TUGAS:
Pasal 394
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang pengendalian perubahan iklim
FUNGSI: menyelenggarakan perumusan, pelaksanaan, penyusunan norma, standart, prosedur, dan kriteria , koordinasi dan
sinkronisasi, pemberian bimbingan tenis dan supervisi, evaluasi dan pelaporan di bidang mitigasi, penurunan emisi gas rumah
kaca, penurunan dan penghapusan BPO, asaptasi, penguatan ketahanan, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca,
monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian kebakaran hutan dan
lahan
DASAR HUKUM
PERMENLHK NO
32 TAHUN 2016
TENTANG
PENGENDALIAN Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang disebut dalkarhutla
KEBAKARAN meliputi usaha/kegiatan/tindakan pengorganisasian, pengelolaaan
HUTAN DAN sumberdaya manusia dan sarana prasarana serta operasional pencegahan,
LAHAN pemadaman, penanganan pasca kebakaran, dukungan evakuasi dan
penyelamatan, dan dukungan manajemen pengendalian kebakaran hutan
dan/atau lahan.
DASAR-DASAR KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
PRINSIP DALKARHUTLA
SUMBER
PENYULUTAN 99%
FAKTOR MANUSIA
SEBAGAI KUNCI
KONFLIK
6. Kebakaran terjadi di tanah gambut dan non gambut
FAKTOR PEMICU
• Cuaca kering/kemarau yang
panjang
• Gelombang Panas/El Nino AKTIVITAS LAIN YANG
• Bahan bakaran menumpuk di MENGGUNAKAN API
lapangan
JENIS-JENIS KEBAKARAN
API 99%
Mencegah
bertemunya
SEGITIGA
API FAKTOR MANUSIA
UDARA/ BAHAN SEBAGAI KUNCI
OKSIGEN BAKARAN
1. Pencegahan karhutla adalah semua usaha, tindakan atau kegiatan yang dilakukan
untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan/atau
lahan.
PENANGGUL
2. Pengolahan dan penyebarluasan data dan informasi hotspot
ANGAN 3. Pengecekan lapangan titik panas
KARHUTLA 4. Penetapan level kesiaagan
5. Penetapan Posko Dalkarhutla
6. Pendirian posko lapangan
7. Pemadaman: pemadaman langsung, tidak langsung (pemadaman
udara)
8. Evakuasi dan penyelamatan
Sosialisasi dan
kampanye di tingkat
sekolah dan desa Talk show, diskusi,
seminar
Fatwa MUI terkait
pembakaran hutan dan
lahan dan pendekatan
keagamaan lainnya
Televisi dan Radio
SANKSI singkat 3 tahun dan paling lama 10 tahun dan denda paling sedikit 3 miliar
rupiah dan paling banyak 10 miliar.
DAN LAHAN
• Setiap Pelaku Usaha Perkebunan yang membuka dan/atau mengolah
lahan dengan cara membakar dipidana dengan penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 10.000.000.000 (sepuluh
miliar rupiah)
O RGANISASI, SDM DAN
SARANA PRASARANA
DALKARHUTLA
STRUKTUR PENGENDALIAN KARHUTLA
Ditetapkan oleh Menteri LHK
Gubernur
Bupati / Walikota
BrigdalkarKPHP/KPHL/
KPHP/KPH Perum Perhutani
Brigdalkar IUPHHK/IUPHHBK/
IUPHHK-RE dalam hutan alam
pada HP
Brigdalkar IUPHHK/IUPHHBK/
IUPHHK-RE dalam hutan alam
pada HP
5. Manggala Agni adalah organisasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan
pada tingkat Pemerintahan Pusat yang mempunyai tugas dan fungsi
pencegahan, pemadaman, penanganan pasca kebakaran, dukungan evakuasi
dan penyelamatan, serta dukungan manajemen yang dibentuk dan menjadi
tanggung jawab Menteri
6. Pusat Daerah Operasi yang selanjutnya disebut Pusdalops adalah organisasi
pusat Manggala Agni yang dipimpin oleh Direktur yang bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal.
7. Daerah Operasi yang selanjutnya disebut Daops adalah organisasi pelaksana
tugas teknis Manggala Agni di lapangan yang dipimpin oleh Kelapa Daops yang
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal.
8. Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang selanjutnya disebut
Brigdalkarhutla adalah satuan kerja yang mempunyai tugas dan tanggung
jawabuntuk melaksanakan kegiatan pencegahan, pemadaman, penanganan
pasca kebakaran, serta dukungan evakuasi dan penyelamatan dalam
pengendalian kebakaran hutan dan lahan di lapangan
B. SDM DAN SARPRAS DALKARHUTLA
KESIAPSIAGAAN
TENAGA DAN SARANA
PRASARANA
DALKARHUTLA
SUMBERDAYA MANUSIA DALKARHUTLA
(PERMEN LHK NO. P.32 TAHUN 2016):
Pasal 26
Dalam upaya meningkatkan kualitas pengendalian kebakaran hutan dan lahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf b, perlu didukung oleh sumberdaya Dalkarhutla, meliputi:
a. pemenuhan sumberdaya manusia Dalkarhutla; dan
b. peningkatan kapasitas sumberdaya manusia Dalkarhutla.
Pasal 27
Pemenuhan SDM Dalkarhutla, ditujukan untuk:
a. Meningkatkan daya jangkau Dalkarhutla sampai ke tingkat lapangan
b. Memenuhi kewajiban selaku warga negara yang patuh.
Pasal 28
Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia Dalkarhutla, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf b,
ditujukan untuk:
a. meningkatkan efisiensi dan efektifitas Dalkarhutla; dan
b. memenuhi target komitmen nasional, regional maupun
internasional di bidang Dalkarhutla.
Pemenuhan Sumberdaya Manusia Dalkarhutla Tingkat Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota melalui Pembentukan SATGAS PENGENDALI DALKARHUTLA DAN POSKO
KRISIS KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN yang ditetapkan dengan keputusan pimpinan tertinggi
di instansi yang bersangkutan.
Terdiri dari :
1. Sarpras Pencegahan Kebakaran Hutan
2. Sarpras Pemadaman Kebakaran Hutan
3. Sarpras lainnya
STANDAR
SARANA
DAN
PRASARAN
A
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Dalkarhutla
Rencana Kebutuhan
Prinsip Efisiensi dan Efektivitas
Dasar Pembentukan:
Peraturan Dirjen PPI Nomor 3 Tahun 2018 tentang
Pembentukan dan Pembinaan Masyarakat Peduli Api
Jumlah anggota MPA sekurang-kurangnya 2 (dua) regu), masing-masing regu terdiri dari 15 (lima belas) anggota masyarakat
dalam satu desa.
Ditetapkan oleh Camat dan/atau Kepala Desa atau Lurah atau yang sederajat
PEMBERDAYAAN KELOMPOK MASYARAKAT PEDULI API UNTUK PENCEGAHAN KARHUTLA
Bersama dengan Instansi terkait Mendorong Pemda untuk Membangun Kerjasama dengan
Meningkatkan Peran MPA Memberdayakan MPA melalui NGO atau Lembaga swasta
dalam Dalkarhutla Pada Lahan Dana DAK
Gambut
01 02 03