Anda di halaman 1dari 18

1

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT BAHAYA EROSI TERHADAP PENGGUNAN


LAHAN PERTANIAN HOLTIKULTUR
DI WILAYAH SUB DAS CISANGKUY KECAMATAN
PANGALENGANKABUPATEN BANDUNG

Diajukan Untuk Penyusunan Skripsi akhir akademik


Di Jurusan Pendidikan Grografi

Oleh:
Hilda Hamdanah
1000204

PROGRAM STUDI JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
2

A. Judul Penelitian
“Analisis Tingkat Bahaya Erosi Terhadap Penggunan Lahan Pertanian
Holtikultur Di Wilayah Sub Das Cisangkuy Kecamatan Pangalengan
kabupaten Bandung”

B. Latar Belakang Masalah


Lahan merupakan hal yang memang telah terintegrasi dengan kehidupan
manusia tanpa lahan atau kita kenal dengan istilah land kehidupa manusia di
muka bumi ini tidak akan pernah terpenuhi. Lahan berpengaruh penting dalam
memberikan penghidupan kepada mahluk tuhan di muka bumi ini. Sehingga
tanpa ada nya lahan tak akan ada kehidupan yang menunjang manusia dalam
gerak dan kerja nya.
Berbicara lahan tentu nya kita akan melihat berbagai aspek tutupan yang ada
di dalam nya . aspek – aspek tutupan lahan ini biasa nya terintegrasi kuat
dengan jenis lahan sebagai media penyimpan nya. Sehingga ketika terjadi nya
kerusakan yang segnifikan pada suatu lahan maka aspek tutupan yang telah
menyatu di atas nya akan terganggu.
Ketergantungan aspek tutupan terhadap lahan tersebut juga di miliki oleh
tanaman sejenis holtikurtur atau tanaman sayuran yang terdapat di Sub-Das Ci
sangkui. Tanaman – tanaman sejenis holtikultur yang tertanam luas di
kawasan Sub-Das Ci Sangkui sangat terpengaruh oleh posisi lahan yang
menjadi media penyimpan nya. Dalam analaisis survey tutupan lahan yang ada
di wilayah kajian terdapat analisis yang menyatakan bahwa wilayah Das ci
sangkui merupakan wilayah hulu sungai citarum yang mengalami tingkat erosi
yang cukup tinggi ini terlihat dari tutupan lahan yang ada di wilayah tersebut
banyak di dominasi oleh tanaman mudah rusak dan berakar tidak keras di
tanam di atas lahan dengan rata – rata kemiringan lereng sebesar >40 % .
sehingga tak jarang tanaman yang banyak di kembangkan di wilayah kajian
terganggu akibat nya.
Disisilain banyak nya perubahan penggunaan lahan juga ikut
andilmemeberikan beban nyata dalam perkembangan pengikisan tanah
3

wilayah kajian bisa di lihat dari data Penggunaan lahan Sub DAS Cisangkuy
pada tahun 2002 didominasi oleh belukar, yaitu seluas 23.538 ha (66,67%),
hutan 4.598 ha (13,02%), perkebunan 2.255 ha (6,39%), sawah 1.965 ha
(5,57%), sedangkan penggunaan lainnya dibawah 5% meliputi lahan terbuka
1.228 ha (3,48%), sub urban 791 ha (2,24%), danau 198 ha (0,56%), semak
rumput 162 ha (0,46%), industri 158 ha (0,45%), tegalan 36 ha (0,10%),
sedangkan penggunaan lahan terkecil adalah untuk fasilitas umum 2,20 ha
(0,01%).
Dari hasil analisis perhitungan luas menunjukkan bahwa dalam kurun
waktu tahun 1983-2002, DAS Cisangkuy mengalami perubahan penggunaan
lahan dengan terjadinya penurunan luas lahan hutan sebesar -10.172,77 ha (-
28,81%), lahan sawah sebesar - 8.061,74 ha (-22,83%), semak rumput sebesar
–2.376,68 ha (-6,73%), danau sebesar – 83,63 ha (-0,24%) dan tegalan sebesar
–17,26 ha (-0,05%). Luas lahan hutan, sawah, semak rumput, danau dan
tegalan mengalami penurunan, sedangkan belukar, perkebunan, sub urban,
urban, industri dan fasilitas umum mengalami penambahan luas. Penurunan
luas lahan hutan, sawah, semak rumput, danau dan tegalan diatas berimplikasi
pada kenaikan luas penggunaan lainnya meliputi kenaikan luas belukar
sebesar 17.610,09 ha (49,88%), lahan terbuka 948,96 ha (2,96%), perkebunan
939,19 ha (2,66%), pemukiman sub urban 682,36 ha (1,93%), pemukiman
urban 376,02 ha (1,07%), industri 153,25 ha (0,43%) dan fasilitas umum 2,20
ha (0,01%).
Berikut merupakan perubahan penggunaan lahan yang terjadi di wilayah
sub Das ci sangkuy yang di gambarkan melalui gambar peta perubahan
penggunaan lahan hutan di wilayah sub das ci sangkuy.
4

Peta penggunaan lahan hutan tahun 1999

Peta penggunaan lahan hutan tahun 2001


5

Peta penggunaan lahan hutan tahun 2001

Peta penggunaan lahan hutan tahun 2010


6

Dengan tingginya perubahan lahan yang terjadi terutama penggunan lahan


hutan menjadi pertanian dan perkebunan serta pemukiman di daerah DAS
Cisangkuy mengakibatkan daerah Bandung bagian selatan menjadi daerah
banjir rutin terutama pada saat musim hujan.Luas daerah yang tergenang
banjir selalu berubah-ubah karena tergantung pada besar kecilnya curah hujan
dan perubahan karakteristik daerah resapan.Pada tahun 1986 luas areal banjir
mencapai 7.248 Ha, dengan jumlah penduduk yang terkena bencana akibat
banjir sekitar 112.252 jiwa dan 27.310 rumah penduduk mengalami
kerusakan.
Sehingga dengan latar belakang permasalahan lahan yang begitu kompleks
yang nyata terdapat di wilayah kajian peneliti bermaksud untuk menganalisis
salasatu permasalahan diantara nya permasalahan erosi yang terjadi di
wilayah kajian khusus nya di lahan pertanian holtikultur yang mana sekarang
menjadi andalan utama di wilayah kajian.

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang di ungkapkan di atas maka dapat di ambil rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat erosi Wilayah Sub-Das Ci Sangkuy Kabupatena
Bandung.
2. Bagaimanakah produktivitas pertanian Wilayah Sub-Das Ci Sangkuy
Kabupatena Bandung
3. Bagaimanakah pengaruh erosi terhadap produktifitas pertanian Wilayah
Sub-Das Ci Sangkuy Kabupatena Bandung

D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat erosi Wilayah Sub-Das Ci Sangkuy
Kabupatena Bandung.
2. Untuk mengetahui produktivitas pertanian Wilayah Sub-Das Ci Sangkuy
Kabupatena Bandung
7

3. Untuk mengetahui pengaruh erosi terhadap produktifitas pertanian


Wilayah Sub-Das Ci Sangkuy Kabupatena Bandung

4. Manfaat Penelitian
1. Memeberikan informasi terkait tingkat erosi wilayah Sub-das Ci sangkuy
Kab.bandung.
2. Memeberikan informasi terkait pengaruh erosi terhadap produktifitas
pertanian holtikultur di wilayah Sub-Das Ci sangkuy Kab. Bandung .

5. Definisi Operasional
Dengan tema : “ Analisis Tingkat Bahaya Erosi Terhadapa Penggunan
Lahan Pertanian Holtikultura Wilayah Sub-Das Ci Sangkuy Kabupatena
Bandung “
Agar memberikan landasan dan arahan yang jelas dalam penelitian ini dan
tidak memberikan makna ganda serta ambigu dalam pemahaman nya .maka
penulis perlu menguraikan judul dengan batasan oprasional sebagai berikut :
Dari judul penelitian yang penulis angkat kata analisis ini dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia analisis diartikan sebagai .
Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian
itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang
tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

Arti nya suatu analisis merupakan suatu bagian pengurian suatu


permasalahan untuk menghasilkan suatu pemahaman atas segala sesuatu yang
tepat.
Sedangkan erosi disana diartikan sebagai suatu peristiwa pindah nya atau
terangkut nya tanah oleh factor – factor alam tertentu . seperti factor air ,
uadara , vegetasi, batuan pembentuk dll.
Sedangkan menurut arsyad (1989, halaman 30)
Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-
bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami.

Dan adapun lahan diartikan sebagai suatu tanah terbuka, tanah garapan,
atau tanah negara yang diolah oleh penduduk untuk ditanami. , istilah lahan
8

atau land juga dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi,


mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat
siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer,
tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat
yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang; yang
kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada
saat sekarang dan di masa mendatang (Brinkman dan Smyth, 1973; dan FAO,
1976).
Sehingga dengan kata lain penelitian ini akan memfokuskan diri dalam
menganalisis bahaya erosi terhadap penggunan lahan pertanian holtikultura
wilayah Sub-Das ci rangkuy Kabupaten Bandung .
6. Tinjauan Pustaka
A. Erosi
Erosi merupakan suatu proses hilangnya lapisan tanah, baik
disebabkan oleh pergerakan air maupun angin . Di daerah beriklim tropika
basah, seperti sebagian besar daerah di Indonesia, air hujan merupakan
penyebab utama terjadinya erosi.
Menurut Arsyad S. (1989, halaman 30),
erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau
bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media
alami.

Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu


tempat terkikis dan terangkut yang kemudian diendapkan pada suatu
tempat lain. Pengangkutan atau pemindahan tanah tersebut terjadi oleh
media alami yaitu antara lain air atau angin. Erosi oleh angin disebabkan
oleh kekuatan angin, sedangkan erosi oleh air ditimbulkan oleh kekuatan
air.
Erosi adalah proses berpindahnya massa batuan dari satu tempat ke
tempat lain yang dibawa oleh tenaga pengangkut yang bergerak di muka
muka bumi. Tenaga pengangkut tersebut bisa berupa angin, air
maupungletser atau es yang mencair. Erosi bisa terjadi di darat maupun di
Pantai.
9

Berdasarkan asasnya dapat disimpulkan bahwa erosi merupakan


akibat interaksi antara faktor-faktor iklim, topografi, tumbuh-tumbuhan,
dan campur tangan manusia (pengelolaan) terhadap lahan, yang secara
deskriptif dinyatakan dalam persamaan seperti di bawah ini :

E = f (i, r, v, t, m)

E = besarnya erosi,

i = iklim,

r = topografi,

v = tumbuh-tumbuhan,

t = tanah,

m = manusia.

Persamaan tersebut di atas mempunyai makna dua jenis peubah, yaitu: 1)


Faktor yang dapat diubah oleh manusia, seperti; tumbuh-tumbuhan, sifat-sifat
tanah, dan satu unsur topografi yaitu panjang lereng, 2) Faktor yang tidak dapat
diubah oleh manusia yaitu; iklim, tipe tanah, dan kecuraman lereng.

B. Jenis – Jenis erosi


Adapun jenis – jenis erosi tanah dapat di uraikan pada pemaparan berikut:
1. Erosi Tanah
Jenis-jenis erosi tanah yang disebabkan oleh air, menurut
Hardjowigeno (2003: 163)antara lain :
 Pelarutan
Peristiwa pelarutan biasanya terjadi pada tanah kapur, umumnya tanah
kapur mudah mengalami pelarutan oleh air sehingga di daerah kapur
sering ditemukan sungao-sungai di bawah tanah.
 Erosi percikan (Splash erosion)
Proses terjadinya erosi percikan dibawah oleh curah hujan yang jatuh
langsung ke tanah dapat terlempar butir-butir tanah sampai setinggi 1
m ke udara. Di daerah yang berlereng, tanah yang terlempar tersebut
umumnya jatuh ke lereng di bawahnya.
10

 Erosi lembar (Sheet erosion)


Proses erosi lembar ditunjukkan dengan pemindahan tanah yang terjadi
lembar demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang paling
atas. Erosi lembar sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan
lapisan-lapisan tanah seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada
suatu saar seluruh top soil akan habis.
 Erosi alur (Rill Erosion)
Erosi alur dimulai dengan genangan-genangan kecil setempat di suatu
lereng, maka bila air dalam genanga tersebut mengalir, terbentuklah
alur-alur bekas aliran tersebut.Alur-alur tersebut mudah dihilangkan
dengan pengolahan tanah biasa.
 Erosi parit (Gully Erosion)
Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur.Karrena alur yang terus
menerus digerus oleh aliran air terutama daerah-daerah yang banyak
hujan, maka alur-alur tersebut menjadi dalam dan lebar dengan aliran
air yang lebih kuat.Alur tersebut tidak dapat hilang dengan pengolahan
tanah biasa.
 Erosi tebing sungai (Channel erosion)
Parit-parit yang besar atau sungai sering masih terus mengalir lama
setelah hujan berhenti.Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar
dasar parit atau dinding-dinding (tebing) parit atau sungai di bawah
permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar parit
atau sungai. Adanya gejala meander dari alirannya dapat meningkatkan
pengikisan tebing di tempat-tempat tertentu (Beasley: 1972)
 Longsor
Tanah longsor terjadi karena gaya gravitasi. Biasanya karena di bagian
bawah tanah terdapat lapisan yang licin dan kedap air (sukar ditembus
air) seperti batuan liat. Dalam musim hujan tanah diatasnya menjadi
jenuh air sehingga berat, dan bergeser ke bawah melalui lapisan yang
licin tersebut sebagai tanah longsor.

2. Erosi accelerated.

Selain oleh air factor lain yang dapat menyebabkan suatu


permukaan terkikis atau tererosikan diantara nya suatu permukaan
yang memang memiliki langsung pengaruh oleh manusia biasa nya
jenis erosi seperti ini kita kenal dengan erosi dipercepat dimana erosi
ini langsung di sebabkan oleh kegiatan mahluk hidup di dunia terutama
hewan dan manusia. Dan adpun jenis erosi ini disebut pula dengan
sebutan erosion, accelerated.
3. Erosi Glasial
Pengikisan batuan oleh Es juga merupakan bagian dari penggerusan
lahan peristiwa pengikisan ini sering kita kenal dengan sebutan erosi
11

glacial. Dimana proses terjadi nya di karenakan dibagian dasar gletser


yang menonjol bekerja sebagai pahat. Dengan gletser yang berperan
sebagai pahat inilah yang sambil meluncur menggetam dasar lembah
sehingga mengakibatkan goresan – goresan di dasar lembah.
4. Erosi Marine
Erosi ini sering juga di sebut wave erosion (erosi ombak) ada juga
yang menyebut Coastal Erosion (erosi pantai). Penyebab utama adalh
ombak laut terutama waktu badai.
5. Erosi spermukaan, Erosion splash
Erosi permukaan , merupakan erosi yang terjadi akibat pelapukan air
hujan pada tanah yang amat basah . butiran tanah kecil terpercik atau
partikel – partikel tanah menjadi lepas lalu di angut oleh pelimpsan
permukaan.
6. Erosi air mengalir Erosion Stream
Erosi air mengalir (stream) kegiatan pengikisan yang dilakukan oleh
air mengalir terlihat dalam berbagai cara :
a) Pelarutan , yakni bahwa air melakukan kegiatan pelarutan apabila
dia mengalir melewati batuan – batuan tingkat pelarutan yang
berbeda – beda bergantung pada kejernihan air. Dan solubilitas
batuan.
b) Kegiatan hidraulik, artinya : efek angkut dn angkat air artinya efek
angkut dan angkat air .
c) Korrasi , merupakan erosi mekanik yang di sebabkan oleh
tumbukan materi (butiran – butiran) yang terbawa oleh air maupun
angin. Diman korasi disungai ini akan menyebabkan sungai
bertambah dalam . erosi ini di sebut erosi vertical. Jika erosi terjadi
kea rah samping maka sebutan nya menjadi erosi lateral.
Korasi merupakan pengikisan atau pengerjaan yang bersifat abrasi
oleh bahan – bahan yang di angut oleh air.
d) Impaction, artinya pukulan terhadap dasar sungai, atau pinggiran
sungai oleh batu – batu bongkah terisi mewa di waktu sungai bling
beanjir.
12

e) Attrition, yakni bhan yng di angkut oleh air berpecahan dan hancur
akibat saling tabrakan dan saling bergosokan.
Dari berbagai macam erosi yang ada maka terjadi dampak yang
segnifikan terjadi di atas lahan baik secara langsung maupun tidak
langsung adapun dampak yang terjadi dapat di lihat dari pemaparan
table di bawah ini :
Table 2.1
Dampak Erosi Tanah
No Bentuk Dampak di tempat Kejadian Erosi Dampak di Luar
Dampak Kejadian Erosi
1 Langsung 1. Kehilangan lapisan tanah yang 1.Pelumpuran dan
baik bagi berjangkanya akar pendangkalan waduk,
tanaman sungai, saluran dan
2. Kehilangan unsur hara dan badan air lainnya
kerusakan struktur tanah 2.Tertimbunnya lahan
3. Peningkatan penggunaan pertanian, jalan dan
energy untuk produksi bangunan lainnya.
4. Kemerosotan produktivitas 3.Menghilangnya mata
tanah atau bahkan menjadi tidak air dan memburuknya
dapat dipergunakan untuk jualitas air
berproduksi 4.Kehilangan nyawa dan
5. Kerusakan bangunan konservasi harta oleh banjir
dan bangunan lainnya 5.Meningkatnya
6. Pemiskinan petani frekuensi dan masa
penggarap/petani tanah kekeringan.
2 Tidak 1. Berkurangnya alternative 1. Kerugian oleh
Langsung penggunaan tanah memendeknya umur
2. Timbulnya dorongan untuk waduk
membuka lahan baru 2. Meningkatnya
3. Timbulnya keperluan akan frekuensi dan besarnya
perbaikan lahan dan bangunan banjir.
yang rusak.
Sumber : Arsyad (1989: 4)
13

7. Prosedur Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Das Sungai Cisangkuy Kab.
Bandung Barat. Dimana Secara geografis DAS Cisangkuy terletak antara
06059'24" - 07013'51" LS dan 107028'55" - 107039'84" BT. Berikut ini
merupakan gambar letak lokasi penelitian :

Gamabar Peta wilayah kajian penelitian


Sumber : www.google.com

Gambar wilayah kajian peneliatian


Sumber : www.Google eart.com
14

b. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2009: 2) “metode penelitian pada
dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.”
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif menurut
Tika (2005:4) adalah:
Penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau
keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada,
walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi dan analisis. Penelitian
deskriptif ini perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-konsep
ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai
gejala-gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan. Disamping itu,
penelitian ini harus mampu merumuskan dengan tepat apa yang ingin di
teliti dan teknik penelitian apa yang tepat dipakai untuk menganalisisnya.

Tujuan penulis menggunakan metode analisis deskriptif ini adalah untuk


mengungkapakan berbagai potensi,erosi yang terjadi di hulu sungai citarum
tepat nya Sub-Das ci sangkuy.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi Lapangan
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara meneliti dan
mengamati secara langsung dilapangan ( objek penelitian ) dengan cara
melihat, mengamati, serta mencatat data–data mengenai objek yang di
teliti oleh penulis.
Metode observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
observasi langsung. Menurut Tika (2005:42) bahwa :
“ Observasi langsung adalah teknik pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
gejala atau fenomena yang ada pada objek ditempat atau tempat
berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek
yang diteliti “.

Dengan melakukan metode ini maka penulis akan mendapatkan data


primer melalui kegiatan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
15

terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek yang diteliti. Dalam
penelitian ini penulis melakukan observasi langsung ke Wilayah Sub-das
ci sngkuy kawasan gunung tilu.
2. Teknik Wawancara
Menurut Tika (2005:43) wawancara merupakan metode pengumpulan
data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan
berlandaskan pada tujuan penelitian.
Hal ini dimaksudkan untuk melengkapi data sekunder yang tidak
diperoleh melalui observasi, yang dilakukan dengan cara berhadapan
langsung dengan responden. Adapun data sekunder yang diperoleh dari
teknik wawancara ini adalah sejauh mana tingkat kelayakan Kawasan
Agroteknobisnis sebagai tempat tujuan wisata di Kabupaten Sumedang.
3. Kuesioner/Angket
Kuesioner merupakan teknik yang digunakan untuk memperoleh
sejumlah data yang bersifat faktual dari responden yang menjadi sempel
penelitian dengan cara memberikan instrumen yang berisi sejumlah
pertanyaan yang harus diisi oleh responden agar mengetahui
produktivitas pertanian yang berkembang di wlayah kajian.
4. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan pengkajian literatur yang digunakan
penulis untuk menguasai teori, prinsip, konsep, dan hukum-hukum yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Adapun studi kepustakaan yang
berkaitan antara lain buku dan hasil penelitian pihak lain yang berkaitan
dengan penelitian yang dimaksudkan untuk menjadi petunjuk dan bahan
pertimbangan sehingga dapat memperjelas analisis dalam pemecahan
masalah peneliti.
5. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data dalam
bentuk media gambar, peta dan dokumen-dokumen dari pemerintah
daerah.
d. Populasi dan Sampel
1. Populasi
16

Menurut Sumaatmaja (1988 : 122) populasi adalah:


Keseluruhan gejala (fisis, sosial, ekonomi, budaya, politik) individu
(manusia baik perorangan maupun kelompok), kasus (masalah,
peristiwa tertentu) yang ada pada ruang tertentu.

Berdasarkan pengertian yang telah dingkapkan sebelumnya, maka


yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah :
Meliputi populasi lahan wilayah yakni seluruh lahan di wilayah sub
DAS Cisangkuy Kecamatan Pangalengan, serta populasi penduduk
meliputi seluruh petani yang ada di wilayah Kecamatan Pangalengan
Kabupaten Bandung.
2. Sampel
Untuk memudahkan proses penelitian, maka diperlukan sampel yang
merupakan bagian dari populasi yang bersifat mewakili populasi
bersangkutan (Sumaatmaja, 1988:122).
Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah :
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini untuk sampel
wilayah diambil secara acak berstrata (Stratified Area Random
Sampling), dengan pendekatan satuan lahan yang merupakan hasil
tumpangsusun peta kemiringan lereng, dengan peta penggunaan lahan
dan peta jenis tanah. Jadi satuan lahan yang sama diwakili oleh satu
sampel yang diambil secara acak (random). Sedangkan cara
pengambilan sampel petani mengikuti satuan lahan yang ditentukan
dengan teknik aksidental
e. Variable penelitian
Menurut Arikunto ,S. ( 1996) dalam sopyan variable penelitian adalah titik
dari penelitian yang menjadi titik perhatian. Adapun variable dalam suatu
penelitian di klasifikasikan kedalam dua bagian variable utama .
diantaranya variable bebas dan terikat. Adapun variable bebas adalah
sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau fakta di dalamnya yang ada
nya menentukan atau atau mempengaruhi variable lain. Variable terikat
adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau fakta di dalamnya yang
adanya di tentukan atau di pengaruhi oleh factor lain. Adapun yang
17

menjadi variable dalam penelitian ini dapat di jelaskan dalam bagan


berikut

Bebas Terikat

Iklim: CH, Tanah: struktur,


tekstur, oermiabilitas, BO,
kedalam solum Tofografi, Tingkat Bahaya Erosi
Vegetasi, dan penggunaan
lahan

f. Alat dan Bahan Penelitian


1. Fisik
a) Peta Rupabumi skala 1 : 25.000 sebagai pedoman dalam
melakukan langkah-langkah awal penelitian dan survey lapangan.
b) Peta tanah wilayah kajian untuk mengetahui kondisi tanah
wilayah kajian.
c) Global Positioning System (GPS) untuk lebih mudah menentukan
yang akan dijadikan sample penelitian.
d) Kamera, yang digunakan untuk mendokumentasikan objek
penelitian di lapangan.
2. Sosial
a) Cheklist, Sebagai pedoman dalam melaksanakan pengamatan
kondisi fisik di lapangan.
b) Pedoman Wawancara, sebagai pedoman dalam melakukan
wawancara dengan masyarakat yang dijadikan sebagai responden
dalam penelitian.

a. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Adapun pengolaha dan analisis data yang di gunakan untuk mengetahui
tingkat bahaya erosi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
rumus USLE yaitu dengan persamaan berikut :
18

A= R.K.L.S.C.P

Keterangan :
A = jumlah tanah hilang maksimum (ton /ha/tahun)
R = erosifitas tahun rata – rata
K = indeks erodibilitas tanah
L = indeks kemiringan lereng
S = indeks panjang dan kemiringan lereng
C = indeks pengelolaan tanaman
P = indeks konservasi tanah o
8. Daftar Pustaka
Arsyad S., 1989, Konservasi Tanah dan Air, IPB Press, Bogor.
Haardj wigeno S,. 2010 , Ilmu Tanah , AKADEMIKA PRESSINDO : Jakarta
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Mustofa B ., 2007, Kamus Lengkap Geografi , Panji pustaka , Bandung.
Sopyan Y., 2004, Studi Tingkat Bahaya Erosi Di Sub DAS Cibeureum
Huludas Citarum, Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Social UPI : Bandung .

Anda mungkin juga menyukai