Anda di halaman 1dari 34

RENCANA KERJA BIDANG I PHL

INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030


Oleh:
Dr. Risno Murti Candra, S.Hut.T, M.Sc
Kepala Subdirektorat Evaluasi Kinerja Usaha
Direktorat Bina Pengendalian Usaha Pemanfaatan Hutan
Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari, Kementerian LHK

Sosialisasi Sub Nasional Indonesia’s


FOLU Net Sink 2030
Mamuju, 13 Februari 2023
PENDAHULUAN
STRUKTUR ORGANISASI TIM FOLU NET SINK 2030

SK.168/Menlhk/PKTL/PLA.1/2/2022
tentang Indonesia’s Forestry and Other
Land Use (FOLU) Net Sink 2020 untuk
Pengendalian Perubahan Iklim.
TUGAS BIDANG I PENGELOLAAN HUTAN LESTARI
POKJA 1.1 PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN
LAHAN DAN PENGENDALIAN PENGELOLAAN

1
KAWASAN HUTAN
Pengendalian kebakaran hutan dan lahan dan
pengendalian pengelolaan kawasan hutan, serta
memantapkan sistem paralegal bagi Masyarakat Peduli
TUGAS KETIGA BIDANG
Api dan Masyarakat Adat
1. Melaksanakan penyusunan manual/
guidelines

2
2. Melaksanakan implementasi dan POKJA 1.2 PERHUTANAN SOSIAL
monitoring dan pencatatan serta
Implementasi perhutanan sosial
evaluasi dari kegiatan setiap pokja
3. Melaporkan pelaksanaan kegiatan
kepada ketua bidang

3 POKJA 1.3 MULTIUSAHA DAN TEKNIK


PENGELOLAAN
Operasional PHL kegiatan penerapan teknik RIL, teknik PHL,
pemulihan kawasan dan penegakan hukum, pengelolaan
PBPH
RENOPS INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030
OPERASIONALISASI 11 AKSI MITIGASI SEKTOR FOLU CAPAIAN FOLU NET SINK BY 2030 DITENTUKAN

1. Pengurangan Laju Deforestasi Lahan Mineral


OLEH:
PENCAPAIAN Aksi
Pengurangan
INDONESIA’S FOLU NET
gambutSINK
1. Pengurangan emisi dari DEFORESTASI dan
LAHAN GAMBUT (dekomposisi dan 2030
Emisi
2. Pengurangan Laju Deforestasi Lahan Gambut kebakaran gambut);

3. Pengurangan Laju Degradasi Hutan Lahan Mineral 2. Peningkatan kapasitas hutan alam dalam
penyerapan karbon (melalui pengurangan
DEGRADASI dan meningkatkan REGENERASI); Aksi
4. Pengurangan Laju Degradasi Hutan Lahan Gambut
3. RESTORASI dan PERBAIKAN TATA AIR Mempertahankan
5. Pembangunan Hutan Tanaman GAMBUT; Serapan
4. RESTORASI dan REHABILITASI HUTAN
6. Sustainable Forest Management (pengayaan tanaman/peningkatan serapan
karbon);
7. Rehabilitasi Dengan Rotasi
5. PENGELOLAAN HUTAN LESTARI;
Aksi
8. Rehabilitasi Non Rotasi 6. OPTIMASI LAHAN TIDAK PRODUKTIF untuk Peningkatan
pembangunan Hutan Tanaman dan Tanaman
Perkebunan. Serapan
9. Restorasi Gambut

10. Perbaikan Tata Air Gambut Dan Pengembangan:


• Berbagai instrument kebijakan baru, Pengembangan
11. Konservasi Keanekaragaman Hayati • Pengendalian system monitoring, Kelembagaan
• Evaluasi dan pelaksanaan komunikasi publik.
FASE RENCANA KERJA

3. AKSELERASI
Tahun 2025-2030
2. AKTUALISASI
Tahun 2023-2024

1. PRAKONDISI
s.d. Akhir 2022
POKJA 1.1 Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan dan Pengendalian
Pengelolaan Kawasan Hutan
Fase pra Krisis Fase Pemulihan
SIKLUS (Januari-April) (Oktober-November)
MANAJEMEN kebakaran sudah mulai terjadi fase krisis sudah selesai;
KEBAKARAN di beberapa daerah, khususnya
01 Riau dan Kalimantan Barat, fase
04 aktivitas normal kecuali di Jawa,
HUTAN DAN Bali, dan Nusa Tenggara
ini cenderung aman
LAHAN
Fase Peringatan
(April-Juni) Fase Evaluasi (Desember)
Diimplementasikan
Setiap Tahun Evaluasi dampak, karhutla
telah terjadi kebakaran
02 lebih dari 1 kejadian 05 terjadi di bagian timur
Indonesia (Papua)

Fase Krisis
(Juni-Oktober)
Karhutla terjadi di Sumatra,
03 Kalimantan, Sulawesi
Karhutla memiliki potensi polusi
kabut asap
STRATEGI PENGENDALIAN
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
•Peningkatan dan penguatan operasional
multipihak dalam pengendalian kebakaran hutan
1 dan lahan di wilayah rawan karhutla.

•Pemantapan kerjasama operasional dan


pendanaan dalkarhutla di tingkat tapak, daerah,
2 nasional, dan internasional.

•Peningkatan kapasitas dalkarhutla aparatur


pemerintah dan pelaku usaha di wilayah rawan
3 karhutla.
Patroli Pencegahan Karhutla sipongi.menlhk.go.id

DESA
11
17 KALTARA
DESA 3DESA 3
57 DESA
DESA 29 31
RIAU
DESA
63
5 2
KALTIM DESA SULUT 3
74
DESA
10
DESA
DESA
DESA KALBAR DESA DESA

25 2
DESA
DESA DE SULTENG
60 JAMBI
49 4
KALTENG
3
DESA
19 DESADESA
KALSEL
DESA 5
DESA
SUMSEL DESA 32
DESA
34 10 3 SULTRA DESA
60 DESA SULSEL
5
DESA
10
DESA
DESA

JATIM
1
DESA
NTB

Patroli Mandiri NTT 10


DESA

Patroli Terpadu
• Sampai dengan Desember 2022, Patroli Mandiri oleh MANGGALA AGNI telah dilaksanakan di 490 desa rawan di wilayah
Sumatera, Kalimantan ,Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku Papua.
• Patroli Terpadu oleh Manggala Agni bersama-sama dengan Babinsa (TNI), Babinkamtibmas (POLRI), dan Masyarakat
Peduli Api (MPA).
Sumber : Ditjen PPI 10
LUAS KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN WILAYAH SULAWESI TAHUN 2022 sipongi.menlhk.go.id

Luas Karhutla (Ha)


No. Provinsi
Mineral Gambut Jumlah
1 Gorontalo 101 101
2 Sulawesi Barat 488 488
3 Sulawesi Selatan 997 997
4 Sulawesi Tengah 3.704 3.704
5 Sulawesi Tenggara 3.098 3.098
6 Sulawesi Utara 469 469
Jumlah 8.858 8.858
Luas Karhutla di wilayah Sulawesi tahun 2022 sebesar 4,32% dibandingkan luas total
karhutla di Indonesia (204.896 ha)
Sumber: Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 11
KONDISI HOTSPOT DI WILAYAH SULAWESI TAHUN 2022 sipongi.menlhk.go.id

No Provinsi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des JML
1 Gorontalo - - - - - - - - - - - - 0
2 Sulawesi Barat - - - - - - - - - - - - 0
3 Sulawesi Selatan - - - - - - - 3 2 - - - 5
4 Sulawesi Tengah - 1 4 - - - - - - - - - 5
5 Sulawesi Tenggara 1 - 1 1 2 - - 1 - - - - 6
6 Sulawesi Utara - - - - - - - - - - - - 0
Total 1 1 5 1 2 0 0 4 2 0 0 0 16
Sumber : www.sipongi.menlhk.go.id

12
TATA WAKTU TARGET PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

No. Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

Penurunan luas
1 1.616.273 1.583.288 1.550.303 1.517.317 1.484.332 1.484.332 1.484.332 1.484.332 1.484.332 1.484.332 1.484.332
kebakaran (ha)

Pencegahan
2 1.200 1.200 1.300 1.350 1.400 1.400 1.400 1.400 1.400 1.400 1.400
Karhutla (desa)

Penanggulangan
Kebakaran Hutan
dan Lahan melalui
3 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200
Pemadaman
Darat (hari
operasional)
Penanggulangan
Kebakaran Hutan
4 dan Lahan melalui 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170
Pemadaman
Udara (sortie)
POKJA 1.2 Perhutanan Sosial
PERHUTANAN SOSIAL : Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

• Luas Hutan di Indonesia 120,7 jt Ha (63,09 % dari luas daratan) Ketimpangan


• Jumlah Desa di seluruh Indonesia terdapat 83.381 Desa, dimana dan
25.853 Desa berada disekitar kawasan hutan (36,7% Kesenjangan
penduduknya miskin); konflik tenurial ±2.100 kasus; kesenjangan Perkotaan
desa/kota (Gini Ratio): urbanisasi Perdesaan

AKSES LAHAN Sistem pengelolaan hutan lestari


yang dilaksanakan dalam kawasan
hutan negara atau hutan hak/ hutan
KEBIJAKAN KESEMPATAN BERUSAHA: adat yang dilaksanakan oleh
PEMERATAAN AKSES MODAL &
EKONOMI AKSES PASAR Masyarakat setempat atau
masyarakat hukum adat sebagai
pelaku utama. Bertujuan untuk
PERHUTANAN SOSIAL meningkatkan kesejahteraan,
PENINGKATAN
KAPASITAS PETANI keseimbangan lingkungan dan
HUTAN
“melalui 5 skema” dinamika sosial budaya.

Target : 12.7 Juta Ha

Terbentuknya pusat ekonomi domestik dan pusat pertumbuhan desa untuk produksi hasil hutan berbasis desa
yang menyerap tenaga kerja dan mengentaskan kemiskinan 15
REALISASI
NO PROVINSI Alokasi Capaian JML SK (Unit) JML KK
LUAS (Ha) LUAS (Ha)
1 ACEH 430,841 239,579.40 58 20,431
2 SUMATERA UTARA 597,494 81,503.12 206 19,861
3 SUMATERA BARAT 712,731 295,296.70 292 164,112
Reliasasi : 5.318.627,20 Ha | ± 1.188.498 KK | 8.041 Unit SK 4 RIAU 1,343,134 139,083.54 102 27,247
Kelompok 5 JAMBI 349,500 217,970.24 396 38,268
6 SUMATERA SELATAN 413,461 132,120.77 208 32,783
Perhutanan Sosial 7 BENGKULU 147,924 76,330.16 76 17,464
8 LAMPUNG 365,404 228,273.03 404 86,306
9 KEP BANGKA BELITUNG 138,777 46,464.03 386 27,473
10 KEP RIAU 148,113 33,005.00 29 4,724
11 JAKARTA - - - -
12 JAWA BARAT 37,926 38,821.75 133 21,159
13 JAWA TENGAH 79,452 90,406.22 91 19,579
14 YOGYAKARTA 3,322 1,565.88 45 5,005
15 JAWA TIMUR 176,224 176,149.68 347 120,990
16 BANTEN 9,803 24,482.82 34 15,544
17 BALI 23,846 23,798.13 134 69,445
18 NUSA TENGGARA BARAT 285,841 49,667.56 267 33,484
Perhutanan Sosial menyebar di 33 Provinsi, 380 Kab/Kota, 2.165 Kecamatan dan 4.035 Desa di Indonesia 19 NUSA TENGGARA TIMUR 493,492 71,699.63 306 27,403
20 KALIMANTAN BARAT 1,513,224 691,686.29 207 84,067
21 KALIMANTAN TENGAH 1,256,401 294,724.40 205 31,308
KUPS MANDIRI 22 KALIMANTAN SELATAN 185,625 92,812.02 175 26,776
PEMBENTUKAN KELOMPOK Platinum (50 KUPS)
23
24
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN UTARA
473,501
288,030
290,158.57
515,622.71
157
85
20,404
12,244
USAHA PERHUTANAN 0,51% 25 SULAWESI UTARA 124,034 40,073.35 220 5,178
26 SULAWESI TENGAH 429,096 217,765.69 1,254 33,760
SOSIAL (KUPS) Gold (936 KUPS)
27 SULAWESI SELATAN 450,740 330,762.33 733 73,593
28 SULAWESI TENGGARA 291,991 106,105.33 313 22,909
Silver (4.334 KUPS)
KUPS adalah kelompok usaha yang 29 GORONTALO 59,521 29,917.53 174 15,944
dibentuk oleh KPS yang akan 30 SULAWESI BARAT 113,342 55,606.06 485 8,086
dan/atau telah melakukan usaha 31 MALUKU 230,888 197,220.96 146 32,734
Blue (4.665 KUPS)
(P.9/2021) 32 MALUKU UTARA 229,410 211,604.00 208 46,262
33 PAPUA BARAT 714,088 120,208.00 88 9,589
34 PAPUA 2,560,213 158,142.30 77 14,366
9.985 KUPS TOTAL 14,677,386 5,318,627.20 8,041 1,188,498
PERHUTANAN SOSIAL DALAM MENDUKUNG IFNET 2030

Areal Perhutanan Sosial - 01


a. Kawasan Hutan Negara :
01 04 - Perencanaan
 Hutan Konservasi
Rencana Kelola Hutan (RKPS dan RKT)
 Hutan Lindung 04 dan Rencana Usaha (Bisnis Plan)
 Hutan Produksi
b. Kawasan Hutan Hak/Adat

02 Pijakan Dasar :
Pelaku Perhutanan 05 - Komoditi
Sustainable
Sosial - 02 Multi-produk (Kayu, HHBK, Jasa
Forest
Lingkungan : Karbon, Wisata, dll)
Masyarakat setempat/ Management 05
masyarakat Hukum Adat
(SFM)

03 06 – Menuju Kampung Iklim


Jangka Waktu Kelola - 03 Desa-desa Perhutanan Sosial akan menjadi
06 Kampung Iklim (desa ramah lingkungan –
Selama 35 Tahun dan dapat
pengelolaan sampah, pemanfaatan energi
diperpanjang
terbarukan (biogas, dll), pengelolaan limbah
home industry produk PS, dll)
SASARAN PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL DALAM
MENDUKUNG IFNET 2030
Distribusi Akses Legal Perutanan Penambahan Pendamping Pembentukan Kelompok
Sosial 12,7 juta Ha sampai sebanyak 25.000 sampai Tahun Usaha Perhutanan Sosial
dengan Tahun 2028 2030 sebanyak 25.000 sampai
Tahun 2030

Terbentuknya percontohan
IAD, paling sedikit di 1 Terbentuknya pengembangan Meningkatnya kontribusi
Kabupaten per Provinsi usaha tematik paling sedikit Meningkatnya kelas menjaga ekologi sesuai
1 lokasi per Provinsi Kelompok Usaha target FOLU NET SINK 2030
Perhutanan Sosial
Target Mitigasi Perhutanan Sosial Indonesia’s Folu Net Sink 2030
pada Areal Definitif Perhutanan Sosial
Indikator
Fasilitasi
Pengesahan Tenaga Tersusunnya PKS
Peningkatan
dokumen Rencana Peningkatan pendamping Kemitraan
No. Target Produktivitas dan
Kerja/Pengelolaan Kelas KUPS yang akan Kelompok
Nilai Tambah Hasil
Kelompok menjadi mendampingi Perhutanan Sosial
Hutan dan Jasa
Perhutanan Sosial Gold/Platinum kelompok PS dan Kemitraan
Lingkungan
(dokumen) (orang/tahun) Lingkungan (PKS)
(KUPS)
1 Pengayaan 162 162 16 162 81
alami/ENR
(5.349 ha)
2 Pembangunan 806 806 85 806 403
hutan tanaman
(116.041 ha)
3 Pencegahan 200 200 20 200 100
deforestasi di
tanah mineral
(62.860 ha)
4 Pencegahan 95 95 10 95 48
deforestasi di
tanah gambut
(98.027 ha)
Target Mitigasi Perhutanan Sosial Indonesia’s Folu Net Sink 2030
pada Areal Indikatif Perhutanan Sosial

Tersusunnya
Fasilitasi
Pengesahan PKS
Peningkatan Tenaga
Kawasan dokumen Kemitraan
Produktivitas Peningkatan pendamping
Prakondisi Hutan yang Rencana Kelompok
dan Nilai Kelas KUPS yang akan
No. Target Persetujuan Memperoleh Kerja/Pengelolaan Perhutanan
Tambah Hasil menjadi mendampingi
PS (ha) Persetujuan Kelompok Sosial dan
Hutan dan Jasa Gold/Platinum kelompok PS
PS (ha) Perhutanan Sosial Kemitraan
Lingkungan (orang/tahun)
(dokumen) Lingkungan
(KUPS)
(PKS)
Pencegahan
deforestasi di
1 75.886 75.886 209 209 22 209 105
tanah mineral
(75.886 ha)
Pencegahan
deforestasi di
2 4.397 4.397 37 209 9 37 19
tanah gambut
(4.397 ha)
TATA WAKTU KEGIATAN PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL
PADA FOLU NET SINK 2030
Intervensi Tujuan Kegiatan Tahun pelaksanaan
2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Percepatan akses Meningkatnya penyiapan Penyiapan Kawasan
kelola kawasan kawasan perhutanan sosial Perhutanan Sosial
Tata kelola usaha Meningkatnya Pengembangan Usaha
dan hutan adat pengembangan usaha Perhutanan Sosial dan
perhutanan sosial dan hutanHutan Adat
adat
SDM Meningkatnya pendampingan Penanganan
pendampingan perhutanan sosial Konflik Tenurial dan
Hutan Adat
Penguatan Meningkatnya kemitraan Kemitraan Lingkungan
kemitraan
POKJA 1.3 Multiusaha dan Teknik
Pengelolaan
DISTRIBUSI IMPLEMENTASI SILIN TAHUN 2022
Realisasi SILIN Tahun 2022 seluas 171.555 ha

Kalimantan Utara
| 6 UM
Sumatera Utara|1 UM Kalimantan Barat |
5 UM Kalimantan Timur |
Riau|1 UM 29 UM Maluku Utara|1 UM

Papua Barat|12 UM

Sulawesi Tengah|1 UM
Kalimantan Tengah|
Kalimantan Selatan|
36 UM
1 UM Maluku|2 UM Belum Ada PBPH
Papua|8 UM
di Provinsi
Sulawesi Barat
yang
PBPH Provinsi Sulawesi Barat
mengimplemen-
No. Nama Pemegang PBPH Kegiatan Luas (ha) tasikan SILIN
1 PT Amal Nusantara HT 10.600
2 PT Zedsko Permai HA 30.525
Total 41.125
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN SILIN
2021 95 PBPH - 29.384 ha/thn
(realisasi)
 Pembentukan Tim Pakar SILIN Nomor S.370/Men-
LHK/PHPL/HPL.1/7/2021tanggal 1 Juli2021 dan revisi terakhir Nomor
SK.785/Men-LHK/PHPL/HPL.1/9/2021tanggal 16 September 2021
 Jumlah pelaksana SILIN 95 unit
 Pedoman Pelaksanaan Teknik Silvikultur Intensif untuk Merbau Perdirjen
PHL No. SK.57/PHPL/UHP/HPL.1/11/2021

2022 133 PBPH – 33,998 ha/thn


(realisasi)
• Pendampingan pelaksana SILIN
• Jumlah pelaksana SILIN 133 unit
• Draft Pedoman Pelaksana Teknik Silvikultur Intensif untuk mendukung
Indonesia’s FOLU Net Sink 2030
IMPLEMENTASI RIL

Legenda:
PBPH Pelaksana RIL
PBPH Belum RIL

RIL 31 unit PBPH (Etat Belum Ada PBPH di Provinsi Sulawesi


Luas 109.084 Ha) Barat yang mengimplementasikan RIL
STRATEGI MULTIUSAHA DAN TEKNIK PENGELOLAAN

1.Penerapan Silvikultur Intensif, Multi Sistem Silvikultur dan RIL pada hutan alam,
serta Teknik intensifikasi pada hutan tanaman.

Multi Bisnis/ Multi Usaha pada pengelolaan hutan produksi.

Evaluasi kinerja Usaha Unit Manajemen.

Optimalisasi pemanfaatan areal izin usaha.

Penyelesaian konflik pada Hutan Produksi melalui pemberian akses.

Pengembangan hutan tanaman untuk bioenergi.

Mendorong IUPHHK-HA/ HTI/HTR, HPHD, IUPHKm dan KPH untuk membangun


industri.

Optimalisasi limbah hasil pembalakan dan pengolahan industri.


Target Aksi Mitigasi Teknik Pengelolaan Hutan Lestari Indonesia’s Folu Net Sink 2030
Sebaran Lokasi Jumlah Volume
No Aksi Mitigasi Pengelolaan Hutan Lestari
Provinsi Kabupaten PBPH Kegiatan (ha)
1 RIL-C pada HA 17 81 183 4.380.952
2 RIL-C pada HT 21 53 62 192.369
3 SILIN pada HA 19 106 263 5.881.305
4 SILIN pada HT 25 144 272 1.201.355
5 SILIN pada RE 8 11 9 6.257
Luas Total Alokasi 11.662.238

Target Aksi Mitigasi Degradasi Hutan Alam di Konsesi Indonesia’s Folu Net Sink 2030 Kegiatan Aksi Mitigasi Degradasi
Hutan Alam di Konsesi
Aksi Mitigasi Sebaran Lokasi • Peningkatan Usaha Jasa
No Degradasi Hutan Jumlah PBPH Volume Kegiatan (ha) Lingkungan Hutan Produksi dan
Provinsi Kabupaten
Alam di Konsesi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
1 Degradasi Konsesi 24 73 83 402.225 • Pengembangan sertifikasi PHL
pada Area PBPH-HT (Menerapkan kebijakan pelarangan
penebangan hutan primer masuk
2 Degradasi Konsesi 19 90 206 5.444.315
arahan lindung berdasarkan IJLH)
pada Area PBPH- • Pengembangan sistem insentif bagi
HA pencegahan degradasi hutan
3 Degradasi Konsesi 3 4 4 84.277 primer (Menerapkan kebijakan
pada Area PBPH-RE pelarangan penebangan hutan
Luas Total Alokasi 5.930.817 primer masuk arahan produksi
berdasarkan IJLH)
Tata Waktu Pelaksanaan Teknik Pengelolaan Hutan Lestari Indonesia’s Folu Net Sink 2030

Volume Tahun 2023-2026 Tahun 2027-2030


Lokasi Kegiatan
Kegiatan (ha) 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

RIL-C pada PBPH-HA 251.453 80.511 67.745 42.621 30.057 70.673 58.397 41.474 29.198

Total RIL-C PBPH-HT 20.692 6.624 5.406 3.355 2.331 4.404 3.562 2.623 1.781

SILIN pada PBPH-HA 922.104 262.612 215.977 123.823 77,746 194.216 149.190 119.621 74.595

SILIN pada PBPH-HT 786.462 165.755 146.887 146.281 148.311 105.406 73.822 - -

Tata Waktu RO Degradasi pada Konsesi Indonesia’s Folu Net Sink 2030
Volume Tahun 2023-2026 Tahun 2027-2030
Lokasi Kegiatan Kegiatan
(ha) 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

Degradasi Terencana pada PBPH HTI 192.903 68.324 57.499 38.331 28.750 42.026 35.794 23.863 17.897
Degradasi Konsesi "Tidak terencana " pada
209.322 73.791 62.553 41.703 31.276 44.718 38.279 25.519 19.139
PBPH HT
Degradasi Konsesi pada PBPH HA 1.423.690 360.882 308.885 205.925 154.443 239.667 205.348 136.898 102.674

Degradasi Konsesi pada PBPH RE 84.277 29.497 25.283 16.855 12.642 -


INTERVENSI PENGELOLAAN HUTAN LESTARI

1. Intervensi Kebijakan dan Regulasi


a. Penyusunan manual/guidelines penerapan teknik RIL, dan penerapan teknik
pengelolaan hutan lestari, pengelolaan PBPH
b. Implementasi manual/guidelines penerapan teknik RIL, dan penerapan teknik
pengelolaan hutan lestari, pengelolaan PBPH
c. Pelaporan pelaksanaan kegiatan

2. Intervensi Teknologi
a. Penyiapan sistem monitoring, pencatatan, serta evaluasi implementasi penerapan teknik
RIL, dan penerapan teknik pengelolaan hutan lestari, pengelolaan PBPH berbasis ICT
(Information and Communication Technology)
b. Monitoring, pencatatan, serta evaluasi implementasi penerapan teknik RIL, dan
penerapan teknik pengelolaan hutan lestari, pengelolaan PBPH berbasis ICT
INTERVENSI PENGELOLAAN HUTAN LESTARI

3. Intervensi Sumber Daya Manusia


Pendampingan, peningkatan kompetensi dan kapasitas SDM (melibatkan pakar,
akademisi)

4. Intervensi Kemitraan
a. Penyiapan dan Implementasi Program dan Strategi Komunikasi Publik
b. Penyiapan dan Pengembangan Forum Komunikasi
c. Penyiapan dan Pengembangan kemitraan para pihak
d. Koordinasi dan kolaborasi antar sektor terkait

5. Intervensi Anggaran
a. Penyusunan dan Implementasi rencana kerja dan rencana anggaran implementasi
kegiatan
b. Penyiapan bahan konsep kelembagaan pendanaan kegiatan
P ROY E K S I K E B U T U H A N
DA N S K E M A P E N DA NA A N

Kebutuhan
Kegiatan pendanaan
(trilyun rupiah)
Pengendalian kebakaran hutan
dan lahan 37,17
Perhutanan Sosial 0,96
Multiusaha (RIL-C dan ENR) 69,55
Pembangunan hutan tanaman 76,56
Total 184,24
• Sumber pendanaan dari pemerintah didistribusikan akan
berasal dari optimasi pendanaan di tingkat pusat (APBN)
melalui instrumen green sukuk dan pasar karbon domestik
(Nilai Ekonomi Karbon), dan transfer anggaran berbasis
ekologi (TAPE/TAKE); optimasi pendanaan di tingkat
daerah melalui instrumen Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dan obligasi hijau daerah; dan optimasi skema Result-Based
Payment untuk REDD+.
• Sumber pendanaan dari swasta akan diarahkan pada
instrument hibah, obligasi hijau, pinjaman, ekuitas swasta,
Penyusunan Renja Sub Nasional
PENYUSUNAN RENJA SUB NASIONAL

1. Telah disusun Renja Sub Nasional pada 12 Provinsi yaitu Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi,
Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.

2. Selanjutnya akan disusun Renja Sub Nasional pada 22 Provinsi

3. Renja Sub Nasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 berpedoman pada Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 dan
Rencana Kerja Bidang Indonesia’s FOLU Net Sink 2030

4. Dokumen Renja sub nasional disusun secara Holistik, Integratif, Tematik dan Spasial yang menjabarkan target penurunan emisi
gas rumah kaca sampai dengan tahun 2030 pada tingkat Sub Nasional Provinsi.

5. Penyusunan Renja didukung intelektualitas secara kontinyu dari tim pakar, sehingga dapat menghasilkan Renja yang berbasis
pengetahuan sebagai bahan masukan kebijakan (scientific based policy).

6. Cermati target, susun strategi untuk mencapai target dan konsekuensi jika target tersebut tidak tercapai

7. Jalin dan koordinasi dengan para stakeholder di tingkat daerah dan melakukan sosialisasi terus menerus kepada mitra kerja dan
masyarakat.

PPT模板 http://www.1ppt.com/moban/
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai