Anda di halaman 1dari 26

PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN

LAHAN
Pengertian Kebakaran
Kebakaran adalah
suatu nyala api, baik
kecil atau besar pada
tempat yang tidak kita
kehendaki, merugikan
pada umumnya sukar
dikendalikan.

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI DAN SUMBER DAYA EKOSISTEM
BALAI TAMAN NASIONAL MANUPEU TANAH DARU
DAN LAIWANGI WANGGAMETI
FAKTOR PENYEBAB KEBAKARAN

Menghilangkan satu atau lebih dari ketiga unsur tersebut maka tidak akan terjadi kebakaran.
(LIHAT VIDEO 1. SEGITIGA A
PENYEBAB KARHUTLA DI INDONESIA

KEBUTUHAN LAHAN
99% KARHUTLA disebabkan oleh manusia :

• Kebiasaan dan tingkah laku;


• Kebutuhan lahan untuk pemukiman dan PEMBUKAAN LAHAN
pertanian/perkebunan (pembukaan lahan DENGAN MEMBAKAR
dengan membakar murah dan mudah)
• Konflik lahan
• Kecemburuan social
• Kesempatan atau aktivitas lain yang dapat

KONFLIK
menimbulkan api (mencari kayu bakar, rumput,
rotan, camng, membakar sampah, dsb).

AKTIVITAS LAIN YANG


MENGGUNAKAN API
 BUDAYA/ TRADISI PEMBERSIHAN LAHAN
MELALUI PEMBAKARAN

 PEMBAKARAN YANG DILAKUKAN UNTUK


MEMPERMUDAH KEGIATAN PERBURUAN
SATWA (BABI HUTAN) DI DALAM
KAWASAN TAMAN NASIONAL.

 PEMBAKARAN YANG DILAKUKAN UNTUK


KEGIATAN PENGGEMBALAAN DI DALAM
KAWASAN DENGAN HARAPAN TUMBUH
RUMPUT BARU UNTUK PAKAN TERNAK.

 PEMBAKARAN YANG DILAKUKAN UNTUK


MEMPERMUDAH AKSESIBILITAS KELUAR
MASUK KAWASAN HUTAN.

DI SUMBA  KEBAKARAN YANG DILAKUKAN AKIBAT


PUNTUNG ROKOK YANG DIBUANG DI
PINGGIR KAWASAN HUTAN
(BERBATASAN DENGAN JALAN RAYA)
DAMPAK DARKAHUTLA DI INDONESIA

1. Luas Kabakaran Hutan dan Lahan 2,611 Juta Ha (KLHK)


2. Jumlah kerugian mencapi Rp. 211 miliar (World Bank)
3. Lebih dari 150 ribu orang terdampak penyakit
pernafasan.

2,611 juta Ha

Kerugian Rp.211
miliar
SIKLUS KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI INDONESIA

• Januari – April – akhir musim hujan


(fase pre crisis)
• April- Juni – memasuki musim kemarau,
hotspot mulai terdeteksi (fase peringatan) Desember Januari - April
• Juni – Oktober – puncak panas, banyak
terdeteksi hotspot
(fase krisis)
• Oktober – Nopember – memasuki musim Oktober -
hujan, terdeteksi beberapa hotspot (fase April - Juni
November
recovery)
• Desember – puncak musim hujan, tidak
terdeteksi hotspot (normal) Juni -
Oktober
PREDIKSI PUNCAK MUSIM KEMARAU TAHUN 2021
INFORMASI CURAH HUJAN TAHUN 2021

Daerah yang dilingkari memiliki curah hujan rendah – sangat rendah


 memasuki masa kemarau
UPAYA DARKAHUTLA

1
Analisis

5 2
Restorasi/Rehabilitasi Pencegahan

4 3
Respon/Penanggulangan Persiapan
ANALISIS

 Mendefinisikan masalah yang dihadapi dengan jelas agar dapat ditangani dengan sumber daya yang ada
 Siapa, apa dan kenapa terjadi kebakaran ?
 Jika oleh aktivitas manusia, maka kampanye pendidikan yg paling efektif
 Jika krn banyaknya bahan bakar, maka manajemen hutan dan bahan bakar yg menjadi prioritas
PENCEGAHAN

• Mengurangi kemungkinan terjadinya karhutla


• Mengurangi dampak karhutla
• Menghilangkan sumber kebakaran
• Pendidikan dan peningkatan kesadaran melaui pelatihan, kampanye, pameran
• Manajemen bahan bakar : pengurangan, peniadaan atau pengelolaan bahan bakar dan pengelolaan hutan lestari
• Penegakan hukum
PERSIAPAN

• Pelatihan dan pengembangan kemampuan staf pengelola dan petugas pemadam kebakaran
• Pembuatan dan perawatan infrastruktur spt jalan dan jalur akses
• Pembuatan sekat bakar
• Pembuatan menara pengawas kebakaran
PENANGGULANGAN

• Deteksi dini melalui pemantauan titik panas (hot-spot) dari data satelit.
• Apel Siaga berupa gelar regu dan peralatan melalui penugasan anggota Satgas/Brigdalkar.
• Gladi/simulasi bagi para anggota regu pemadam.
• Patroli untuk deteksi lapangan.
• Penjagaan dengan mengaktifkan Posko Siaga dan jaringan komunikasi.
• Peringatan dini mengantisipasi datangnya musim kemarau.
RESTORASI DAN REHABILITASI

Restorasi dalam arti yang luas mencakup aspek-aspek perbaikan, penggantian atau pemulihan kembali aset-aset
yang dirusak oleh api. Termasuk bukan hanya aset-aset seperti perkebunan, rumah dan infrastruktur, tetapi juga
restorasi ekosistem/lingkungan yang dirusak oleh api, termasuk “pembentukan” kembali fungsi, struktur, dan
produktivitas ekosistem yang semuanya merupakan bagian dari pengelolaan hutan secara lestari.
PENGENDALIAN KEBAKARAN

Pengendalian kebakaran
1. PREVENTIF
2. REPRESIF
PREVENTIF adalah setiap usaha, tindakan atau kegiatan Mapping
yang dilakukan dalam rangka menghindarkan atau kerawanan
mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan
Sosialisasi Patroli
LANGKAH LANGKAH

PREVENTIF

Early
Warning Ilaran Api
Sistem
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI DAN SUMBER DAYA EKOSISTEM

REPRESIF adalah upaya yang dilakukan untuk mengatasi


kebakaran setelah Karhutla itu terjadi.

PEMADAMAN LANGSUNG
1. Dengan alat manual (gepyok,garu,
Pemadaman ranting)
Kebakaran 2. Dengan Semi Mekanis
REPRESIF (Pompa Air)
3. Mekanis (Mobil pemadam,
waterbombing
pesawat/helicopter)

(LIHAT VIDEO 3, PEMADAMAN)


Law
Enforcement/ PEMADAMAN TIDAK LANGSUNG
Penegakan 1. Sekat Bakar
Hukum 2. Bakar Balas
Pelaku
Kebakaran
METODE PEMADAMAN LANGSUNG

• Metode Langsung Bagian Kepala • Metode Langsung Bagian Sisi


 Metode ini digunakan pada kondisi kebakaran  Metode ini digunakan pada saat api menjalar
kecil sangat cepat, intensitas panas dan asap mulai
meningkat
 Menyerang langsung di lidah api bagian kepala
 Type kebakaran permukaan

PENTING!!!
Dalam kegiatan pemadaman kebakaran hutan adalah dengan mengenal/ mengetahui secara pasti tipe kebakaran hutan yang terjadi, sebab tanpa
mengetahuinya secara pasti, teknik dan metode pemadaman yang diterapkan akan fatal
KETENTUANAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN SAAT PEMADAMAN

1. Selalu mengetahui kondisi cuaca dan ramalannya.


2. Harus mengetahui bagaimana api pada kebakaran bekerja setiap saat.
3. Dasarkan setiap kegiatan pad kondisi tingkah laku saat itu dan
prediksinya.
4. Kenali dgn baik rute penyelamatan bagi setiap anggota dan beritahukan
pada mereka
5. Tetapkan tempat untuk mengamati bila terdapat kemungkinan bahaya.
6. Tetaplah waspada, tenang, berpikir secara jernih dan bertindak secara
bijaksana.
7. Peliharalah komunikasi yg memadai dgn sesama anggota regu, ketua
regu atau regu regu lain yg bergabung
8. Berikan instruksi yg jelas dan pastikan bahwa mereka memahaminya
9. Peliharalah pengawasan dari seluruh personil untuk setiap waktu.
10. Padamkan api secara agresif, namun keselamatan harus diutamakan.

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI DAN SUMBER DAYA EKOSISTEM
BALAI TAMAN NASIONAL MANUPEU TANAH DARU
DAN LAIWANGI WANGGAMETI
PEMADAMAN LANGSUNG

2. DENGAN ALAT SEMI MEKANIS


(POMPA AIR)
1. DENGAN ALAT MANUAL

GEPYOK GARU SEKOP

RANTING
PARANG
DAHAN

JET SHOOTER & RACUN API


PEMADAMAN LANGSUNG

3. DENGAN MEKANIS
- PADA LOKASI YANG BISA DIAKSES TRUK
- PADA LOKASI YANG TIDAK ADA SUMBER AIR
TRUK PEMADAM
MEKANIS

WATERBOMBING - PADA LOKASI YANG SUSAH DIAKSES MELALUI DARAT

(LIHAT VIDEO 7 KOMPILASI MEKANIS)


PEMADAMAN TIDAK LANGSUNG

Jalur yang dibersihkan dari bahan bakaran untuk


mencegah perambatan atau penyebaran api bila
SEKAT BAKAR terjadi kebakaran

Teknik membakar balas secara terkendali dari arah luar


BAKAR BALAS dengan mempertimbangkan arah angin dengan tujuan untuk
mengurangi bahan bakar penyebab kebakaran
METODE PEMADAMAN TIDAK LANGSUNG

Pemadaman Tidak Langsung dengan Sekat Bakar Hal yang harus diperhatikan:
• Merupakan tindakan pemadaman yang dilakukan
pada saat api besar dan berbahaya
• Sebelum membuat ilaran api perlu diperhatikan sekat-
• Tidak mempunyai personil dan peralatan yang sekat yang sudah ada agar pembuatan sekat bakar
cukup idak memakan waktu yang terlalu lama
• Metode ini kurang efektif dibandingkan dengan • Ketahui posisi api yang sedang berjalan
metode pemamadan langsung
• Sebelum api sampai, ilaran harus sudah selesai di
• Metode ini lebih aman dan lebih mudah kerjakan
• Cek ilaran untuk memastikan api tidak akan
menyebrang
• Ukuran minmal 2 x Tinggi Vegetasi
• Paling efektif utk sabana

(LIHAT VIDEO 8 SEKAT BAKAR)


METODE PEMADAMAN TIDAK LANGSUNG

Metode Tidak Langsung dengan Bakar Balik Hal yang harus diperhatikan:
• Dilakukan dengan cara membakar balik, agar • Regu pemadaman yang bertugas harus yang
kebakaran yang sedang terjadi dapat terhenti berpengalaman, karena sangat berbahaya.
dan tidak engakibatkan penyebaran api semakin • Metode ini bias jadi sangat berbahaya dan
meluas beresiko karena:
• Dilakukan pada saat kebakaran besar, dimana 1. Api susah untuk diarahkan serta mengikuti
api bergerak sangat cepat dan tidak dapat arah mata angina pada saat pembakaran
ditanggulangi secara langsung, maupun tidak sehingga beresiko tinggi adanya api loncat
langsung dengan sekat bakar 2. Bakar balik mengorbankan bahan bakar
maupun asetyang ada antara api buatan
dan kebakaran yang sudah ada.
PENANGANAN PASCA KEJADIAN

- Pastikan api mati dan lakukan mop up


- Catat hal hal yang berkaitan dengan terjadinya kebakarann hutan dan atau lahan meliputi :
- Jam/Tanggal/bulan/Tahun.
- Lokasi kebakaran (Blok, Desa, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi)
- Vegetasi utama /dominan di lokasi kebakaran
- Laporan kejadian terjadinya kebakaran
- Lakukan penaksiran kerugian akibat kebakaran di lokasi ybs
- Keterangan lain yang berguna : penyebab kebakaran atau sumber api, jalur aksesibiltas,
sumber air, pemukiman yang terdekat dan keadaan lahan/ hutan disekitar areal yang terbakar.
- Catat dan plotingkan koordinat areal yang terbakar
- Koordinasikan dengan instansi bila kejadian kebakaran di luar kawasan konservasi (Dinas
kehutanan Propinsi/Kabupaten, Pengelola Kawasan Hutan maupun Instansi terkait lainnya dalam
rangka pengecekan di lapangan.
- Catat tindakan ataupun kegiatan lain yang berkaitan dengan penanganan setalah terjadinya
kebakaran.
- Buat laporan yang menyeluruh terhadap hasil kegiatan yang dilakukan.
TERIMAKASIH TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai