Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS NILAI EKONOMI HUTAN MANGROVE DI DESA MARE

KOFO KOTA TIDORE KEPULUAN

Sabaria Niapele*, Muhammad Hi. Hasan*


Staf Pengajar Univ. Nuku-Tidore, Email: -

ABSTRAK

P e n e l i t i a n i n i b e r t u juan untuk mengetahui jenis pemanfaatan dan


menganalisa nilai ekonomi hutan mangrove di Desa Mare Kofo Kota Tidore
Kepulauan. Metode penelitian dengan pengambilan sampel yang dipilih secara
sengaja (purfosive) dari masyarakat disekitar hutan mangrove serta yang
memiliki akses terhadap hutan mangrove. Nilai Manfaat langsung yang diperoleh
masyarakat di sekitar hutan mangrove (local direct use value) didekati dengan
laba bersih yang dihasilkan untuk penggunaan lokal. Manfaat tidak langsung
didekati dengan metode Replacement cost (metode biaya pengganti). Pendekatan
tersebut digunakan untuk mengestimasi nilai manfaat fisik, biologis dan ekoogis
sumber daya hutan mangrove dengan kriteria dan standar penilaian. Untuk
estimasi nilai manfaat pilihan menggunakan pendekatan benefit transfer.
Sementara itu estimasi nilai manfaat keberadaan dengan menggunakan metode
Contingent Valuation. Hasil penelitian pemanfaatan langsung hutan mangrove
oleh responden di Desa Mare Kofo yaitu: Pemanfaatan kayu bakar, ikan, kerang,
cumi dan kepiting. Total nilai ekonomi pemanfaatan hutan mangrove di Desa
Mare Kofo yaitu: manfaat langsung sebesar Rp. 34.542.515,59/ha/ tahun, manfaat
tidak langsung sebesar Rp. 153.285.120,17/ha/tahun, manfaat pilihan sebesar Rp.
171.897,38/ha/tahun, dan manfaat keberadaan sebesar Rp. 4.800.000/ha/tahun,
sehingga total nilai ekonomi yaitu sebesar: Rp. 192.799.533,1/ha/tahun.

Kata Kunci : Nilai, Ekonomi, Hutan , Mangrove

I. PENDAHULUAN intrupsi air laut, bahkan kerusakan yang


1.1. Latar Belakang dilakukan oleh manusia sendiri.
Hutan mangrove memiliki peran yang Hutan mangrove merupakan salah satu
sangat penting bagi kehidupan masyarakat bentuk ekosistem hutan yang unik dan khas
terutama masyarakat yang berada di sekitar serta terdapat pada daerah pasang surut di
hutan mangrove tersebut. Salah satu wilayah pesisir, pantai,dan atau pulau-pulau
peranannya yaitu sebagai sumber mata kecil dan merupakan potensi sumber daya
pencaharian bagi masyarakat, karena dapat alam yang sangat potensial. Hutan mangrove
menghasilkan berbagai produk bernilai memiliki nilai ekonomi dan ekologis yang
ekonomi terutama sebagai penghasil produk sangat tinggi, tetapi sangat rentan terhadap
kayu, ikan, kerang, kepiting dan lain-lain serta kerusakan apabila kurang bijaksana dalam
dapat dijadikan sebagai wahana rekreasi dan mengelola dan melestarikannya.
wisata alam maupun penidikan. Dewasa ini, Secara garis besar, mangrove
peranan hutan mangrove bagi lingkungan mempunyai beberapa keterkaian dalam
sekitarnya dirasakan semakin besar, tetapi pemenuhan kebutuhan manusia sebagai
adanya berbagai dampak merugikan yang bahan pangan, papan, dan kesehatan serta
dirasakan di berbagai tempat akibat lingkungan, dibedakan menjadi lima fungsi
hilangnya hutan mangrove, seperti tsunami, yaitu fungsi fisik, fungsi kimia, fungsi
biologis, fungsi ekonomi, dan fungsi lain

7
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

(wanawisata). Hamilton dan Snedaker (1994) biota laut, serta fungsi perlindungan dan
dalam Dahuri dkk (2004) mencatat sekitar 58 pengamanan pantai.
produk langsung dan tidak langsung yang Dampak negative akan timbul akibat
dapat diperoleh dari mangrove antara lain pemanfaatan hutan mangrove yaitu terjadi
berupa kayu bakar, bahan bangunan, pupuk, kerusakan fisik atau bahkan hilangnya
bahan baku kertas, bahan makanan, obat- ekosistem mangrove, hal ini akan berdampak
obatan, minuman, peralatan rumah tangga, pada fungsi ekologis, ekonomi maupu sosial
bahan baku tekstil dan kulit, madu lilin, dan masyarakat. Dampak kerusakan ini akan terus
tempat rekreasi. belanjut jika tidak ada solusi untuk
Pemanfaatan hutan mangrove untuk mempertahankan keberadaan hutan mangrove
pemenuhan kebutuhan manusia perlu tersebut. Oleh karena itu maka dipandang
dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga dapat perlu untuk melkukan kajian ekonomi secara
memberikan manfaat bagi kesejahteraan mendetail tentang manfaat dan fungsi hutan
masyarakat dengan tetap memperhatikan mangrove dari sisi ekonomi untuk dijadikan
aspek kelestariannya, sehingga manfaat yang landasan dalam pengambilan kebijakan
diperolehpun dapat tetap lestari dan utamanya terkait dengan Pengelolaan Sumber
berkelanjutan. Namun pemanfaatan tersebut Daya HutanMangrove di Desa Mare Kofo.
terkadang tidak memperhatikan aspek-aspek
kelestarian sehingga, menimbulkan kerusakan 1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
yang merugikan masyarakat itu sendiri. Berdasarkan rumusan masalah tersebut,
Kota Tidore Kepulauan memiliki maka tujuan penelitian adalah untuk :
potensi sumber daya hutan mangrove yang 1. Mengetahui jenis pemanfaatan hutan
terdapat dibeberapa daerah. Salah satunya mangrove di Desa Mare Kofo Kota Tidore
hutan mangrove di Desa Mare Kofo yang Kepulauan
memiliki luas ± 9,62 Ha. Namun sampai saat 2. Menganalisa nilai ekonomi hutan mangrove
ini belum ada kajian ilmiah untuk mengetahui di Desa Mare kofo Kota Tidore Kepulauan
potensi hutan mangrove yang ada di Desa Penelitian ini diharapkan memberikan
Mare Kofo secara ekonomi. Oleh karena itu manfaat sebagai berikut:
dipandang penting untuk melakukan kajian 1. Sebagai bahan informasi ilmiah dalam
analisis ekonomi untuk mengetahui berapa pengambilan kebijakan pengelolaan dan
besar nilai ekonomi hutan mangrove yang pemanfaatan hutan mangrove khususnya di
terdapat di Kawasan Hutan Mangrove Mare Desa Mare Kofo Kota Tidore Kepulauan
Kofo. 2. Sebagai referensi ilmiah bagi peneliti
lainnya yang berminat untuk mengkaji
1.2. Rumusan Masalah bidang yang sama khususnya dalam
Berbagai jenis komoditas yang bernilai perencanaan dan pengelolaan sumber daya
ekonomi baik berupa hasil hutan, seperti: hutan mangrove di Kota Tidore Kepulauan.
kayu untuk kayu bakar, bahan bangunan,
bahan baku arang, serta komoditas hasil II. METODE PENELITIAN
perikanan, seperti: ikan, udang, kepiting, dan 2.1. Tempat dan Waktu
kerang-kerangan. Potensi tersebut merupakan Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mare
asset yang besar untuk pembangunan Kofo Kota Tidore Kepulauan, selama 6 bulan.
ekonomi di daerah apabila dikelola secara
lestari. Selain itu pemanfaatan dan 2.2. Alat dan Bahan
pengelolaan hutan mangrove dalam Alat yang digunakan dalam penelitian ini
menunjang ekonomi masyarakat pesisir adalah: Kamera Digital, Recording, alat tulis
menjadi perhatian khusus, oleh karena peran menulis, kuisoner untuk wawancara dan
dan fungsi hutan mangrove yang beraneka respondensi.
ragam, seperti sebagai daerah pemijahan,
pembesaran dan mencari makan berbagai jenis

8
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

2.3. Pengambilan Sampel (1991). Sementara itu estimasi nilai manfaat


Sampel dalam penelitian ini yaitu keberadaan dengan menggunakan metode
masyarakat yang memanfaatkan komoditas Contingent Valuation.
hutan mangrove secara langsung, yakni 2.6.1. Jenis Manfaat Langsung
pengolah kayu bakar, serta nelayan penangkap a. Manfaat Langsung kayu bakar adalah nilai
ikan, kepiting, serta pengumpul kerang. ekonomi yang diperoleh dari pengolahan
Pengumpulan data sampel masyarakat kayu mangrove menjadi kayu bakar,
pengguna dilakukan secara teknik purposive didekati dengan persamaan sebagai
sampling. Hal ini didasarka pada pertimbangan berikut:
bahwa sampel merupakan responden yang NEKb = QKb x PKb x RTKb – CKb, Dimana
bersifat spesifik, sehingga penentuan harus diketahui NEKb merupakan nilai ekonomi
dilakukan secara sengaja (purposive). kayu bakar (Rp/tahun), PKb merupakan
nilai jumlah volume kayu bakar
2.4. Prosedur Penelitian 3
(m /tahun), PKb merupakan harga kayu
Respoden dipilih secara sengaja dari 3
masyarakat disekitar hutan mangrove serta bakar (Rp/m ), RTKb merupakan jumlah
yang memiliki akses terhadap hutan rumah tangga pengolahan kayu bakar
mangrove. Wawancara dilakukan dengan (kk), CBk merupakan biaya pengolahan
masing-masing respoden dengan kayu bakar (Rp/tahun)
menggunakan kuisoner untuk memperoleh b. Manfaat langsung penagkapan ikan/udang
perkiraan nilai ekonomi yaitu: manfaat adalah nilai ekonomiyang diperoleh dari
langsung, manfaat tidak langsung, manfaat penagkapan ikan/udang didekati dengan
pilihan, dan manfaat keberadaan dari hutan persamaan berikut:
mangrove di Desa Mare Kofo. NEPi = QPi x PPi x RTPi - CPi. Dimana
diketahui NEPi merupakan nilai ekonomi
2.5. Variabel penelitian penangkapan ikan/udang (Rp/tahun), QPi
merupakan Jumlah ikan/udang hasil
Variabel yang akan diukur untuk tangkapan (kg), RTPi merupakan jumlah
pengukuran nilai ekonomi atau variable nelayan penangkapan ikan/udang (orang),
ekonomi meliputu: manfaat langsung dan CPi merupakan biaya penangkapan
(DirectUse Value), Manfaat tidak langsung ikan/udang (RP/tahun)
(Indirect use Value), Manfaat pilihan (Option c. Manfaat langsung penangkapan kepiting
Value), dan Manfaat Keberadaan (Existence adalah nilai ekonomi yang diperoleh dari
Value). penangkapan kepiting, didekati dengan
persamaan berikut:
2.6. Analisis Data NEPk = QPk x PPk x RTPk – CPk. Dimana
Nilai Manfaat langsung yang diperoleh NEPk merupakan nilai ekonomi
masyarakat di sekitar hutan mangrove (local penangkapan kepiting (RP/tahun), QPk
direct use value) didekati dengan laba bersih merupakan jumlah kepiting hasil
yang dihasilkan untuk penggunaan local tangkapan (kg), PPk merupakan harga
(Shatirathai, 2003). Manfaat tidak langsung jual kepiting hasil tangkapan (Rp/Kg),
didekati dengan metode Replacement cost RTPk merupakan jumlah nelayan
(metode biaya pengganti). Pendekatan tersebut penangkap kepiting (orang), dan CPk
digunakan untuk mengestimasi nilai manfaat merupakan biaya operasional pengkapan
fisik sumber daya hutan mangrove, manfaat kepiting (Rp/tahun)
biologis, dan manfaat ekologis dengan kriteria d. Manfaat langsung pengumpulan kerang
dan standar penilaian sabagaimana yang adalah nilai ekonomi yang diperoleh dari
diajukan oleh Suryono (2006). Untuk estimasi penangkapan kerang, didekati dengan
nilai manfaat pilihan menggunakan persamaan sebagai berikut:
pendekatan benefit transfer dengan criteria NEPkr = QPkr x PPkr x RTPkr – CPkr,
sebagaimana yang diajukan oleh Ruitenbeek Dimana diketahui NEPkr merupakan nilai

9
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

ekonomi pengumpulan kerang (Rp/tahun), yang dihitung sesuai dengan nilai rupiah
QPkr merupakan jumlah kerang hasil adalah:
pengumpulan (Kg), PPkr merupakan harga MTL= MTL1 + MTL2 + MTL3 + .......+ MTLn.
jual kerang hasil pengumpulan (Rp/Kg), Dimana diketahui MTL merupakan
RTPkr merupakan jumlah nelayan manfaat tidak langsung, MTL1 merupakan
pengumpulan kerang (orang), dan CPkr manfaat tidak langsung peredam
merupakan biaya operasional gelombang, MTL2 Manfaat tidak langsung
pengumpulan kerang (Rp/tahun). sebagai penyedia bahan organic, dan MTL3
2.6.2. Nilau Ekonomi Hutan mangrove
merupakan manfaat tidak langsung sebagai
a. Manfaat Langsung
penyedia karbon.
Manfaat langsung atau Direct Use Value
d. Manfaat pilihan
adalah merupakan jenis manfaat yang
Nilai manfaat pilihan didekati dengan
langsung dapat diperoleh dari hutan
mengacu pada nilai keanekaragaman hayati
mangrove atau sebagai bentuk manfaat
(biodiversity) hutan mangrove di Indonesia,
aktual yang dilakukan oleh masyarakat,
2
seperti mengolah kayu bakar, mengkap yakni sebesar USD 1.500 per km per tahun
ikan, menangkap kepiting, menangkap atau sebesar USD 15 per ha per tahun
udang, mengumpulkan kerang dan lain- (Ruitebeek, 1992). Untuk mengetahui
lain, dihitung menggunakan rumus sebagai manfaat pilihan dari hutan mangrove,
berikut: TML = ML1 + ML2 + ML3 + ML4 + digunakan pendekatan dengan formula
n, Dimana diketahui bahwa TML sebagai berikut:
merupakan nilai manfaat langsung kayu MP = MPb = (USD 15 per ha) x Luas lahan
bakar, ML2 merupakan nilai manfaat mangrove. Dimana diketahui MP
langsung penangkapan ikan, ML3 merupakan manfaat pilihan. Perhitungan
nilai manfaat pilihan tersebut dilakukan
merupakan nilai manfaat langsung
dengan mengkorvesikan nilai
penangkapan kepiting, dan ML4
keanekaragaman hayati USD 15 per ha
merupakan nilai manfaat langsung
tersebut ke dalam nilai rupiah
pengumpulan kerang. Sementara n
e. Manfaat Keberadaan
merupakan jenis manfaat langsung lainnya.
Manfaat keberadaan atau lebih dikenal
b. Manfaat Tidak Langsung
dengan istilah manfaat eksistensi
Perhitungan manfaat tidak langsung hutan
merupakan jenis manfaat yang dirasakan
mangrove digunakan digunakan metode
oleh masyarakat dari keberadaan ekosistem
replacement cost. Manfaat tidak langsung
hutan mangrove dari manfaat lainnya,
dari hutan mangrove diperoleh dari suatu
yakni manfaat langsung, manfaat tidak
ekosistem secara tidak langsung, yakni
langsung, dan manfaat pilihan. Manfaat
berupa manfaat fisik, biologis, dan ekologis
keberadaan merupakan nilai ekonomi
(Suryono, 2006). Manfaat tidak langsung
keberadaan secara fisik dari ekosistem
fisik yakni sebagai abrasi pantai (Fahrudin,
hutan mangrove. Metode yng digunakan
1996) dalm Abdul dan Rohmady (2014)
untuk menghitung besarnya nilai ekonomi
dinilai dari adanya pembuatan bangunan
melalui pendekatan Contingent Valuation
air yaitu yaitu pemecah gelombang ombak
Method atau lebih dikenal dengan CVM
(Suryono, 2006), manfaat tidak langsung
f. Kuantifikasi Seluruh Manfaat dan Fungsi
biologis yakni sebagai penyedia bahan-
Hutan Mangrove.
bahan organik bagi biota yang hidup di
Setelah seluruh komuditas dari hutan
dalam kawasan hutan mangrove (Adrianto
mangrove dapat diidentifikasi, selanjutnya
dkk, 2004) maupun sebagai tempat
adalah mengkuantifikasi seluruh
pemijahan dan asuhan (Suryono, 2006) dan
komoditas kedalam nilai rupiah. Teknik
manfaat tidak langsung ekologis yakni
kuantifikasi yang digunakan adalah: 1).
diestimasi dari adanya serapan karbon.
Nilai pasar local, 2). Harga tidak langsung,
Formula yang digunakan untuk
3). Contingent valuation method (CVM), 4).
menghitung nilai manfaat tidak langsung

10
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

Nilai Ekonomi Total (NET)/Total Economic 1. Sebelah Utara Berbatasan Dengan Hutan
Value (TEV), merupakan penjumlahan dari Lindung
nilai pemanfaatan dan nilai bukan 2. Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Pulau
pemanfaatan hutan mangrove yang telah Moti
diidentifikasi dan dikuantifikasikan. 3. Sebelah Barat Berbatasan Dengan Kelurahan
Untuk mengetahui nilai ekonomi total Toloa Kecamatan Tidore Utara
(NET/TEV) adalah sebagai berikut: NET = 4. Sebelah Timur Berbatasan Kelurahan Seli
ML + MTL + MP +ME. Dimana diketahui Kecamatan Tidore.
NET merupakan nilai ekonomi total, ML
merupakan nilai manfaat langsung, MTL 3.2. Karakteristik Responden.
merupakan nilai manfaat tidak langsung, 3.2.1. Usia Responden
MP merupakan nilai manfaat pilihan, dan Berdasarkan data dilapangan diketahui
ME merupakan nilai manfaat eksistensi. usia responden dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 menunjukan bahwa masyarakat yang
III. HASIL PENELITIAN memanfaatkan mangrove di Desa Mare Kofo
3.1. Letak Dan Luas Wilayah tergolong dalam usia produktif yaitu sebanyak
Luas wilayah Kecamatatan Tidore 90%.
Selatan 42,40 Km2 dengan letak antara: 0 0-10 3.2.2. Tingkat Pendidikan Responden
lintang Utara (LU) dengan Batas Wilayah Yaitu : Berdasarkan data lapangan tingkat
pendidikan responden di Desa Mare Kofo
dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Responden yang Memanfaatkan Mangrove Di Desa Mare Kofo Kecamatan Tidore Selatan
Kota Tidore Kepulauan Berdasarkan Umur.
Umur Responden Jumlah
No Persentase (%)
(Tahun) Responden
1. 15-24 - -
2. 25-34 8 40
3. 35-44 7 35
4. 45-54 3 15
5. 55-64 2 10
Total 20 100%
Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2017)

Tabel 2. Responden Yang Memanfaatkan mangrove Di Desa Mare Kofo Kota Tidore Kepulauan
baerdasarkan tingkat pendidikan.
No Tingkat pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
1. Tidak Bersekolah - -
2. SD 17 85
3. SMP 2 10
4. SMA 1 5
5. Perguruan Tinggi - -
Total 20 100%
Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2017)

Berdasarkan tabel 2 dijelaskan bahwa 5%. Hal ini menunjukan bahwa tingkat
dari 20 responden yang memanfaatkan pendidikan responden di desa mare kota tidore
mangrove di Desa Mare Kofo Kota Tidore kepulauan sangat rendah.
Kepulauan dilihat dari tingkat pendidikannya
sangat berfariasi mulai dari tingkat SD sampai
dengan SMA. Tingkat pendidikan responden 3.3. Pemanfaatan Langsung hutan mangrove di
yang tertinggi yaitu SD sebanyak 85%, Desa Mare Kofo
sedangkan yang terendah yaitu SMA sebanyak

11
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan memanfaatkan kepiting tetapi tingkat


hasil menunjukan bahwa jenis –jenis konsumsi kepiting oleh responden lebih
pemanfaatan mangrove di Desa Mare Kota banyak dibandingkan tingkat konsumsi cumi.
Tidore Kepulauan dapat dilihat pada Tabel 3. Hal ini yang menyebabkan sehingga tingkat
Berdasarkan tabel 6 di atas menunjukan bahwa pemanfaatan cumi lebih rendah bila di
pemanfaatan kayu bakar sebanyak 140,16 m 3 bandingkan dengan pemanfaatan lainnya.
per tahun. Kayu bakar yang dimanfaatkan oleh
responden yaitu ranting kayu yang telah 3.4. Nilai Ekonomi Total Manfaat Langsung
kering. Sedangkan pemanfaatan biota laut yang Hutan Mangrove di Desa Mare Kofo
paling tertinggi yaitu pemanfaatan ikan Kecamatan Tidore Selatan Kota Tidore
sebanyak 319,2 kg/tahun. Hal ini disebabkan Kepulauan.
karena semua responden memnfaatkan ikan Berdasarkan hasil analisis data di
untuk dikonsumsi setiap harinya. Sedangkan lapangan diketahui nilai ekenomi total
pemanfaatan yang terendah yaitu adalah cumi pemanfaatan langsung hutan mangrove di Desa
sebanyak 122 kg/tahun. Meskipun responden Mare Kofo Kecamatan Tidore Selatan Kota
yang memanfaatkan cumi lebih banyak Tidore Kepulauan dapat dilihat pada tabel 4.
dibandingkan dengan responden yang

Tabel 3. Pemanfaatan Langsung Hutan Mangrove per tahun di Desa Mare Kofo Kecamatan Tidore
Selatan Kota Tidore Kepulauan.
No Pemanfaatan Pemanfaatan per tahun
1. Kayu Bakar 140,16 m3
2. Ikan 319,2 Kg
3. Kerang-kerangan 182,4 Kg
4. Kepiting 144 Kg
5. cumi 122 Kg

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2017)

Table 4. Nilai Ekonomi Manfaat Langsung Hutan Mangrove di Desa Mare Kofo.
Nilai Ekonomi Total Nilai Ekonomi Rata-Rata
No Pemanfaatan
(RP /Thn) (Rp/Ha/Thn)
1. Kayu Bakar 105.120.000 10.950.000
1. Ikan 127.630.000 13.267.151,77
2. Kerang 45.500.000 4.729.729,72
3. Kepiting 17.280.000 1.796.257,80
4. Cumi 36.550.000 3.799.376,30
Total 332.080.000 34.542.515,59
Sumber: Data Primer Setelah Diolah ( 2017)

Tabel di atas menunjukan bahwa nilai sebesar Rp 17.280.000/tahun. Hal ini disebabkan
ekonomi tertinggi manfaat langsung hutan karena faktor harga dimana harga cumi lebih
mangrove di Desa Mare Kofo yaitu mahal bila dibandingkan dengan harga
pemanfaatan ikan sebesar Rp 127.630.000/tahun. kepiting sehingga nilai ekonomi cumi lebih
Hal ini disebabkan karena semua responden tinggi yaitu sebesar Rp 36.550.000/tahun. Untuk
memanfaatkan ikan setiap harinya dan tingkat lebih jelasnya dapat dilihat diagram prosentase
konsumsi ikan/hari oleh responden lebih nilai ekonomi total manfaat langsung hutan
banyak dibandingkan dengan pemanfaatan mangrove di Desa Mare Kofo Kota Tidore
lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh nilai Kepulauan.
pemanfaatan cumi lebih rendah yaitu sebanyak
122 kg bila dibandingkan dengan pemanfaatan
kepiting yaitu sebesar 144kg tetapi nilai
ekonomi terendah yaitu pemanfaatan kepiting

12
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

Prosentase Nilai Manfaat langsung Hutan Mangrove di Desa


Mare Kofo

10,99
5,2
Kayu Bakar
31,7
13,69 Ikan

Kerang

Kepiting
38,41
Cumi

Gambar 1. Diagram Prosentase Pemanfaatan langsung Hutan Mangrove di Desa Mare Kofo

Berdasarkan digram diatas menunjukan mengatakan bahwa nilai keanekaragaman


bahwa nilai total ekonomi tertinggi yaitu hayati (biodiversity). hutan mangrove di
pemnfaatan ikan sebesar 38,41%, sedangkan Indonesia khususnya di Teluk Bintani, Irian
nilai ekonomi total yang terendah yaitu Jaya Papua adalah sebesar USS 1500 per hektar
pemanfaatan kepiting sebesar 7,61%. per km2 per tahun atau USS 15 per hektar per
tahun.
3.5. Manfaat Tidak Langsung Mangrove di Desa Nilai manfaat pilihan hutan mangrove
Mare Kofo. Desa Mare Kofo (luas 9,62 ha ) sebesar Rp.
Berdasarkan data dilapangan diketahui bahwa 2.062.768,5 per tahun atau sebesar Rp. 171.897,38
manfaat tidak langsung hutan mangrove di per hektar per tahun ( asumsi nilai kusr Bank
Desa Mare Kofo terdiri dari penahan abrasi, Indonesia 2017 1 USS = 14295).
penjaga kestabilan rantai makanan, penyerap
karbon. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat nilai 3.7. Manfaat Keberadaan
ekonomi manfaat tidak langsung pada Tabel 5. Manfaat keberadaan hutan mangrove
Desa Mare Kofo diperoleh dengan teknik
3.6. Manfaat Pilihan valuasi yang didasarkan atas survey untuk
Manfaat pilihan didekati dengan manfaat mengetahui keinginan membayar atau WTP
keanekaragaman hayati (biodiversity). Menurut (Willingnes to pay ). Berdasarkan hasil
(Suryono, 2006; Apung 2011 dalam Abdul wawancara di Desa Mare Kofo Kecamatan
Rakhfid dan Rochmady 2013). Manfaat pilihan Tidore Selatan ditabulasi untuk mendapatkan
merupakan jenis pemanfaatan yang nilai WTP, nilai manfaat keberadaan hutan
mencerminkan nilai keanekaragaman hayati mangrove di Desa Mare Kofo dapat dilihat
(biodiversity). yang dapat ditangkap dari pada Tabel 6.
keberadaan hutan mangrove. Ruitenbeek (1992)

Table 5. Nilai ekonomi manfaat tidak langsung hutan mangrove di Desa Mare Kofo.
Nilai Manfaat Nilai manfaat
No Jenis Manfaat
(Rp/Thn) (Rp/ha/thn)
1. Penahan abrasi 673.400.000 70.000.000
2. Penjaga kestabilan rantai makanan 1.793.649 186.450
3. Penyerap karbon 799.409.207,03 83.098.670,17
Total 1.474.602.856,03 153.285.120,17
Sumber: Data Primer Setelah Diolah ( 2017)

13
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

Tabel 6. Nilai Manfaat Keberadaan Hutan Mangrove di


Desa Mare Kofo Kecamatan Tidore Selatan Kota
Tidore.
Indicator Penelitian Desa Mare Kofo

Responden 20
Luas Hutan(ha) 9,62
Total Nilai WTP/ha/tahun 4.800.000
Nilai Manfaat(Rp/tahun) 46.176.000

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2017

Berdasarkan tabel diatas nilai rata-rata Berdasarkan tabel di atas menunjukan


manfaat keberadaan hutan mangrove di Desa bahwa manfaat tertinggi nilai ekonomi yaitu
Mare Kofo sebesar Rp.4.800.000 per hektar per manfaat tidak langsung sebesar Rp
tahun . Sehingga nilai manfaat Keberadaan 1.474.602.856,03/tahun. Sedangkan manfaat
hutan mangrove di Desa Mare Kofo sebesar Rp. terendah yaitu manfaat pilihan sebesar
46.176.000 per tahun. 171.897,38/tahun dengan jumlah total nilai
ekonomi sebesar Rp 192.799.533,1/ha/tahun.
3.8. Nilai Ekonomi Total Hutan Mangrove Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Berdasarkan hasil identifikasi dan diagram prosentase nilai ekonomi total hutan
kuantifikasi seluruh manfaat, maka nilai mangrove di Desa Mare Kofo pada diagram
ekonomi total hutan mangrove di Desa Mare pada Gambar 2.
Kofo Kecamatan Tidore Selatan daapat dilihat
pada Table 7.

Table 7. Nilai Total Ekonomi Manfaat Hutan Mangrove di Desa Mare Kofo Kecamatan Tidore
Sealatan tahun 2017.
No jenis manfaat Rp/ha/thn Rp/thn

1. manfaat langsung 34.542.515,59 332.080.000


2. manfaat tidak langsung 153.285.120,17 1.474.602.856,03
3. manfaat pilihan 171.897,38 2.062.768,50
4. manfaat keberadaan 4.800.000 46.176.000
Total 192.799.533,1 1.854.921.624
Sumber: Data Primer Setelah Diolah ( 2017)

Prosentase Nilai Ekonomi Total Hutan Mangrove di Desa Mare


Kofo

0.09 2.49
manfaat langsung
17.92
manfaat tidak langsung

manfaat pilihan

79.50 manfaat keberadaan

Gambar 2. Diagram proporsi nilai ekonomi total hutan mangrove di Desa Mare Kofo
Kecamamtan Tidore Selatan.

14
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

Berdasarkan diagram diatas menunjukan di Desa Mare Kofo yaitu Rp.


bahwa persentase nilai ekonomi total hutan 192.799.533,1/ha/tahun.
mangrove di Desa Mare Kofo kecamatan Tidore
Selatan Kota Tidore Kepulauan yang tertinggi 4.2. Saran
adalah jenis manfaat tidak langsung sebesar Berdasarkan kesimpulan diatas, maka
79,50%, jenis manfaaat langsung sebesar 17,92 disrankan agar :
%, jenis manfaat keberadaan sebesar 2,49 % dan 1. Perlu adanya tindak lanjut dari pemerintah
manfaat pilihan sebesar 0,09 %. tentang pengelolaan hutan mangrove yang
berbasis lingkungan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 2. Perlu adanya kerjasama antara pemerintah
4.1. Kesimpulan dan masyarakat dalam melestarikan hutan
Berdasaran hasil penelitian mangrove sehingga secara ekologi maupun
disimpulkan bahwa nilai ekonomi hutan ekonomi dapat bermanfaat bagi masyarakat
mangrove Desa Mare Kofo terdiri dari manfaat 3. Dilakukan penelitian lebih lanjut guna
langsung sebesar Rp. 34.542.515,59/ha/ tahun, member informasi penting kepada
manfaat tidak langsung sebesar Rp. pengambil kebijakan terkait pengelolaan
153.285.120,17/ha/tahun, manfaat pilihan kawasan hutan mangrove di Kota Tidore
sebesar Rp. 171.897,38/ha/tahun, dan manfaat Kepualauan, dengan menggunakan
keberadaan sebesar Rp. 4.800.000/ha/tahun, pendekatan dan metode lain.
sehingga total nilai ekonomi hutan mangrove

DAFTAR PUSTAKA

AdriantoI., Mujio., dan Whyudin., 2004, Model Pengenalan Konsep dan Metodologi Valuasi
Ekonomi Sumberdaya Pesisi dan Laut Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut Institusi
Pertanian Bogor (PKSPL). Bogor
Hairiah dan Rahayu, 2007. Pengukuran Karbon Tersimpan di Berbagai Macam Penggunaan Lahan.
Word agroforestry Centre. ICRAF Southeast Asia Regional Office. Bogsxor
Harahab, N. 2010. Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove dan Aplikasinya Dalam
Perencanaan Wilayah Pesisir. Graha Ilmu , Yogyakarta
Lewenussa, I. 2011. Analisis Titik Impas Dan Waktu Pengembalian Investasi Usaha Purse Seine Di
Dusun Kilwouw. Laporan PKL. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas
Pattimura. Ambon
Mac Nae, W. 1968. A General Account Of Fauna And Flora Of Mangrove Swamps And Forest In
Indowest-Fasific Regional. Dalam: Adv Mar. Biol. 6:73-270
McLeod and Salm, 2006. Managing Mangroves for Resilience to Climate Change. IUCN, Gland,
Switzerland. 64 pp (download dari www.nwture.org/marine)
Munangsihe.,1993. Enviromental Economics and Sustainable Development. Word Bank
Enviromental Paper Number 2
Pearce, D. dan Marlon.,1994. The Economic Value Of Biodeversity. IUNC. Earthscan Publication,
London
Rakhid, A dan Rohmady., 2014 Analisis Nilai Ekonomi Hutan Mangrove di Kabupaten Muna
(Studi Kasus di Desa Labone Kecamatan Lasalepa dan desa Wabitining Kecamatan
Lohia). Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan Universitas Muhamadiah Maluku Utara.
Vol.6 Edisi Khusus Januari 2014. ISSN 1979-6071. hal. 82-102
Ruitenbeek, H. J., 1992. Mangrove Management : An Economic Analysis of Management Option
with a Focus on Bituni Bay, Irian Jaya. Environmental management Development in
Indonesia Project. (EMDI), Jakarta.
Sathiratthai, 2003., Ekonomic Valuation Of Mangroves And The Roles Of Local Communities In
The Conservation Of Natural Resources: Case Stady Of Surat Thani, Sout Of Thailand,
Economy And Environment Program For Southeast Asia Research Reports.
15
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

Sihite.et al, 2005, Masyarakat dan Cagar Alam Teluk Bentuni Antara Fakta dan Harapan. The
Nature Conservancy (TNC), Southeast Asia Center for Marine Protected Areas (SEA
CMPA). Penerbit. Sanur Bali Indonesia
Steenis, C.G.G.J. 1978. Flora. Pradnya Paramita, Jakarta
Suryono, T., 2006. Penilaian Ekonomi Lingkungan Terhadap Konversi Hutan Mangrove Menjadi
Tambak dan Pemukiman (Studi Kasus Di Hutan Angke Kapuk Jakarta Utara). Tesis.
Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

16

Anda mungkin juga menyukai