
kawasan di dalam atau di sekitar wilayah pengelolaah
Koperasi Sekar Handayani Lestari ?

Dalam Panduan Umum Identifikasi NKT dinyatakan bahwa NKT merupakan situs
dan sumberdaya yang sangat fundamental dalam memenuhi kebutuhan dasar bagi
masyarakat di sekitar yang diidentifikasi. NKT 5 ini bertujuan untuk menentukan
kawasan yang memiliki fungsi penting sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat
lokal, baik untuk kebutuhan secara langsung maupun tidak langsung. Kebutuhan
pokok disini termasuk; a. pangan, b. air, c. sandang, d. bahan untuk rumah dan
peralatan, e. kayu bakar, f. obat-obatan, g. pakan hewan.
Terdapat dua persyaratan agar suatu kawasan ditetapkan sebagai NKT 5 untuk
pemenuhan kebutuhan dasar keluarga masyarakat lokal:
1. Kawasan hutan atau ekosistem alam lain memberikan sumberdaya penting bagi
masyarakat lokal yang tidak dapat tergantikan.
2. Sumberdaya dimanfaatkan oleh masyarakat dengan cara yang berkelanjutan atau
mereka secara aktif berusaha melindungi sumberdaya tersebut, dengan tidak
mengancam NKT lainnya.
Hasil monitoring baik wawancara maupun observasi di lapangan, lokasi yang masuk
dalam NKT 5, masih menjadi sumber utama penyedia air ketika musim kemarau bagi
masyarakat disekitarnya. Sumber air Ngrasih dan Sendang Krapyak masih
dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan
mencuci. Air terjun Watu Layah selain digunakan untuk irigasi pertanian dan mencari
ikan, juga dikelola masyarakat sekitar sebagai tempat pariwisata yang menambah
income daerah sekitar. Dengan adanya sumber air ini, masyarakat banyak
mendapatkan manfaat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

Tutupan vegetasi disekitar ketiga sumber air memiliki kondisi masih baik dan terjaga
yang mendukung ketersediaan air. Kondisi debit air bersifat konstan, kecuali Air
terjun Watu Layah yang terpengaruh dengan air hujan sehingga bersifat fluktuatif.
Berdasarkan pengamatan lapangan, disekitar badan air tidak terjadi erosi dan
kerusakan yang dapat berakibat pada perubahan kondisi dan menurunya debit air.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan tidak ada penambahan sumber-sumber air
dan kebutuhan pokok lainya yang dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai sumber
kebutuhan sehari-hari.
Tabel 1. Persebaran sumber air di wilayah kelola Koperasi Sekar Handayani Lestari

Desa Dusun Nama Sumber Air


Getas Gubukrubuh Sumber air Ngrasih
Getas Gubukrubuh Sendang Krapyak
Getas Gubukrubuh Air terjun Watu Layah

3. NKT 6. Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas budaya


tradisional komunitas lokal
Identifikasi NKT
NKT Pertanyaan Kunci Temuan
Adakah sumberdaya yang menjadi identitas budaya
tradisional komunitas yang terdapat didalam dan Ada
6
disekitar kawasan pengelolaan Koperasi Sekar
Handayani Lestari?

NKT 6 merupakan kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas budaya
tradisional/khas komunitas lokal, dimana kawasan tersebut diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan budaya mereka. NKT 6 mewakili wilayah-wilayah dengan signifikansi
budaya yang memiliki peranan tradisional yang penting bagi masyarakat lokal maupun
adat. Contoh kawasan yang termasuk dalam NKT 6 diantaranya adalah adanya
masyarakat adat, situs-situs religi atau sakral, lahan pemakaman, dan situs yang
menjadi lokasi pelaksanaan upacara adat.

Berdasarkan hasil identifikasi dan mitigasi keberadaan masyarakat adat, tidak


ditemukan keberadaan masyarakat adat di wilayah kelola KSHL meliputi Kecamatan
Panggang dan Kecamatan Playen. Hasil monitoring baik dari wawancara masyarakat
sekitar dan observasi di lapangan, situs-situs yang termasuk dalam NKT 6 dengan nilai
religi dan budaya masyarakat, masih digunakan sebagai tempat ziarah dan ritual pada
waktu-waktu tertentu.

Situs Pertapaan Kembang Lampir dikelola oleh oleh Keraton Yogyakarta dan setiap
hari selasa wage sebagai tempat upacara peringatan hari kelahiran raja (Wiyosan
Dalem). Berdasarkan keterangan masyarakat sekitar, pada hari minggu, rabu, dan kamis
malam menjadi tempat orang-orang untuk bersemedi dengan berbagai maksud dan
tujuan tertentu. Karena dikelola oleh Keraton Yogyakarta, kondisi bangunan situs ini
tetap terawat dan dijaga.

Situs Makam Kyai Jeruk merupakan makam leluhur Dusun Jeruken, sedangkan
Makam Pahlawan Girisekar merupakan pejuang kemedekaan yang gugur saat
berperang dan menjadi leluhur Desa Girisekar. Kedua makam ini hingga sekarang
secara aktif masih diziarahi warga. Setiap tanggal 17 Agustus Makam Pahlawan
Girisekar digunakan sebagai tempat upacara desa untuk memperingati kemerdekaan
Indonesia. Sebagai situs keramat, masyarakat merawat dan menjaga situs ini secara
berkala.

Situs budaya di Dusun Gubukrubuh, Desa Getas yakni Situs Krapyak hingga sekarang
juga masih dikeramatkan sebagai tempat untuk melakukan upacara adat sebelum
dilakukan pementasan jathilan. Keberadaan situs krapyak berkaitan erat dengan adanya
sendang krapyak sebagai sumber air, sehingga tempat ini menjadi identitas budaya
sekitar. Kecuali Pertapaan Kembang Lampir, ketiga situs lainya berada di wilayah tanah
khas desa, sehingga pengelolaan dan perawatan dilakukan oleh pemerintah desa dan
masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil monitoring dan analisis penilaian NKT 6 di
wilayah kelola KHSL tidak ada penambahan situs yang menjadi identitas budaya
masyarakat.

Tabel 2. Persebaran Situs NKT 6 KSHL

Desa Dusun Nama Peruntukan Lokasi


Giriseka Blimbing Pertapaan Kembang Lampir Tempat keramat dan wisata ritual
Girisekar Salu Makam Pahlawan Girisekar Tempat ziarah
Girisekar Jeruken Makam Kyai Jeruk Tempat Ziarah
Getas Gubukrubuh Situs Krapyak Tempat Ziarah
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil monitoring terhadap kawasan hutan bernilai konservasi tinggi di
wilayah pengelolaan hutan rakyat Koperasi Sekar Handayani Lestari, yaitu:
1. NKT 1. Kawasan yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi
a. NKT 1.3 Kawasan yang Mempunyai Habitat bagi Populasi Spesies yang Langka,
Terancam, Endemik, dan/atau dilindungi yang Mampu Bertahan Hidup.
Masih dijumpai spesies-spesies dilindungi di kawasan pengelolaan KSHL dan
tidak ada penurunan dan penambahan jumlah jenis yang termasuk dalam satwa
jenis satwa endemik, langka, dan dilindungi, sehingga kondisi habitat masih
mendukung keberadaan satwa-satwa dilindungi ini untuk bertahan hidup.
2. NKT 5. Kawasan yang Mempunyai Fungsi Penting untuk Pemenuhan Kebutuhan
Dasar Masyarakat
Semua sumber air yang teridentifikasi sebagai NKT 5, secara aktif masih
dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci, selain itu
dimanfaatkan untuk irigasi pertanian dan pariwisata. Tutupan vegetasi masih dalam
kondisi baik dan tidak terjadi erosi yang dapat merusak sumber air. Kondisi debit air
besifat konstan, namun untuk Air Terjun Watu Layah bersifat fluktuatif tergantung
musim.
3. NKT 6. Kawasan yang Mempunyai Fungsi Penting untuk Identitas Budaya
Tradisional Komunitas Lokal
Keberadaan situs-situs sebagai identitas budaya dan tempat yang dikeramatkan, secara
aktif masih dikunjungi dan digunakan masyarakat sebagai tempat ritual dan bersemedi
dengan maksud serta tujuan tertentu pada hari-hari tertentu. Situs-situs berada pada
tanah kas desa dan Keraton Yogyakarta sehingga kondisinya selalu terawat.
I. Ancaman dan Upaya Pengelolaan
1. NKT 1. Kawasan yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi
 NKT 1.3 Kawasan yang Mempunyai Habitat Bagi Populasi Spesies yang
Langka, Terancam, Endemik, dan/atau Dilindungi yang Mampu Bertahan Hidup
Monitoring yang dilakukan pada 2 kecamatan berbeda yaitu, Kecamatan
Panggang dan Kecamatan Playen ditemukannya 73 spesies. Berdasarkan data
tersebut, di kawasan UP KSHL masih dijumpai spesies-spesies burung yang
dilindungi Undang Undang (UU) No. 5 tahun 1990) dan Peraturan Pemerintah
(PP) No. 7 tahun 1999. Spesies tersebut adalah raja-udang meninting (Alcedo
meninting), alap-alap sapi (Falco moluccensis), dan elang-ular bido (Spilornis
cheela).
Keberadaan satwa-satwa dilindungi tersebut tidak luput dari ancaman-ancaman
yang dapat mempengaruhi keberadaan dan jumlah populasinya seperti
perburuan. Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, sejauh ini tidak
ditemukan adanya perburuan secara intensif terhadap ketiga spesies burung
tersebut. Upaya yang telah dilakukan untuk melindungi satwa-satwa tersebut
dengan melakukan monitoring dan evaluasi setiap tahun untuk mendapatkan data
yang lebih detail terkait keberadaannya dan aktifitas perburuanya.
Penandaan/larangan untuk berburu di kawasan yang terdapat satwa-satwa
dilindungi juga telah dilakukan untuk meminimalisir dan mengurangi perburuan.
Penyadaran dan penyuluhan mengenai nilai penting spesies-spesies burung
dilindungi tersebut kepada masyarakat agar sadar dan turut berpartisipasi dalam
melindungi kelestarianya belum dapat dilaksanakan karena keterbatasan waktu
dan sumber daya manusia. Selain itu, kerjasama antara pihak KSHL dengan
pemerintah daerah setempat untuk melindungi satwa-satwa yang diburu ataupun
dilindungi guna menghindari terancam punahnya suatu spesies, berupa kebijakan
peraturan desa juga belum dapat dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya
manusia.

2. NKT 5. Kawasan yang Mempunyai Fungsi Penting untuk Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Masyarakat
 Berdasarkan hasil monitoring melalui wawancara dan observasi di lapangan,
terdapat beberapa kawasan yang menyediakan sumber mata air, dan daerah
aliran air berupa sendang / telaga, sungai, dan air terjun. Sumber air tersebut
meliputi Sumber Air Ngrasih, Sendang Krapyak, dan Air Terjun Watu Layah di
Desa Getas dimana ketiganya berperan sebagai sumber utama penyedia air bagi
masyarakat sekitar. Kondisi sumber air dan tutupan vegetasi masih baik dan
terjaga, tidak terjadi kerusakan yang signifikan.
Upaya yang telah dilakukan untuk melindungi keberadaan sumber air ini, dengan
memasang papan informasi berisikan pentingnya sumber-sumber air dan
himbauan untuk ikut berpartisipasi dalam merawat dan menjaga keberadaan
sumber mata air agar tidak terjadi kerusakan. Pengawasan/monitoring terhadap
sumber mata air secara berkala setahun sekali juga telah dilakukan untuk melihat
kondisi terkini apakah terjadi degradasi atau kerusakan terhadap sumber mata air
sebagai data penentuan pengelolaan kedepanya.

3. NKT 6. Kawasan yang Mempunyai Fungsi Penting untuk Identitas Budaya Tradisional
Komunitas Lokal
 Berdasarkan hasil monitoring di beberapa situs yang masuk dalam kategori NKT
6, situs-situs tersebut meliputi Situs Krapyak, Makam Kyai Jeruk, Makam
Panjolo Girisekar, dan Pertapaan Kembang Lampir, kondisi situs-situs ini
terawat dan masih dipergunakan untuk acara ritual pada hari dan tujuan tertentu.
Koperasi Sekar Handayani Lestari memasang papan informasi sebagai penanda
NKT 6 yang berisi informasi penting sebagai identitas budaya dan himbauan
untuk ikut menjaga dan merawat agar tidak terjadi kerusakan. Langkah ini
dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan keberadaan situs-situs ini agar
tetap lestari. Upaya lain yang telah dilakukan adalah melakukan monitoring
secara berkala, paling tidak satu tahun sekali untuk melihat kondisi terkini situs-
situs yang menjadi NKT 6, sekaligus melakukan identifikasi terus menerus
seiring dengan bertambahnya anggota.
Daftar Tabel

Lampiran 1. Avifauna yang ditemukan di lokasi survey

Nama Status Konservasi


Famili No. NKT
Indonesia Ilmiah Playen Panggang UU/PP IUCN CITES
Accipitridae 1 Elang-ular Bido Spilornis cheela √ √ 1,3 II
Aegithinidae 2 Cipoh Kacat Aegithina tiphia √ √
Alcediniidae 3 Cekakak Jawa Halcyon cyanoventris √ √
4 Cekakak sungai Todirhamphus chloris √ √
Raja-udang
1,3 AB
5 Meninting Alcedo meninting √
Apodidae 6 Walet Linchi Collocalia linchi √ √
7 Walet sarang putih Collocalia fuchipaga √
Campephagidae 8 Kapasan kemiri Lalage nigra √
Pericrocotus
9 Sepah kecil cinnamomeus √ √
Columbidae 10 Tekukur Biasa Streptopelia chinensis √ √
11 Perkutut Jawa Geopelia striata √ √
12 Delimukan zamrud Chalcophaps indica √ √
Cuculidae 13 Wiwik Uncuing Cacomantis sepulcralis √ √
14 Wiwik Lurik Cacomantis sonneratii √ √
15 Bubut Besar Centropus sinensis √ √
16 Bubut Jawa Centropus nigrorufus √ √ 1,3 VU
17 Bubut Alang-alang Centropus bengalensis √
18 Wiwik kelabu Cacomantis merulinus √ √
Dicaeidae 19 Cabai Jawa Dicaeum trochileum √ √
Dicruridae 20 Srigunting hitam Dicrurus macrocercus √
Estrildidae 21 Bondol Jawa Lonchura leucogastroides √ √
22 Bondol Haji Lonchura maja √
23 Bondol Peking Lonchura punctulata √ √
24 Gelatik Jawa Padda oryzivora √ 1,3 VU II
Falconidae 25 Alap-alap Sapi Falco moluccensis √ √ 1,3 AB II
Laniidae 26 Bentet Jawa Lanius schach √ √
Monarchidae 27 kehicap ranting Hyphotymis azurea √ √
Nectariniidae 28 Burungmadu Sriganti Cinnyris jugularis √ √ 1,3
29 Burungmadu Kelapa Anthreptes malacensis √ √ 1,3
30 Pijantung kecil Arachnothera longirostra √ 1,3
phasianidae 31 Ayam hutan hijau Gallus varius √ √
Picidae 32 Caladi Ulam Dendrocopos macei √ √
Pycnonotidae 33 Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster √ √
34 Merbah Cerukcuk Pycnonotus goiavier √ √
Strigidae 35 Celepuk reban Otus lempiji √ √ 1,3 II
Sylvidae 36 Cinenen Pisang Orthotomus sutorius √ √
37 Cinenen Kelabu Orthotomus ruficeps √ √
38 Perenjak Padi Prinia inornata √ √
Timaliidae 39 Pelanduk semak Malacocincla sepiarium √ √

33 37 11 2 2 4
dilindungi 7 8

Lampiran 2. Keragaman odonata di lokasi survey


Nama Status Konservasi
Suku No.
Indonesia Ilmiah Playen Panggang UU/PP IUCN CITES
Aeshnidae 1 Anax guttatus √
2 Gynacantha subinterrupta √
Coenagrionidae 3 Pseudagrion rubriceps √ √
4 Pseudagrion pruinosum √ √
Gomphidae 5 Ictinogomphus decoratus √ √
6 Paragomphus reindwardtii
Libellulidae 7 Neurothemis terminata √ √
8 Neurothemis ramburii √
9 Zyxomma obtusum √ √
10 Agrionoptera insignis √
11 Lathrecista asiatica √ √
12 Orthetrum sabina √ √
13 Pantala flavescens √ √
14 Diplacodes trivialis √ √
15 Potamarcha congener √ √
16 Orthetrum testaceum √ √
17 Trithemis aurora √
18 Trithemis vestifa √
19 Orthetrum glaucum √
20 Camacinia gigantea √
Platycnemididae 21 Copera marginipes √ √
Protoneuridae 22 Prodasineura autumnalis √

Lampiran 3. Keragaman Lepidoptera di lokasi survey


Nama Status Konservasi
Suku No. NKT
Indonesia Ilmiah Playen Panggang UU/PP IUCN CITES
Nymphalidae 1 Neptis hylas √ √
Lycaenidae 2 Leptosia nina √ √
Nymphalidae 3 Junonia iphita √ √
Catopsilia
Nymphalidae 4 pomona √ √
Pieridae 5 Eurema blanda √ √
Hypolimnas
Nymphalidae 6 bolina √ √
Papilionidae 7 Papilio memnon √ √

Lampiran 4. Keragaman reptil dan mamalia di lokasi survey


Nama Status Konservasi
Suku No. NKT
Indonesia Ilmiah Playen Panggang UU/PP IUCN CITES
Agamidae 1 Cleret Gombel Draco volans √ √
2 Bunglon Bronchocela jubata √ √
Sciuridae 3 Bajing Kelapa Callosciurus notatus √ √
Scincidae 4 Kadal Sawah Mabuya multifasciata √ √
Tupaiidae 5 Kekes Tupai Tupaia javanica √ √ II
Lampiran 8. Foto Lokasi & Kegiatan Monitoring

Foto NKT 1.3

Gambar 3. Elang ular-bido (Spilornis cheela) Gambar 4. Raja-udang meninting (Alcedo meninting)
Gambar 5. Himbauan untuk tidak berburu
Foto Lokasi NKT 5

Gambar 6. Sumber Air Ngrasih Gambar 7. Air Terjun Watu Layah


Gambar 8. Sendang Krapyak Gambar 9. Penanda NKT 5
Foto Lokasi NKT 6

Gambar 10. Makam Kyai Jeruk Gambar 11. Situs Krapyak

Anda mungkin juga menyukai