Anda di halaman 1dari 28

PENGENDALIAN KEBAKARAN

HUTAN DAN LAHAN

Disampaikan pada Pendampingan Teknis Jabatan PEH


bagi Calon PPPK Lingkup KLHK
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DIREKTORAT
JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM
PERATURAN MENTERI LHK NOMOR 15 TAHUN 2021 TENTANG ORGANISASI
DAN TATA KERJA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

TUGAS:
Pasal 394
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang pengendalian perubahan iklim

FUNGSI: menyelenggarakan perumusan, pelaksanaan, penyusunan norma, standart, prosedur, dan kriteria , koordinasi dan

sinkronisasi, pemberian bimbingan tenis dan supervisi, evaluasi dan pelaporan di bidang mitigasi, penurunan emisi gas rumah

kaca, penurunan dan penghapusan BPO, asaptasi, penguatan ketahanan, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca,

monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian kebakaran hutan dan
lahan
DASAR HUKUM

1. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan


2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan atau
Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan atau
Lahan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perlindungan Hutan;
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.32/MenLHK/Setjen/
Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan;
5. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan
dan Lahan
DASAR HUKUM
1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. P.47/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2017 Tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dan Sertifikasi Bidang Pengendalian Kebakaran Hutan Dan
Lahan
2. Peraturan Menteri LHK Nomor 9 Tahun 2018 tentang Kriteria Teknis Status Kesiagaan dan Darurat
Kebakaran Hutan dan Lahan
3. Peraturan Menteri LHK Nomor 8 Tahun 2018 tentang Prosedur Tetap Pengecekan Lapangan Informasi
Titik Panas dan/atau Informasi Kebakaran Hutan dan Lahan
4. Peraturan Menteri LHK Nomor 28 Tahun 2021 tentang Sekat Bakar
5. Peraturan Dirjen PPI Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pembentukan dan Pembinaan Masyarakat Peduli
Api
6. Peraturan Dirjen PPI Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaporan Pengendalian Karhutla
7. Peraturan Dirjen PPI Nomor 11 Tahun 2018 tentang Pedoman Teknis Penaksiran Luas Karhutla
8. Peraturan Dirjen PPI Nomor 12 Tahun 2020 tentang SOP Kegiatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahan
9. Peraturan Dirjen PPI Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pedoman Uji Kepatuhan Dalkarhutla
10. Peraturan Dirjen PPI Nomor 6 Tahun 2021 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Peta Rawan Kebakaran
Hutan dan Lahan
Kebakaran Hutan dan Lahan yang selanjutnya disebut Karhutla adalah
suatu peristiwa terbakarnya hutan dan/atau lahan,
baik secara alami maupun oleh perbuatan manusia,
sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbukan
kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya dan politik.

PERMENLHK NO
32 TAHUN 2016
TENTANG
PENGENDALIAN Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang disebut dalkarhutla
KEBAKARAN meliputi usaha/kegiatan/tindakan pengorganisasian, pengelolaaan
HUTAN DAN sumberdaya manusia dan sarana prasarana serta operasional pencegahan,
LAHAN pemadaman, penanganan pasca kebakaran, dukungan evakuasi dan
penyelamatan, dan dukungan manajemen pengendalian kebakaran hutan
dan/atau lahan.
DASAR-DASAR KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
PRINSIP DALKARHUTLA
SUMBER
PENYULUTAN 99%

FAKTOR MANUSIA
SEBAGAI KUNCI

UDARA/ OKSIGEN BAHAN BAKARAN


Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Indonesia

99% Karhutla di Indonesia disebabkan oleh faktor


Manusia : KEBUTUHAN LAHAN
1. Kelalaian dan kesengajaan
2. Kebutuhan lahan untuk pemukiman dan
pertanian/perkebunan (pembukaan lahan dengan
membakar murah dan mudah) PEMBUKAAN LAHAN
3. Konflik lahan DENGAN MEMBAKAR
4. Kecemburuan sosial
5. Aktivitas lainnya yang dapat menimbulkan api
(mencari kayu bakar, rotan, berburu, camping,
membakar limbah, dsb).

KONFLIK
6. Kebakaran terjadi di tanah gambut dan non gambut

FAKTOR PEMICU
• Cuaca kering/kemarau yang
panjang
• Gelombang Panas/El Nino AKTIVITAS LAIN YANG
• Bahan bakaran menumpuk di MENGGUNAKAN API
lapangan
JENIS-JENIS KEBAKARAN

1. Kebakaran bawah (Ground Fire)

2. Kebakaran permukaan (Surface Fire)

3. Kebakaran tajuk (Crown Fire)


Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan

• Memusnahkan keanekaragaman hayati


• Meningkatkan emisi gas rumah kaca penyebab
perubahan iklim
• Menurunkan kualitas dan produktivitas tanah
• Menimbulkan kerugian ekonomi
• Mengganggu kesehatan masyarakat
• Mengganggu transportasi darat, air, dan udara
• Mengganggu aktivitas pendidikan
• Mengganggu hubungan politik dengan negara tetangga
PRINSIP PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

API 99%
Mencegah
bertemunya
SEGITIGA
API FAKTOR MANUSIA
UDARA/ BAHAN SEBAGAI KUNCI
OKSIGEN BAKARAN

TAHAPAN PERUBAHAN PERILAKU


1. Masyarakat memiliki pengetahuan tentang pengendalian PERUBAHAN PERILAKU
kebakaran hutan dan lahan
2. Masyarakat mempunyai sikap untuk mendukung Perubahan perilaku melalui proses:
pengendalian kebakaran hutan dan lahan 1. Transfer dan adaptasi pengetahuan
3. Masyarakat melakukan aksi pengendalian kebakaran hutan 2. Perubahan sikap
dan lahan 3. Perubahan perilaku/aksi/gerakan
ISTILAH-ISTILAH KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

1. Pencegahan karhutla adalah semua usaha, tindakan atau kegiatan yang dilakukan
untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan/atau
lahan.

2. Pemadaman karhutla adalah semua usaha, tindakan


atau kegiatan yang dilakukan untuk menghilangkan atau
mematikan api yang membakar hutan dan/atau lahan.

3. Penanganan pasca karhutla adalah semua usaha, tindakan


atau kegiatan yang meliputi inventarisasi, monitoring dan
koordinasi dalam rangka menangani hutan dan/atau lahan
setelah terbaka
1. Sosialisasi dan/atau penyuluhan pencegahan karhutla
2. Kampanye pencegahan karhutla
PERENCANAAN 3. Pendampingan Masyarakat Peduli Api
4. Praktek pembukaan lahan tanpa bakar
5. Pembuatan sekat bakar
6. Pengelolaan bahan bakaran: kompos, cuka kayu, briket arang
7. Pembuatan sekat kanal, embung, kantong air
PENCEGAHAN 8. Patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan
9. Operasi TMC

1. Deteksi dini: Menara pengawas, satelit


DALKARHUTLA

PENANGGUL
2. Pengolahan dan penyebarluasan data dan informasi hotspot
ANGAN 3. Pengecekan lapangan titik panas
KARHUTLA 4. Penetapan level kesiaagan
5. Penetapan Posko Dalkarhutla
6. Pendirian posko lapangan
7. Pemadaman: pemadaman langsung, tidak langsung (pemadaman
udara)
8. Evakuasi dan penyelamatan

PENANGANAN 1. Penaksiran luas


PASCA 2. Analisa vegetasi bekas terbakar
KEBAKARAN 3. Penaksiran kerugian
4. Rekomendasi pelaksanaan rehablilitasi areal bekas terbakar
5. Penegakan hukum dengan pendekatan sistem
multidoors:investigasi penyebab karhutla, detasering areal
pasca karhutla, penyidikan
KAMPANYE DAN SOSIALISASI

Sosialisasi dan
kampanye di tingkat
sekolah dan desa Talk show, diskusi,
seminar
Fatwa MUI terkait
pembakaran hutan dan
lahan dan pendekatan
keagamaan lainnya
Televisi dan Radio

Publikasi media massa,


dan SMS Blasting
kewaspadaan Media sosial

KLHK bekerjasama dengan Kementerian Kominfo melaksanakan SMS BLAST


peringatan dini dan himbauan kepada masyarakat dilaksanakan disetiap daerah
dengan kecenderungan peningkatan hotspot.
MONITORING HOTSPOT

Hotspot,Indek pencemaran udara, SPBK, Desiminasi Kamera Thermal CCTV


melalui website http://sipongi. menlhk.go.id • KLHK telah membangun thermal kamera (CCTV)
yang lokasinya yang untuk dapat menjangkau
Saat ini sipongi bisa diakses melalui android dan iOS sekitar daerah paling rawan kebakaran serta
mencover wilayah bandara.
• Ketinggian 40 – 51 Meter, dapat mengcoverage area
10.000 Ha yang beroperasi 24 jam, dengan
penyampaian informasi secara otomatis ke
server /monitor dengan sistem alert.
• Informasi yang didapat secara riel time antara 10-15
menit
UU No. 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan
• Setiap orang dilarang membakar hutan
• Barang siapa dengan sengaja membakar hutan, ancaman pidana penjara
paling lama 15 tahun dan denda paling banyak 5 miliar rupiah
• Barang siapa karena kelalaiannya, ancaman pidana penjara paling lama 5
tahun dan denda paling banyak 1,5 miliar rupiah

UU No. 32 Tahun 2009


tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar diancam pidana paling

SANKSI singkat 3 tahun dan paling lama 10 tahun dan denda paling sedikit 3 miliar
rupiah dan paling banyak 10 miliar.

MEMBAKAR UU No. 39 Tahun 2014


tentang Perkebunan

HUTAN • Pelaku Usaha Perkebunan dilarang membuka dan/atau mengolah lahan


dengan cara membakar

DAN LAHAN
• Setiap Pelaku Usaha Perkebunan yang membuka dan/atau mengolah
lahan dengan cara membakar dipidana dengan penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 10.000.000.000 (sepuluh
miliar rupiah)
O RGANISASI, SDM DAN
SARANA PRASARANA
DALKARHUTLA
STRUKTUR PENGENDALIAN KARHUTLA
Ditetapkan oleh Menteri LHK

Manggala Agni (Pusat, Regional, Daops

Gubernur

Satuan Kerja Dalkarhutla

Bupati / Walikota

Brigdalkar UPTD Dalkarhutla

Brigdalkar UPTD Tahura

BrigdalkarKPHP/KPHL/
KPHP/KPH Perum Perhutani

Brigdalkar IUPHHK/IUPHHBK/
IUPHHK-RE dalam hutan alam
pada HP

Brigdalkar IUPHHK/IUPHHBK/
IUPHHK-RE dalam hutan alam
pada HP
5. Manggala Agni adalah organisasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan
pada tingkat Pemerintahan Pusat yang mempunyai tugas dan fungsi
pencegahan, pemadaman, penanganan pasca kebakaran, dukungan evakuasi
dan penyelamatan, serta dukungan manajemen yang dibentuk dan menjadi
tanggung jawab Menteri
6. Pusat Daerah Operasi yang selanjutnya disebut Pusdalops adalah organisasi
pusat Manggala Agni yang dipimpin oleh Direktur yang bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal.
7. Daerah Operasi yang selanjutnya disebut Daops adalah organisasi pelaksana
tugas teknis Manggala Agni di lapangan yang dipimpin oleh Kelapa Daops yang
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal.
8. Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang selanjutnya disebut
Brigdalkarhutla adalah satuan kerja yang mempunyai tugas dan tanggung
jawabuntuk melaksanakan kegiatan pencegahan, pemadaman, penanganan
pasca kebakaran, serta dukungan evakuasi dan penyelamatan dalam
pengendalian kebakaran hutan dan lahan di lapangan
B. SDM DAN SARPRAS DALKARHUTLA

KESIAPSIAGAAN
TENAGA DAN SARANA
PRASARANA
DALKARHUTLA
SUMBERDAYA MANUSIA DALKARHUTLA
(PERMEN LHK NO. P.32 TAHUN 2016):
Pasal 26
Dalam upaya meningkatkan kualitas pengendalian kebakaran hutan dan lahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf b, perlu didukung oleh sumberdaya Dalkarhutla, meliputi:
a. pemenuhan sumberdaya manusia Dalkarhutla; dan
b. peningkatan kapasitas sumberdaya manusia Dalkarhutla.

Pasal 27
Pemenuhan SDM Dalkarhutla, ditujukan untuk:
a. Meningkatkan daya jangkau Dalkarhutla sampai ke tingkat lapangan
b. Memenuhi kewajiban selaku warga negara yang patuh.

Pasal 28
Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia Dalkarhutla, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf b,
ditujukan untuk:
a. meningkatkan efisiensi dan efektifitas Dalkarhutla; dan
b. memenuhi target komitmen nasional, regional maupun
internasional di bidang Dalkarhutla.
Pemenuhan Sumberdaya Manusia Dalkarhutla Tingkat Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota melalui Pembentukan SATGAS PENGENDALI DALKARHUTLA DAN POSKO
KRISIS KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN yang ditetapkan dengan keputusan pimpinan tertinggi
di instansi yang bersangkutan.

SDM PADA KPHP, KPHL, KPHK, DAN KPH PERUM PERHUTANI


Regu Dalkarhutla terdiri dari:
a. Regu Inti Pengendali Kebakaran Hutan:
sekurang-kurangnya terdiri dari 1 (satu) orang kepala regu dan 14 (empat belas)
orang anggota regu.
b. Regu Perbantuan Pengendali Kebakaran Hutan: beranggotakan masyarakat dari desa
binaan.
SARANA PRASARANA DALKARHUTLA
(P.32/2016 PASAL 51)

Terdiri dari :
1. Sarpras Pencegahan Kebakaran Hutan
2. Sarpras Pemadaman Kebakaran Hutan
3. Sarpras lainnya
STANDAR
SARANA
DAN
PRASARAN
A
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Dalkarhutla

Rencana Kebutuhan
Prinsip Efisiensi dan Efektivitas

Evaluasi Penyelenggaraan Pengadaan


Update Data Sarana dan Prasarana Sesuai Kaidah Aturan Kementerian
Keuangan

Pemanfaatan dan Pemeliharaan Tertib Pengelolaan


Umur Pakai, Cara Penggunaan dan Penatausahaan BMN dan Barang
Kendali Pemeliharaan Persediaan
MASYARAKAT PEDULI API (MPA)
Adalah masyarakat yang secara sukarela peduli terhadap pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang telah dilatih
atau diberi pembekalan serta dapat diberdayakan untuk membantu pengendalian kebakaran hutan dan lahan

Dasar Pembentukan:
Peraturan Dirjen PPI Nomor 3 Tahun 2018 tentang
Pembentukan dan Pembinaan Masyarakat Peduli Api

Jumlah anggota MPA sekurang-kurangnya 2 (dua) regu), masing-masing regu terdiri dari 15 (lima belas) anggota masyarakat
dalam satu desa.

Ditetapkan oleh Camat dan/atau Kepala Desa atau Lurah atau yang sederajat
PEMBERDAYAAN KELOMPOK MASYARAKAT PEDULI API UNTUK PENCEGAHAN KARHUTLA

Bersama dengan Instansi terkait Mendorong Pemda untuk Membangun Kerjasama dengan
Meningkatkan Peran MPA Memberdayakan MPA melalui NGO atau Lembaga swasta
dalam Dalkarhutla Pada Lahan Dana DAK
Gambut

Mendorong Swasta Perusahaan untuk Memberdayakan MPA Melalui Kerjasama


dan Pemanfaatan Dana CSR
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENYIAPAN LAHAN TANPA BAKAR

• Masyarakat memerlukan solusi dalam penyiapan lahan tanpa bakar


• Manggala Agni membantu fasilitasi dengan beberapa opsi pemanfaatan
limbah dari penyiapan lahan untuk dimanfaatkan menjadi:
1. Cuka kayu
2. Kompos
3. Briket arang
WUJUDKAN LANGIT BIRU TANPA KABUT ASAP
TERIMA KASIH

01 02 03

www.sipongi.menlhk.go.id Sipongi KLHK @sipongi_klhk sipongi_klhk

Anda mungkin juga menyukai