Abstrak
Pemanfaatan lahan basah dan lahan kering oleh masyarakat perbatasan sangat dipengaruhi oleh persepsi masyarakat yang
tinggal di wilayah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi masyarakat atas pemanfaatan lahan basah dan
lahan kering di Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang, karena pemanfaatan lahan tersebut berdampak pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan dapat memelihara keseimbangan ekosistem maupun lingkungan sosial. Penelitian ini
dilakukan dengan Metode Kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam, observasi dan
studi pustaka. Lokasi penelitian pada dua Desa di Kecamatan Jagoi Babang, sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional;
lokasi prioritas 2011-2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan persepsi dalam masyarakat
perbatasan tentang pemanfaatan lahan. Kesenjangan persepsi ini disebabkan oleh kesenjangan status sosial, tingkat
pendidikan dan kurangnya sosialisasi pemerintah tentang pentingnya pemanfaatan lahan.
Kata Kunci:
Persepsi Masyarakat – Lahan Basah dan Lahan Kering – Kawasan Perbatasan
1
Doktor dan Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi FISIP Universitas Tanjungpura
2
Staf pengajar FISIP Universitas Tanjungpura
-82-
FISIP Universitas Tanjungpura ©2015,JurnalProyeksi
http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/Proyeksi Nurfitri, Deni, 82-94
Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol. 20. No.1, Juni 2015
ISSN 2442-3424
alami, ketahui dan pahami berkaitan pemanfaatan menjadi satu kesatuan berupa tabulasi matrik.
lahan basah dan lahan kering dari sudut pandang Ketiga, adalah membuat sintesis makna
masing-masing. Kedua, adalah membuat narasi tekstural dan struktural untuk memperoleh
yang berasal dari hasil wawancara dengan esensi pengalaman. Keempat, membuat
subjek. Narasi yang dibuat berasal dari hasil ringkasan, mendeskripsikan implikasi dan
wawancara dengan subjek yang melakukan penelitian yang dilakukan berdasarkan dari
interprestasi terhadap pemanfaatan lahan temuan (findings) yang ada. Kelima, langkah
basah dan lahan kering di Kawasan Perbatasan terakhir adalah komentar penutup berkaitan
Jagoi Babang. Ketiga, setelah data terkumpul dengan pelaksanaan dan tujuan penelitian di
(berdasarkan hasil wawancara atau dialog masa mendatang.
dengan subjek), maka peneliti Lokasi penelitian dilaksanakan di
mengungkapkan konfigurasi makna, baik Kabupaten Bengkayang khususnya di 2 (dua)
struktur makna maupun bagaimana makna Desa di Kecamatan Jagoi Babang yakni
tersebut diciptakan. Desa Jagoi dan Desa Sekida. Kedua Desa ini
Teknik pengolahan data mengacu pada dipilih karena merupakan dua Desa di
langkah-langkah analisis fenomenologi model Kecamatan jagoi Babang yang langsung
Van Kaam (1994). Prosedur yang ditempuh berbatasan dengan Serawak- Malaysia Timur.
adalah: Pertama, pengorganisasian, analisis, Subjek dalam penelitian ini adalah mewakili
dan sintesis data yang dilakukan peneliti kelompok aparatur, tokoh masyarakat, petani,
adalah mengembangkan deskripsi tekstural dan masyarakat setempat. Objek penelitian
dan struktural individu berdasarkan hasil adalah lahan basah dan lahan kering di Desa
wawancara tersebut. Deskripsi tekstural berupa Jagoi dan Sekida, Kantor Desa Jagoi, Kantor
substansi pemahaman yang dipersepsikan Kecamatan Jagoi Babang, Kantor BP3K
informan terhadap konteks pemanfaatan lahan (Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
basah dan lahan kering dari sisi strukturalnya Kehutanan) Dusun Sei Take, Kantor Dinas
sebagai pelaku, objek eksisting dan situasi Pertanian di Kota Bengkayang, Kantor Badan
yang digambarkan. Kedua, langkah berikutnya Pengelola Perbatasan serta Pedesaan di Sekida
adalah menggabungkan (composite) deskripsi dan Jagoi.
tekstural dan struktural individu tersebut
Gambar 1.
Peta Wilayah Kabupaten Bengkayang
Sumber: Bappeda Kabupaten Bengkayang
-85-
FISIP Universitas Tanjungpura ©2015,JurnalProyeksi
http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/Proyeksi Nurfitri, Deni, 82-94
Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol. 20. No.1, Juni 2015
ISSN 2442-3424
-86-
FISIP Universitas Tanjungpura
©2015,JurnalProyeksi
http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/Proyeksi Nurfitri,
Deni, 82-94
Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol. 20. No.1, Juni 2015
ISSN 2442-3424
-87-
FISIP Universitas Tanjungpura ©2015,Jurnal Proyeksi
http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/Proyeksi Nurfitri, Deni, 82-94
Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol. 20. No.1, Juni 2015
ISSN 2442-3424
-88-
FISIP Universitas Tanjungpura ©2015,Jurnal Proyeksi
http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/Proyeksi Nurfitri, Deni, 82-94
Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol. 20. No.1, Juni 2015
ISSN 2442-3424
Target/ Bisa 2 kali panen biasanya tapi karena pengaruh cuaca pada
Objek/ tahun 2013 pertanian mengalami kegagalan panen karena
Eksisting musim kering yang panjang mengakibatkan pengairan lahan
terganggu.
Petugas/penyuluh kurang. Penyuluh kadang melakukan
pertemuan dengan kelompok petani, orang untuk 1 kecamatan.
Situasi Susah juga untuk mengadakan pertemuan dan bimbingan secara
intensif karena letak desa-desanya yang berjauhan dan sulit
dijangkau. Ditambah lagi dengan jalur yang ditempuh antar
dusun sangat buruk yang terkadang hanya bisa ditempuh dengan
jalan kaki berkilometer, tanpa menggunakan kendaraan motor
sebagai sarana transportasi yang biasa digunakan ke lapangan
untuk pergi menyuluh.
Analisis Model 2:
Perspesi tokoh masyarakat terkait hujan dan suplai irigasi yang bergantung
dengan pemanfaatan lahan basah dan pada aliran sungai. Ketika intensitas hujan
kering meliputi 4 (empat) aspek penting, berkurang otomatis ketersediaan sumber
yaitu waktu, iklim, geografis, dan aktor. air juga menipis. Aspek geografis atau
Aspek waktu dikaitkan dengan bulan jarak. Letak antar desa yang berjauhan
panen padi sawah, yiatu bulan september. ditambah dengan infrastruktur yang tidak
Aspek iklim dikaitkan dengan kegagalan memadai bedampak pada rentang kendali
panen. Petani pada tahun 2013 mengalami dan komunikasi. Aspek aktor yang dalam
gagal panen karena musim kering hal ini adalah petugas di lapangan (PPL)
(kemarau) berkepanjangan. yang jumlahnya minim, sehingga tidak
Pada umumnya yang dilaklukan oleh mampu menangani petani yang tersebar di
petani adalah sistem persawahan tadah desa-desa yang jauh.
-89-
FISIP Universitas Tanjungpura
©2015,Jurnal Proyeksi
http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/Proyeksi Nurfitri,
Deni, 82-94
Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol. 20. No.1, Juni 2015
ISSN 2442-3424
Ketiga, sebagian petani juga Ini berarti telah terjadi perubahan orientasi
melakukan jual beli mata uang ringgit di pekerjaan. Dalam kasus ini perubahan ini
perbatasan sebagai akibat dari kurang tidak bersifat permanen.
menopangnya pekerjaan sebagai petani.
-91-
FISIP Universitas Tanjungpura
©2015,Jurnal Proyeksi
http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/Proyeksi Nurfitri,
Deni, 82-94
Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol. 20. No.1, Juni 2015
ISSN 2442-3424
-92-
FISIP Universitas Tanjungpura
©2015,Jurnal Proyeksi
http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/Proyeksi Nurfitri,
Deni, 82-94
Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol. 20. No.1, Juni 2015
ISSN 2442-3424
-93-
FISIP Universitas Tanjungpura ©2015,Jurnal Proyeksi
http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/Proyeksi Nurfitri, Deni, 82-94
Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol. 20. No.1, Juni 2015
ISSN 2442-3424
-94-
FISIP Universitas Tanjungpura ©2015,Jurnal Proyeksi
http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/Proyeksi Nurfitri, Deni, 82-94