DI PESISIR IKN
- REHABILITASI MANGROVE -
3
Pelaksanaan Sosialisasi dan edukasi
restorasi gambut restorasi gambut.
Perencanaan,
pengendalian, dan Perbaikan penghidupan
evaluasi restorasi masyarakat di lahan
gambut gambut
Konstruksi, operasi, Percepatan rehabilitasi
dan pemeliharaan mangrove, di dalam dan
infrastruktur di luar kawasan hutan,
pembasahan pada 9 provinsi
gambut dan
Dukungan administrasi
Memfasilitasi percepatan kelengkapannya
pelaksanaan restorasi
Melaksanakan percepatan Penguatan
gambut dan peningkatan
rehabilitasi mangrove di 9 kelembagaan Pelaksanaan fungsi lain
kesejahteraan masyarakat
(sembilan) provinsi sampai masyarakat dalam yang diberikan Presiden.
pada areal restorasi
dengan tahun 2024.
Gambut di 7 (tujuh) rangka restorasi
provinsi. gambut.
4
KALBAR
RIAU
SUMSEL
KALSEL
PAPUA
JAMBI
KALTENG
5
2. MANGROVE
- Definisi
- Tipologi
- Jasa ekosistem mangrove (perikanan dan
perlindungan pintail)
6
Pengertian Ekosistem Mangrove
• Ekosistem mangrove adalah kesatuan antara komunitas vegetasi mangrove berasosiasi dengan fauna
dan mikro organisme sehingga dapat tumbuh dan berkembang pada daerah sepanjang pantai
terutama di daerah pasang surut, laguna, muara sungai yang terlindung dengan substrat lumpur atau
lumpur berpasir dalam membentuk keseimbangan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
(Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2012)
• Mangrove adalah vegetasi pantai yang memiliki morfologi khas dengan sistem perakaran yang
mampu beradaptasi pada daerah pasang surut dengan substrat lumpur atau lumpur berpasir.
(Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021)
Tipe Geomorfology
• Delta
• Kepulauan Tipe Ekology
• Lagoon • Basin
• estuari • Fringe
• Riverine
Penyaring Air | 2 s.d. 5 hektare luas mangrove dapat mengolah limbah tambak
seluas 1 hektare.
Perikanan | Lebih dari 3.000 spesies ikan ditemukan pada ekosistem mangrove.
Pengatur Iklim | Potensi penyimpanan karbon di mangrove 3-5 kali lebih tinggi
dibandingkan hutan tropis daratan.
Jasa Sumber Mata Pencaharian | Setidaknya 120 juta orang hidup dekat dengan
mangrove dan bersumber penghidupan dari mangrove.
Ekosistem
Pemanfataan Kayu | Kayu mangrove memiliki densitas yang bernilai sebagai
Mangrove bahan baku dan bahan bakar.
Nilai Ekonomi | Nilai ekonomi total yang disediakan mangrove Indonesia dari jasa
ekosistemnya diperkirakan sebesar USD 1.5 Milyar/tahun (World Bank, 2022).
Eco-tourism | lebih dari 2.000 macam jenis atraksi secara global seperti boat
tours, boardwalks, kayak, memancing , edu-ecotourisme, dll.
9
Jasa Ekosistem Mangrove: Perikanan
Hasil tangkapan pada
• Lebih dari 3.000 spesies ikan ditemukan di ekosistem mangrove. Kawasan perairan
dengan kondisi
•
•
Mangrove diketahui sebagai tempat pemijahan berbagai satwa ikan.
Untuk keperluan pasar, saat ini lebih memilih hasil ikan yang berasal
1. mangrove jarang:
Rp900.000,00/ha/tahun
dari habitat mangrove (untuk ekspor) karena lebih marketable.
• Ekosistem mangrove juga merupakan tempat hidup
anakan ikan pyrus yang dibudidaya pada lingkungan
ekosistem mangrove dengan menggunakan keramba
untuk diambil organ gelembung
2. Hasil tangkapan pada Kawasan
perairan dengan kondisi sedang:
insang dengan harga: Rp3.800.000,00/ha/tahun
Rp1,3 juta/10 gram atau senilai
Rp630.000,00/m2/tahun. 3.
Hasil karamba: Rp630.000,00/tahun/m2
4.
Hasil Sementara Hasil tangkapan pada Kawasan perairan dengan
Kajian Valuasi Ekonomi
Rehabilitasi Mangrove kondisi mangrove tinggi: Rp490.000,00/ha/tahun
oleh FKT UGM
di Batu Ampar,
Mempawah, Kalbar 10
Jasa Ekosistem Mangrove: Perlindungan Pantai
Analisis Abrasi Analisis Abrasi
Tanpa Mangrove dengan Mangrove
• Pada Periode 2017 –2022 • Pada Periode 2017 –2022 dalam
dalam luasan ±5.277 ha, luasan ±2759 ha, Kawasan
Kawasan tanpa dengan mangrove mengalami
mangrove mengalami abrasi seluas 40 ha atau 8
abrasi seluas 115 ha atau ha/tahun.
23 ha/tahun. • Setiap hektar kawasan dengan
• Setiap 1 ha kawasan mangrove mengalami abrasi
tanpa mangrove seluas 28,9 m2.
mengalami abrasi seluas • Setiap hektar mangrove mampu
43 m2/tahun. mencegah abrasi seluas 14,1
m2/tahun.
12
Mangrove: Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
13
3. MANGROVE
a. Penyebab kerusakan
b. Sejarah
c. Roadmap
d. Data PMN
- PMN Indonesia
- PMN Kaltim
- PMN Kabupaten sekitar IKN
14
Motivasi Ekonomi Memicu Perubahan Fungsi Penggunaan
Lahan
Permasalahan Kerusakan
Mangrove
• Pemanfaatan areal atau
Kawasan mangrove untuk
kepentingan pembangunan
wilayah
• Pemanfaatan mangrove
Eksploitasi Hasil Hutan Mangrove yang Berlebihan Konversi Mangrove Menjadi Lahan Pertanian untuk kawasan pemukiman
baru
• Pemanfaatan area mangrove
untuk budidaya tambak ikan
dan udang
• Kerusakan mangrove karena
over-cutting
• Kerusakan mangrove karena
illegal logging
• Kerusakan mangrove sebab
Konversi Mangrove Menjadi Tambak Konversi Mangrove Menjadi Kebun Sawit alamiah
15
Fase Kerusakan Mangrove
Indonesia
Rantai Sebab-Akibat kerusakan Mangrove:
Analisis DPSIR
17
Roadmap Rehabilitasi Mangrove Nasional
2021-2030
Tujuan: Memberikan garis besar arah pengelolaan mangrove sebagai
acuan bagi para pihak untuk menyusun rencana aksi sesuai tugas dan
kewenangan masing-masing
Keberlanjutan
Implementasi
Aksi
Pemenuhan
Kondisi
• Pengarusutamaan
Pemungkin
rehabilitasi mangrove ke
Pemulihan, dalam kebijakan pusat dan
peningkatan, dan daerah, dan pengelolaan
• Koordinasi dan mempertahankan usaha/kegiatan
sinkronisasi kebijakan dan ekosistem mangrove • Penguatan sistem
program antar K/L silvikultur dan penyediaan
• Penguatan basis data bibit
• Penguatan kelembagaan
18
• Pemberdayaan masyarakat
1. Fase PRM periode 2021-2024, indikator utama pada
Fase dalam Roadmap akhir periode adalah tercapainya rehabilitasi
mangrove seluas 600.000 hektar yang diperhitungkan
Rehabilitasi Mangrove dari jumlah luas seluruh landskap yang telah
dilakukan intervensi.
2. Fase pengarusutamaan pengelolaan mangrove
periode 2025-2027, indikator utama pada akhir
periode adalah teritegrasinya pengelolaan mangrove
04
dalam rencana pembangunan, rencana kegiatan dan
Mangrove
Net Sink usaha, dan terbangunnya unit-unit manajemen
03 mangrove pada lokasi-lokasi tertentu.
Pengelolaan
3. Fase pengelolaan mangrove lestari periode 2028-
Mangrove Lestari 2030
02 2030, indikator utama pada akhir periode adalah
Pengarusutamaan
Mangrove dalam terbangunnya sistem pengelolaan mangrove lestari
Pengelolaan
Hutan dan Lahan 2028-2030 yang dipedomani oleh setiap unit manajemen dan
01 menjadi dasar dalam pengawasan yang dilakukan
Percepatan
Rehabilitasi
oleh pemerintah.
Mangrove
2025-2027
4. Fase Akhir, indikator utama dari fase ini adalah
meningkatnya daya dukung, produktivitas dan peran
2021-2024 ekosistem mangrove dalam menjaga sistem
penyangga kehidupan
Prinsip Dasar Pelaksanaan Rehabilitasi Mangrove
1. Rehabilitasi Mangrove sebagai Bagian 2. Pengelolaan Mangrove sebagai Bagian
dari Upaya Menyejahterakan Masyarakat dari Mitigasi Perubahan Iklim
Mangrove dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Mangrove dapat menyimpan karbon hingga 3-5
sekitar sebagai sumber penghidupan, baik kali lebih besar daripada tanah mineral biasa.
dimanfaatkan secara langsung dengan diambil Dengan karakteristik ini, mangrove menjadi salah
dan diolah buahnya, maupun melalui kegiatan satu ekosistem penting dalam menyimpan atau
ekowisata. mengurangi karbon sehingga langkah rehabilitasi
mangrove tidak dapat terlepas dari upaya
nasional dalam mitigasi perubahan iklim.
3. Kolaborasi dengan Berbagai Stakeholder
di Sekitar Mangrove untuk Keberlanjutan 4. Menggunakan Berbagai Sumber
Untuk mencapai keberlanjutan dalam Pembiayaan
pengelolaan mangrove, perlu dilakukan Rehabilitasi mangrove dapat didorong untuk
kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam menggunakan berbagai skema pembiayaan,
upaya rehabilitasi mangrove, khususnya dalam diantaranya termasuk mengakses pembiayaan
penguatan kelembagaan masyarakat. untuk mitigasi perubahan iklim.
Implementasi Strategi Percepatan Rehabilitasi Mangrove
PERENCANAAN PELAKSANAAN MONEV DAN
PRAKONDISI PASCA
BIMTEK
• Reviu Peta Mangrove • Padiatapa • Persiapan lapangan • Pembinaan, bimbingan • Pendampingan usaha
Nasional (persetujuan atas dasar informasi • Penyiapan bibit, teknis, monitoring masyarakat
• Peta Indikatif RHL Mangrove di awal tanpa paksaan) kegiatan sipil teknis secara berkala • Pemberdayaan
tahun tertentu • Penyusunan Rantek sederhana • Sistem Monitoring kelompok
• Penyusunan Roadmap Partisipatif • Konstruksi Alat Pemecah Penanaman Mangrove, • Kelompok mandiri dan
Rehabilitasi Mangrove • Desain rencana Ombak (APO) berbasis spasial dan sembada
• Inventarisasi program, penyediaan bibit • Penanaman P0 terintegrasi • Program-program
projek dan kegiatan yang • Rencana pemberdayaan • Pemeliharaan tahun • Pendampingan oleh keberlanjutan yang
terkait rehabilitasi mangrove masyarakat dan berjalan * • Evaluasi Keberhasilan terintegrasi
oleh KLHK, KKP dan K/L kelembagaan tingkat • Pemeliharaan tahun Penanaman • Keaktifan Desa Mandiri
lainnya, PEMDA, NGO/CSO desa/kelompok pertama (P1)*. Peduli Mangrove
dan CSR. masyarakat
• Pemetaan Sosial dan Catatan:
penguatan kelembagaan pengumpulan infografis *: tergantung kebijakan
• Sosialisasi dan edukasi terkait ekosistem mangrove Model Pelaksanaan:
(hidrooceanografi, historical
• Koordinasi Pemerintah ecosystem, kearifan local,
Swakelola Memanfaatkan
Pusat dan Daerah karakteristik landsystem) per Pokmas dan Penduduk
• Sekolah lapang Wilayah Sekitar
Sistem pembayan ac2ac
Konsep Perencanaan RURHL Masukan (Input):
(PP 26 Tahun 2020) 1. Rencana Kehutanan
2. RPDAS
3. Rencana Pengelolaan SDA
Disusun dan Ditetapkan 4. Rencana Tata Ruang
5. Peta Lahan Kritis
MENTERI 6. Peta Mangrove
7. Peta Cekungan Air Tanah
Rencana Umum RHL DAS Masa Berlaku RU-RHL DAS 8. Peta Kekritisan Daerah Resapan
(RURHL-DAS) 10 Tahun. Muatan RU-RHL DAS:
1. Rencana Pemulihan Hutan dan Lahan
Review Ulang 2. Pola Pelaksanaan Kegiatan RHL
3. Pengendalian Erosi & Sedimentasi
Setiap 5 Tahun 4. Pengembangan SD Air
5. Kelembagaan
6. Sosek
Disusun setiap 1 Tahun sekali (T-1) Rencana Tahunan RHL Mengacu RU-RHL
Rencana Tahunan RHL DAS berdasarkan hasil Pemetaaan Kapasitas
• RTnRHL Kawasan hutan disusun dan
(RTnRHL) Kelembagaan Skala tapak
ditetapkan Menteri, kecuali Tahura oleh
Gub/Bupati/walikota Informasi: Jenis Keg, Lokasi, Volume,
• RTnRL disusun dan ditetpakan oleh Gub Pembiayaan
DAS
Ekosistem Ekosistem Mangrove- Sempadan Ekosistem
Daratan Pantai Bergambut
Dalam Dalam
Sempadan Luar Kawasan
Kawasan Luar Kawasan Mangrove Kawasan
Pantai Hutan
Hutan Hutan
TINGKAT KEKRITISAN
Rencana Pemulihan Pola Pelaksanaan Pengendalian Erosi & Pengembangan SD Air Pengembangan Monitoring dan
Hutan dan Lahan Kegiatan RHL Sedimentasi Kelembagaan Evaluasi
25
PRIORITAS PENANGANAN RHL
EKOSISTEM PRIORITAS PENANGANAN
Pola tanam
tumpangsari tambak
Pola tanam murni (silvofishery/wanamina)
Definisi
Kesatuan Lanskap Mangrove (KLM) merupakan satu
unit pengelolaan mangrove yang secara fisik dibatasi Secara spasial, KLM dipisahkan oleh sungai besar,
oleh kondisi geomorfologi yang di dalamnya terdapat faktor geomorfologi atau batas ikonik yang lain. Pada
beberapa tipe ekologis mangrove yang mencerminkan umumnya dalam satu KLM ada satu tipe mangrove
kondisi lingkungan yang lebih mikro, beserta sistem berdasar geomorfologinya (Delta, Estuarine, Muara
sosial ekonomi yang berinteraksi dengan ekosistem Sungai atau Pulau) dengan beberapa mosaik tipe
mangrove. ekologis mangrove (river dominated, tide dominated
dan basin mangrove).
IKN DAN LANDSCAPE TELUK BALIKPAPAN
1. Konektivitasi IKN
2. Mangrove Landscape Teluk Balikpapan
3. Data
4. Permasalahan Landscape Teluk Balikpapan
5. Konsep Taman Mangrove Teluk Balik*)
36
NO Kabupaten Kecamatan KSN Cluster RM
1 PPU Penajam Tel. Bpn
Waru Fringe Paser
Babulu Fringe Paser
Sepaku Tel. Bpn
2 Kota Balikpapan Balikpapan Barat Tel. Bpn
Balikpapan Utara Tel. Bpn
Balikpapan Timur Fringe Bpn
Balikpapan Kota Tel. Bpn
Balikpapan Tengah Tel. Bpn
Balikpapan Selatan Fringe Bpn
3 Kutai Kartanegara Samboja Fringe kukar
Muara Jawa Delta Mahakam
Loa Janan Daratan
Loa Kulu Daratan
Luas Mangrove Eksisting di
Teluk Balikpapan
No Kabupaten Kecamatan Dalam Kawasan Luar Total
(Ha) Kawasan (Ha) (Ha)
Hutan Produksi
Balikpapan Utara
0 119 119
Kota Balikpapan
48 1879 1.927
1 Kota Balikpapan 0 28 28
Balikpapan Barat
Balikpapan 0 4 4
Utara
Kota Balikpapan 0 32 32
“Terdapat tambak-tambak terlantar yang perlu segera direhabilitasi baik dengan perbaikan hidrologi dan/atau dengan
penanaman, dan integrasi yang lebih ekologis untuk memadukan tambak dan mangrove”
Deforestasi Mangrove
Sejak Tahun 1999 – 2018, luasan mangrove di Teluk Balikpapan mengalami pengurangan seluas
512 ha (Clark Labs). Terutama terjadi di APL
Bentuk-bentuk ancaman:
1. Unsustainable fishing, underwater noise
caused by construction, particularly piling
activities.
2. High phenol level within the Bay (2015)
3. Large-scale oil spill in 2018
4. Shipping traffic
5. Harbor construction
Kreb et al., 2020
B3
49
DOKUMENTASI PROGRES KEGIATAN PENANAMAN 2022 DI KT SETIA KAWAN
PENANAMAN
Luas Penanaman 53 Ha
Di Desa Sotek
Pola Tanam: Intensif, 3.300 bt/ha
Konsep Taman Mangrove Teluk Balikpapan
1. Konsepsi TMTB
2. Pengaturasn Spasial TMTB
3. Assessment lokasi
4. Tahapan Pembangunan TMTB
51
5. Aquaculture untuk keberlanjutan dan produktivitas
Prinsip pengelolaan Mangrove Teluk Balikpapan
1. Tata Kelola Landscape : Integrasi biofisik dan system sosial
2. Pendekatan Ekosistem: setiap komponen saling terkait
3. Pengelolaan DAS Hulu Hilir
4. Perbaikan lingkungan dan kesejahteran/perekonomian
5. Sinergisitas
6. Keberlanjutan
57
Kegiatan Pemberdayan Masyarakat
Kegiatan pemberdayan masyarakat di lokasi rehabilitasi mangrove antara lain:
3
PENYIAPAN MASYARAKAT PENGUATAN KELEMBAGAAN
dalam pelaksanaan
rehabilitasi mangrove 1 desa, antar desa, dan supra desa
Terbentuk: 220
DMPM(2021)
Desa Mandiri Peduli Mangrove (DMPM) menjadi kerangka kerja BRGM dalam mengintegrasikan perlindungan dan pengelolaan
ekosistem mangrove secara berkelanjutan dalam satu kesatuan bentang alam dengan pembangunan desa dan kawasan perdesaan;
DMPM bertujuan memberi kontribusi pada ketahanan lingkungan, sosial dan ekonomi untuk meningkatkan Indeks Desa Membangun
(IDM) dan pencapaian beberapa tujuan dalam SDGs Desa.
KELEMBAGAAN
TIM REHABILITASI MANGROVE DAERAH
(TRMD)
Dasar Hukum Pembentukan TRMD
Perpres 120/2020
tentang BRGM
Tugas TRMD:
Fungsi TRMD:
Mendukung kelancaran
a. koordinasi penyusunan rencana rehabilitasi
pelaksanaan tugas & fungsi
mangrove skala provinsi;
BRGM di daerah
b. koordinasi dengan Pemda dan pihak terkait
lainnya dalam pelaksanaan sosialisasi, edukasi,
TRMD dibentuk melalui dan pemberdayaan masyarakat;
Keputusan Gubernur c. pemantauan program & kegiatan rehabilitasi
mangrove yang dilakukan di wil. provinsi;
d. melakukan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi
mangrove secara periodik minimal 2x setahun
Struktur TRMD
Koordinator Bidang
Perencanaan, Monitoring,
dan Evaluasi
Koordinator
Koordinator Bidang
Rehabilitasi Mangrove
TRMD Sekretariat
Faktor
Penyebab/
Ancaman
Kegiatan
Rehabilitasi
Kelas
Perlakukan Memulihkan Meningkatkan Mempertahankan
Reboisasi/
Penghijauan
Kordinasi dan Sinkronisasi MLU : Mangrove
Kebijakan
Keterangan: Manusia Kebijakan
Alam (abrasi & Land Unit
Sedimentasi)
Pemberdayaan Sipil Teknis Penahan
Masyarakat Abrasi dan Sedimentasi
Thank You
“Restore Peatland, Rehabilitate Mangrove,
for the Ecosystem and Livelihood”
65