Anda di halaman 1dari 9

FORUM GROUP DISCUSSION (FGD) REPORT

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA)

PERTANIAN TERDAMPAK - CLIMATE CHANGE ADAPTION

PENGEMBANGAN MASYARAKAT

ITA ELYSIAH 08211540000049 SARYULIS 08211640000041

TITO NOVANDY 08211540000077 MUHAMMAD RAIHAN 08211640000046

MAULUDIN RAHMAWAN 08211540000082 ANGGAKARA VISHNU WIDJATMIKO 08211640000048

ADELIA PRAMESTI HANGGORO 08211640000021 KRIMANSYAH RAGIL A.P 08211640000057

NADHIRA PUTRI RIZKIA 08211640000023 ABBY SAHARNIKA 08211640000071

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA - FAKULTAS ARSITEKTUR, DESAIN, DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


Latar Belakang
Climate change atau Perubahan Iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistic sepanjang periode
waktu. Perubahan iklmi ini terutama disebabkan oleh hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, gas, dan gas alam.
Bahan-bahan tersebut menghasilkan karbon dioksida (Co2) yang merupakan gas rumah kaca utama.
Indonesia merupakan negar berpenduduk paling banyak keempat dan secara signifikan berkontribusi menyumbangkan gas rumah kaca
dari penebangan hutan dan pengalihan fungsi lahan (WRI,2005). Penebangan dan pengalihan fungsi lahan ini diperkirakan telah melenyapkan
sekitar 2 juta hektar per tahun atau sama dengan 85% dari jumlah total CO2 yang dihasilkan Indonesia per tahun. Akibat kepadatan populasi
penduduk yang tinggi dan banyaknya keanekaragaman hayati dengan 80.000 km garis pantai dan 17.508 kepulauan, menempatkan Indonesia
sebagai negara paling rentan terkena dampak perubahan iklim.
Salah satu sector yang terkena dampak dari adanya perubahan iklim di Indonesia adalah sekto rpertanian. Pengaruh perubahan iklim
terhadap pertanian bersifat multidimensional, mulai dari sumberdaya, infrastruktur pertanian, dan sistem produksi pertanuan, hingga aspek
ketahanan dan kemandirian pangan, serta kesejahteraan petani dan masyarakat. Selain sector pertanian, sektor perikanan juga menjadi sector
terdampak dari perubahan iklim. Berbagai faktor seperti ketidakpastian cuaca, kondisi cuaca ekstrem, kenaikan suhu permukaan laut (sea surface
temperature-SST), serta perubahan arah angin, menurunkan tingkat produktivitas nelayan. Dalam penelitian yang telah diterbitkan di terbitan
resmi World Meteorological Organization ini, para peneliti tersebut melihat keterkaitan yang erat antara kenaikan suhu permukaan laut, dengan
produksi ikan di kawasan perairan Indonesia. Kenaikan rata-rata suhu udara dalam tiga dekade terakhir sebesar sekitar 0,5 derajat celcius akibat
emisi gas rumah kaca yang semakin memburuk menjadi penyebab perubahan iklim dan menurunnya jumlah tangkapan ikan di lautan. Dalam
penelitian ini terungkap bahwa suhu udara mengalami kenaikan signifikan, dari sekitar 0,1 derajat celcius antara tahun 1951 hingga 1980,
menjadi 0,5 derajat celcius dalam tiga dekade terakhir. JIka tidak ada upaya pencegahan lebih lanjut, diperkirakan kenaikan suhu udara mencapai
2,1 hingga 4,6 derajat celcius di tahun 2100 mendatang
Terdapat dua respon terhadap perubahan iklim ini yaitu, mitigasi dan adaptasi. Mitigasi menangani akar penyebab dari perubahan iklim
sedangkan adaptasi berusaha menurunkan risiko yang ditimbulkan oleh konsekuensi perubahan iklim. Adaptasi perubahan iklim sangat penting
dilakukan di negara berkembang karena pada negara berkembang seperti Indonesia diprediksi akan menanggung beban akibat adanya
pemanasan global.
Dalam melakukan adaptasi perubahan iklim dibutuhkan kerjasama antar ​stakeholders karena masalah perubahan iklim ini berdampak
kepada semua lapisan masyarakat. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam melakukan adaptasi perubahan iklim, salah satunya adalah dengan
melakukan suatu program atau aktivitas yang dapat mengurangi risiko dari adanya perubahan iklim. Dalam merencanakan aktivitas tersebut,
terdapat salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu melalui FGD (​Focus Group Discussion​) melalui pendekatan ​LFA (Logical Framework
Analysis),​ LFA merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui keinginan masa depan (visi masa depan) untuk lebih berkembang secara
dinamis dan berkelanjutan. Tujuan dari LFA adalah untuk merumusukan suatu alternative strategi bagi pata ​stakeholders dalam peran mereka.
LFA memiliki beberapa komponen yang menyusun yaitu ​Goals, Purposes, Activities, ​dan ​Inputs. M ​ akalah ini akan membahas tentang
bagaimana adapatasi perubahan iklim yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan dari perubahan iklim pada sector
pertanian dan perikanan yang ada di Indonesia dengan melakukan FGD dengan pendekatan LFA.

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS


Goals​: Meningkatkan resiliensi ekonomi petani dan nelayan.
Tujuan​: Meningkatkan kapasitas adaptasi petani dan nelayan terhadap bencana perubahan iklim untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan
nelayan.

I. Input
Dalam Logical Framework Analysis, diagram input merupakan bahan utama terhadap permasalahan yang akan diolah. Dalam
kasus “​Climate Change”​ terhadap petani terdampak, input yang digunakan merupakan dampak-dampak yang memungkinkan untuk
timbul ketika terjadi peristiwa ​Climate Change.​ Dalam sektor pertanian yang diolah, kami memasukkan dua subsektor yaitu tanaman
pangan dan perikanan. Masalah-masalah yang mungkin timbul ketika terjadi .
Input yang dimasukkan kedalam diagram dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu ​climate change yang berdampak kepada
lingkungan, dan yang berdampak kepada tingkat produktifitas dari sektor pertanian itu sendiri. Dampak lingkungan yang ditimbulkan
dapat berupa serangan hama, ekosistem perikanan terganggu, ​sea level rise y​ ang dapat mengakibatkan banjir rob dan banjir.
Seddangkan dampak produktifitas sektor pertanian yang dapat terganggu adalah musim panen yang terganggu, pendapatan nelayan
dan petani yang berkurang, dan lahan produksi yang berkurang.
II. Proses
Proses merupakan cara-cara yang dilakukan dalam mengolah atau menghadapi input yang ada. Proses merupakan sebuah
penyikapan dalam menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam diagram input. Dalam kasus climate change ini, diagram proses
merupakan upaya-upaya yang mungkin dilakukan dalam mengurangi dampak yang terjadi akibat adanya ​climate change pada sektor
pertanian.
Dalam mengatasi permasalahan yang terdapat pada diagram input dapat diatasi dengan 3 cara pengelompokkan yaitu dengan
teknologi, kebijakan, dan edukasi. Proses teknologi dapat dilakukan dengan melakukan rekayasa genetika dan gelomabng ultrasonik
untuk mengusir hama. Proses kebijakan apat dilakukan dengan cara pengamanan daerah aliran sungai dan membuat kebijakan buffer
sungai. Proses edukasi dapat dilakukan dengan cara penanaman vegetasi daerah pantai, pengenalan konsep mina-padi dalam rangka
memaksimalkan penggunaan lahan, dan sekolah iklim.

III. Output
Output merupakan dampak langsung yang dapat dirasakan dari upaya yang telah dilakukan. Dalam kasus climate change ini,
diagram output merupakan dampak langsung yang dapat dirasakan ketika upaya-upaya penanganan dampak dari ​climate ​change telah
dilakukan.
Dengan upaya-upaya yang telah dilakukan, dapat menghasilkan dampak secara langsung yaitu penggunaan teknologi GIS untuk
mengantisipasi bencana akibat ​climate change, p​ enggunaan lahan yang optimal akibat pengedukasian terkait ​climate ​change,​ dan
dihasilkannnya bibit baru yang tahan akan fenomena perubahan iklim.

IV. Outcome
Outcome​ merupakan dampak jangka panjang yang dapat dirasakan dari upaya yang telah dilakukan.

V. Impact
Impact merupakan indikator dampak yang dapat diukur dalam tingkat pengaruh ekonomi, sosial, dan lingkungan, atau bahkan
kepentingan umum lainnya. Secara sederhana, impact merupakan hasil dalam jangka panjang yang memiliki efek yang lebih luas
dibandingkan dengan diagram ​outcome​.
TABEL ​LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS PERTANIAN DAN PERIKANAN TERDAMPAK CLIMATE CHANGE

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME IMPACT


Musim panen pertanian yang Rekayasa genetika / Terdapat teknologi ​GIS d​ alam Para petani dan nelayan Terciptanya masyarakat
terganggu pengembangan ​genetically mengantisipasi bencana akibat beradaptasi dalam mengenali pertanian dan perikanan
modified organism​ produk climate change pola cuaca pasca terjadinya tangguh ​climate change
pertanian climate change

Penghasilan petani berkurang Pemanfaatan gelombang Munculnya bibit produk - Penggunaan tanaman pangan Perbaikan kesejahteraan
ultrasonik pengusir hama produk pertanian yang tahan pertanian berkelanjutan masyrakat dengan pemanfaatan
pertanian perubahan iklim tangguh perubahan iklim pertanian dan perikanan yang
berkelanjutan

Penghasilan nelayan berkurang Pengamanan daerah aliran Optimalisasi lahan pertanian Pengembalian kondisi yang Penguatan fisik dan lingkungan
sungai potensial banjir dan perikanan yang optimal optimal ekosistem untuk area pertanian dan perikanan
pendukung kegiatan perikanan akibat perubahan iklim

Lahan produksi berkurang Kebijakan buffer sungai Penggunaan ​early warning


potensial banjir system ​bencana yang berkaitan
dengan perubahan iklim

Serangan hama pada lahan Pengembangan konsep


pertanian minapadi

Banjir dan kekeringan lahan Penanaman vegetasi area pantai


pertanian

Ekosistem perikanan yang Pengadaan sekolah iklim


terganggu kepada masyarakat

Sea level rise​ dan banjir rob


yang menyebabkan kerugian
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2018
Program Rekayasa genetika / pengembangan ​genetically modified organism​ produk pertanian

Program ini dilakukan sebagai upaya peningkatan kemampuan produk pertanian agar mempunyai ketahanan terhadap perubahan iklim yang terjadi
secara global. Pelaksanaan GMO ditargetkan pada komoditas pertanian yang rentan terdampak efek perubahan iklim.

Program Pemanfaatan gelombang ultrasonik pengusir hama pertanian

Program ini dilakukan sebagai upaya mengatasi efek samping perubahan iklim yakni berkembangnya hama yang mengganggu proses produksi
pertanian menggunakan pengadaan gelombang ultrasonik di lahan - lahan produksi pertanian.

Program Pengamanan daerah aliran sungai potensial banjir dan Kebijakan buffer sungai potensial banjir

Program ini dicanangkan sebagai upaya penanganan efek lahan pertanian maupun perikanan budidaya yang berpotensial terdampak banjir. Intervensi
kebijakan secara spasial juga dialokasikan guna mengamankan lahan pertanian dan perikanan budidaya agar terhindar dari luapan banjir yang secara tidak
langsung merupakan dampak perubahan iklim.

Program Pengembangan konsep minapadi

Program ini bertujuan sebagai langkah optimalisasi lahan pertanian digunakan secara bersamaan dengan lahan perikanan budidaya. Pelaksanaan
program ini bertujuan mengantisipasi dan meningkatkan penghasilan petani maupun nelayan budidaya akibat terdampak perubahan iklim.

Program Penanaman vegetasi area pantai

Program penanaman vegetasi area pantai seperti penanaman hutan bakau (mangrove) bertujuan mempersiapkan lingkungan khususnya perikanan
budidaya maupun perikanan laut yang membutuhkan ekosistem habitat perikanan tangguh terhadap perubahan iklim. Dengan tetap bertahannya ekosistem
yang dibutuhkan, habitat perikanan dapat lebih terjaga walaupun terpengaruhi perubahan iklim. Penanaman vegetasi area pesisir juga berfungsi sebagai ​green
belt​ penahan agar tidak terjadi ​sea level rise​ dan banjir yang mengakibatkan perikanan tambak merugi (banjir).

Program Pengadaan sekolah iklim kepada masyarakat

Program sekolah iklim bertujuan menyiapkan masyarakat khususnya petani dan nelayan guna menyiapkan lahan produksinya agar tahan terhadap
perubahan iklim yang terjadi. Penyiapan ini terdiri dari karakteristik perubahan iklim serta dampak perubahan iklim tersebut di lahan pertanian dan perikanan.
KESIMPULAN
Akibat adanya perubahan iklim atau climate change secara global terhadap sektor perikanan dan perikanan terutama pada penurunan
pendapatan petani dan nelayan. Serta perubahan iklim atau climate change menyebabkan perubahan terhadap kondisi dari pertanian dan
perikanan sehingga membutuhkan solusi untuk mencegah adanya hal tersebut. Oleh karena itu, untuk membantu pencegahan dampak akibat
perubahan iklim terhadap pertanian dan perikanan, maka menggunakan Logical Framework Analysis (LFA) yaitu alat bantu analisis dan
manajemen yang dapat menjelaskan analisis situasi yang menjadi alasan penting suatu program, kaitan logis sebab-akibat secara hirarki
hubungan antara tujuan yang akan dicapai dengan proses yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, identifikasi potensi-potensi resiko yang akan
dihadapi dalam pelaksanaan program, mekanisme bagaimana hasil (output) dan dampak program (outcome) yang akan dimonitor dan dievaluasi.
Berdasarkan tabel LFA yang telah dibuat, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Input, berasal dari situasi petani dan nelayan khususnya menurunnya jumlah pendapatan yang diperoleh serta dampak yang disebabkan
perubahan iklim terhadap kondisi pertanian dan perikanan seperti lahan produksi pertanian berkurang, serangan hama pada pertanian, banjir dan
kekeringan lahan, terganggunya ekosistem perairan serta terjadinya sea level rise dan banjir rob terhadap sektor perikanan.
2. Proses, hal-hal penanganan yang akan dilakukan antara lain rekayasa genetika untuk membantu peningkatan produksi pertanian, pemanfaatan
gelombang ultrasonik untuk membantu mengusir hama, pengamanan DAS dan kebijakan buffer sungai potensial banjir untuk mencegah banjir,
penanaman vegetasi di area pantai untuk membantu ekosistem perairan dan mencegah sea level rise dan banjir rob, pengembangan konsep
minapadi untuk membantu peningkatan produksi pertanian dan perikanan serta pengadaan sekolah iklim bagi petani dan nelayan.
3. Output, dampak langsung dari penanganan yang telah dilakukan antara lain terdapat teknologi GIS dalam mengantisipasi bencana climate
change, munculnya bibit produk - produk pertanian yang tahan perubahan iklim, serta optimalisasi lahan pertanian dan perikanan yang optimal.
4. Outcome, dampak jangka panjang yang diharapkan yaitu para petani dan nelayan beradaptasi dalam mengenali pola cuaca pasca terjadinya
climate change, penggunaan tanaman pangan pertanian berkelanjutan tangguh perubahan iklim, pengembalian kondisi yang optimal ekosistem
untuk pendukung kegiatan perikanan, penggunaan ​early warning system ​bencana yang berkaitan dengan perubahan iklim.
5. Impact, dampak yang diukur serta bersifat jangka panjang dalam hasil LFA yang telah dibuat yaitu ​terciptanya masyarakat pertanian dan
perikanan tangguh ​climate change, p​ erbaikan kesejahteraan masyrakat dengan pemanfaatan pertanian dan perikanan yang berkelanjutan serta
penguatan fisik dan lingkungan area pertanian dan perikanan akibat perubahan iklim.
Dengan demikian, berdasarkan tabel LFA yang telah dibuat diharapkan dapat mencapai ​Goals yang telah direncanakan yaitu
meningkatkan resiliensi ekonomi petani dan nelayan serta dapat memenuhi tujuan dari dibuatnya LFA.

Anda mungkin juga menyukai