Anda di halaman 1dari 12

MIMBAR AGRIBISNIS

Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2019. 5(1): 60-71

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP USAHATANI PADI DI DESA


WANGUK KECAMATAN ANJATAN KABUPATEN INDRAMAYU

IMPACT OF CLIMATE CHANGE ON PADDY FARMING IN WANGUK VILLAGE


ANJATAN SUBDISTRICT INDRAMAYU DISTRICT

Getmi Nuraisah*, Rani Andriani Budi Kusumo

Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran


Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363
*Corresponding email: gnuraisah@gmail.com
(Diterima 22-10-2018; Disetujui 07-01-2019)

ABSTRAK
Salah satu ancaman terbesar dalam dunia pertanian adalah terjadinya perubahan iklim global yang
kemungkinan dapat mengakibatkan kegagalan panen. Pertanian dan perubahan iklim mempunyai
kaitan yang sangat erat karena sektor pertanian sangat bergantung dan sangat rentan terhadap
perubahan iklim, sehingga pengetahuan petani dalam menghadapi perubahan iklim sangat
diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana pengetahuan petani terhadap
perubahan iklim yang sedang terjadi serta dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim,
khususnya pada tanaman padi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain kualitatif
dengan teknik studi kasus, dengan menggunakan data primer dan sekunder. Penentuan informan
dilakukan secara purposif yaitu petani yang telah melakukan usahatani ± selama 10 tahun yang
mengalami gagal panen dan yang tidak dengan status kepemilikan lahan mereka. Teknik
pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara dan studi literatur. Rancangan
analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani yang
mengalami gagal panen maupun yang berhasil panen sudah mengetahui dan merasakan perubahan
yang terjadi seperti perubahan masa tanam, perubahan suhu, perubahan curahan hujan, cuaca
ekstrim, dan serangan OPT, tetapi petani belum dapat menjelaskan apa perubahan iklim itu sendiri.
Dampak yang dirasakan petani akibat perubahan iklim yang terjadi yaitu petani mengalami
penurunan hasil panen, meningkatnya serangan OPT, peningkatan risiko gagal panen dan
penurunan pendapatan petani.

Kata kunci: Iklim, Petani, Padi, Dampak

ABSTRACT
One of the biggest threats in the world of agriculture is the occurrence of global climate change
which is likely to result in crop failure. Agriculture and climate change have a very close
connection, because agricultural sector is very dependent and very vulnerable to climate change,
so that the knowledge of farmers in the magnitude of climate change is needed. This study aims to
examine the extent to which farmers' knowledge of climate change is happening and the impacts
caused by climate change, especially on rice. This research was carried out using qualitative
design with "case study" techniques, using primary data and secondary data. Determination of
informants was carried out purposively, namely farmers who had done farming for ± 10 years who
experienced crop failure and who were not with their land ownership status. Data collection
techniques used in the form of observation, interviews and literature studies. The design of data
analysis uses descriptive analysis. The results of this study indicate that farmers who experience
crop failure and who have harvested already know and feel the changes that occur such as changes
in planting, changes in temperature, changes in rainfall, extreme weather, and pest attacks, but
farmers have not been able to explain what climate change own. The impact felt by farmers due to

60
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP USAHATANI PADI
DI DESA WANGUK KECAMATAN ANJATAN KABUPATEN INDRAMAYU
Getmi Nuraisah, Rani Andriani Budi Kusumo

climate change is that farmers experience a decline in yields, increased pest attacks, increased risk
of crop failure and a decrease in farmers' income.

Keywords: Climate, Farmers, Rice, Impact

PENDAHULUAN perubahan iklim, serta sifat dan


Pemanasan global merupakan isu kelenturan sumberdaya dan sistem
lingkungan yang dapat menyebabkan produksi pertanian. Salah satu komoditas
perubahan iklim global. Perubahan iklim pertanian yang paling terpengaruh
global terjadi secara perlahan dalam dampak dari perubahan iklim adalah
jangka waktu yang cukup panjang, yaitu padi. Akibat suhu dan kelembaban udara
antara 50-100 tahun. Meskipun terjadi yang semakin meningkat, akan memicu
secara perlahan, perubahan iklim pertumbuhan dan perkembangan organis-
memberikan dampak yang sangat besar me pengganggu tanaman. Salah satunya
terhadap kehidupan. Perubahan iklim adalah serangan hama wereng cokelat
juga berdampak terhadap kenaikan yang terjadi di wilayah pantai utara jawa
frekuensi maupun intensitas kejadian (pantura) yang mengalami gagal panen
cuaca ekstrim, perubahan pola hujan, selama dua musim tanam. Serangan hama
serta peningkatan suhu dan permukaan tersebut sedikitnya menyebabkan 4.000
air laut. Kejadian iklim ekstrim akan hektar tanaman padi di Kabupaten
menyebabkan beberapa hal, diantaranya: Cirebon mengalami gagal panen (Radar
(a) kegagalan panen dan tanam, yang Cirebon, 2017)1. Bukan hanya Cirebon
berujung pada penurunan produktivitas yang mengalami gagal panen akibat
dan produksi; (b) kerusakan sumberdaya perubahan iklim, ratusan hektar area
lahan pertanian; (c) peningkatan pertanian di Indramayu juga mengalami
intensitas banjir/kekeringan; (d) pening- gagal panen akibat serangan hama
katan kelembaban; dan peningkatan bahkan sebagian besar sedang dalam
intensitas organisme pengganggu masa panen (Radar Cirebon)2.
tanaman (Estiningtyas et al. 2012). Berdasarkan pengamatan dari instansi
Salah satu sektor yang terpengaruh
1
adanya perubahan iklim adalah sektor http://www.radarcirebon.com/diserang-wereng-
petani-cirebon-gagal-panen-selama-dua-
pertanian. Besarnya dampak perubahan musim.html (diakses pada 30 January 2018)
2
http://www.radarcirebon.com/ratusan-hektare-
iklim terhadap sektor pertanian tanaman-padi-terserang-opt.html/areal-pertanian-
di-indramayu-terkena-hama-meskipun-sebagian-
bergantung pada tingkat dan laju lagi-sedang-panen (diakses pada 02 February
2018)

61
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2019. 5(1): 60-71

pertanian, hama wereng dapat menyebar- Kabupaten Indramayu setelah Gantar dan
kan virus atau penyakit kerdil yang dapat Kroya, dengan luas lahan sawah 6.100
membuat petani mengalami kerugian hektar yang seluruhnya merupakan sawah
bahkan gagal panen. Selain itu, ada irigasi dengan rata-rata produksi pada
beberapa jenis hama yang muncul akibat tahun 2012-2016 sebesar 93.313,56 ton.
adanya perubahan iklim dan menyerang Kecamatan Anjatan adalah salah
tanaman padi yaitu tikus dan tungro. satu kecamatan yang mengalami kerugian
Kabupaten Indramayu merupakan akibat gagal panen. Beberapa desa yang
salah satu kabupaten di Provinsi Jawa mengalami gagal panen di Kecamatan
Barat yang merupakan salah satu daerah Anjatan adalah Lempuyang, Salamdarma,
utama penghasil padi di Indonesia. Kopyah, Mangun Jaya, dan Wanguk.
Kabupaten/Kota Indramayu merupakan Kerugian terbesar akibat gagal panen
daerah sentra produksi padi terbesar di terjadi di Desa Wanguk, sedikitnya ± 430
Jawa Barat pada tahun 2012-2016 dengan hektar areal persawahan 80% diantaranya
rata-rata produksi sebanyak 1.401.811ton mengalami gagal panen. Hal tersebut
(BPS, 2017). Hal tersebut menggambar- dikarenakan adanya serangan hama
kan bahwa posisi Kabupaten Indramayu wereng batang cokelat dan penyakit
sangat penting dan menjadi nomor satu kerdil. Beberapa kali mengalami
daerah dengan produksi padi tertinggi di kegagalan, petani di Desa Wanguk,
Jawa Barat. Posisi Kabupaten Indramayu Kecamatan Anjatan berhasil mengurangi
yang menjadi daerah dengan produksi tingkat kegagalan panen yang terjadi
padi tertinggi di Jawa Barat, tidak setelah mendapatkan bantuan program
terlepas dari peranan kecamatan atau desa Budidaya Tanaman Sehat (BTS) dari
penghasil padi tertinggi di wilayah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Indramayu. Dalam hubungannya dengan Kementrian Pertanian RI yang diajukan
kabupaten/kota, kecamatan dan desa oleh pemerintah setempat. Lokasi
merupakan hinterland atau daerah Kabupaten Indramayu yang terletak di
pendukung yang berfungsi sebagai dataran rendah dan pesisir pantai
penyedia bahan pokok seperti padi, menyebabkan temperatur yang tinggi dan
sayur-sayuran, dan lain sebagainya. ketersediaan air sulit didapat. Perubahan
Kecamatan Anjatan merupakan salah satu iklim juga menyebabkan para petani
daerah penghasil padi terbesar di kesulitan menentukan awal musim tanam

62
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP USAHATANI PADI
DI DESA WANGUK KECAMATAN ANJATAN KABUPATEN INDRAMAYU
Getmi Nuraisah, Rani Andriani Budi Kusumo

sehingga sering terjadi keterlambatan perubahan iklim dan dampak perubahan


masa tanam. Isu perubahan iklim bukan iklim terhadap pertanian serta strategi
merupakan hal yang baru. Namun, yang dilakukan petani untuk
sebagian besar petani dan masyarakat menanggulanginya. Penelitian ini dilaku-
pedesaan belum menyadari kondisi kan di Kecamatan Anjatan, Kabupaten
tersebut. Dalam kondisi seperti ini, Indramayu. Penentuan lokasi dilakukan
adaptasi petani sangat diperlukan. secara sengaja (purposive) dengan
Adaptasi terhadap perubahan iklim pertimbangan pada beberapa musim
adalah kemampuan suatu sistem tanam lalu banyak tanaman padi di
menyesuaikan diri dari perubahan iklim Kecamatan tersebut mengalami gagal
(termasuk di dalamnya variabilitas iklim panen akibat terserang hama wereng dan
dan variabilitas ekstrim) dengan cara penyakit kerdil yang dipengaruhi oleh
mengurangi kerusakan yang ditimbulkan, cuaca yang mendukung tersebarnya hama
mengambil manfaat atau mengatasi dan penyakit tersebut, akan tetapi pada
perubahan dengan segala akibatnya. musim tanam selanjutnya, para petani di
Dengan demikian adaptasi terhadap Kecamaan Anjatan melakukan beberapa
perubahan iklim merupakan strategi yang perlakuan sehingga serangan hama
diperlukan pada semua skala untuk berkurang. Penelitian ini dilakukan
meringankan usaha mitigasi dampak dengan menggunakan desain kualitatif
perubahan iklim yang terjadi dengan teknik studi kasus, dengan
(Murdiyarso, 2003). Oleh sebab itu, menggunakan data primer dan sekunder.
pengetahuan, pengalaman dan pemaha- Penentuan informan dilakukan secara
man petani terhadap perubahan iklim purposif yaitu petani yang telah
sangat dibutuhkan agar petani mampu melakukan usahatani ± selama 10 tahun
beradaptasi dengan perubahan iklim yang yang mengalami gagal panen dan yang
sewaktu-waktu dapat terjadi untuk tidak dengan status kepemilikan lahan
mencegah dampak yang ditimbulkan oleh mereka. Teknik pengumpulan data yang
perubahan iklim tersebut. digunakan berupa observasi, wawancara
dan studi literatur. Rancangan analisis
METODE PENELITIAN data menggunakan analisis deskriptif.
Objek dalam penelitian ini adalah
pengetahuan petani padi terhadap

63
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2019. 5(1): 60-71

HASIL DAN PEMBAHASAN petani dengan pendidikan terakhir SMA


Keadaan Umum Lokasi Penelitian sebanyak 2 orang atau hanya 25% dari
Desa Wanguk merupakan desa seluruh total informan. Pendidikan adalah
yang berada di wilayah administrasi salah satu upaya untuk meningkatkan
Kecamatan Anjatan, Kabupaten kesejahteraan masyarakat. Semakin
Indramayu; termasuk ke dalam dataran tinggi pendidikannya, maka semakin
rendah, dengan ketinggian 21 meter di besar peluang untuk mendapatkan
atas permukaan laut dengan kemiringan penghasilan yang lebih besar untuk
<15%, dan memiliki suhu berkisar antara memenuhi kebutuhan anggota
29-30ºC. keluarganya.
Luas lahan dan status kepemilikan
lahan
Karakteristik Petani
Dari hasil penelitian diketahui
Umur
bahwa petani memiliki luas lahan yang
Berdasarkan kelompok umur
bervariasi yaitu 1-6 hektar. Luas lahan
produktif, yaitu mulai umur 15-64 tahun,
yang dimiliki petani mendominasi pada
maka dapat diketahui bahwa sebagian
luas lahan 2,5-5 hektar, yaitu sebesar
besar petani termasuk ke dalam usia
62,5% atau sebanyak 5 orang petani,
produktif, dimana rata-rata usianya
sedangkan petani yang memiliki luas
adalah 50 tahun dengan usia termuda 38
lahan lebih dari 5 hektar sebesar 2,5%
tahun dan usia tertua 64 tahun. Dari data
atau hanya 1 orang petani saja, dan petani
tersebut dapat disimpulkan bahwa
yang memiliki luas lahan 1 hektar sebesar
kebanyakan orang yang bekerja sebagai
25% atau sebanyak 2 orang dari total
petani adalah mereka yang berusia di atas
informan. Rata-rata petani memiliki luas
35 tahun.
lahan sebesar 3 hektar, sehingga dapat
Pendidikan
disimpulkan bahwa petani di Desa
Tingkat pendidikan petani di Desa
Wanguk tergolong ke dalam petani besar
Wanguk masih tergolong rendah, hal ini
karena sebagian besar petani memiliki
ditunjukkan oleh banyaknya informan
luas lahan di atas 0,5 hektar. Status
yang memiliki pendidikan terakhir SD
informan terhadap kepemilikan lahan di
sebanyak 4 orang atau sebesar 50%,
Desa Wanguk pada umumnya berstatus
pendidikan terakhir SMP sebanyak 2
sebagai pemilik penggarap, yaitu sebesar
oarang atau 25%, dan sisanya adalah
87,5% atau sebanyak 7 petani, sedangkan

64
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP USAHATANI PADI
DI DESA WANGUK KECAMATAN ANJATAN KABUPATEN INDRAMAYU
Getmi Nuraisah, Rani Andriani Budi Kusumo

status sebagai petani penggarap hanya Pengetahuan Petani Terhadap


Perubahan Iklim
sebesar 12,5% atau sebanyak 1 orang dari
Pengetahuan petani terhadap
total petani yang dijadikan informan.
perubahan iklim
Pengalaman berusahatani Dari hasil penelitian, diketahui
Dalam bidang pertanian jika bahwa 7 orang petani yang mengalami
pengalaman petani dalam bertani gagal panen dan 1 orang petani yang
diperoleh sejak ia kecil, maka berhasil panen menyatakan bahwa
pengalaman dan pengetahuan bertaninya mereka mengetahui tentang perubahan
akan semakin baik. Semakin tua atau iklim, akan tetapi mereka tidak dapat
semakin lama petani melakukan menjelaskan secara rinci apa yang
usahataninya, maka petani juga akan dimaksud dengan perubahan iklim itu
semakin matang sehingga semakin kaya sendiri. Pada umumnya mereka
pula pengalaman dan pengetahuannya mengartikan perubahan iklim sebagai
(Suprayogo, 2007). Dalam penelitian ini, musim pancaroba.
pada umumnya petani berusahatani Perubahan masa tanam
dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal Dari hasil penelitian ketahui bahwa
ini ditunjukkan dengan mayoritas ada 6 orang petani yang menyatakan
pengalaman berusahatani petani lebih bahwa mereka mengalami perubahan
dari 10 tahun. Ini menunjukkan bahwa atau pergeseran masa tanam, yaitu waktu
petani sudah cukup berpengalaman dalam tanam yang rata-rata menjadi lebih maju
melakukan usahatani. dari waktu yang biasanya. Sedangkan 2
orang petani menyatakan bahwa mereka
tidak mengalami perubahan masa tanam.
Tabel 1. Kalender Tanam Petani
Bulan
Informan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 P B TP P B TP
2 P B TP P P1 TP
3 P B TP P B TP
4 P B TP P B TP
5 Pad P B TP P B TP
6 P B TP P B TP
7 Pad P B TP P B TP
8 TP P B TP P B TP
Keterangan:
P = Panen B = Bera
Pl = Palawija TP = Tanam Padi
*Petani yang tidak mengalami perubahan masa tanam

65
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2019. 5(1): 60-71

Berdasarkan hasil wawancara dan menyebabkan perkembangan


dengan 8 petani disebutkan bahwasanya beberapa OPT. Berdasarkan hasil peneli-
karena melihat petani lain yang tian diketahui bahwa 100% petani
melakukan tanam pada musim tanam merasakan adanya perubahan suhu yang
normal atau lebih maju yang masih semakin menghangat. Hal tersebut senada
berisiko mengalami kegagalan panen dengan yang diutarakan oleh petani
yang cukup besar, maka beliau mencoba bahwasanya suhu yang berubah-ubah
untuk melakukan penanaman pada bulan dapat memicu terjadinya serangan hama
Desember yaitu mundur 1 bulan dari dan penyakit yang tidak menentu pula
biasanya. Ternyata dengan mengubah bagi tanaman.
awal masa tanamnya petani tersebut Perubahan curah hujan
berhasil panen, walaupun hasilnya tidak Berdasarkan data dari POJ
sebanyak ketika musim tanam sebelum- Kecamatan Anjatan, jumlah hari hujan
sebelumnya. Menurut Bapak Ito, dan curah hujan pada tahun sebelumnya
pengelola Jasa Tirta Kecamatan Anjatan, menunjukkan hasil rata-rata yang sama,
bahwa bulan Desember diprediksi bulan yang berarti tidak adanya peningkatan
yang tepat untuk memulai awal musim hari hujan dan curah hujan di Kecamatan
tanam sebab intensitas hujan sudah Anjatan. Namun, lain halnya dengan
mencapai 109 mm, sedangkan pada bulan pendapat petani yang menyimpulkan
Oktober intensitas hujan hanya 46 mm bahwa musim hujan pada masa tanam
dan bulan November intensitas hujan tahun 2017 lebih sering dibandingkan
hanya 20 mm. Selain menyangkut dengan musim hujan sebelumnya.
ketersediaan air, pengukuran curah hujan Cuaca ekstrim dan serangan OPT
juga menyangkut kesiapan tanaman padi Berdasarkan hasil wawancara
dalam menghadapi serangan hama. dengan petani di lapangan mengenai
Perubahan suhu adanya kaitan antara cuaca ekstrim
Dampak perubahan suhu terhadap dengan kondisi pertanian di daerah
tanaman pangan menurut Las (2007) penelitian pada saat ini, 100% petani
adalah terjadinya transpirasi yang menyatakan bahwa ada keterkaitan antara
menurunkan produktivitas, peningkatan cuaca ekstrim dengan dampaknya
konsumsi air, percepatan pematangan terhadap pertanian. Faktor lain yang
buah/biji yang menurunkan mutu hasil, mempengaruhi meningkatnya serangan

66
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP USAHATANI PADI
DI DESA WANGUK KECAMATAN ANJATAN KABUPATEN INDRAMAYU
Getmi Nuraisah, Rani Andriani Budi Kusumo

OPT adalah suhu dan kelembaban udara. Dampak Perubahan Iklim Terhadap
Sektor Pertanian
Akibat suhu dan kelembaban udara yang
Penurunan produksi
semakin meningkat, akan memicu
Pada sektor pertanian, konsep
pertumbuhan dan perkembangan organis-
risiko dapat diartikan sebagai suatu
me pengganggu tanaman. Salah satunya
kemungkinan yang dapat menyebabkan
adalah serangan hama wereng cokelat
kerugian yang diwakili oleh penurunan
yang sempat terjadi di Desa Wanguk.
produksi tanaman pangan. Bahaya
Berdasarkan pengamatan dari instansi
penurunan produksi ini dapat
pertanian, hama wereng dapat menyebar-
mengakibatkan secara langsung maupun
kan virus atau penyakit kerdil rumput
tidak langsung terhadap penurunan
yang dapat menyebabkan petani
kesejahteraan petani serta penurunan
mengalami kerugian bahkan gagal panen.
pasokan pangan di suatu wilayah
Selain itu,, ada beberapa jenis hama yang
(Ruminta, 2016).
muncul akibat adanya perubahan iklim
dan menyerang tanaman padi yaitu tikus
dan tungro.

Penurunan Produksi
Ton

32,3
35
30 24
25
17,5 18 18
20 14,5 15
12,9
15
6,6 6,47 6 7,5 5,9 6,3
10 5,5 4
2,9 2,4 3 3,5 3
5 1,25
1 1
0
1 2 3 4 5 6 7 8

Informan

Hasil Produksi Normal (Ton) Luas Panen (Ha) Hasil Produksi Saat Gagal Panen (Ton)

Gambar 1. Penurunan Produksi Padi


Menurut hasil penelitian dan normal sebanyak 6-8 ton per hektar, akan
wawancara di lapangan, petani tetapi ketika gagal panen mereka hanya
menyatakan bahwa biasanya rata-rata mendapat beberapa ton saja bahkan ada
produksi gabah yang mereka dapat ketika yang mendapatkan beberapa kwintal.

67
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2019. 5(1): 60-71

Dapat disimpulkan bahwa perubahan OPT yang menyerang lahan pertanian


iklim membawa dampak yang cukup petani di Desa Wanguk adalah WBC
besar bagi pertanian terlebih bagi petani (wereng batang cokelat) dan penyakit
yang menjalankan usahatani padi di Desa kerdil rumput atau yang biasa disebut
Wanguk sebab mereka mengalami oleh petani Indramayu dengan penyakit
penurunan produksi rata-rata hingga 50% klowor. Serangan OPT yang menyerang
dari hasil normal ketika panen. Mayoritas lahan petani luasannya berbeda-beda.
kegagalan panen yang dialami oleh petani Pengaruh suhu yang tinggi yaitu antara
disebabkan karena intensitas serangan 26-33°C dan kelembaban/RH antara
wereng batang cokelat yang tinggi, 70,5-81,0% serta cuaca yang tidak
penyakit kerdil rumput (klowor) dan menentu yang terjadi di Indramayu
tingginya intensitas hujan pada musim menjadi salah satu pemicu terjadinya
tanam tersebut. ledakan hama dan penyakit tersebut.
Peningkatan serangan OPT Berdasarkan hasil wawancara dengan
Berdasarkan hasil penelitian, petani, mayoritas dari petani menyatakan
peningkatan serangan OPT di wilayah bahwa selama musim tanam pada tahun
Indramayu khususnya di Desa Wanguk 2017 adalah musim paceklik, sebab
sendiri cukup membuat petani kewala- mayoritas dari petani mengalami gagal
han. Pasalnya lebih dari 50% lahan panen yang cukup parah bahkan tidak
mereka mengalami gagal panen akibat menghasilkan padi sama sekali.
adanya serangan OPT yang berlebihan.

Peningkatan Serangan OPT


Ha

8 6,47
6 4
3,9 3,5
4 2,9 3 2,45 3 2,8
1,45 1,5 1,95
2 50% 1 0,7575% 60% 1 0,660% 50% 70% 65% 70%
0
1 2 3 4 5 6 7 8

Informan

Luas Lahan Yang Dimiliki (Ha) Luas Lahan Yang Terserang OPT (Ha) presentase gagal panen

Gambar 2. Peningkatan Serangan OPT Akibat Perubahan Iklim

68
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP USAHATANI PADI
DI DESA WANGUK KECAMATAN ANJATAN KABUPATEN INDRAMAYU
Getmi Nuraisah, Rani Andriani Budi Kusumo

Risiko gagal panen dan penurunan gagal panen yang dihadapi petani itu
pendapatan
tinggi (75%). Dalam penelitian ini risiko
Perubahan iklim dapat berdampak
terbesar petani adalah gagal panen, sebab
negatif karena dapat menyebabkan
dari hasil pertanian lah mereka dapat
penurunan kualitas, peningkatan serangan
menafkahi keluarga. Ketika mengalami
OPT, gagal panen dan penurunan
gagal panen secara otomatis petani juga
pendapatan, sehingga dapat menyebab-
mengalami penurunan pendapatan.
kan penurunan tingkat kesejahteraan
Penghasilan yang rendah dari hasil
petani. Perubahan iklim dapat berdampak
pertanian mendorong petani untuk
pada ketersediaan air dan memicu
mencari alternatif tambahan penghasilan
ledakan serangan hama dan penyakit
guna memenuhi kebutuhan keluarganya.
(Wiyono, 2010). Dalam penelitian ini
Upaya yang dilakukan petani salah
ditemukan bahwa rata-rata luas lahan
satunya adalah menjalani pola nafkah
petani yang mengalami gagal panen
ganda (Sumarti, 2007 dalam Sugiharto,
seluas > 1 hektar. Oleh sebab itu, risiko
2016).

Tabel 2. Risiko Gagal Panen Akibat Ari Dampak Perubahan Iklim


Informan Luas lahan yang dimiliki Luas lahan yang terserang OPT Persentase (%)
1 2,9 ha 1,45 ha 50
2 1 ha 0,75 ha 75
3 6,47 Ha 3,9 ha 60
4 1 ha 0,6 ha 60
5 3 ha 1,5 ha 50
6 3,5 ha 2,45 ha 70
7 3 ha 1,95 ha 65
8 4 ha 2,8 ha 70

Penurunan pendapatan pertanian mendorong petani untuk


Menurut Soekartawi (1995), mencari alternafif tambahan penghasilan
penerimaan usahatani merupakan guna memenuhi kebutuhan keluarganya.
perkalian antara produksi dengan harga Upaya yang dilakukan petani salah
jual. Nilai uang yang diterima dari satunya adalah menjalani pola nafkah
penjualan produk ushatani disebut ganda (Sumarti, 2007 dalam Sugiharto,
penerimaan usahatani, sedangkan biaya 2016). Berdasarkan Gambar 3 dapat
usahatani adalah semua pengeluaran yang disimpulkan bahwa pada saat gagal panen
dipergunakan dalam suatu usahatani. petani mengalami kerugian yang cukup
Penghasilan yang rendah dari hasil besar. Sebagian besar petani mensiasati

69
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2019. 5(1): 60-71

kebutuhan keluarga mereka dengan 2017 lalu, petani mengalami kerugian


mengandalkan pekerjaan lain seperti yang besar. Hal tersebut dapat dilihat
berdagang atau beternak. Berdasarkan pada Gambar 3 bahwa pendapatan petani
hasil penelitian, dapat diketahui pada satu musim tanam menurun drastis
bahwasanya pada musim tanam tahun akibat gagal panen yang terjadi.

pendapatan petani
RP

12000000
10000000
80000000
60000000
40000000
20000000
0
-2000000
-4000000
-6000000
-8000000
1 2 3 4 5 6 7 8
ketika normal (Rp) 40430000 15400000 109635500 19900000 44700000 51275000 58800000 79600000
ketika gagal panen (Rp) -2395400 -6030000 -14046600 -280000 660000 -13527500 -56550000 40880000

ketika normal (Rp) ketika gagal panen (Rp)

Gambar 3. Penurunan Pendapatan Petani

KESIMPULAN DAN SARAN antara lain petani mengalami


Kesimpulan penurunan hasil panen, semakin
1. Petani sudah sepenuhnya mengetahui meningkatnya serangan OPT akibat
dan merasakan perubahan-perubahan ketidakpastian cuaca, terjadinya
yang terjadi terkait perubahan iklim peningkatan risiko gagal panen dan
seperti perubahan masa tanam, penurunan pendapatan petani.
perubahan suhu, perubahan curah
hujan, cuaca ekstrim berupa peruba- Saran
han hari hujan, hujan angin, suhu 1. Perlu adanya pemahaman yang baik
yang semakin menghangat, dan terhadap konsep perubahan iklim,
serangan, akan tetapi petani tidak salah satunya dengan pelatihan
dapat menjelaskan secara rinci apa Sekolah Lapang Iklim (SLI) dan
perubahan iklim itu sendiri. penyampaian informasi melalui
2. Dampak yang dirasakan petani akibat kegiatan penyuluhan.
dari perubahan iklim yang terjadi

70
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP USAHATANI PADI
DI DESA WANGUK KECAMATAN ANJATAN KABUPATEN INDRAMAYU
Getmi Nuraisah, Rani Andriani Budi Kusumo

2. Untuk menghindari dampak terburuk Murdiyarso, D. 2003. Sepuluh Tahun


Perjalanan Negosiasi Konvensi
dari perubahan iklim, seluruh pihak,
Perubahan Iklim. Jakarta: Kompas.
baik petani, aparat desa, pemerintah Rasmikayati, E., & Djuwendah, E. 2015.
Dampak Perubahan Iklim Terhadap
atau instansi yang terkait harus lebih
Perilaku dan Pendapatan Petani
meningkatkan kerjasama dan komuni- (The Impact of Climate Change to
Farmers’ Behavior and
kasi mengenai semua hal yang
Revenue). Jurnal Manusia dan
berkaitan dengan strategi antisipasi, Lingkungan, 22(3): 372-379.
Ratag, M. 2007. Perubahan Iklim:
mitigasi dan adaptasi yang harus
Perubahan Variasi Curah Hujan,
dklakukan, serta melakukan pengon- Cuaca, dan Iklim Ekstrim. Jakarta:
Badan Meteorologi dan Geofisika:
trolan akan strategi tersebut.
2 Maret 2007.
Salikin, K. A. 2003. Sistem Pertanian
Berkelanjutan. Yogyakarta:
DAFTAR PUSTAKA
Kanisius.
Estiningtyas, W., Boer, R., Las, I., & Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani.
Buono, A. 2012. Identifikasi dan Jakarta: UI Press
Delineasi Wilayah Endemik Sudaryanto, T., & Rusastra, I.W. 2006.
Kekeringan Untuk Pengelolaan Kebijakan Strategis Usaha
Risiko Iklim di Kabupaten Pertanian Dalam Rangka
Indramayu. Jurnal Metodologi dan Peningkatan Produksi dan
Geofisika, 13(1): 9-20. Pengentasan Kemiskinan. Jurnal
Eukarista, M.T. 2015. Peran SDM dalam Litbang Pertanian, 25(4): 115-122.
Meningkatkan Aktivitas Kelompok Sugiharto, A., Hartoyo, H., dan
Tani di Desa Tember. E- Muflikhati, I. 2016. Strategi Nafkah
journal”Acta Diurna”, 4(3). dan Kesejahteraan Keluarga pada
Hakim, L., dan Sugihen, B. G. 2015. Keluarga Petani Tadah Hujan.
Keberdayaan Petani Sayuran dalam Jurnal Ilmu Keluarga dan
Mengakses Informasi Pertanian di Konsumen, 9(1): 33-42.
Sulawesi Selatan. Jurnal Syahza, A. (2003). Paradigma Baru
Penyuluhan, 5(1). Pemasaran Produk Pertanian
Japa, L., Raksun, A., Karnan, K., & Berbasis Agribisnis di Daerah Riau.
Santoso, D. 2018. Implementasi Jurnal Ekonomi, 8(1), 1-11.
Biofermentasi “Effective Wiyono, S. 2010. Perubahan Iklim dan
Microorganism” dalam Pengolahan Ledakan Hama dan Penyakit
Sampah Pertanian dan Peternakan Tanaman. Seminar Sehari Tentang
Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Keanekaragaman Hayati di Tengah
Tanaman. Jurnal Pendidikan dan Perubahan Iklim. Institut Pertanian
Pengabdian Masyarakat, 1(1): 111- Bogor. pp. 1-10.
115.
Las, Irsal. 2007. Strategi dan Inovasi
Antisipasi Perubahan Iklim. Balai
Besar Sumberdaya Lahan
Pertanian. Jakarta.

71

Anda mungkin juga menyukai