DISUSUN
OLEH
1. ALYCIA SAFIRA
2. ANGGIAN AULIA AKBAR S
3. MUHAMMAD ARIA APRIAN
4. REIFAN AHMAD FAUZANY
KELAS X D
SMA NEGERI 1 BERAU
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan upaya-
upaya untuk menanggulangi lahan yang sudah kritis dan mencegah lahan-lahan yang
potensial untuk terjadinya kritis, maka penyusun berusaha mengadakan penelitian
dengan judul: “LAHAN KERING/KRITIS DI JALAN DERMAGA DAN UPAYA
MENGATASINYA
1.2 Rumusan Masalah
1.Bagaimana lahan kritis di daerah penelitian tersebut
2.Bagaimana alternatif pengelolaan lahan kering
1.3 Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui terbentuknya lahan kritis di daerah yang di Teliti
2. Untukmenentukan alternatif pengelolaan lahan kritis di daerah penelitian
A. Metodologi Penelitian
Untuk kelancaran penelitian ini, dalam upaya pengumpulan data maka
harus ada sebuah metode yang sesuai. Menurut Arikunto (1988:151), “Metode
penelitian atau metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitian”. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
metode survey. Metode suvey yakni suatu bentuk penelitian yang betujuan untuk
mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit, atau individu dalam waktu
bersamaan (Tika Pabundu, 1997). Metode survey ini dapat digunakan untuk maksud
eksploratif,, evaluasi, prediksi, penelitian operasional, dan pengembangan indikator
sosial (Sangaribun, 1989). Studi deskriptif analitik adalah penelitian yang
mengarahkan pada pengungkapan suatu masalah atau keadaaan dengan
mengungkapkan faktafakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberi interpretasi
dan analisis (Tika Pabundu, 1997).
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. Lahan kritis merupakan lahan/kawasan tanah yang tidak produktif yang mana
tingkat kesuburannya sangat rendah, jumlah produksi yang diterima jauh lebih
rendah daripada biaya pengelolaan lahan. Lahan kritis merupakan lahan / tanah
yang fungsinya dapat dipulihkan kembali dengan rehabilitasi lahan.
b. Rehabilitasi lahan merupakan suatu usaha memperbaiki, memulihkan kembali dn
meningkatkan lahan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sebagai
unsur produksi, media pengatur tata air, maupun sebagai unsur perlindungan
alam dan lingkungan.
c. Rehabilitasi dapat dilakukan dengan penerapan sistim Agroforestry yang
mengkombinasikan pertanaman tanaman kehutanan dan pertanian. Fungsi
melakukan agroforestry pada lahan kritis adalah memberikan peningkatan
pendapatan petani / masyarakat yang tinggal di lahan kritis sehingga diharapkan
masyarakat tidak merusak kawasan hutan atau menduduki kawasan.
d. Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan diutamakan pelaksanaannya melalui
pendekatan partisipatif dalam rangka mengembangankan potensi dan
memberdayakan masyarakat dengan penerapan agroforestry. Rehabilitasi lahan
kritis dilakukan dengan pembuatan teras/guludan dan disesuaikan dengan kontur
lahan agar tidak tererosi pada saat musim penghujan.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizon, Pengelolaan Agroekosistem Lahan Kosong. 2006.
Amiruddin Syam, 2003. Pengelolaan Lahan Kering di Daerah Aliran Sungai Bagian
Hulu, Jurnal Litbang Pertanian, 2003.
Tinambunan, 1995. dalam Jeriels Matatula : Upaya Rehablitasi Lahan Kritis dengan
Penerapan Teknologi Agroforestry Sistem Silvopastural di Desa Oebola, Kec.
Fatuleu, Kab. Kupang, Inotek, Vol. 13, Nomor 1, Februari 2009.
Vergara, 1982 dalam Jeriels Matatula : Upaya Rehablitasi Lahan Kritis dengan
Penerapan Teknologi Agroforestry Sistem Silvopastural di Desa Oebola, Kec.
Fatuleu, Kab. Kupang, Inotek, Vol. 13, Nomor 1, Februari 2009.
Wahono, 2002. Budidaya Tanaman Jati (Tectona grandis L. F) , Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Kabupaten Kapuas Hulu, Putussibau.
Wiersum, 1980. dalam Jeriels Matatula : Upaya Rehablitasi Lahan Kritis dengan
Penerapan Teknologi Agroforestry Sistem Silvopastural di Desa Oebola, Kec.
Fatuleu, Kab. Kupang, Inotek, Vol. 13, Nomor 1, Februari 2009.
daftar Pustaka
lampiran