2, 2019
ISSN 2442-3262
E-mail: driyontaluke@gmail.com
ABSTRAK
Kecamatan Loloda merupakan salah satu kecamatan tertua yang berada di Kabupaten Halmahera
Barat Provinsi Maluku Utara. Diwilayah pesisir pantai Kecamatan Loloda terdapat ekosistem
mangrove. Keberadaan ekosistem mangrove yang ada disekitaran pesisir pantai Kecamatan Loloda
dulunya cukup luas tetapi kini perlahan-lahan mulai berkurang akibat dari aktivitas masyarakat
setempat. Aktivitas masyarakat yang tinggal atau bermukim bersinggungan dengan ekosistem
mempunyai kebiasaan menebang pohon mangrove dikarenakan belum adanya sistem pengelolaan
yang diterapkan, baik dari masyarakat maupun pemerintah setempat, sehingga aktivitas penebangan
mangrove terus dilakukan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tau apa
keinginan dan kemampuan masyarakat untuk mengelola ekosistem mangrove agar tidak lagi sesuka
hati atau se-enaknya menebang pohon mangrove. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif preferensi dengan pendekatan kuantitatif. Analisis
preferensi dilakukan dengan cara menganalisis kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
pengelolaan ekosistem mangrove. Hasil menunjukan bahwa masyarakat Loloda yang tinggal
bersinggungan dengan ekosistem mangrove mampu untuk mengelola, tetapi memiliki tingkat
kemauan yang sangat rendah dikarenakan tingkat kemauan masyarakat untuk mengelola ekosistem
mangrove untuk dikonservasi hanya mencapai 31% dan untuk ekowisata hanya mencapai 25%.
Kata Kunci : Preferensi masyarakat, pengelolaan mangrove, Kecamatan Loloda.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di 15 (lima X X
belas) Desa yang berada di Kecamatan
Loloda Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Gambar 3: Model Analisis
Maluku Utara, yang masyarakatnya Keterangan :
bermukim bersinggungan langsung dengan Y1 = Konservasi
ekosistem mangrove dan masyarakat yang Y2 = Ekowisata
selalu menggunakan mangrove untuk X1 = Kemauan
kebutuhan berupa kayu bakar, pembuatan X2 = Kemampuan
rumah, dan lain sebagainnya. Penelitian ini Gambar 3.2 adalah model analisis yang
dimulai dari bulan Februari 2019 dan selesai menghubungkan aspek preferensi (X) dan
pada bulan Juli 2019. aspek pengelolaan (Y). Model ini
menggambarkan hubungan antara aspek
preferensi (X) meliputi kemauan (X1) dan
kemampuan (X2). Selanjutnya berdasarkan
kemauan (X1) dan kemampuan (X2)
masyarakat diberikan kesempatan untuk
memilih aspek pengelolaan (Y) meliputi
konservasi (Y1) dan ekowisata (Y2).
Variabel Penelitian
Menurut Zikmund. (2010:119), variabel
adalah sesuatu yang bervariasi atau berubah
Gambar 2: Peta Lokasi Penelitian dari satu contoh ke contoh lainnya. Variabel
biasanya menunjukan perbedaan pada nilai,
Metode Penelitian
misalnya beban, kemauan, atau kemampuan.
Metode penelitian yang digunakan
Tabel 1 Struktur Variabel
dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif preferensi dengan pendekatan No Teori Variabel Parameter
kuantitatif. 1 - Widya Kemauan - Tingkat
ningsih Kemauan
ada dikarenakan belum adanya pembangunan kuesioner, maka penghasilan para responden
sarana-prasarana berupa pembangunan jalan dapat dilihat pada tabel dibawah.
penghubung atau akses darat antar desa di Tabel 6 Penghasilan Responden
Kecamatan Loloda dan jalan penghubung Responden
dari kecamatan loloda menuju ke kecamatan No Penghasilan/Bulan Jumlah (%)
lainnya yang ada di Kabupaten Halmahera 1 ≤ Rp. 1.000.000 34 34
Barat. 2 Rp. 1.000.000-Rp. 2.000.000 42 42
3 Rp. 2.000.000-Rp. 3.000.000 18 18
Analisis Kemampuan Masyarakat 4 Rp. 3.000.000-Rp. 4.000.000 5 5
Untuk menganalisis tingkat kemampuan 5 Rp. ≥ 4.000.000., 1 1
masyarakat maka ada beberapa yang harus di Total 100 100
analisis, antara lain: Sumber : Data Penelitian 2019
Ditinjau dari data responden yang
Analisis kemampuan menurut Mata didapat, rata-rata dengan penghasilan/bulan
Pencaharian Rp. 2.000.000-Rp. 3.000.000 (42%), Rp.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan 1.000.000-Rp. 2.000.000 (34%), ≤ Rp.
dilapangan melalui pembagian kuesioner, 1.000.000 (18%), Rp. 3.000.000-Rp.
maka penghasilan para responden dapat 4.000.000 (5%), dan Rp. ≥ 4.000.000 (1%).
dilihat pada tabel dibawah. Berdasarkan hasil tabel, untuk mata
Tabel 5 Mata Pencaharian Responden penghasilan masyarakat yang tinggal atau
No Mata Pencaharian Responden bermukim disekitaran pesisir pantai
Jumlah (%) Kecamatan Loloda tergantung pada
1 Pegawai Negeri 3 3 matapencaharian, yang dimana lebih banyak
Sipil (PNS) didominasi dengan pekerjaan sebagai petani,
2 Buruh/Tukang 6 6 nelayan, buruh, dan lain sebagainya.
3 Petani 53 53
4 Nelayan 38 38 Analisis kemampuan menurut
Total 100 100 Pengeluaran
Berdasarkan hasil survey yang
Sumber : Data Penelitian 2019
dilakukan melalui pembagian kuesioner,
Ditinjau dari mata pencaharian
maka pengeluaran para responden dapat
responden di Kecamatan Loloda didominasi
dilihat pada tabel dibawah.
dengan mata pencaharian sebagai petani
Tabel 7 Pengeluaran Responden
sebanyak 53 orang (53%), sebagai nelayan
No Pengeluaran/Bulan Responden
sebanyak 38 orang (38%), sebagai
buruh/tukang sebanyak 6 orang (6%) dan Jml (%)
sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 1 ≤ Rp. 1.000.000 35 35
2 Rp. 1.000.000-Rp. 1.500.000 42 42
3 orang (3%).
3 Rp. 1.500.000-Rp. 2.000.000 13 13
Berdasar dari hasil tabel dan grafik, 4 Rp. 2.000.000-Rp. 2.500.000 8 8
untuk mata pencaharian masyarakat Loloda 5 Rp. ≥ 2.500.000., 2 2
yang bermukim atau tinggal bersinggungan
dengan ekosistem mangrove lebih di Total 100 100
dominasi oleh petani dan nelayan karena Sumber : Data Penelitian 2019
dilatarbelakangi oleh faktor pendidikan yang Rata-rata pengeluaran/bulan Rp.
terbatas. 1.000.000-Rp. 1.500.000 (47%), ≤ Rp.
1.000.000 (38%), Rp. 1.500.000-Rp.
Analisis kemampuan menurut Penghasilan 2.000.000 (13%), Rp. 2.000.000-Rp.
Berdasarkan hasil survey yang 2.500.000 (1%), dan ≥ 2.500.000 (1%).
dilakukan dilapangan melalui pembagian