Anda di halaman 1dari 38

KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN


EKOSISTEM GAMBUT
DI INDONESIA
SISTIMATIKA
1 EKOSISTEM GAMBUT DI INDONESIA
2 KEBIJAKAN KEBIJAKAN & PENGATURAN PERLINDUNGAN
DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT

3 CAPAIAN PEMULIHAN EKOSISTEM GAMBUT DI


INDONESIA

4 MONITORING DAN EVALUASI


1 EKOSISTEM
GAMBUT:
Tatanan Unsur
Gambut yang
merupakan satu
kesatuan utuh
menyeluruh yang
saling mempengaruhi
dalam membentuk
keseimbangan,
kestabilan, dan
produktifitasnya
[Pasal 1, angka 2, PP
71/2014].
1 KESATUAN HIDROLOGIS GAMBUT DAN
SKEMA MELINTANG KUBAH GAMBUT

Kesatuan Hidrologis
Gambut
Ekosistem Gambut yang letaknya di
antara 2 sungai, di antara sungai dan
laut, dan/atau pada rawa (Pasal 1,
angka 4, PP 71/2014].

Kubah Gambut:
Kubah Gambut adalah areal KHG yang
mempunyai topografi yang lebih tinggi
dari wilayah sekitarnya, sehingga
secara alami mempunyai kemampuan
Puncak Kubah Gambut: menyerap dan menyimpan air lebih
areal pada kubah Gambut yang mempunyai topografi paling tinggi dari wilayah banyak, serta menyuplai air pada
sekitarnya yang penentuannya berbasis neraca air dengan memperhatikan wilayah sekitarnya. (Pasal 1(4)
prinsip keseimbangan air (water balance).. (Pasal 1 (5) PerMENLHK No. 10/2019) PerMENLHK No. 10/2019)
4
1 PROSES PEMBENTUKAN GAMBUT DI INDONESIA

Skema proses pembentukan dan


perkembangan ketebalan
hamparan gambut pada suatu
cekungan lahan basah:
Pengisian danau dangkal oleh vegetasi lahan
basah,
Pembentukan gambut topogen, dan
Pembentukan kubah gambut ombrogen berada
di atas gambut topogen
(dari Noor, 2001 mengutip van de Meene, 1984).

5
1 PERMASALAHAN UTAMA KERUSAKAN EKOSISTEM GAMBUT

KEBAKARAN HUTAN

SUBSIDENSI LAHAN/BANJIR
1
” Indonesia memiliki Ekosistem Gambut Tropis
Terbesar dunia“

• Indonesia mempunyai ekosistem gambut


terbesar ke 4 dunia setelah Canada, Rusia
and the United States.

Indonesia penyimpan Carbon sampai 46 gigatons,


8-14% karbon berada di gambut.

MANFAAT:
•Kehutanan,
•Pengontrol Banjir dan Penyedia Air,
•Pengontol Resiko Kebakaran Hutan,
•Eco-tourism,
•Pendukung ekonomi dan perikehidupan masyarakat
(pertanian, perkebunan, perikanan, dll),
•Penjaga Stabilitas iklim,
•Keanekaragaman Hayati,
•Penelitian Pendidikan.
KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
NO. SK.129/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017
Tentang
PENETAPAN PETA KESATUAN HIDROLOGIS GAMBUT NASIONAL

1
(SKALA 1:250.000)

Sumatera : 207 KHG, Sulawesi : 3 KHG, Jumlah Total


Kalimantan : 190 KHG, Papua : 465 KHG, : 865 KHG

Sumatera : 207 KHG, Sulawesi : 3 KHG, Jumlah Total


Kalimantan : 190 KHG, Papua : 465 KHG, : 865 KHG
KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
NO. SK.130/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017
Tentang
PENETAPAN PETA FUNGSI EKOSISTEM GAMBUT NASIONAL
(SKALA 1:250.000)
Luas Fungsi Ekosistem Gambut di Pulau Sumatera

1
Sumatera Utara
Sumatera Selatan
Sumatera Barat
Riau
Lampung
Kepulauan Riau
Jumlah Fungsi Ekosistem Gambut Luas Total Jambi
Provinsi
KHG F. Lindung F. Budidaya (Ha) (%) Bengkulu

Aceh 37 178.513 159.651 338.164 3,52 Bangka Belitung


Aceh
Bangka Belitung 17 57.264 40.649 97.913 1,02
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Bengkulu 3 12.860 1.409 14.269 0,15
Jambi 14 549.601 354.822 904.423 9,42 Conservation Cultivation
Kepulauan Riau 5 5.104 11.179 16.284 0,17
Lampung 7 40.986 56.611 97.597 1,02 Luas Fungsi Ekosistem Gambut di Pulau Kalimantan
Riau 59 2.637.704 2.717.670 5.355.374 55,76
Sumatera Barat 14 78.056 75.803 153.859 1,6 Kalimantan Utara

Sumatera Selatan 36 1.191.082 910.679 2.101.761 21,88 Kalimantan Timur


Sumatera Utara 27 234.742 290.143 524.885 5,46
Kalimantan Tengah
Sumatera 207 4.985.913 4.618.616 9.604.529 100
Kalimantan Barat 124 1.121.366 1.680.080 2.801.447 33,33 Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan 4 81.882 156.583 238.465 2,84 Kalimantan Barat


Kalimantan Tengah 35 2.555.107 2.119.999 4.675.105 55,62
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Kalimantan Timur 16 176.296 166.054 342.350 4,07
Conservation Cultivation
Kalimantan Utara 13 159.553 187.898 347.451 4,13
Kalimantan 190 4.094.203 4.310.614 8.404.818 100
Luas Fungsi Ekosistem Gambut di Pulau Sulawesi & Papua
Sulawesi Barat 2 19.682 22.794 42.476 67,01
Sulawesi Tengah 3 8.622 12.192 20.814 32,99
Papua Barat
Sulawesi 3 28.305 34.985 63.290 100
Papua 250 2.708.311 2.388.966 5.097.276 77,46 Papua

Papua Barat 216 581.751 916.140 1.497.891 22,54


Papua 465 3.290.061 3.305.106 6.595.167 100 Sulawesi Tengah

INDONESIA 865 12.398.482 12.269.321 24.667.804


Sulawesi Barat

Keputusan Menteri LHK No. SK.130/MENLHK/SETJEN/ 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
KUM.1/2/2017 tentang Penetapan Peta Fungsi Ekosistem Gambut Conservation Cultivation
Nasional (skala 1:250.000)
1
1
GRAFIK % LUASAN STATUS KERUSAKAN EKOSISTEM GAMBUT (PER PROVINSI)
100,00

90,00

80,00

70,00

60,00
% LUASAN

50,00

40,00

30,00

20,00

10,00

0,00

Tidak Rusak Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat Rusak Sangat Berat

Sumber : Ditjen. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, KLHK - 2018


% Luasan Kerusakan Ekosistem % Luasan Kerusakan Ekosistem

1
Gambut Pulau Sumatera Gambut Pulau Kalimantan • Pulau Kalimantan
0,37 %

6,27 %
0,18 % 1,97 %
0,09 % memiliki % luasan
9,08 %
0,63 %
kerusakan Ekosistem
17,65 %
Gambut kedua
tertinggi;
75,52 %
• Sebesar 1,97 % dari
88,23 % luas total KHG Pulau
Kalimantan yang
termasuk kategori
Tidak Rusak Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat Rusak Sangat Berat Tidak Rusak Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat Rusak Sangat Berat
Rusak Berat.

% Luasan Kerusakan Ekosistem % Luasan Kerusakan Ekosistem


Gambut Pulau Sulawesi Gambut Pulau Papua
0,45 %
1,44
0,00 % 0,36
4,28 % 0,00

0,05

• Pulau Sumatera memiliki % 24,78 %

luasan kerusakan Ekosistem


Gambut yang paling tinggi; 70,50 %

• Sebesar 6,27 % dari luas total 98,16 %

KHG Pulau Sumatera yang


termasuk kategori Rusak
Berat. Tidak Rusak Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat Rusak Sangat Berat Tidak Rusak Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat Rusak Sangat Berat
Fungsi Lindung Gambut : Ketebalan > 3m yang berada di hulu sungai dan rawa
Fungsi Lindung Ekosistem Gambut : min. 30% dari luas KHG + Ketebalan >3m, dll.
2
Peraturan Menteri LHK
MOA Regulation No. 14/2009 Inpres No. 5/ P.14 Tahun 2017
Pedoman Pemanfaatan Lahan Gambut 2019 Tata Cara Inventarisasi dan
Penetapan Fungsi Ekosistem Gambut
UU No. 26/2007 Untuk Budidaya Kelapa Sawit Peta Indikatif
PP No. 47 / 1997 TATA RUANG Penghentian Ijin Baru P.15 Tahun 2017
Tata Ruang Nasional (RTRWN) PP No. 71 Th. 2014 (PIPIB) atau Tata Cara Pengukuran Muka Air Tanah
Perlindungan dan Pengelolaan Moratorium Lahan di Titik Penaatan E.G.
Ekosistem Gambut
PP No. 26/2008 Gambut
P.16 Tahun 2017
RTRWN Inpres No. 10 / 2011 Pedoman Teknis Pemulihan Fungsi
Keppres No. 32 / 1990 Strategi Nasional Peta Indikatif Penundaan Ijin PP No. 57 / 2016 Ekosistem Gambut
Pengelolaan Kawasan Lindung Pengelolaan Lahan Gambut Baru (PIPIB) Change over PP No. 71 / 2014 P.17 Tahun 2017
Perubahan dari P.12_2015 tentang
Pembangunan HTI
SK.129 Tahun 2017
Penetapan Peta Kesatuan
1990 1992 1997 2000 2006 2007 2008 2009 2011 2013 2014 2015 2016 2017 2019 Hidrologis Gambut Nasional

SK.130 Tahun 2017


Penetapan Peta Fungsi Ekosistem
Gambut Nasional
Inpres No. 8 / 2015 P.10 Tahun 2019
Peta Indikatif Penundaan Penentuan, Penetapan dan Pengelolaan
PP No. 150 / 2000 Ijin Baru
Puncak Kubah Gambut Berbasis KHG
Pengendalian Kerusakan UU No. 32 / 2009 (PIPIB)/Moratorium
(PIPIB)/Moratorium Lahan P.11 Tahun 2019
Tanah Untuk Produksi Perlindungan dan Pengelolaan Gambut Perubahan dari P.30_2014 tentang
Biomassa
UU No. 24 / 1992 Inpres No. 2 / 2007 Lingkungan Hidup RKUPHHK-HTI

Percepatan Rehabilitasi dan Inpres No. 6 / 2013 Inpres No. 6/ P.37 Tahun 2019
PENATAAN RUANG Perhutanan Sosial Peta Ekosistem Gambut
Revitalisasi Kawasan Pengembangan Peta Indikatif Penundaan Ijin Baru
(PIPIB) /Moratorium Lahan Gambut
2017
Lahan Gambut di Kalimantan Tengah Peta Indikatif P.60 Tahun 2019
Penundaan Ijin Baru Tata Cara Penyusunan, Perubahan dan
(PIPIB) atau Penetapan RPPEG
Moratorium Lahan
Gambut
SK246 Tahun 2020
RPPEG NASIONAL
Kriteria Baku Kerusakan Lahan Gambut: Kedalaman Air Tanah > 25 cm
13
Kriteria Rusak Fungsi Budidaya Gambut : Tinggi Muka Air Tanah > 0,4 m
2
 GUIDELINE FOR INVENTORY CHARACTERISTIC OF PEATLAND ECOSYSTEM

 GUIDELINE OF REWETTING INFRASTRUCTURE CONSTRUCTION FOR PEATLAND


ECOSYSTEM RESTORATION

2020
 GUIDELINE FOR TECHNICAL IMPLEMENTATION OF THE DELEGATION
ACTIVITIES FOR PEATLAND RESTORATION YEAR 2018
 TECHNICAL GUIDELINE FOR COMPILING OF THE PLANNING DOCUMENT FOR
PEATLAND RESTORATION FOR THE BUSINESS AND/OR ACTIVITY

 STANDARD COST FOR CONSTRUCTION OF REWETTING


INFRASTRUCTURE FOR PEATLAND ECOSYSTEM RESTORATION
 GUIDELINE FOR EVALUATION OF RESTORATION SUCCESSS
IN PEATLAND RESTORATION FOR BUSINESS AND/OR
ACTIVITY
 THE STATES OF PEATLAND ECOSYSTEM DEGRADATION
 PROCEDURE FOR DEVELOPING, DETERMINATION, AND AMENDING OF
PEATLAND ECOSYSTEMN PROTECTION AND MANAGEMENT PLAN
 NATIONAL PEATLAND ECOSYSTEM PROTECTION AND MANAGEMENT
14
PLAN 2020-2049
2
PEDOMAN TEKNIS
PELAKSANAAN PEMULIHAN
DI LAPANGAN
-TATA KELOLA AIR-
1 PENETAPAN KHG DAN
2
(PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM
PERATURAN PEMERINTAH NO. 71/2014 JUNCTO

FUNGSI EKOSISTEM
1. Ruang Lingkup : Perencanaan, GAMBUT (F. Lindung dan RPPEG
Pemanfaatan, Pengendalian,
PERATURAN PEMERINTAH NO. 57/2016

F. Budidaya)
Pemeliharaan, Supervisi dan
Sanksi Administratif (Pasal 3) [Keputusan MENLHK No.
2 PENGUKURAN TINGGI P.15/MENLHK/SETJEN/
MUKA AIR TANAH KUM.1/2/2017]

2. Inventarisasi ( Pasal 5-8) Perusahaan/


Lahan Masyarakat

3. Penetapan Fungsi Ekosistem


GAMBUT)

Gambut (Pasal 9-13) 3 DEGRADASI GAMBUT RESTORASI


4. Rencana Perlindungan dan [Keputusan MENLHK No.
Pengelolaan Ekosistem INVENTARISASI P.16/MENLHK/SETJEN/
KUM.1/2/2017]
Gambut (RPPEG) [Keputusan MENLHK No.
(Pasal 14-15) P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/
2/2017]
Lahan
5. Kriteria Baku Kerusakan Masyarakat Areal Konsesi/
Ekosistem Gambut (Tidak Ada Ijin) Perijinan
(Pasal 23-24)

6. Larangan dalam Pemanfaatan


di Lahan Gambut (Pasal 26) AREAL
KONSERVASI
EKOSISTEM GAMBUT: PP71/2014 Jo PP 57/2016 TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT •
Pasal 9 ayat (3) dan (4) 2
paling sedikit 30% (tiga puluh per seratus) dari seluruh luas Kesatuan
Hidrologis Gambut serta terletak pada puncak kubah Gambut dan sekitarnya;
• Gambut dengan ketebalan 3 m (tiga meter) atau lebih;
FUNGSI • plasma nutfah spesifik dan/atau endemik;
• spesies yang dilindungi sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
LINDUNG
Pasal 1 angka 2 dan 3 dan/atau
• Ekosistem Gambut yang berada di kawasan lindung sebagaimana ditetapkan
dalam rencana tata ruang wilayah, kawasan hutan lindung, dan kawasan
hutan konservasi,
Pasal 21 ayat (1)
Pemanfaatan Ekosistem Gambut pada Ekosistem Gambut dengan fungsi lindung
EKOSISTEM
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) dapat dilakukan secara terbatas
GAMBUT untuk kegiatan:
a. penelitian;
b. ilmu pengetahuan;
c. pendidikan; dan/atau
Gambut adalah material organik yang
d. jasa lingkungan.
terbentuk secara alami dari sisa-sisa tumbuhan
yang terdekomposisi tidak sempurna dan
terakumulasi pada rawa.
Pasal 9 ayat (6)
• Tidak termasuk dalam katagori Pasal 9 ayat (3) dan (4)
Ekosistem Gambut: tatanan unsur FUNGSI
Gambut yang merupakan satu kesatuan
BUDIDAUA Pasal 21 ayat (2)
utuh menyeluruh yang saling
mempengaruhi dalam membentuk Pada Ekosistem Gambut dengan fungsi budidaya dapat dimanfaatkan untuk
keseimbangan, stabilitas, dan semua kegiatan sesuai dengan rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem
produktivitasnya. Gambut.
2
1) Kerusakan Ekosistem Gambut dapat terjadi pada:
a. Ekosistem Gambut dengan fungsi lindung; dan
b.Ekosistem Gambut dengan fungsi budi daya.
2) Ekosistem Gambut dengan fungsi lindung dinyatakan rusak apabila:
a. terdapat drainase buatan;
b.tereksposnya sedimen berpirit dan/atau kwarsa di bawah lapisan Gambut; dan/atau
c. terjadi pengurangan luas dan/atau volume tutupan lahan.
3) Ekosistem Gambut dengan fungsi budi daya dinyatakan rusak apabila:
a. muka air tanah di lahan Gambut lebih dari 0,4 m (nol koma empat meter) di bawah
permukaan Gambut; dan/atau
b.tereksposnya sedimen berpirit dan/atau kwarsa di bawah lapisan Gambut.
Sumber: Pasal 23 PP 71/2014 jo. PP 57/2016 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosostem Gambut

18
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2014 PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
2
JUNTO PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 57 TAHUN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN NOMOR P.16/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 TENTANG
EKOSISTEM GAMBUT PEDOMAN TEKNIS PEMULIHAN FUNGSI EKOSISTEM GAMBUT

Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan pedoman
teknis pemulihan fungsi Ekosistem Gambut bagi:
a. Pemerintah;
b. Pemerintah Daerah/provinsi;
c. masyarakat, termasuk masyarakat hukum adat; dan
d. penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.

Pasal 9
Pemulihan Ekosistem Gambut pada areal yang tidak berizin,
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota atau penanggung jawab kegiatan
sesuai kewenangannya secara terencana dengan
berkonsultasi pada Direktur Jenderal.
KAWASAN HUTAN AREAL PENGGUNAAN LAIN (APL)
2
Non Konsesi/ Areal Konsesi/ Areal Konsesi/ Non Konsesi/Perijinan
Perijinan Perijinan Perijinan (HGU/
(IUPHHK-HTI) Perkebunan)

Pemerintah Perusahaan Perusahaan Lintas Administrasi Lintas Kabupaten Kabupaten


Pusat Pemegang Ijin Pemegang Ijin Provinsi /Kota /Kota
(KLHK) IUPHHK-HTI (HGU/Kebun)

Pemerintah Pusat Pemerintah Pemerintah


(KLHK dan BRG) Provinsi Kab./Kota
“Berbagi Peran”

Kewajiban: Kewajiban Perusahaan: Kewajiban: Kewajiban Pemerintah Provinsi,


1.Melakukan inventarisasi dan pemetaan 1.Melakukan inventarisasi dan pemetaan Karakteristik Ekosistem Gambut 1.Melakukan inventarisasi dan Kabupaten/Kota:
Karakteristik Ekosistem Gambut (13 (13 Parameter) di lokasi usaha/kegiatannya (skala 1:50.000), sesuai dengan pemetaan Karakteristik Ekosistem
1.Melakukan inventarisasi dan pemetaan
Parameter) di wilayahnya KHG Prioritas, P.14/2017; Gambut (13 Parameter) di wilayahnya
Karakteristik Ekosistem Gambut (13 Parameter)
sesuai dengan P.14/2017; 2.Mengukur Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) di lahan Gambut dan di KHG Prioritas, sesuai dengan
di wilayahnya, sesuai dengan P.14/2017;
2.Menyusun dan menetapkan peta fungsi saluran/kanal; P.14/2017;
2.Menyusun peta fungsi Ekosistem Gambut di
Ekosistem Gambut (skala 1:50.000); 3.Mengajukan permohonan Titik Penaatan TMAT (TP-TMAT) di lahan 2.Menyusun dan menetapkan peta
tingkat Provinsi dan Kab./Kota;
3.Menyusun Dokumen Rencana Gambut, sesuai dengan P.15/2017; fungsi Ekosistem Gambut (skala
3.Menyusun Dokumen Rencana Perlindungan
Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem 4.Melaporkan secara rutin hasil pemantauan TP-TMAT (tiap 2 minggu 1:50.000);
dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPPEG) di
Gambut (RPPEG) di tingkat Nasional. sekali); 3.Menyusun Dokumen Rencana
tingkat Provinsi dan Kab./Kota.
5.Revisi Rencana Kerja Usaha (RKU) dan menyusun Dokumen Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Pemulihan Ekosistem Gambut, sesuai dengan P.16/2017; Ekosistem Gambut (RPPEG) di tingkat
6.Mengajukan permohonan perubahan izin lingkungan dan menaati seluruh Nasional.
peraturan perundangan yang berlaku.

PENGEMBANGAN SDM : PRAKTISI DI LAPANGAN, MASYARAKAT , UNIVERSITAS, SDM DI SEMUA TINGKATAN PEMERINTAHAN
(FASILITATOR & PENGAWAS)

PENINGKATAN KAPASITAS INFORMATION & PUBLICATION PEDOMAN TEKNIS


2

MELENGKAPI PERATURAN DAN Kembalikan dan kelola air,


KEBIJAKAN UNTUK OPERASIONALISASI

INVENTARISASI KARAKTERISTIK Kembalikan dan lestarikan vegetasi,


EKOSISTEM GAMBUT

PENYUSUNAN RENCANA PERLINDUNGAN DAN Perbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat, dan


PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT (RPPEG)
Penegakan hukum
PEMULIHAN EKOSISTEM GAMBUT

KementerianLHK
Kementerian LHKRI
RI
DirektoratPengendalian
Direktorat PengendalianKerusakan
Kerusakan Gambut
Gambut
Wujudkan Gambut http://pkgppkl.menlhk.go.id/
http://pkgppkl.menlhk.go.id/
IMPROVE LOCAL COMMUNITY LIVELIHOODS- 2
KEMBALIKAN AIRNYA-PERBAIKI TATA KELOLA AIR-, KEMBALIKAN VEGETASINYA-REHABILITASI REVEGETASI, REVITALISASI EKONOMI MASYARAKAT -

2. REHABILITASI REVEGETASI:
1. PEMBANGUNAN SEKAT KANAL
DILAKSANAKAN DENGAN PENANAMAN
(BACKFILLING/SPILLWAY): 3PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT: KEMBALI TANAMAN ENDEMIK DAN
PEMBANGUNAN SEKAT KANAL PROSES PRODUKSI – DIVERSIFIKASI PRODUCT – PEMASARAN: PADA EKOSISTEM GAMBUT FUNGSI
UNTUK PERBAIKAN TATA KELOLA
AIR DAN MENJAGA TINGGI MUKA
BUDIDAYA SECARA PALUDIKULTURE, AGRO-FORESTRY- DAN BUDIDAYA PENANAMAN
JASA LINGKUNGAN DIKOMBINASIKAN DENGAN TANAMAN
AIR TANAH (TMAT) -0.4METER DI BUDIDAYA BERNILAI EKONOMI
BAWAH PERMUKAAN TANAH
GAMBUT PADA FUNGSI BUDIDAYA

CANAL BLOCKING AGROFORESTRY ON PEATLAND ECOSYSTEM REPLANTING

22
2

PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT

Kementerian LHK RI
Direktorat Pengendalian
Kerusakan Gambut
Wujudkan Gambut http://pkgppkl.menlhk.go.id/
2
2

Sumber : Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut, Ditjen. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, 2020
PEMULIHAN EKOSISTEM GAMBUT DI AREAL KONSESI PER DESEMBER 2022

Isi Dokumen Rencana


Pemulihan Ekosistem Gambut:
3
1.Penentuan titik penaatan
TMAT (Manual dan
Automatic/Data Logger),
2.Penentuan stasiun curah
hujan,
3.Pembangunan sekat kanal
(dengan atau tanpa spillway),
4.Pembangunan pintu air dan
embung,
5.Rehabilitasi dengan tanaman
endemik/lokal,
6.Suksesi alami.

26
DISTRIBUSI 235 DESA MANDIRI PEDULI GAMBUT [DMPG]
Dilaksanakan di:
di
3
ACEH •9 provinsi
27 Desa KALTIM
SUMUT •38 kabupaten
7 Kab. 11 Desa
40 Desa KALBAR •235 desa
4 Desa 5 Kab.
6 Kab.
RIAU 3 Kab.
20 Desa Melibatkan 12.676 tenaga
6 Kab. kerja
•Pria 8.963
•Wanita 3.713

Membangun 1.474 unit sekat


kanal

SUMBAR Luas areal terbasahkan:


6 Desa 49.874,7 hektar
3 Kab.
JAMBI KALTENG Melakukan kegiatan
12 Desa 55 Desa
KALSEL agroforestry, agrosilvofishery
2 Kab. 4 Kab.
4 Desa dengan berbagai komoditas
2 Kab. pertanian [paludikultur] dan
tumbuhan hutan
4

SIMATAG & SiPPEG

28
SIMATAG 4
• SiMATAG-0.4m adalah sistem pengelolaan data
pemantauan tinggi muka air tanah pada ekosistem
gambut.

• SiMATAG-0.4m dapat memberikan informasi


kemajuan restorasi gambut melalui analisis data
pemantauan tinggi muka air tanah gambut (TMAT),
pembangunan infrastruktur pembasahan dan
pemantauan hasil rehabilitasi vegetasi.

29
http://pkgppkl.menlhk.go.id/
4
Pemantauan TMAT (area konsesi – HTI/Sawit) 4
SEKAT
KANAL

The SiMATAG-0.4m

 Pemantauan TMAT harian & 2-


mingguan di areal konsesi
 10.450 unit titik penaatan TMAT
terpasang (manual: 9,256 unit
& logger: 1,194 unit)
 868 unit stasiun pemantauan
curah hujan terpasang PEMANTAUAN DATA
OMBROMETER
TMAT MANUAL LOGGER
31
SiPPEG 4
SiPPEG (Sistem Informasi Perlindungan dan
Pengelolaan Ekosistem Gambut) merupakan suatu
sistem yang menyajikan berbagai informasi dan data
terkait Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut
di Indonesia, Melimputi data:
•Indeks Kualitas Ekosistem Gambut (IKEG),
•Neraca Air di Ekosistem Gambut,
•Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem
Gambut (RPPEG) provinsi dan kabupaten/kota,
•Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER),
•Sistem Peringatan Dini,
•Titik Panas (HOTSPOT), dan
•Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) di lahan gambut.
https://sippeg.menlhk.go.id/apps/

Kerjasama Kolaborasi

32
http://pkgppkl.menlhk.go.id/
SiPPEG – Sistem informasi terintegrasi untuk monitor, evaluasi &
4
prediksi [dynamic and real-time weather forecast, hotspot, peat water level, etc]

Data dapat di-overlay:


­Distribusi gambut
Distribusi
­Kedalaman
Kedalaman gambut
­SiMATAG-0.4m
SiMATAG-0.4m
­Hotspot
Hotspot (Terra/Aqua,
SNPP, NOAA20,
Landsat8)
­Kanal
Kanal
­Sekat
Sekat kanal
­Vegetation
Vegetation change
­Areal konsesi
Areal
­Prakiraan cuaca (7 hari)
Prakiraan 8 Aplikasi:
­Arah
Arah angin ­IKEG
IKEG
­Curah
Curah hujan, dll ­Neraca
Neraca Air ­ WASGAKUM
­RPPEG
RPPEG ­ Reduksi emisi CO2
­PROPER
PROPER ­ Peringatan dini
­ Pemantauan TMAT
4

34
4
LOKASI 1
LOKASI 1: CANAL BLOCKING DI TAJUNG SARI VILLAGE,
RIAU [27 JULI 2019]
TINGGI MUKA AIR TANA MENINGKAT (~40 CM) DI SEKELILING
AREA PEMBANGUNAN SEKAT KANAL MENGURANGI POTENSI
KEBAKARAN HUTAN & LAHAN
LOKASI 2

LOKASI 2
LOKASI 2: KERAMBA IKAN DI
LOKASI PEMBANGUNAN
SEKAT KANAL DI DESA
LOKASI 2: LOKASI PEMBANGUNAN KERUMUTAN TELAH
SEKAT KANAL DI DESA KERUMUTAN MENGHASILKAN BEBERAPA
MENINGKATKAN TON IKAN TOMAN UNTUK
TINGGI MUKA AIR TANAH DAN MENDUKUNG KETAHANAN
DIGUNAKAN UNTUK PEMELIHARAAN PANGAN
IKAN DALAM KARAMBA 35
4
AUTOMATIC FDRS SIGN
BOARD IN COMMUNITY LAND

BUOY

Peat GWL

36
4 CONTOH PERUBAHAN
VEGETASI DARI

2019 2021 TAHUN 2019 – 2021


DI DESA RAMBAIAN,
INDRAGIRI HILIR,
RIAU [JUNE 1ST 2021]

INITIAL PLANTING

2020 PANEN
JAGUNG
DURASI KEDUA
DI SIALANG
DUA DAHAN
VILLAGE, RIAU,
[3 JUNI 2021] 37
MENGELOLA GAMBUT SENYUM DISAMBUT

Anda mungkin juga menyukai