Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN GEOGRAFI PERILAKU ADAPTASI PETANI PADI SAWAH TERHADAP KEKERINGAN EKSTRIM DI

DESA NOELBAKI KECAMATAN KUPANG TENGAH - KABUPATEN KUPANG


Elisabet Yanuaria Goang, Ignasius Suban Angin, Hamza H. Wulakada
elisabethyanuaria03@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) persepsi petani padi sawah terhadap kondisi lingkungan
geografis setempat akibat kekeringn ekstrim tahun 2020 (2) bentuk-bentuk strategi adaptasi petani padi
sawah dalam menghadapi kekeringan ekstrim; (3) peran aktual pemerintah dalam penangan bencana
kekeringan ekstrim di daerah penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel acak atau random sampling atau probability sampling,
dengan teknik acak sederhana (simple random sampling. Jenis data berupa data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil Penelitian sebagai berikut: : (1) persepsi petani padi sawah terhadap kondisi lingkungan geografis
setempat akibat kekeringn ekstrim tahun 2020: lingkungan geografis dilihat dari beberapa parameter
komponen lingkungan fisik tidak kondusif untuk usaha tani padi: (2) bentuk-bentuk strategi adaptasi yang
dilakukan oleh petani padi sawah menghadapi bencana kekeringan ekstrim tahun 2020 yaitu melalui strategi
adaptasi struktural dan adaptasi Non-struktural: perbaikan jaringan irigasi, pengadaan sumur bor, perbaikan
manajemen pengelolaan air irigasi, dan mengembangkan varietas dan benih tanaman padi yang berumur
genjah; (3) peran aktual pemerintah dalam penangan kekeringan ekstrim di Desa Noelbaki, pada saat
sebelum terjadinya kekeringan ekstrim BMKG daerah telah memberikan peringatan dini kepada masyarakat,
khususnya petani padi sawah; pada saat terjadinya pemerintah memberikan bantuan berupa dua buah
sumur bor untuk dua kelompok tani di Desa Noelbaki; pada pasca bencana kekeringaan belum dilakukan
kegiatan untuk penguatan kapasitas adaptasi petani padi sawah untuk menghadapi kekeringan ekstrim di
masa mendatang.
Kata kunci: perilaku adaptasi, kekeringan, petani padi sawah, Noelbaki.

A. PENDAHULUAN Kekeringan merupakan suatu bencana serius yang


sering muncul pada saat musim kemarau setiap
Tren pemanasan global yang semakin meningkat,
daerah di Indonesia pernah mengalami masalah
bencana alam yang sering terjadi membawa
kekeringan, kekurangan pasokan air atau dalam
tantangan yang serius bagi pembangunan
arti lain defisit air. Desa Noelbaki merupakan salah
masyarakat yang berkelanjutan. Salah satu dari
satu desa di Kecamatan Kupang Tengah yang lahan
bencana yang terjadi di Indonesia adalah cuaca
persawahannya mengalami kekeringan pada awal
ekstrim. Cuaca ekstrim yang terjadi dapat
bulan juni tahun 2020. Akibat kekeringan tersebut
menyebabkan benccana hidrometeorologi (
sekitar 30 hektar sawah tidak dapat ditanam.
Rahmawati dan Pamungkas, dan Pratini, 2021).
Kekeringan tersebut diakibatkan oleh rusaknya
Kekeringan merupakan bencana yang dipengaruhi saluran air pada jaringan irigasi Air Sagu. Kerusakan
oleh kondisi ekstrim yang berhubungan dengan saluran irigasi Air Sagu sebagai sumber air kawasan
perubahan iklim. Salah satu daerah yang persawahan Noelbaki berlangsung sejak tahun
mempunyai risiko kekeringan meteorologis tinggi 2019 sehingga aliran air menuju kawasan
di Indonesia adalah Kabupaten Kupang, Provinsi persawahan Noelbaki kurang maksimal
Nusa Tenggara Timur, dimana daerah ini memiliki menyebabkan puluhan hektar lahan persawahan
curah hujan yang rendah dibandingkan dengan milik petani tidak dapat dikerjakan pada musim
wilayah lain di Indonesia. tanam tahun 2020 (Rosmala, 2020).
50
Adaptasi petani padi sawah merupakan cara petani pengambilan sampel yang memberikan
padi sawah dalam menyesuaikan kegiatan kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi
pertaniannya untuk dapat bertahan hidup dalam sampel. Sampel acak yang digunakan adalah
beragai kondisi. Setiap petani padi sawah memiliki sampel acak sederhana (simple random sampling),
adaptasi yang berbeda dalam menghadapi menggunakan undian. Besar sampel 30 orang
kekeringan, adaptasi petani padi sawah adalah petani padi sawah di Desa Noelbaki, Kecamatan
berbagai cara menyesuaikan diri dengan kondisi Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, yang lahan
yang sedang dialami. Perilaku petani padi sawah padi sawahnya mengalami kekeringan.
dalam menangani masalah kekeringan berupa Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
perilaku adaptasi, yang dipengaruhi oleh (pengaruh adalah data primer dan data sekunder. Sumber
faktor internal berupa presepsi, kebiasaan, tradisi, data primer, yaitu sumber data yang diperoleh
kepercayaan, pengalaman pengetahuan dan peneliti secara langsung dari responden (dari
kearifan lokal dan pengaruh faktor eksternal tangan pertama). Data primer berupa: (1)
berupa pendidikan, lingkungan tempat tinggal, karakteristik responden, (2) persepsi petani padi
kesuburan tanah dan ketersediaan air. sawah tentang fenomena kekeringan yang meliputi
Perilaku adaptasi petani padi sawah terhadap kognisi petani padi sawah tentang kekeringan,
kekeringan ekstrim merupakan salah satu substansi afeksi petani padi sawah tentang kekeringan, dan
yang diteliti oleh ilmu geografi. Pada hakekatnya, konasi petani padi sawah terhadap kekeringan
ilmu geografi mempelajari secara komprehensif ekstrim. (3) aksi atau strategi adaptasi petani padi
dinamika fenomena permukaan bumi dan sawah terhadap kekeringan ekstrim, (3) aksi nyata
hubungan saling tindak (interaksi), saling gayut pengurangan kekeringan dari dinas tanaman
(interdependensi) dengan kehidupan manusia, pangan kabupaten.
melalui pendekatan keruangan, ekologis, dan Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh
kompleks wilayah dengan cara indentifikasi, peneliti secara tidak langsung baik yang didapat
klasifikasi, analisis, sintesis dan evaluasi, dari lokasi penelitian atau di luar lokasi penelitian
menggunakan metode ilmiah untuk perkembangan dalam bentuk dokumentasi, diperoleh dari instansi
ilmu geografi, membina dan membentuk manusia pemerintah, studi pustaka menyangkut komponen
secara utuh dan mewujudkan kesejahteraan aspek letak, luas, batas wilayah, aspek lingkungan
masyarakat dalam hidup bersama secara harmonis, fisik, lingkungan hayati, dan lingkungan
adil, bermartabat dan bernurani (Angin, 2018). kemanusiaan. Teknik pengumpulan data yang
Peningkatan kapasitas adaptasi petani padi sawah digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
dalam menghadapi kekeringan perlu ditingkatkan. kuisioner,wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Tujuan meningkatkan kapasitas adaptasi petani Teknik pengolahan data terdiri dari: pengumpulan
padi sawah untuk menghadapi transformasi data, penyuntingan atau editing data, pengkodean
lingkungan geografis sebagai konsekuensi dari pola (coding) data, tabulasi data (tabulating).
relasi, baik dalam bentuk interelasi, interaksi, C. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
maupun interdependensi manusia dengan
dinamika lingkungan geografis, dan ketahanan 1. Persepsi Petani Padi Sawah Terhadap Kondisi
pangan masyarakat perdesaan. Lingkungan Geografis Akibat Bencana
Kekeringan Ekstrim
B. METODE PENELITIAN
Kekeringan ekstrim tersebut akan menimbulkan
Lokasi penelitian ini di Lahan sawah Desa Noelbaki persepsi petani padi sawah terhadap kondisi
Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang, lingkungan geografis setempat. Lingkungan
yang secara astronomis terletak di antara geografis adalah kondisi geografis wilayah
10°7’0’’LS-10°8’0’’LS dan 123°42’0’’BT- setempat yang meliputi komponen lingkungan fisik,
122°44’0’’BT dan memiliki luas wilayah 17,7 km². lingkungan hayati dan lingkungan kemanusiaan,
Pengambilan sampel yang digunakan adalah
sampel acak atau probability sampling, yaitu cara
51
serta aksesibilitas wilayah yang bersangkutan Bentuk adaptasi petani padi sawah Desa Noelbaki
(Hastuti dan Suhardjo, 2006). akibat kekeringan ekstrim yaitu Bentuk strategi
Presespsi petani padi sawah terhadap komponen adaptasi struktural dan non-struktural. Bentuk
fisik akibat kekeringan ektrim yang utama adalah strategi adaptasi struktural memiliki bentuk
kondisi tanah tidak jenuh air, bahkan retak-retak. adptasi yang beragam. Bentuk adaptasi struktural
Presepsi petani padi sawah terhadap komponen yang utama yaitu: (1) perbaikan jaringan irigasi
yang rusak sekitar lahan sawah, perbaikan saluran
lingkungan hayati akibat kekeringan ektrim yang
utama adalah Tanaman padi tidak dapat tumbuh. irigasi dapat mempertahankan jumlah air mengalir
Presepsi petani yang lain adalah tanaman pada pada lahan sawah sehingga air dapat dimanfaatkan
pematang sawah mati. Petani Desa Noelbaki secara maksimal untuk mengairi sawah penduduk
mengalami gagal panen sekitar 39 hektar dari (2) pembuatan sumur bor, jumlah bantuan sumur
total lahan sawah Desa Noelbaki sebesar 420 bor yang diberikan oleh pemerintah Dinas
hektar pada tahun 2019 luas lahan sawah 420 Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kupang
hektar dengan hasil panen sebesar 6,5 ton/ hektar. tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan pengairan
Tahun 2020 luas lahan sawah 327 hektar hasil dan luas lahan milik petani sehingga masyarakat
panen padi sawah menurun sebesar 3,6 kelompok tani Desa Noelbaki menambah sumur
bor dengan membangun 4 sumur bor untuk
ton/hektar.
keperluan irigasi pertanian mereka (3) perbaikan
Presepsi petani padi sawah terhadap komponen manajemen pengelolaan air irigasi akibat
lingkungan kemanusiaan akibat kekeringan ekstrim kekeringan ekstrim pada lahan pertanian mereaka
yang utama, kekeringan ekstrim telah melalui sistem pembagian irigasi bergilir secara
mengakibatkan ekonomi rumah tangga petani efisien dan efektif, untuk irigasi lahan pertanian
terganggu, kehilangan sumber pekerjaan utama dan kebutuhan air domestic.
sebagai petani sekaligus menjadi sumber
pendapatan utama setiap tahunnya bagi komunitas Bentuk Strategi adaptasi non-struktural yang
masyarakat petani padi sawah, baik petani pemilik dilakukan petani padi sawah Desa Noelbaki yaitu :
lahan sawah, maupun petani penggarap dan mengembangkan jenis varietas dan benih tanaman
munculnya pengangguran tidak kentara. Presepsi padi yang berumur genjah, toleran terhadap
petani padi sawah terhadap kondisi aksebilitas kondisi lingkungkan seperti (kenaikan suhu udara,
wilayah setempat akibat kekeringan ektrim yang kekeringan, genangan (banjir), zat beracun dan
utama adalah debit air bendungan Tilong sebagai serangan jenis hama dan penyakit).
aksesbilitas wilayah berkurang dan saluran irigasi Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
rusak akibat kekeringan ekstrim. Rizky, (2014), yang mengatakan bahwa bentuk
Hasil penelitian ini sedikit berbeda dan sama adaptasi petani padi sawah dilakukan melalui
dengan hasil penelitian Chairul Muslim (2013). peningkatan benih bermutu dari varietas unggul
dan pengembangan jaringan irigasi teknis usaha
Hasil penelitiannya lebih fokus terhadap produksi
dan produktivitas tanaman padi sawah akibat tani (JITUT), dan jalan usaha tani (JUT). Upaya ini
dilakukan untuk meningkatkan produksi komoditas
fluktuasi iklim (kekeringan), tidak menyinggung
tentang persepsi petani padi sawah terhadap utama tanaman padi pada tahun berikutnya.
lingkungan geografi setempat yang diakibatkan 3. Peran Pemerintah Terhadap Kondisi Lingkungan
oleh bencana kekeringan ekstrim. Sementara Geografis Yang Tengah Melanda Kehidupan
persepsi petani terhadap komponen lingkungan Petani Padi Sawah
kemanusiaan sama, yaitu gangguan terhadap Peran aktual yang dilakukan yang dilakukan oleh
ketahanan pangan di daerah perdesaan. lembaga pemerintah untuk mengurangi resiko
2. Bentuk-Bentuk Adaptasi Petani Padi Sawah bencana kekeringan ekstrim adalah melalui
Dalam Beradaptasi Terhadap Kekeringan sejumlah tahapan, yaitu tahapan sebelum, saat
terjadinya, dan tahap sesudah kekeringan ekstrim.
Saat sebelum kekeringan ekstrim BMKG daerah
52
telah melakukan peringatan dini tentang bencana 2) Bentuk-bentuk strategi adaptasi petani padi
kekeringan ektrim yang melanda sejumlah sawah Desa Noelbaki terhadap kekeringan
kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur. ektrim sangat beragam yaitu bentuk Strategi
Kabupaten Kupang merupakan salah satu adaptasi Struktural dan non-struktural. Bentuk
Kabupaten yang mengalami kekeringan ekstrim. strategi adaptasi struktural yaitu (1) perbaikan
Peta kekeringan ekstrim tahun 2020 tersebut telah jaringan irigasi, memperbaiki saluran irigasi
dimanfaatkan oleh para petani. dapat mempertahankan jumlah air dari hulu ke
hilir, sehingga air dapat dimanfaatkan secara
Pasca kekeringan ekstrim melanda sawah petani,
maksimal untuk mengairi sawah penduduk; (2)
pemerintah Kabupaten Kupang memberikan
pembuatan sumur bor sebagai persiapan
bantuan dua buah sumur bor dengan kedalaman
terjadinya perubahan iklim (banjir dan
sumur 25 meter, yang berfungsi untuk keperluan
kekeringan (3) perbaikan manajemen
irgasi lahan sawah dan penyiraman tanaman
pengelolaan air irigasi, dilakukan dengan cara
sayuran, kacang, jagung dan penyiraman tanaman
penggunaan air secara efisien dan efektif serta
pertanian lainnya. Namun jumlah bantuan sumur
perbaikan manjemen pengelolaan air,
bor yang diberikan oleh pemerintah tidak mampu
menggunakan sistem pembagian irigasi bergilir;
memenuhi kebutuhan penyiraman sawah Desa
Noelbaki yang begitu luas. Bantuan pembuatan Bentuk strategi adaptasi Non-struktural yaitu
sumur bor untuk dua kelompok tani, yaitu dengan mengembangkan jenis varietas dan
kelompok tani Rindu Sejahtera Dendeng dan benih tanaman padi yang berumur genjah,
kelompok tani Air Sagu. Pasca bencana kekeringan toleran terhadap kondisi lingkungkan seperti
ektrim, peran aktual lembaga pemerintah untuk kenaikan suhu udara, kekeringan, genangan
penguatan kapasitas adaptasi petani secara (banjir), zat beracun dan serangan jenis hama
kelompok belum dilaksanakan. dan penyakit.
4. KESIMPULAN 3) Peran aktual yang dilakukan yang dilakukan
oleh lembaga pemerintah untuk mengurangi
Berdasarkan uraian hasil penelitian, analisis data
resiko bencana kekeringan ekstrim yang
dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
dialami oleh petani padi sawah di Desa
1) Kekeringan ekstrim di Desa Noelbaki Noelbaki adalah melalui melalui sejumlah
berpengaruh terhadap lingkungan geografis tahapan, yaitu tahapan sebelum dan saat
setempat. Fakta kondisi lingkungan geografis terjadinya kekeringan ekstrim antara lain:
setempat akan menimbulkan persepsi berupa layanan informasi bencana kekeringan
masyarakat, khususnya petani padi sawah. ekstrim oleh BMKG daerah, bantuan
Presepsi petani padi sawah terhadap kondisi pembuatan sumur bor untuk dua kelompok
lingkungan geografis tidak kondusif untuk tani, yaitu kelompok tani Rindu Sejahtera
pertanian padi sawah akibat kekeringan ekstrim Dendeng dan kelompok tani Air Sagu.
meliputi komponen fisik, komponen Penguatan kapasitas adaptasi petani padi
Lingkungan Hayati, Komonen Lingkungan sawah. secara aktual belum dilakukan oleh
Kemanusiaan dan aksebilitas wilayah setempat. pemerintah
Terpolanya perilaku adaptasi petani padi sawah
E. Saran
merupakan produk dari interaski petani padi
sawah dengan lingkungan geografisnya. Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat
Kapasitas setiap petani padi sawah memiliki mengemukakan
kapasitas yang berbeda, baik secara secara beberapa saran sebagai berikut:
individu ataupun kelompok. Hal ini dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal petani 1. Bagi pemerintah daerah Kabupaten kupang
padi sawah itu sendiri. 2. khususnya Dinas Pertanian tanaman pangan
dan BMKG sangat diharapkan agar
memperkuat kapasitas adaptasi petani padi
53
sawah dengan mengadakan Sekolah Lapangan Cendana. Program Studi Pendidikan Geografi
Iklim bagi Masyarakat petani maupun Universitas Patimura.
komunitas lain yang mendukung pertanian Ramadhan, Rizky. 2014.Dampak Kekeringan
untuk meningkatkan pengetahuan petani dan Terhadap Adaptasi Usahatani Padi Sawah di
kemampuan mereka dalam antisipasi Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten
menghadapi perubahan iklim dalam aktivitas Pidie.Tesis tidak diterbitkan. Prodi Magister
pertanian mereka.
Konservasi Sumberdaya Lahan, Program
2. Bagi Masyarakat Petani Padi Sawah; Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Darussalam Banda Aceh. Tidak Dditerbitkan
adaptasinya baik secara individu maupun Rosmala, Dian. 2020. Alami kekeringan air, puluhan
kelompok tani dan membangun hubungan hektare sawah di Noelbaki Kupang tak dapat
kemitraan dengan pemerintah Dinas Pertanian ditanami. (online) (https:
tanaman pangan kabupaten dan berbagai pihak m.akurat.co/id.1146797-read-alami-
yang aktif dalam kegiatan pertanian dengan kekeringan-air-puluhan-hekatre-sawah-di-
demikian kapasitas kesiapsiagan para petani noelbaki-kupang-tak-dapat-ditanami) diakses
padi sawah meningkat secara signifikan, untuk 22 juli 2020.
menghadapi semua situasi pada lahan sawah
mereka.
3. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat
mengembangkan penelitian yang lebih
mendalam tentang kekeringan ekstrim, sesuai
dengan standar manajemen bencana alam,
khususnya manajemen bencana kekeringan
ekstrim.

DAFTAR RUJUKAN
Angin, Ignasius Suban., 2018, Pengantar Filsafat
Ilmu Geografi, Kupang: Program Studi
Pendidikan Geografi FKIP Undana.
Muslim, Chairul. 2013. Mitigasi Perubahan Iklim
Dalam Mempertahankan Produktivitas Tanah
Padi Sawah:Studi Kasus di Kabupaten
Indramayu. Jurnal Penelitian Pertanian
Terapan. Politeknik Negeri Lampung.
Hastuti, dan A.J. Suhardjo, 2006, “Keterkaitan
Lingkungan Geografi, Kondisi Sosial Ekonomi
dan Pembagian Kerja Secara Seksual di
Perdesaan”, Majalah Geografi Indonesia,
Edisi September: 2 (20): 94-113.
Rahmawati, Arfita. Pamungkas, Bella T.T dan
Pratini, Dwi. 2021. “ Pemetaan Tingkatan
Cuaca Ektrim Masing-Masing Kecamatan Di
Kota Kupang”. jurnal Geoedusains Volume 2,
Nomor 1, juni 2021, Program Studi
Pendidikan Goegrafi Universitas Nusa
54

Anda mungkin juga menyukai