Anda di halaman 1dari 70

Isu

Globalisasi
Dosen Pengampu : Nida Farikha, ST, MT
MK Perencanaan Wilayah (DK184504)
Kelas C
OUR TEAM

Winona Denisha Humairo Karimatus Azzahrah Berliana


Sariroh Rizkika
08211940000075 08211940000082 08211940000083
OUTLINE

01 02
Latar Belakang Pengaruh Globalisasi
Globalisasi

03 04
Isu Globalisasi dalam Studi Kasus
Pengembangan
Wilayah
01
Latar Belakang
Globalisasi
Apa itu globalisasi? Mengapa globalisasi bisa
terjadi?
Apasih Globalisasi itu?
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.

Proses sosial dimana


struktur sosial, ekonomi, dan
tatanan budaya tidak lagi
ditentukan oleh batas geografi,
dan penduduknya sadar bahwa
interaksi sosialnya semakin luas.
Arti globalisasi menurut para ahli

A.G.MCGREW M.WATERS
Globalisasi adalah proses dimana Sebuah proses sosial dimana halangan -
berbagai peristiwa, keputusan dan halangan yang bersifat geografis pada
kegiatan di belahan dunia yang satu tatanan sosial dan budaya semakin
dapat membawa konsekuensi penting menyusut dan setiap orang semakin
bagi berbagai individu dan masyarakat sadar bahwa mereka semakin dekat
di belahan dunia yang lain. satu sama lain.

MARTIN ALBROWN EMANUEL RICHTER


Globalisasi menyangkut seluruh Jaringan kerja global yang secara
proses dimana penduduk dunia bersamaan menyatukan masyarakat
terhubung kedalam komunitas dunia yang sebelumnya terpencar - pencar
tunggal, komunitas global. dan terisolasi dalam planet ini ke dalam
ketergantungan yang saling
menguntungkan dan persatuan dunia.
Mengapa Globalisasi
Terjadi?
1
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi 2
terutama teknologi komunikasi seolah - olah
telah membuat batas-batas dan jarak Terbukanya sistem perekonomian negara
menjadi hilang dan tak berguna

Semakin besarnya keinginan orang untuk


Liberalisme keuangan internasional melakukan traveling antar negara atau
pindah dari negara yang satu ke negara
3 yang lain
4
Sejarah singkat terjadinya globalisasi

Pasar bebas di negara-negara dunia


Kolonialisme oleh bangsa
yang mengakibatkan banyaknya
Eropa (eksplorasi dunia
perusahaan multinasional di
besar-besaran).
Indonesia.

01 02 03 04
Sistem perdagangan dari China Revolusi Industri di Inggris
ke India, meluas hingga terjadi yang terjadi pada abad
perdagangan di Asia, Eropa, ke-19
dan Afrika.
Permulaan Globalisasi

1. Sistem perdagangan dari China ke India, meluas


hingga terjadi perdagangan di Asia, Eropa, Afrika

2. Kolonialisme oleh bangsa Eropa (eksplorasi dunia


besar-besaran)

3. Revolusi Industri di Inggris

4. Pasar bebas di negara-negara dunia

5. Banyaknya perusahaan multinasional tumbuh di


Indonesia.
Macam-Macam Globalisasi

Produksi & Politik Tenaga Kerja


Perdagangan

Jaringan Informasi Perdagangan Kebudayaan


& Komunikasi
Ciri-ciri Globalisasi

Perubahan dalam konsep Pasar dan produksi ekonomi di


ruang dan waktu negara-negara yang berbeda
menjadi saling bergantung

Peningkatan interaksi Meningkatnya masalah


kultural melalui bersama
perkembangan media massa
Loh kalo Isu Globalisasi itu apa?

Isu global adalah pertanyaan,


masalah, dilema dan tantangan yang
berhubungan dengan persyaratan dasar
perdamaian, keamanan, tatanan, keadilan,
kebebasan dan pembangunan
internasional.

Isu global tidak bisa dirumuskan


secara otoritatif karena terdesentralisasi
dalam negara bangsa dan lebih lagi dalam
sistem internasional.
4 Indikator yang membuat isu menjadi global

1 2
Isu-isu tersebut menarik Isu-isu tersebut terliput dalam
perhatian elit pembuat keputusan pers dunia.
sejumlah besar negara, dan
pemerintah-pemerintah tersebut
terlibat dalam diskusi publik
tentang isu-isu tersebut.

3 4
Isu-isu tersebut muncul dalam Isu-isu tersebut merupakan studi,
agenda organisasi internasional. penyelidikan dan debat
berkelanjutan oleh di seluruh
komunitas internasional.

Source : Winarno, Budi. 2011. Dinamika Isu-Isu Global Kontemporer. Jakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service)
Apa yang Membuat Masalah Global Begitu Sulit Diatasi?

Group decision making “Tragedy of commons” “Public goods”

Source : Winarno, Budi. 2011. Dinamika Isu-Isu Global Kontemporer. Jakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service)
02
Pengaruh Globalisasi
Globalisasi seperti dua sisi mata logam, disatu sisi
memberikan pengaruh positif dan disisi lain
memberikan pengaruh negatif. Apa saja?
LINGKUNGAN
Masuknya para investor asing untuk menanamkan modal di negara berkembang mengakibatkan
adanya banyak kegiatan ekonomi

Dampak positif :

- Kesadaran manusia akan lingkungan hidup yang semakin tercemar


- Muncul teknologi ramah lingkungan
- Muncul organisasi pecinta alam

Dampak negatif :

- Menurunnya kualitas air permukaan


- Konsentrasi bahan pencemar yang berbahaya meningkat
- Temperatur udara berubah-ubah
- Kondisi hara tanah semakin tidak subur
- Penggundulan hutan
EKONOMI
Produk domestik mudah masuk ke pasar internasional, produk luar masuk ke pasar
lokal (ekspor-impor, perdagangan bebas, bisnis e-commerce)

Dampak positif :

- Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi


- Memperluas pasar produk dalam negeri
- Memperoleh modal lebih banyak dan teknologi lebih baik
- Meningkatkan produktifitas

Dampak negatif :

- Munculnya kesenjangan antar wilayah


- Konsumtif
- Menghambat pertumbuhan industri yang baru berkembang
SOSIAL BUDAYA
Tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia sehingga menjadi
budaya dunia (cara hidup, makanan, gaya berbusana, hiburan, bahasa, dan lainnya)

Dampak positif :

- Solidaritas sosial yang tinggi antar negara


- Kemajuan iptek
- Meningkatnya turisme dan kegiatan wisata
- Masuknya budaya asing ke dalam negeri dapat menambah kekayaan budaya bangsa

Dampak negatif :

- Sikap dan perilaku yang meniru budaya orang barat


- Individualis
- Rusaknya moral masyarakat
- Berkurangnya kekeluargaan dan gotong royong
03
Isu Globalisasi dalam
Pengembangan Wilayah
3.1
KTT RIO
Konferensi Tingkat Tinggi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan, diadakan di Rio de Janeiro,
Brazil, tanggal 20-22 Juni 2012 oleh United Nations Conference on Sustainable Development
(UNCSD).

Membahas tentang Ekonomi hijau (green economy) dan kelembagaan pembangunan berkelanjutan
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Rio+20
menghasilkan dokumen berjudul "The Future We
Want,"
KTT Rio+20 menyepakati Dokumen The
Future We Want yang terdiri dari Tiga Isu Utama :

1. Ekonomi hijau dalam konteks pembangunan


berkelanjutan dan pemberantasan kemiskinan

2. Kerangka kerja kelembagaan untuk


pembangunan berkelanjutan

3. Kerangka aksi dan instrumen pelaksanaan


pembangunan berkelanjutan
PERAN INDONESIA DALAM RIO+20

Upaya Green Economy Indonesia

Permenhut No. 68 tahun 2008 tentang penyelenggaraan pengurangan emisi


karbon dari deforestasi dan degradasi hutan - Reducing Emissions through
Deforestation and Forest Degradation (REDD).

Indonesia telah dengan sukarela mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
sebanyak 26% untuk mengurangi laju peningkatan perubahan iklim.
3.2
MDGs
Apa itu MDGs?
Millennium Development Goals (MDGs) atau dapat diterjemahkan menjadi “Tujuan
Pembangunan Milenium”, adalah sebuah paradigma pembangunan global yang
dideklarasikan Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000.
8 Tujuan MDGs
PERAN INDONESIA BAGI MDG’s
Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010
Ditetapkan tujuan prioritas pembangunan yang berkeadilan yang
berpihak pada pencapaian MDGs. Sebagai salah satu bentuk
implementasi dari Inpres No.3Tahun 2010, maka Kementerian
PPN/Bappenas telah menyusun Peta Jalan (RoadMap) pencapaian
tujuan pembangunaN MDGs yang diikuti dengan penyusunan
Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk percepatan pencapaian MDGs
yang di fasilitasi langsung oleh Bappenas dan Bappeda. Selanjutnya
masing Kepala Daerah akan mengesahkan Rencana Aksi Daerah
(RAD) MDGs.
Kendala dan Tantangan yang Belum Selesai
1. Dalam kerangka MDGs lingkungan hanya disebutkan di bawah satu
tujuan saja yakni tujuan ke-7, Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup.
2. MDGs hanya fokus pada hasil yang seharusnya dicapai oleh negara
berkembang, seperti memerangi kemiskinan dan kelaparan serta
membatasi peran negara maju untuk memberikan bantuan pembangunan
dan pendampingan teknis
3. MDGs juga hanya menekankan pada aksi di negara berkembang dan
kerangka bantuan tradisional. Kerjasama diantara sektor-sektor penting
seperti sektor swasta dan LSM transnasional justru jarang diwujudkan.
4. Banyak tujuan yang semata-mata fokus pada kuantitas daripada
kualitashasil.
3.3
SDGs
Kesepakatan pembangunan berskala global yang mendorong perubahan-perubahan ke arah
pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan.
SDGs/TPB (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) terdiri dari 17 Tujuan dan 169 target yang
diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030.
Latar Belakang

SDGs melanjutkan upaya dan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir pada
tahun 2015 lalu. Inklusivitas konsep sustainability yang diusung oleh SDGs lebih ditekankan lagi agar
berfokus pada outcome yang berkelanjutan dengan program yang terstruktur.
Latar Belakang
Beberapa agenda MDGs yang belum tercapai akan dilanjutkan dalam pelaksanaan pencapaian SDGs
hingga tahun 2030. SDGs merupakan penyempurnaan MDGs karena:
1. SDGs lebih komprehensif, disusun dengan melibatkan lebih banyak negara dengan tujuan yang
universal untuk negara maju dan berkembang.
2. Memperluas sumber pendanaan, selain bantuan negara maju juga sumber dari swasta.
3. Menekankan pada hak asasi manusia agar diskriminasi tidak terjadi dalam penanggulangan
kemiskinan dalam segala dimensinya.
4. Inklusif, secara spesifik menyasar kepada kelompok rentan (No one left behind).
5. Pelibatan seluruh pemangku kepentingan: pemerintah dan parlemen, filantropi dan pelaku usaha,
pakar dan akademisi, serta organisasi kemasyarakatan dan media.
6. MDGs hanya menargetkan pengurangan “setengah” sedangkan SDGs menargetkan untuk
menuntaskan seluruh tujuan (Zero Goals).
7. SDGs tidak hanya memuat Tujuan tapi juga Sarana Pelaksanaan (Means of Implementation).
Empat Pilar SDGs
Tercapainya pemenuhan hak Tercapainya pengelolaan
PILAR dasar manusia yang berkualitas PILAR sumberdaya alam dan
PEMBANGUNAN secara adil dan setara untuk PEMBANGUNAN lingkungan yang berkelanjutan

SOSIAL
meningkatkan kesejahteraan sebagai penyangga seluruh
bagi seluruh masyarakat. LINGKUNGAN kehidupan.

Tercapainya pertumbuhan PILAR Terwujudnya kepastian hukum


PILAR ekonomi berkualitas melalui dan tata kelola yang efektif,
PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN keberlanjutan peluang kerja dan transparan, akuntabel dan
usaha, inovasi, industri inklusif, HUKUM & partisipatif untuk menciptakan
EKONOMI infrastruktur memadai, energi
TATA KELOLA stabilitas keamanan dan
bersih yang terjangkau dan mencapai negara berdasarkan
didukung kemitraan hukum.
1. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan 10. Mengurangi ketimpangan dalam dan antar negara
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan 11. Membuat kota dan pemukiman manusia yang adil, merata,
peningkatan gizi, dan mencanangkan pertanian berkelanjutan aman, tangguh dan berkelanjutan
3. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan 12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan
kesejahteraan penduduk di segala usia 13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan
4. Menjamin kualitas pendidikan yang adil dan inklusif serta iklim dan dampaknya
meningkatkan kesempatan belajar seumur hidup untuk 14. Melestarikan samudera, laut dan sumber daya kelautan
semua secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan 15. Melindungi, memulihkan dan meningkatkan pemanfaatan
perempuan dan anak perempuan secara berkelanjutan ekosistem darat, mengelola hutan,
6. Menjamin ketersediaan dan manajemen air dan sanitasi memerangi desertifikasi, dan menghentikan dan memulihkan
secara berkelanjutan degradasi lahan dan menghentikan hilangnya
7. Menjamin akses terhadap energi yang terjangkau, dapat keanekaragaman hayati
diandalkan, berkelanjutan, dan modern 16. Meningkatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk
8. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merata dan pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap
berkelanjutan, kesempatan kerja penuh dan produktif, serta keadilan bagi semua dan membangun institusi yang efektif,
pekerjaan yang layak untuk semua akuntabel dan inklusif di semua tingkatan
9. Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan 17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi
industrialisasi inklusif dan berkelanjutan dan mendorong kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan
inovasi
Peran Indonesia dalam SDGs
● Sejalan dengan perumusan SDGs di tingkat global, Indonesia juga menyusun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 dan
2020-2024.
● NAWACITA sebagai acuan agenda pembangunan nasional yang diterjemahkan
sebagai arah utama RPJMN 2015-2019 hingga RPJMN 2020-2024, bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan ini sejatinya selaras dengan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals
(SDGs).
● Perpres Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan mengamanatkan bahwa untuk mencapai sasaran
TPB/SDGs akan disusun 3 (tiga) dokumen perencanaan, yaitu: Peta Jalan
(Roadmap) TPB/SDGs, Rencana Aksi Nasional (RAN) TPB/SDGs, dan Rencana Aksi
Daerah (RAD) TPB/SDGs Provinsi.
Rencana Aksi TPB/SDGs Nasional dan Daerah

● Rencana aksi TPB/SDGs merupakan dokumen rencana kerja 5 (lima) tahunan.


● RAN TPB/SDGs adalah pedoman bersama yang disusun secara inklusif, rinci,
transparan, terukur dan akuntabel, baik oleh pemerintah, organisasi
kemasyarakatan, filantropi dan pelaku usaha, maupun akademisi, untuk mencapai
tujuan 17 tujuan dan 169 target TPB/SDGs yang mencakup dimensi sosial,
ekonomi, lingkungan serta hukum dan tata kelola secara terintegrasi.
● Secara garis besar, Dokumen RAN dan RAD berisi tentang: Kondisi Pencapaian dan
Tantangan Pelaksanaan Tpb/Sdgs, Target dan Arah Kebijakan Pencapaian
Tpb/Sdgs, serta Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan
● Pemerintah Provinsi dalam penyusunan RAD TPB/SDGs melibatkan seluruh
pemerintah kabupaten/kota dan para pemangku kepentingan di wilayahnya.
Roadmap SDGs Indonesia Menuju 2030
Sumber: Roadmap SDGs Indonesia Menuju 2030 (sdgsindonesia.or.id)
Sumber: Report Goal SDGs Tujuan 1
Tahun 2019
Sumber: Roadmap SDGs Indonesia Menuju 2030 (sdgsindonesia.or.id)
Sumber: Report Goal SDGs Tujuan 6
Tahun 2019
Sumber: Roadmap SDGs Indonesia Menuju 2030 (sdgsindonesia.or.id)
Sumber: Report Goal SDGs Tujuan 11
Tahun 2019
3.4
MEA
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Apa itu MEA?

Bentuk kerja sama untuk


memperdalam dan memperluas
integrasi ekonomi di kawasan
ASEAN dan dengan kawasan di luar
ASEAN.
Sejarah MEA
1. MEA merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang sebelumnya telah disebut dalam
Framework Agreement on Enhancing ASEAN Economic Cooperation pada tahun 1992.

2. Kemudian pada KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003 menyepakati pembentukan komunitas
ASEAN yang salah satu pilarnya adalah Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC).

3. Implementasi MEA / AEC 2015 akan berfokus pada 12 sektor prioritas, yang terdiri atas 7
(tujuh) sektor barang (industri pertanian, peralatan elektronik, otomotif, perikanan, industri
berbasis karet, industri berbasis kayu, dan tekstil) dan 5 (lima) sektor jasa (transportasi udara,
pelayanan kesehatan, pariwisata, logistik, dan industri teknologi informasi atau e-ASEAN).
1. Meningkatkan stabilitas perekonomian di

2.
kawasan ASEAN.
Meningkatkan daya saing ekonomi
Tujuan MEA
Negara-negara ASEAN dengan menjadikan
negara ASEAN sebagai basis produksi bukan
hanya menjadi pasar dari negara lain.
3. Menarik investasi dan meningkatkan
perdagangan antar anggota-anggotanya agar
bisa bersaing dalam menghadapi tantangan
global.
4. Mengurangi kemiskinan serta kesenjangan
sosial antara negara anggota melalui sejumlah
kerjasama ekonomi yang saling
menguntungkan.
5. Mampu mengatasi masalah-masalah dibidang
ekonomi antar negara ASEAN.
Dampak MEA
Positif (+) Negatif (-)
1. Memiliki kesempatan lebih luas untuk ● Mutu pendidikan tenaga kerja Indonesia
memasuki pasar yang lebih luas masih rendah, sehingga memicu kalah
2. Ekspor dan impor dapat dilakukan dengan persaingan bekerja
biaya yang lebih murah ● Ketersediaan dan kualitas infrastruktur
3. Tenaga kerja dari negara-negara lain di masih kurang sehingga mempengaruhi
ASEAN bisa bebas bekerja di Indonesia, dan kelancaran arus barang dan jasa
juga sebaliknya ● Sektor industri yang rapuh karena
4. Investor Indonesia dapat memperluas ruang ketergantungan impor bahan baku dan
investasinya tanpa ada batasan ruang antar setengah jadi
negara anggota ASEAN, begitu pula ● Keterbatasan pasokan energi
sebaliknya ● Lemahnya Indonesia menghadapi serbuan
impor
Apa peran Indonesia dalam MEA?
Komitmen Cetak Biru MEA
Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia berdasarkan rencana strategis pemerintah
untuk menghadapi MEA / AEC :
1. Penguatan Daya Saing Ekonomi
2. Program ACI (Aku Cinta Indonesia)
3. Penguatan Sektor UMKM
4. Perbaikan Infrastruktur
5. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
6. Reformasi Kelembagaan dan Pemerintahan

Selain itu, peran Indonesia merupakan jalur perdagangan internasional yang menghubungkan
Hindia dan Pasifik. Indonesia juga menjadi pasar bagi perdagangan karena Indonesia adalah negara yang
memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia. Indonesia juga bisa menjadi Pasar yang menjanjikan
bagi para investor yang mana Indonesia memiliki keberagaman sumber daya alam serta kebudayaannya.
Perbandingan 4 Isu Global

KTT RIO MDG’S SDG’S MEA

- Solusi permasalahan - Target dan sasaran - Target dan sasaran - Bertujuan untuk
lingkungan sebesar 50 % adalah 100% tuntas inovasi ekonomi
- Beranggotakan - Dari negara maju, ke sepenuhnya - Dalam lingkup
pada segenap negara berkembang - Berlaku universal ASEAN
negara yang - Dari atas ke bawah - Buttom up
bergabung dengan (top down) - Solusi dari seluruh
PBB - Tanbal sulam/ permasalahan
parsial
04
Studi Kasus
Rencana Aksi Daerah
Provinsi Banten: Kondisi
Pencapaian dan Tantangan
Pelaksanaan SDGs
SDGs 1 : Mengakhiri Bentuk Kemiskinan di Manapun

Kemiskinan yang ada di Banten relatif rendah jika dibandingkan dengan provinsi lain di
Indonesia dan bahkan lebih rendah dibandingkan dengan angka nasional.

Namun dari sisi wilayah, permasalahan kemiskinan di Banten lebih banyak disumbang
oleh kemiskinan di perdesaan, yakni sebesar 7,32%, sedangkan di perkotaan sebesar
4,49% pada September 2016.
Pada September 2016, tingkat kemiskinan di Provinsi Banten tercatat sebesar 5,36 persen
dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 657,74 ribu orang. Secara nasional, tingkat kemiskinan
Banten berada pada posisi terendah keenam setelah DKI Jakarta (3,75%), Bali (4,15%), Kalimantan
Selatan (4,52%), Bangka Belitung (5,04%) dan Kalimantan Tengah (5,36%).
Beberapa faktor penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode ini :
1. Inflasi umum Maret-September 2016 sebesar 0,92 persen lebih rendah dibandingkan dengan inflasi
umum September 2015-Maret 2016 sebesar 2,08 persen;
2. Pertumbuhan ekonomi Banten year on year Triwulan III 2016 cukup baik yaitu mencapai 5,35 persen;
3. Peningkatan upah riil buruh tani sebesar 2,44 persen (dari Rp32.858,00 pada Maret 2016 menjadi
Rp33.660,00 pada September 2016).
Upaya terkait dengan meringankan beban pengeluaran masyarakat telah banyak dilakukan oleh
Pemerintah melalui berbagai program perlindungan sosial, antara lain:
1. Program Keluarga Harapan (PKH),
2. Program Beras Sejahtera (Rastra),
3. Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT),
4. Program Indonesia Pintar (PIP), dan Program Indonesia Sehat (PIS).

Namun, upaya penanggulangan kemiskinan yang berbasis pada upaya untuk meningkatkan
pendapatan masih relatif rendah. Upaya yang telah dilakukan Pemerintah sejauh ini antara lain:
1. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan
2. Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE).

Di samping itu, Pemerintah Provinsi Banten juga memiliki program untuk penanggulangan sosial,
yakni Jamsosratu, bantuan RTLH, KUBE, dan bantuan lainnya.
Indonesia’s Sustainable
Development Project:
Semarang-Demak Road Project
Sumber: Indonesia’s Sustainable Development Projects 2019-2030 (Bappenas)
THANK
YOU !
Any Question?
Pertanyaan
1.
Pertanyaan
1.

Anda mungkin juga menyukai