Anda di halaman 1dari 9

11

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN LAHANG KERING


DI DESA BUMI PAJO KECAMATAN DONGGO KABUPATEN BIMA

1
Mas’ad, 2Sri Yuliani
1, 2
Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas Muhammadiyah Mataram
Email : siti.masad@yahoo.com

ABSTRAK
Seiring dengan pergeseran paradigma pengembangan pertanian intensif di lahan basah sebagai penopang utama
kebutuhan pangan nasional, maka pengembangan pertanian di lahan kering merupakan alternatif yang sangat
penting. Harapan besar dari pemanfaatkan lahan kering adalah kesejahteraan hidup masyarakat petani sekaligus
mengentaskan kemiskinan. Kearifan lokal menjadi suatu hal yang menarik untuk dikaji dan mempunyai peranan
penting dalam dinamika lingkungan. Perlu disadari bahwa kearifan lokal mampu menjaga kelestarian dalam bentuk
suatu panutan ataupun kebiasaan yang disakralkan dan dalam bentuk penanda yang harus dipatuhi oleh masyarakat
yang sifatnya turun temurun. Kearifan lokal dalam pemanfaatan lahan kering di desa Bumi Pajo merupakan warisan
budaya dari nenek moyang yang mampu menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan produktivitas lahan
kering yang berdampak pada meningkatnya pendapatan petani. Tujuan Penelitian untuk: (1) Mendeskripsikan bentuk
kearifan lokal masyarakat dalam memanfaatkan lahan kering di desa BUmi Pajo Kecamatan Donggo kabupaten
Buma. (2). Medeskripsikan peran kearifan lokal masyarakat dalam memanfaatkan lahan kering di desa Bumi Pajo
kecamatan Donggo kabupaten Bima. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, tehnik penentuan informan
dengan menggunakan purposive sampling dengan informan penelitian adalah petani lahan kering dan informan
biasanya masyarakat umum. Tehnik pengumpuln data menggunakan tehnik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk kearifan lokal masyarakat dalam memanfaatkan lahan kering di desa
Bumi Pajo kecamatan Donggo kabupatn Bima adalah Toho ra dore, Yasinan dan Wi’i kamaya, yang merupakan
warisan dari nenek moyang mereka sementara Peran kearifan lokal mengarahkan masyarakat untuk bekerja dengan
baik dan benar atau dengan kata lain mengarahkan masyarakat cara bertani yang arif dan bijaksana, teutama dalam
hal pengelolaan atau pemanfaatan lahan kering sehingga terjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan dan
meningkatnya kesuburan tanah. Dengan demikian dalam hal bertani terutama bertani dilahan kering masyarakat
bisa mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkannya.

Kata kunci: Kearifan Lokal dan Lahan Kering

I. PENDAHULUAN tidak menentu (eratik) sehingga seringkali terjadi


gagal panen akibat cekaman air. Selain itu sifat
Seiring dengan pergeseran paradigma
tanah yang porus dimana tanah tidak mampu
pengembangan pertanian intensif di lahan
memegang air dalam jangka waktu yang lama.
basah sebagai penopang utama kebutuhan
Dengan kondisi tersebut, maka usahatani di
pangan nasional, maka pengembangan
lahan kering sangat tergantung pada curah
pertanian di lahan kering merupakan alternatif
hujan. Salah satu komoditas yang cocok dan
yang sangat penting. Nusa Tenggara Barat
banyak diusahakan petani di lahan kering pada
(NTB) wilayah dengan berbagai jenis
musim hujan adalah kedelei, kacang panjang,
penggunaan. Data BPS NTB (2002),
palawija, padi dan jagung. Kemudian
menunjukkan bahwa luas lahan kering yang
pemanfaatan potensi lahan kering yang ada
potensial untuk tanaman pangan adalah seluas
guna meningkatkan produktivitas beberapa jenis
211.635 ha, yang terdiri atas ladang/huma
tanaman tersebut dapat ditempuh dengan
40.636 ha dan tegalan/kebun seluas 171.000
melakukan identifikasi berbagai permasalahan
ha. Sebagian besar kondisi lahan kering di NTB
baik bio-fisik maupun sosial ekonomi dan
di cirikan dengan iklim yang kering yaitu tipe
budaya melalui pendekatan partisipatif, serta
iklim D3 (3-4 bulan basah dan 4-6 bulan kering),
mengatasi permasalahan aktual dengan
tipe iklim D4 (3-4 bulan basah dan >6 bulan
menerapkan pendekatan Pengelolaan Tanaman
kering), tipe E3 (<3 bulan basah, 4-6 bulan
Terpadu (PTT) yang spesifik lokasi. Komponen
kering) dan tipe iklim E4 (< 3 bulan basah dan >
teknologi produksi yang diterapkan disesuaikan
6 bulan kering) (Oldeman, et al, 1980). Distribusi
dengan kondisi biofisik, sosial ekonomi dan
dan intensitas curah hujan tidak merata dan

Paedagoria, September 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 12, No. 2


12

budaya setempat. Dengan penerapan teknologi pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi
ini, diharapkan dapat meningkatkan nilai yang terkandung didalamnya dianggap
produktivitas dan pendapatan petani. sangat universal (Iwan, 2012). Ahli lain yaitu
Lahan atau tanah merupakan sumber daya Nyamai (2010), menyatakan kearifan lokal
alam fisik yang mempunyai peranan penting adalah sumber pengetahuan yang
dalam segala kehidupan manusia, karena lahan diselenggarakan dinamis, berkembang dan
atau tanah diperlukan manusia untuk tempat diteruskan oleh populasi tertentu yang
tinggal dan hidup, melakukan kegiatan terintegrasi dengan pemahaman mereka
pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, terhadap alam dan budaya sekitarnya. Kearifan
pertambangan dan sebagainya. Karena lokal adalah dasar untuk pengambilan
pentingnya peranan lahan atau tanah dalam kebijakkan pada level lokal dibidang kesehatan,
kehidupan manusia, maka ketersediaannya juga pertanian, pendidikan, pengelolaan sumber
jadi terbatas. Keadaan ini menyebabkan daya alam dan kegiatan masyarakat pedesaan.
penggunaan tanah yang rangkap (tumpang Dalam kearifan lokal, terkandung pula kearifan
tindih), misalnya tanah sawah yang digunakan budaya lokal.
untuk perkebunan tebu, kolam ikan atau B. Bentuk-bentuk Kearifan Lokal
penggembalaan ternak atau tanah hutan yang Bentuk kearifan lokal
digunakan untuk perladangan atau pertanian dapat dikategorikan ke dalam dua aspek, yaitu
lahan kering. Berdasarakan uraiana tersebut kearifan lokal yang berwujud nyata (tangible)
maka perlu dilakukan kajian yang berkaitan dan yang tidak berwujud (intangible).
dengan bagaimana cara memanfaatkan lahan a. Kearifan Lokal yang Berwujud Nyata
kering yang arif agar dapat mendukung (Tangible).
kelestarian dan keseimbangan lahan agar dapat 1) Tekstual, Beberapa jenis kearifan lokal
meningkatkan produktivitas dan pendapatan seperti sistem nilai, tata cara, ketentuan
petani. khusus yang dituangkan ke dalam
Rumusan Masalah dalam penelitian ini : ”(1) bentuk catatan tertulis seperti yang
Bagaimana Bentuk kearifan lokal masyarakat ditemui dalam kitab tradisional primbon,
dalam pemanfaatan lahan kering di desa Bumi kalender dan prasi (budaya tulis di atas
Pajo kecamatan Donggo kabupaten Bima. (2). lembaran daun lontar).
Bagaimana Peran kearifan lokal masyarakat 2) Bangunan/Arsitektural
dalam memanfaatkan lahan kering di desa Bumi 3) Benda Cagar Budaya/Tradisional (Karya
Pajo kecamata Donggo Kabupaten Bima? Seni), misalnya keris, batik dan lain-lain.
Tujuan penelitian untuk: (1) Mendeskripsikan b. Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud
bentuk kearifan lokal masyarakat dalam (Intangible)
pemanfaatan lahan kering di desa BUmi Pajo Selain bentuk kearifan lokal yang berwujud,
kecamatan Donggo kabupaten Bima. (2) ada juga bentuk kearifan lokal yang tidak
Mendeskripsikan Peran kearifan lokal berwujud seperti petuah yang disampaikan
masyarakat dalam pemanfaatan lahan kering di secara verbal dan turun temurun yang
Desa Bumi Pajo Kecamatan Donggo Kabupaten dapat berupa nyanyian dan kidung yang
Bima. mengandung nilai-nilai ajaran tradisional.
Melalui petuah atau bentuk kearifan lokal
II. TINJAUAN PUSTAKA yang tidak berwujud lainnya, nilai sosial
A. Kearifan Lokal disampaikan secara oral/verbal dari
generasi ke generasi. Misalnya kearifan
Kearifan lokal (local wisdom) dalam kamus lokal yang mengandung etika terhadap
terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal lingkungan.
(local). Dalam Kamus Inggris Indonesia, local C. Masyarakat
berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan) Masyarakat (society) adalah sekelompok
sama dengan kebijaksanaan. Secara umum orang yang membentuk sebuah sistem semi
maka local wisdom (kearifan setempat) dapat tertutup atau sebaliknya, dimana kebanyakan
dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat interaksi adalah antara individu-individu yang
(local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, terdapat dalam kelompok tersebut. Pada
bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh umumnya sebutan masyarakat dipakai untuk
anggota masyarakatnya (Erniwati, 2010). mengacu sekelompok individu yang hidup
Kearifan lokal merupakan produk budaya masa bersama dalam satu komunitas yang teratur
lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan (Todaro, 2006). Ahli lain yaitu An-Nabhani

Paedagoria, September 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 12, No. 2


13

(2011), menjabarkan tentang definisi Sedangkan Muliady (dalam Guritno, 2011: 20)
masyarakat, ”sekelompok manusia bisa disebut menyatakan bahwa lahan kering adalah tanah
sebagai suatu masyarakat apabila mempunyai yang hampir sepanjang tahun tidak tergenang
pemikiran, perasaan, serta sistem atau aturan secara permanen.
yang sama”. Dengan kesamaan itu, manusia E. Kerangka Teori
lalu berhubungan saling berinteraksi antara
Kerangka teori adalah landasan berpikir
sesama mereka berdasarkan kepentingan
yang bersumber dari suatu teori yang sering
bersama.
diperlukan sebagai tuntunan untuk memecahkan
D. Lahan Kering
berbagai permasalahan dalam sebuah
Lahan kering adalah hamparan lahan yang penelitian. Begitu pula, kerangka teori berfungsi
di dayagunakan tanpa penggenangan air, baik sebagai kerangka acuan yang mengarahkan
secara permanen maupun musiman dengan suatu peneliti. Kerangka teori merupakan
sumber air berupa air hujan atau air irigasi perangkat konsep definisi, dan proposisi yang
(Suwardji, 2003:3). Satari (dalam Guritno, 2011: menyajikan gejala secara sistematik, merinci
20) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan hubungan variabel-variabel untuk meramalkan
lahan kering adalah lahan yang dalam keadaan dan menerangkan gejala tersebut. Teori
alamiah, lapisan atas dan bawah tubuh tanah berfungsi sebagai perspektif atau pangkal tolak
(top soil dan sub soil) sepanjang tahun tidak dan sudut pandang untuk memahami alam
jenuh air dan tidak tergenang, serta kelembaban pikiran subyek, menafsirkan dan memaknai
tanah sepanjang tahun atau hampir sepanjang setiap gejala dalam rangka membangun konsep.
tahun berada di bawah kapasitas lapang.

Gambar 1: Kerangka Teori Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pemanfaatan Lahan Kering

Masyarakat Desa Bumi Pajo

Pemanfaatan
Lahan Kering

Bentuk Pemanfaatan Peran Pemanfaatan


Lahan Kering Lahan Kering

1. Perkebunan Masyarakat mampu menjaga keseimbangannya


2. Peternakan dengan pengembalaan dengan lingkunganya dan sekaligus dapat
bergilir melestariakan lingkungan.
3. Pertanian pangan denag sistem
hutantani
4. Pertanian pangan dengan
pemeliharaan ternak yang di
kandang.
5. Pertanian pangan dengan
penerapan bioteknologi tanah.

Kearifan Lokal Pemanfaatan Lahan


Kering Secara Arif Dan Bijaksana

Paedagoria, September 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 12, No. 2


14

III. METODE PENELITIAN langsung dalam pengumpulan data atau


informasi di lapangan. Tehnik analisis data yang
Penelitian ini mengunakan metode digunakan adalah tehnik analisis data kualitatif.
penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif
sering disebut metode penelitian naturalistik IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi A. Deskripsi Lokasi Penelitian
yang alamiah (natural setting); disebut juga Desa Bumi Pajo Merupakan salah satu
sebagai kualitatif, karena data yang terkumpul desa yang ada di kecamatan Donggo
dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Tehnik kabupataen Bima dengan luas wilayah 35.000
pengumpulan data melalui observasi, Ha, dan topografi atau bentuk lahannya adalah
wawancara dengan informan penelitia dan sebagian besar berbentuk bukit dan gunung,
pencatatan dokumentasi. Sumber data meliputi datar sampai berombak . Sedangkan tinggi
sumber data primer yang diperoleh melalui tempat dari permukaan laut 1.012 m diatas
observasi dan wawancar sedangkan sumber permukaan laut. Potensi irigasi yang dimiliki
data sekunder diperoleh melalui pencatatan adalah berupa sungai dan bendungan. Desa
dokumentasi. Tehnik penenentuan informan Bumi Pajo beriklim tropis dengan musim hujan
penelitian menggunakan purposive sampling yang digolongkan pendek yaitu antara bulan
dengan informen kunci adalah petani lahan nopember sampai bulan maret.
kering sedangkan informan biasa adalah
masyarakat umum. Untuk ketelitian maka
peneliti sebagai instrumen utama terlibat

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Desa Bumi Pajo terdiri dari empat dusun. d. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Masing-masing dusun terdiri dari seorang Rora dan Desa Palama
Kepala Dusun (Kadus). Batas-batas wilayah Sedangkan orbitrasi Desa Bumi Pajo adalah
desa Bumi Pajo sebagai beriktut: sebagai berikut:
a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa a. Jarak ke kota kecamatan 50 km
Mbawa b. Jarak ke kota kabupaten 54 km
b. Sebelah barat berbatasan dengan c. Waktu tempuh ke kota kecamatan 30 menit
Kabupaten Dompu d. Waktu tempuh ke kota kabupaten 35 menit
c. Sebelah utara berbatasan dengan hutan
lindung/ pegunungan

Paedagoria, September 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 12, No. 2


15

B. Penduduk ketika kita menginginkan sesuatu maka


Allah memberikan jalan yang terbaik untuk
Berdasarkan data statistik desa dari hasil usahanya.
register penduduk bulan November, jumlah 2. Tentang ritual kematian, kematian dalam
penduduk Desa Bumi Pajo 2013-2014 adalah adat masyarakat Desa Bumi Pajo sekarang
2.163 jiwa. Adapun perinciannya, 1.068 laki-laki masih dilaksanakan seperti, apabila ada
dan 1.095 perempuan dengan jumlah kepala kematian dalam sebuah keluarga, maka
keluarga sebanyak 478 kepala keluarga. Tingkat semua kain-kain yang menyelimuti mayat
pendidikan masyarakat Desa Bumi Pajo cukup tadi disimpan pada suatu tempat. Kain-kain
bervariasi. Ada yang berpendidikan sekolah ini disebut pula “kani ra lombo” adalah sisa
dasar (SD), Sekolah Lanjut Tingkat Pertama baju yang dipakai oleh
(SLTP), Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan almarhum/almarhuma, biasanya disimpan
sampai pada perguruan tinggi. Namun di atas tempat tidur untuk selama empat
mayoritas masyarakat Desa Bumi Pajo puluh hari. Setelah selesai upacara
berpendidikan SD. penguburan selesai dilaksanakan, mulai
malam pertama sampai malam ketiga
C. Mata Pencaharian Penduduk diadakan “tahali” atau (tahlil).
3. Ketika kehamilan perempuan ini mencapai
7 bulan maka di adalakanlah upacara yang
Keadaan Penduduk Menurut Mata sering disebut oleh mereka adalah “kiri
Pencaharian, berdasarkan data yang diperoleh loko” yang artinya “memperbaiki bentuk
dari kantor Desa bumi pajo dan hasil observasi perut” cara yang mereka lakukan terhadap
langsung peneliti bahwa sumber mata ibu hamil ini adalah, memakaikan kain putih
pencaharian masyarakat Desa Bumi Pajo tampa ada alasnya di tubuh ibu hamil tadi.
adalah bertani, Pegawai Negeri Sipil (PNS), mereka melakukan ritual “kiri loko”ini agar
POLRI, TNI, pengusaha/pedagang, peternak mereka bisa tau anak pempuan atau laki-
dan nelayan. Tapi mayoritar mata pencaharian laki yang akan keluar nanti selain itu agar
penduduk Bumi Pajo disektor pertanian sebesar mendidik si bayi supaya kelak dia tidak
90%. Hal ini didukung oleh kondisi wilayah desa akan menjadi anak yang bandel dan
bumi pajo yang merupakan daerah persawahan terhindar dari perbuatan tercela serta
dan didukung dengan banyaknya jumlah tunduk dan patuh terhadap orang tua
masyarakat yang memiliki tanah sendiri, keluarga dan sahabatnya dan agar bentuk
sehingga kebanyakan dari masyarakat desa fisiknya sempurna, dan setelah bayi itu lahir
bumi pajo bermata pencaharian sebagai petani. maka ari-ari harus di kuburkan di dalam
lingkungan rumahnya, supaya bayi itu tidak
D. Agama yang dianut Penduduk rewel, bandel dan selalu sabar serta patuh
terhadap ibu/bapaknya (Wawancara Tgl 06-
Penduduk/masyarakat desa Bumi Pajo 05-2015 dengan bapak Suparman 41 thn)
mayoritas beragama islam sehingga dalam
kehidupan bermasyarakat sehari-hari diwarnai Hasil wawancara yang berkaitan dengan
oleh aturan-aturan islam, keadaan tersebut juga penyuluhan atau bantuan dari pemerintah terkait
diimbangi dengan tersedianya sarana peribatan mengenai kearifan lokal masyarakat dalam
berupa Masjid. pemanfaatan lahan kering diperoleh informasi
sebagai berikut:
E. Hasil Observasi dan Wawancara Saya selama menjadi petani belum
menerima bantuan penyeluhan-penyuluhan
pertanian untuk mendukung kearifan lokal ,
Berdasarkan hasil wawancara dengan
saya juga tidak mengerti peranya dinas
salah satu informan/petani tentang kebiasaan
pertanian. Kita justru kalau ada hama pada
masyarakat melakukan ritual-ritualnya adalah
tanaman, kita juga tahu cara mengusir
sebagai berikut antara lain .
hama, jadi nggak mesti ada penyuluhan
1. Salah satunya adalah berdoa meminta
dari dinas pertanian karena kearifan lokal
perlindungan kepada Allah SWT. sebagai
ini memang sudah dilaksanakan secara
tempat meminta agar bisa sukses dalam
turun temurun oleh masyarakat petani yang
melakukan usahanya dan dapat mencapai
ada di Desa Bumi Pajo, kearifan lokal ini
hasil yang di inginkan. maksudnya adalah
merupakan tradisi nenek moyang kita pada

Paedagoria, September 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 12, No. 2


16

jaman dahulu sampai sekarang masyarakat yang ada disitu tidak kaget ketika tanaman di
di Desa Bumi Pajo ini masih mempercayai panen (Wawancara tgl 07-05-2015 dengan
tentang hal-hal tersebut (Wawancara Tgl. bapak Tasrif dan Hamdan).
08-05-2015 dengan bapak Abdul Wani 38
thn). Dari paparan di atas dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya bentuk kearifan lokal
Hasil wawancara yang berkaitan dengan tersebut masyarakat merasakan apa yang
proses awal keberadaan kearifan lokal diinginkannya dapat terwujud misalnya mereka
masyarakat dalam pemanfaatan lahan kering di merasa terlindung dari segala bahaya,
desa Bumi Pajo kecamatan Donggo Kabupaten meningkatnya hasil pertanian masyarakat dan
Bima di dukung oleh mudahnya dalam terjaganya keseimbangan serta kelestarian
mengelola lahan garapan karena lahannya lingkungan.
subur walaupun daerah ini merupakan lahan Selain bentuk-bentuk kearifan lokal tersebut
kering sehingga petani tidak terlalu sulit dalam ada juga kebiasaan lain yang dilakukan oleh
mencari pola-pola penanaman yang tepat dan petani dalam pemanfaatan lahan kering seperti
juga dalam pengelolaannya tidak membutuhkan hasil wawancara dengan informan berikut :
biaya yang banyak, selain itu persepsi a. Membersihkan lahan, kebiasaan masyarakat
masyarakat desa Bumi Pajo keberdaan kearifan desa Bumi Pajo selesai mereka
lokal masyarakat dalam pemanfaatan lahan membersihkan lahan tersebut mereka tunggu
kering masyarakat bisa mendapatkan hasil sampai kering kalau sudah kering terus di
sesuai dengan yang di inginkannya. bakar, tujuannya dengan membakar sisa
Hasil wawancara dengan informan juga tanaman tersebut maka hama tanaman yang
diperoleh informasi yang berkaitan dengan berembunyi di sekitar lokasi tersebut bisa
obyek yang diteliti yaitu bentuk-bentuk kearifan terusir selain itu masyarakat di desa tersebut
lokal masyarakat sebagai berikut: paham dengan membakar sisa tanaman
a. Tohora dore dapat menambah bahan organik tanah
Istilah“toho ra dore” merupakan wujud sehigga menambah kesuburan tanah.
kepercayaan masyarakat terhadap arwah b. Mencampur benih dengan obat, kebiasaan
leluhur, masyarakat pada saat tertentu masyarakat desa Bumi Pajo ketika mau
mempunyai tujuan serta keiginan disaat tanam, masyarakat mencampur benih yang
mereka melakukan “toho ra dore” ini, dimana mau ditanam tersebut dengan obat agar
ketika mereka mengalami gagal panen atau tidak dimakan oleh semut di dalam tanah
terkena musibah, maka jalan pertama yang (Wawancara tgl, 09-05-2015 dengan Bpk
dilakukan oleh mereka adalah melakukan Rusdi dan Masjidin).
“toho ra dore” bagi mereka “toho ra dore”
adalah wujud permintaan maaf mereka Dari paparan di atas dapat disimpulkan
terhadap arwah nenek moyang dan gagal bahwa dengan adanya kearifan lokal ini jelas
panen yang dianggap salah satu bentuk masyarakat mengetahui kebiasaan dalam
murka dari nenek moyang segera berakhir. pemanfaatan lahan kering. Kebiasaan
b. berdoa/ Yasinan masyarakat dalam pemanfaatan lahan kering,
Masyarakat Desa Bumi Pajo satu hari masyarakat selalu senantiasa berusaha
sebelum memulai kegiatan pemanenan di mendapatkan yang terbaik sehingga dapat
lokasi pertaniannya di rumahnya masyarakat memperoleh hasil yang maksimal.
melakukan yasinan atau berdoa meminta Hasil wawancara dengan informan
perlindungan kepada Allah SWT, dengan penelitian yang berkaitan dengan peran kearifan
tujuannya agar tanamannya yang di panen lokal dalam memanfaatkan lahan kering di desa
selamat dan menghasilkan rezeki yang Bumi Pajo diperoleh data-data sebagai berikut:
memuaskan seperti yang diinginkan oleh
petani tersebut. Kearifan lokal bagi mayarakat desa Bumi
c. Menyimpan Kemaya Pajo berperan mengarahkan masyarakat
Masyarakat Desa Bumi Pajo selesai untuk bekerja dengan baik dan benar atau
melakukan Yasinan mereka pergi ke dengan kata lain mengarahkan masyarakat
ladang/sawahnya dengan membawa kemaya cara bertani yang arif dan bijaksana, teutama
dan arang, lalu membakar kemaya tersebut dalam hal pengelolaan lahan kering sehingga
sebagai pertanda tanaman tersebut akan di terjaga keseimbangan lingkungan
panen. Dengan demikian semua mahluk

Paedagoria, September 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 12, No. 2


17

(Wawancara tgl 07-05-2015 dengan bapak bahwa kearifan lokal mampu menjaga
Tasrif dan Hamdan). kelestarian dalam bentuk suatu panutan
ataupun kebiasaan yang disakralkan dan dalam
Masyarakat di desa Bumi Pajo mampu bentuk penanda yang harus dipatuhi oleh
melestarikan kearifan lokal yang di milikinya masyarakat yang sifatnya turun temurun.
yang menjadi warisan budaya nenek Kearifan lokal dalam pemanfaatan lahan kering
moyang. Karena dengan demikian dalam hal di desa Bumi Pajo merupakan warisan budaya
bertani terutama bertani dilahan kering dari nenek moyang yang di wujudkan dalam
masyarakat mendapatkan hasil sesuai beberapa kategori /bentuk yaitu:
dengan yang diinginkannya (Wawancara tgl. 1. “Toho ra dore”
07-05-2015 dengan bpk Tasrif dan Hamdan). Istilah ini merupakan wujud
kepercayaan masyarakat terhadap arwah
Kearifan lokal dalam pemanfaatan lahan leluhur, masyarakat pada saat tertentu
kering di desa Bumi Pajo merupakan mempunyai tujuan/keinginan yaitu ketika
warisan dari nenek moyang yang mampu mereka mengalami gagal panen atau
menjaga kelestarian lingkungan dalam terkena musibah, maka salah satu cara
bentuk suatu panutan ataupun kebiasaan yang dilakukan oleh mereka adalah
yang disakralkan dan dalam bentuk penanda melakukan “toho r a dore”, bagi mereka
yang harus dipatuhi oleh masyarakat yang “toho ra dore” adalah wujud permintaan
sifatnya turun temurun, kearifan memberikan maaf mereka terhadap arwah nenek
dampak positif bagi masyarakat, dalam moyang, supaya kegagalan panen yang
meningkatkan produktivitas lahan kering menurut mereka itu berawal dari kemurkaan
yang berdampak pada meningkatnya nenek moyang bisa berakhir.
pendapatan petani. 2. “Berdo’a/Yasinan”
Bentuk kearifan lokal masyarakat
Wawancara yang berkaitan dengan cara dalam pemanfaatan lahan kering. untuk
melestarikan kearifan lokal, informan meminta perlindiungan kepada Allh SWT.
memberikan pernyataan berikut: Agar dijauhkan dari segala musibah serta
Masyarakat di Desa Bumi Pajo dalam usaha pertanian selamat dan hasil panen
melestarikan kearifan lokal/tradisi jaman tercukupi sesuai dengan yang diharapkan.
dahulu seperti: tohora dore /wi,i ra dore, 3. “Wi’i Kamaya”
yasinan, wi,i kamaya atau yang disebut Dengan menyimpan dan membakar
dengan kearifan lokal itu sendiri dengan kemaya ini sebagai pertanda bahwa
menjadikannya sebagai warisan budaya tanaman akan segera dipanen, jadi dengan
yang harus tetap dilestarikan dan bahkan cara ini secara tidak langsung
diharapkan kedepannya bisa dikembangkan memberitahukan pada mahluk yang ada di
lagi oleh anak cucu mereka (Wawancara sekitar tanaman tersebut bahwa tanaman
tanggal 09-05-2015 dengan bapak Rusdi dan akan segera dipanen.
Masjidin) 4. “Karaso dana/membersihkan lahan”
Kebiasaan masyarakat desa Bumi
Pajo sebelum tanah/lahan di olah mereka
F. PEMBAHASAN membersihkannya dulu dari sisa-sisa
tanaman, selesai mereka membersihkan
1. Bentuk-Bentuk Kearifan Lokal
lahan/tanah tersebut mereka tunggu sampai
Masyarakat dalam Memanfaatkan Lahan
kering kalau sudah kering terus di bakar,
Kering di desa Bumi Pajo Kecamatan
tujuannya dengan membersihkan sisa
Donggo Kabupaten Bima
tanaman tersebut maka hama tanaman
Kearifan lokal merupakan produk budaya yang bersembunyi di sekitar lokasi tersebut
masa lalu yang patut secara terus-menerus bisa terusir selain itu masyarakat di desa
dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai tersebut paham dengan membakar sisa
lokal tetapi nilai yang terkandung didalamnya tanaman dapat menambah bahan organik
dianggap sangat universal. Kearifan lokal tanah sehigga menambah tingkat kesuburan
merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji tanah.
dan mempunyai peranan penting dalam
dinamika lingkungan, bahkan perlu disadari

Paedagoria, September 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 12, No. 2


18

2. Peran Kearifan Lokal Masyarakat dalam V. PENUTUP


Pemanfaatan Lahan Kering di desa Bumi
A. Kesimpulan
Pajo Kecamatan Donggo Kabupaten
Bima
Kearifan lokal dalam pemanfaatan lahan Kearifan lokal masyarakat desa Bumi Pajo
kering bagi masyarakat desa Bumi Pajo Kecamatan Donggo Kabupaten Bima
kecamatan Donggo Kabupaten Bima berperan dikategorikan dalam beberapa bentuk yaitu;
mengarahkan masyarakat untuk bekerja dengan “Toho ra dore, Berdo’a/yasinan, Wi’i
baik dan benar atau dengan kata lain kamaya/membakar kamaya dan Karaso
mengarahkan masyarakat cara bertani yang arif dana/membersihkan lahan”, merupakan produk
dan bijaksana, teutama dalam hal budaya masa lalu yang diwariskan nenek
pengelolaan/pemanfaatan lahan kering moyang yang patut secara terus-menerus
sehingga terjaga keseimbangan dan kelestarian dilestarikan bahkan diharapkan kedepannya
lingkungan. Beberapa peran kearifan lokal ini dapat dikembangkan oleh anak cucu mereka
yaitu; karena kearifan lokal ini mempunyai peranan
1. “Toho ra dore” penting dalam dinamika lingkungan terutama
Kearifan lokal ini merupakan tradisi dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
nenek moyang yang diwariskan pada Kearifan lokal dalam pemanfaatan lahan kering
generasi selanjutnya kemudian dijadikan bagi masyarakat desa Bumi Pajo berperan
budaya lokal oleh masyarakat setempat dan Mengarahkan masyarakat untuk bekerja dengan
keberadaan budaya tersebut dirasakan baik dan benar atau dengan kata lain
manfaatnya sepertin hasil pertanian sesuai mengarahkan masyarakat cara bertani yang arif
dengan yang diharapkannya begitu juga dan bijaksana, teutama dalam hal
dengan cepat berakhirnya musibah atau pengelolaan/pemanfaatan lahan kering
bencana yang dialami masyarakat setempat. sehingga terjaga keseimbangan dan kelestarian
2. Berdo’a/ Yasinan” lingkungan serta meningkatnya kesuburan
Perannya mengingatkan masyarakat tanah. Dengan demikian dalam hal bertani
desa Bumi Pajo kepada yang Maha terutama bertani dilahan kering masyarakat bisa
Pencipta, pelindung dan pemberi rejeki, mendapatkan hasil sesuai dengan yang
sehingga dalam memohon perlindungan/ diinginkannya.
keselamatan maupun rejeki mereka tidak
lupa kepada yang maha penciptanya. B. Saran
3. “Wi’i Kamaya/membakar kamaya”
Bagi masyarakat desa Bumi Pajo cara Berdasarkan kesimpulan diatas, maka
ini dilakukan sehari sebelum tanaman dapat disarankan sebagai berikut:
dipanen dan peran dari 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
menyimpan/membakar kemaya ini yaitu sumbangan ilmu pengetahuan bagi
memberitahukan/ mengingatkan pada masyarakat Bima umumnya dan khususnya
mahluk yang ada disekitar itu bahwa bagi masyarakat Desa Bumi Pajo Kecamatan
tanaman tersebut akan di panen, sehingga Donggo Kabupaten Bima tentang bentuk dan
pada saat dilakukan pemanenan mahluk- peranan kearifan lokal dalam pemanfaatan
mahluk tersebut tidak mengganggu. lahan kering.
4. “Karaso Dana/ membersihkan lahan dari 2. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan
sisa-sisa tanaman. informai kepada masyarakat Bima umumnya
Membersihkan lahan dari sisa-sisa dan khususnya masyarakat desa Bumi Pajo
tanaman kemudian dibakar selalu dilakukan tentang pentingnya melestarikan kearifan
oleh mayarakat sebelum mereka malakukan lokal sebagai wujud pelestarian budaya
pemanenan sangat berperan sebagai daerah terutama dalam pengelolaan
konservasi tanah/lahan’ dalam menambah sumberdaya lahan kering.
tingkat kesuburan tanah karena sisa
tanaman yang dibakar tersebut pada
akhirnya dapat berfungsi sebagai bahan
organik tanah, selain itu dengan cara
tersebut sekaligus bisa mengusir hama-hama
pengganggu tanaman yang ada di wilayat
sekitar itu.

Paedagoria, September 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 12, No. 2


19

VI. DAFTAR PUSTAKA

An-Nabhani. (2011)
http://www.apapengertianahli.com/2014/0
9/pengertian-masyarakat- menurut-para-
ahli.html.

Arikunto, S., 2013. Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta,
Jakarta.

Data BPS NTB (2002),


http://www.academia.edu/4998142/
menunjukkan bahwa luas lahan kering.

Ernawi, 2010. Harmonisasi kearipan lokal dalam


regulasi penataan ruang.
www.penataanruang.net/taru/.../Sinkronis
asiKearifanLokal_300410.pyogyakarta.

Guritno Bambang, 2011. Pola Tanam Di Lahan


Kering. UB Press: Malang.

Hasan, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia,


Edisi Ketiga. Jakarta Balai Pustaka..

Nurmala, 2012. Pengatar Ilmu Pertanian. Graha


ilmu: Yogyakarta.

Nyamai, (2010) Pemulihan lingkungan dengan


bentuk kearifan
lokal. pangasuhbumi.com/.../pemulihan-
lingkungan-dengan-kearifan-loka.

Pramudya, (2014).
http://sosialsosiologi.blogspot.com/2012/1
2/definisi-masyarakat.html.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif Dan R Dan D.

Suwardji, 2008. Pengelolaan Sumberdaya


Lahan Kering. Fakulta Peratanian.
Universitas Mataram.

Paedagoria, September 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 12, No. 2

Anda mungkin juga menyukai