0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting, yaitu:
1. Asas konkordansi yang menerapkan hukum Belanda ke warga Eropa di Hindia Belanda
2. Kepentingan hukum pidana terhadap perorangan, masyarakat, dan negara
3. Penggolongan hukum menurut Pasal 131 IS untuk pribumi, timur asing, dan Eropa
4. Perbedaan kedewasaan menurut hukum adat, Islam, dan Barat
5. Lembaga-lemb
Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting, yaitu:
1. Asas konkordansi yang menerapkan hukum Belanda ke warga Eropa di Hindia Belanda
2. Kepentingan hukum pidana terhadap perorangan, masyarakat, dan negara
3. Penggolongan hukum menurut Pasal 131 IS untuk pribumi, timur asing, dan Eropa
4. Perbedaan kedewasaan menurut hukum adat, Islam, dan Barat
5. Lembaga-lemb
Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting, yaitu:
1. Asas konkordansi yang menerapkan hukum Belanda ke warga Eropa di Hindia Belanda
2. Kepentingan hukum pidana terhadap perorangan, masyarakat, dan negara
3. Penggolongan hukum menurut Pasal 131 IS untuk pribumi, timur asing, dan Eropa
4. Perbedaan kedewasaan menurut hukum adat, Islam, dan Barat
5. Lembaga-lemb
JAWABAN : 1. Asas Konkordansi adalah suatu asas yang melandasi diberlakukannya hukum Eropa atau hukum di negeri Belanda pada masa itu untuk diberlakukan juga kepada Golongan Eropa yang ada di Hindia Belanda (Indonesia pada masa itu). Dengan kata lain, terhadap orang Eropa yang berada di Indonesia diberlakukan hukum perdata asalnya yaitu hukum perdata yang berlaku di negeri Belanda. Asas Konkordansi yang tertera dalam Pasal 131 Indische Staatsregeling (“IS”) untuk orang Eropa sudah berlaku semenjak permulaan kekuasaan Belanda menduduki Indonesia. Contoh perundang-undangan yang diberlakukan atas asas konkordansi adalah Burgerlijke Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) dan Wetboek van Koophandel (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang). 2. Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya, hukum pidana merupakan bagian dari hukum publik.Oleh karenanya, sifat dalam hukum pidana adalah bersifat publik dan mengatur hubungan antara warga masyarakat dengan negara. Kepentingan hukum yang wajib dilindungi itu ada tiga macam yaitu : - Kepentingan hukum perorangan (individuale belangen) misalnya kepentingan hukum terhadap hak hidup (nyawa), kepentingan hukum atas tubuh, kepentingan hukum akan hak milik benda, kepentingan hukum terhadap harga diri dan nama baik, kepentingan hukum terhadap rasa susila, - Kepentingan hukum masyarakat (sociale of maatschapppelijke belangen), misalnya kepentingan hukum terhadap keamanan dan ketertiban umum, ketertiban berlalu lintas di jalan raya, - Kepentingan hukum negara (staatersebutelangen), misalnya kepentingan hukum terhadap keamanan dan keselamatan negara, kepentingan hukum terhadap negara- negara sahabat, kepentingan hukum terhadap martabat kepala negara dan wakilnya. 3. Dasar hukumnya diatur dalam pasal 131 IS, dengan penggolongan hukumnya: - Bumi Putera: berlaku H.Adat, kecuali yang beragama Kristen yang menurut ordonansi tunduk pada Perdata Barat. - Timur Asing: berlaku H.Adat yang berasal dari negeri mereka, contoh Tionghoa, Arab, Pakistan, dan India (yang bukan orang Eropa dan bukan orang Bumi Putera/pribumi). - Eropa: berlaku H.Perdata Barat, dan yang dihadapkan dengan hukum tersebut adalah orang Belanda, semua orang non-Belanda yang berasal dari Eropa (seperti Jerman dan Inggris), dan orang Jepang. 4. Perbedaan kedewasaan menurut HukumPerdata Barat, Hukum Islam, Hukum adat - Menurut R. Soepomo31 menyatakan bahwa seseorang sudah dianggap dewasa dalam hukum adat apabila ia antara lain sudah: Kuat gawe, cakap untuk melakukan segala pergaulan dalam kehidupan kemasyarakatan serta mempertanggungjawabkan sendiri segala-galanya itu dan cakap mengurus harta bendanya serta keperluan sendiri. - Dalam Pasal 98 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam dijelaskan mengenai batas usia dewasa seseorang, yaitu : “Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah 21 tahun, sepanjang anak tersebut tidak bercacat fisik maupun mental atau belum pernah melangsungkan perkawinan[10]( Yayasan AlHikmah: 1993:.410- 411). - Menurut pasal 330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Barat dijelaskan bahwa: seseorang dianggap sudah dewasa jika sudah berusia 21 tahun atau sudah (pernah) menikah. Bertahun2 batas usia dewasa tersebut di ikuti oleh seluruh ahli hukum di Indonesia. 5. Setelah amendemen UUD 1945, lembaga-lembaga negara di Indonesia terdiri dari: - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) - Lembaga kepresidenan. - Mahkamah Agung (MA) - Mahkamah Konstitusi (MK) - Komisi Yudisial (KY) - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)