Anda di halaman 1dari 14

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

(SOP)

PT. ARFAK INDRA


Kantor Pusat : Wisma Nugraha Lt. 4
Jl. Raden Saleh No. 6 Jakarta Pusat
Telepon (021)31904328 Fax (021)31904329
Kantor Perwakilan : Jl Yos Sudarso No.88 Fakfak
Papua Barat Indonesia
Telepon (0956)22854
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok. : SOP-0402
PENGENDALIAN Revisi : 04
KEBAKARAN HUTAN
Terbit : 19/11/2011

1. PENGERTIAN

Kebakaran hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga mengakibatkan
kerusakan hutan dan hasil hutan yang menimbulkan kerugian ekonomi dan lingkungan.

Pencegahan kebakaran hutan adalah setiap usaha yang dilakukan agar kawasan hutan terhindar
dari bahaya kebakaran yang meliputi kegiatan deteksi dini, pencegahan dan pemadaman
kebakaran.

Pemadam kebakaran hutan adalh semua usaha, tindakan atau kegiatan yang dilakukan untuk
menghilangkan atau mematikan api yang membakar hutan.

Titik panas (hotspot) adalah indikator kebakaran hutan yang mendeteksi suatu lokasi dengan suhu
relatif lebih tinggi dibanding suhu sekitarnya.

2. TUJUAN

Sebagai pedoman dalam proses mengendalikan kebakaran hutan, dapat dilaksanakan dalam upaya
menjaga keutuhan areal pengusahaan hutan sesuai dengan kebijaksanaan, tujuan dan sasaran
lingkungan.

3. SASARAN

Sasaran obyek kegiatan pengendalian kebakaran hutan adalah seluruh areal konsesi hutan.

4. PENANGGUNG JAWAB

a. Manager Camp

Manager Camp bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan perlindungan dan


pengamanan hutan.

b. Kepala Bagian Perlindungan Hutan dan Keamanan

Kepala Bagian Perlindungan Hutan dan Keamanan bertanggung jawab atas terselenggaranya
kegiatan perlindungan hutan dan keamanan dan menjamin agar seluruh proses dapat terkendali,
sehingga dapat menjamin kelestarian produksi dan berdampak minimal terhadap lingkungan.
Dan bertanggung jawab untuk melakukan monitoring dan evaluasi secara internal pelaksanaan
perlindungan hutan dan keamana di lapangan apakah telah sesuai dengan target dan prosedur
kerja standar yang digunakan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok. : SOP-0402
PENGENDALIAN Revisi : 04
KEBAKARAN HUTAN
Terbit : 19/11/2011

c. Kepala Seksi dibawah Kepala Bagian Perlindungan Hutan dan Keamanan

Setiap Kepala Seksi dibawah Kepala Bagian Perlindungan Hutan dan Keamanan bertanggung
jawab secara operasional terhadap pelaksanaan lapangannya.

5. MASUKAN YANG DIBUTUHKAN

Masukan yang dibutuhkan dalam pengendalian kebakaran hutan adalah:

(1) Peta potensi api (hot spot) di areal hutan produksi

(2) Peta areal kerja

(3) Menara kebakaran

6. KELUARAN YANG DIHASILKAN

Keluaran yang dihasilkan adalah:

(1) Luas areal yang terbakar.

(2) Kerugian yang ditimbulkan, baik secara ekonomis dan ekologis.

(3) Evaluasi pelaksanaan pemadaman kebakaran.

(4) Rekapitulasi hasil pengendalian kebakaran.

7. CYCLE TIME

Waktu pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan, yaitu:

(1) Pelaksanaan pemantauan kebakaran hutan dilakukan secara periodik melalui patroli setiap 3
(tiga) bulan sekali dan lebih ditingkatkan pada musim kemarau.

(2) Pemantauan melalui menara kebakaran dilakukan setiap hari.

(3) Pemadaman kebakaran hutan dilakukan setiap terjadi kebakaran hutan.

(4) Inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan dan faktor penyebabnya dilakukan sekurang-
kurangnya sekali dalam satu tahun.

8. TAHAPAN KERJA

1. Pengecekan terhadap kesiapan peralatan dan tim

Peralatan harus diperiksa kesiapannya, sekali dalam setiap awal bulan, sehingga apabila terjadi
kebakaran maka tindakan penanggulangannya dapat segera dilakukan.

2. Mengenali Tanda-tanda Bahaya Kebakaran Hutan

Tanda-tanda bahaya kebakaran ditentukan melalui:

(1) Secara langsung


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok. : SOP-0402
PENGENDALIAN Revisi : 04
KEBAKARAN HUTAN
Terbit : 19/11/2011

(a) Penemuan kepulan asap oleh patroli darat dan petugas menara pengawas.

(b) Laporan dari masyarakat atau petugas kepad pusat pengendalian kebakaran hutan.

(2) Secara Tidak Langsung

(a) Penetapan kadar air dan potensi bahan bakar serta cuaca dimana sering terjadi kebakaran
hutan.

(b) Meramalkan bahaya kebakaran dipakai indek nilai bahaya kebakaran diperoleh dengan
menggunakan Fire danger meter method atau Cumulative humidity method atau Canadian
danger tables.

3. Melakukan tindakan pemadaman Kebakaran

a. Mengidentifikasi lokasi yang terbakar serta faktor penyebabnya.

b. Pendayagunaan sumberdaya (tenaga maupun peralatan) yang ada di lokasi.

c. Mobilasasi tim pemadam beserta masyarakat sekitar untuk membantu memadamkan api
ke lokasi.

d. Melakukan upaya untuk melokalisir api, misalnya dengan melakukan sekat bakar yang
mengisolasi api agar tidak merembet ke tempat lain.

e. Menyemprot api bila memungkinkan.

f. Melakukan koordinasi dengan pemda setempat apabila dirasa kebakaran semakin meluas
dan tidak bisa diatasi sendiri oleh Unit Manjemen.

g. Melakukan pemadaman api sisa kebakaran (mooping-up), dengan melakukan patroli


terhadap sisa-sisa kebakaran guna memastikan bahwa kebakaran benar-benar telah
padam.

4. Melakukan Upaya penanganan pasca bencana

a. Identifikasi dan Evaluasi

Pengumpulan data dan informasi perihal kebakaran yang telah terjadi

Pengukuran dan sketsa lokasi kebakaran

Analisis tingkat kerusakan yang terjadi

b. Rehabilitasi, yaitu upaya untuk memulihkan kembali kondisi areal kebakaran hutan.

c. Apabila kebakaran terjadi karena adanya kesengajaan (oknum), maka diperlukan proses
penegakan hukum agar tidak terjadi kembali.

5. Tindakan pencegahan kebakaran hutan

a. Membuat peta kerawanan hutan

b. Membuat sistem deteksi dini dengan menganalisis kondisi ekologis, sosial dan ekonomis.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok. : SOP-0402
PENGENDALIAN Revisi : 04
KEBAKARAN HUTAN
Terbit : 19/11/2011

c. Mengadakan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan kepada masyarakat sekitar hutan


mengenai bahaya dan dampak kebakaran hutan serta peran serta aktivitas manusia yang
seringkali memicu dan menyebabkan kebakaran hutan. Selain itu masyarakat hutan juga
harus mengetahui daerah mana saja yang rawan kebakaran dan upaya pencegahannya.

d. Pemantauan dan pengawasan terhadap pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan


hutan.

9. PELAPORAN

Kegiatan yang harus dilakukan setelah kebakaran adalah:

Pengukuran areal yang terbakar.

Menghitung kerugian secara ekonomis dan ekologis.

Rehabilitasi/penanaman kembali areal bekas kebakaran.

Evaluasi pelaksanaan pemadaman kebakaran.

Rekapitulasi hasil pengendalian kebakran hutan.

Laporan Kegiatan ini disampaikan kepada Instansi yang berwenang.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok. : SOP-0402
PENGENDALIAN Revisi : 04
KEBAKARAN HUTAN
Terbit : 19/11/2011

10. BAGAN ALIR PROSES PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN

PENCEGAHAN Membuat Peta Kerawanan Hutan


Membuat Sistem Deteksi Dini
Mengadakan Penyuluhan, Pembinaan dan
Pelatihan
Pemantauan dan Pengawasan

KENALI TANDA BAHAYA Adanya Kepulan Asap


KEBAKARAN HUTAN Laporan Masyarakat atau Petugas
Perkiraan

PEMADAMAN KEBAKARAN HUTAN Identifikasi Lokasi, Penyebab dll


Mobilisasi Tim
Lokalisir Api
Penyemprotan
Koordinasi Pemda
Pemadaman Api Sisa Kebakaran

PENANGANAN PASCA BENCANA Identifikasi dan Evaluasi


Rehabilitasi Areal Kebakaran
Lampiran. Contoh Papan Peringatan Penegakan Hukum
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok. : SOP-0402
PENGENDALIAN Revisi : 04
KEBAKARAN HUTAN
Terbit : 19/11/2011

1 MARILAH MENCEGAH KEBAKARAN HUTAN

2 HINDARILAH TERJADINYA KEBAKARAN HUTAN

3 HANYA ANDA
YANG DAPAT MENCEGAH KEBAKARAN HUTAN

4
DILARANG MASUK, KECUALI PETUGAS
KEHUTANAN
AREAL RAWAN TERHADAP KEBAKARAN HUTAN

MEMBAKAR HUTAN DENGAN SENGAJA


5 SAMA DENGAN MELANGGAR HUKUM
DAN PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERLAKU

MENCEGAH TERJADINYA KEBAKARAN HUTAN,


6 BERARTI
MENYELAMATKAN KEKAYAAN BANGSA DAN NEGARA

APABILA TERJADI KEBAKARAN HUTAN


7 SEGERA MELAPOR KEPADA PETUGAS KEHUTANAN
TERDEKAT, APARAT DESA, POSKO DAN RAKYAT INDONESIA

TINGKAT KERAWANAN API HARI INI

8
STANDAR OPERASIONALPROSEDUR
No. Dok. : SOP-0402

PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN Revisi : 04


Terbit : 19/11/2011

Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan Penanggulangan Kebakaran Hutan

No. CARA URUTAN KERJA STANDAR KUALITAS ALAT FREK PIC KET
A. MELAKUKAN UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN
1. Penanggulangan potensi umpan
api
1.1 Identifikasi jenis-jenis Kasi
umpan api terdiri atas: Perlindungan
- Semak belukar atau
anakan pohon
- Tanaman penutuo
tanah
- Residu/tinggalan di
hutan misal serasah,
humus, sisa tebangan
1.2 Melakukan pengurangan Menimbun, memanfaatkan, Setiap periode Kasi
umpan api mengubur umpan api dan ditingkatkan Perlindungan
pada saat musim
kemarau
2. Melakukan/membuat sarana
pencegahan lain untuk
mengurangi kebakaran hutan
2.1 Pembuatan dan - Berbentuk persegi - Awal Kasi Lihat Gambar 1
pemasangan rambu panjang, ukuran pekerjaan Perlindungan s/d 3. contoh
peringatan dan papan proporsional, dilukis papan dan
larangan tentang dalam bentuk rambu-rambu
kebakaran hutan sederhana, bahan yang peringatan
terdapat di daerah bahaya
kebakaran
- Diletakkan pada areal
strategis, mudah
STANDAR OPERASIONALPROSEDUR
No. Dok. : SOP-0402

PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN Revisi : 04


Terbit : 19/11/2011

No. CARA URUTAN KERJA STANDAR KUALITAS ALAT FREK PIC KET
dibaca dan daerah
rawan kebakaran (hot
spot)
2.2 Melakukan kegiatan Kendaraan roda Secara rutin Jagawana
pengawasan melalui dua dan atau (periodik)
patroli roda empat dan
atau binatang
(kuda, gajah)
yang dilengkapi
sarana
komunikasi
2.3 Pembuatan menara - Ketinggian minimun 30 Dilengkapi Pada awal Kasi
pengintai m dan diletakkan pada dengan alat pekerjaan Perlindungan
tempat strategis teropong,
kompas, alat
penentu jarak
2.4 Melakukan penyuluhan
dan pendekatan
- Pendekatan dan - Melalui pendidikan Setiap periode Bagian bina
penyuluhan kepada informal dan bersamaan desa hutan
masyarakat menanamkan rasa dengan PMDH
- Pengendalian cinta hutan
perladangan
berpindah
2.5 Pencegahan melalui
sistem silvikultur
STANDAR OPERASIONALPROSEDUR
No. Dok. : SOP-0402

PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN Revisi : 04


Terbit : 19/11/2011

No. CARA URUTAN KERJA STANDAR KUALITAS ALAT FREK PIC KET
- Pembuatan sekat - Vegetasi jalur hijau Ditingkatkan Kasi
bakar yakni: jalur adalah tanaman tahan terutama pada Perlindungan
hijau, jalur kuning api musim kemarau
(tanpa vegetasi) atau
kombinasi jalur
hijau dan kuning
- Pembersihan sekitar - Harus disesuaikan Disesuaikan Kasi
hutan dengan dengan kondisi cuaca dengan kondisi Perlindungan
pembakaran - Ada ijin pembakaran dan kebutuhan
terkendali yang dikeluarkan oleh
pejabat kehutanan
terdekat

B. PEMADAMAN KEBAKARAN
1. Teknik pemadaman langsung Teknik pemadaman Kapak, sekop, Bila terjadi Kasi Lihat Gambar-4.
(mematikan secara langsung disesuaikan dengan kondisi sapu kawat, kebakaran Perlindungan Gambar
dengan menggunakan metode areal kebakaran (biofisik gepyok / flapper, Peralatan Tangan
dan peralatan yan ada) wilayah), jenis tanaman pengait, pompa Untuk
1.1 Kebakaran masih kecil dan jenis kebakran yag punnggung, dll Pengendalian
Pemadaman dimulai terjadi Kebakaran Hutan
pada bagian kepala api
diteruskan ke bagian sisi
dan punggung api
1.2 Kebakaran telah meluas
dan menjalar cepat
Pemadaman dilakukan
dari arah punggung
api/areal yang terbakar
bila perlu dibuat ilaran
atau bakar balik
STANDAR OPERASIONALPROSEDUR
No. Dok. : SOP-0402

PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN Revisi : 04


Terbit : 19/11/2011

No. CARA URUTAN KERJA STANDAR KUALITAS ALAT FREK PIC KET
2. Teknik pemadaman Tidak
langsung (untuk mencegah
meluasnya api yang berkobar)
2.1 Pembuatan ilaran api - Ilaran api dibuat di Sesuai kebutuhan Petugas
- Ilaran api dimulai belakang bukitpada Pemadam
dan diakhiri pada lereng yang kebakaran
titik taut yaitu berlawanan arah
berupa dengandatangnya api
penghalang/ilaran utama.
alamiah maupun - Titik taut dipilih
bagian areal berupa penghalang
kebakran hutan yang alamiah seperti jalan
telah padam setapak, alur-alur
- Ilara api harus tegak sungai, bekas tanah
lurus dengan arah longsor dan lain-lain.
menjalarnya api
- Lebar ilarn api
disesuaikan dengan
topografi, jenis
tumbuhan berkisar 1
4m
- Ilaran api harus
benar-benar bersih
dari semua bahan
bakar
STANDAR OPERASIONALPROSEDUR
No. Dok. : SOP-0402

PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN Revisi : 04


Terbit : 19/11/2011

No. CARA URUTAN KERJA STANDAR KUALITAS ALAT FREK PIC KET
2.2 Pemadaman - Peralatan Sesuai kebutuhan Pemadam
balik/penggunaan api pemadaman kebakaran
Bertujuan untuk kebakaran
mengarahkan api
pembakaran balik ke
arah api utama sehingga
bertemu pada jarak yang
aman dari ilaran api
- Dilakukan setelah
pembuatan ilaran api
- Pembakaran dimulai
pada titik tautyaitu
sudut yang terbentuk
ilaran api.
- Pembakaran
dilakukan pada ping-
iran ilaran yang
berhadapan dengan
api utama/kepal api
- Pembakaran beri-
utnya sepanjang sisi-
sisi api menuruni
bukit
- Jika api utama
berkembang mem-
entuk jari-jari api
maka pembakaran
diarahkan ke jari-jari
tersebut
STANDAR OPERASIONALPROSEDUR
No. Dok. : SOP-0402

PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN Revisi : 04


Terbit : 19/11/2011

No. CARA URUTAN KERJA STANDAR KUALITAS ALAT FREK PIC KET
2.3 Memastikan bahwa api Alat komunikasi, Setelah kegiatan Petugas
benar-benar padam tulis menulis pemadaman Pemadaman
setelah terjadi kebakran kebakaran
kebakaran

Anda mungkin juga menyukai