Anda di halaman 1dari 35

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

(PHI)
OLEH:
DR. NUR ARIFUDIN, S.H.,M.H.,C.L.A
KOMPETENSI MATA KULIAH PHI
Deskripsi :Mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang
mengajarkan tentang pengantar dalam
mempelajari keseluruhan hukum
positif(hukum yang berlaku sekarang) Indonesia
sebagai suatu sistem yang sedang berlaku di
Indonesia dalam garis besarnya
Standar Kompetensi :Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa
diharapkan dapa tmemahami
keseluruhan hukum positif(hukum yang berlaku
sekarang) Indonesia sebagai suatu sistem yang
sedang berlaku di Indonesia dalam garis besarnya
PENGERTIAN PENGANTAR HUKUM
INDONESIA(PHI)
 Adalah Mata kuliah dasar yang mempelajari
mempelajari keseluruhan hukum positif(hukum
yang berlaku sekarang) Indonesia sebagai suatu
sistem yang sedang berlaku di Indonesia dalam
garis besarnya
 Obyek dari PHI adalah Hukum Positif Indonesia
PENGERTIAN TATA HUKUM INDONESIA
 Bahasa Belanda :Recht orde = Tata Hukum
 Adalah susunan hukum yang terdiri atas aturan-
aturan hukum yang tertata sedemikian rupa
sehingga orang mudah menemukannya bila
suatu ketika membutuhkannya untuk
menyelesaikan peristiwa hukum yang terjadi di
masyarakat
SEJARAH TATA HUKUM INDONESIA
 Sebelum tanggal 17 Agustus 1945
1. Masa Verenidge Oost Indische Compagnie(VOC)
(1602-1799)
- Sebelum masa ini Indonesia berdasar Hukum tidak tertulis
atau dikenal Hukum Adat
- VOC memandang hukum adat tidak memadai untuk rakyat
mentaati peraturan-peraturan
- Hukum adat dinilai tidak dapat menyelesaika perkara karena
persoalan alat bukti
- Sanksi yang dinilai mengerikan seperti: pemukulan, cap
bakar, dirantai,menumbuk kepala dengan alu lesung, ditusuk
dengan keris, potong tangan.
2. Masa Besluiten Regerings(1814-1855)
- Belanda mengalami kekosongan Kas, Gubernur Jenderal Du Bus
de Gesignes melaksukan politik agraria dengan memanfaatkan
terpidana untuk “dwangs arbeit”(kerja paksa) dalam bentuk:
a. Yang dipidana kerja rantai
b. Yang dipidana kerja paksa
- Pada masa ini dapat dikodifikasi peraturan di Hindia Belanda:
a. Regleemen op de Rechterlijke Organisatie(RO) atau Peraturan
Organisasi Pengadilan
b.Algemene Bepalingen Van Wetgeping(AB) atau ketentuan umum
tentang perundang-undang
c. Burgerlijke Wetboek(BW) atau Kitab Undang-Undang Hukum Sipil
d.Wetboek Van Koophandel (WVK) atau Kitab Undang-undang hukum
Dagang
e. Reglement op de Burgerlijke Rech Vordering(RV) atau peraturan
tentang hukum acara perdata(AP)
3. Masa Regerings Reglement(1855-1926)
Pada masa ini berhasil diundangkan kitab-kitab
hukum:
a. Kitab Hukum Pidana untuk golongan eropa
S.1866:55 sebagai saduran Code Penal yang berlaku
di Belanda waktu itu
b.Algement Politie Straftreglement sebagai
tambahan kitab hukum pidana golongan eropa;
c. Kitab hukum pidana bagi orang bukan eropa
melalui S.1872:111
d.Politie Van Strafrecht diundangkan pada tahun
1915 dengan S.1915:732 di Hindia Belanda
berlaku bagi semua golongan sejak 1 Januari 1918
4. Masa Indisce Staatsregeling(1926-1942)
Pada masa ini terjadi pemberlakuan hukum berdasar pada golongan:
a. Golongan Eropa yang berlaku Burgerlijke Wetboek(BW) dan Wetboek
Van Koophandel(WVK)
b. Golongan Pribumi yang berlaku :
- Hukum perdata adat dalam bentuk tertulis, namun berdasar pasal 131
ayat(6)IS kedudukan berlakunya hukum perdata adat itu tidak mutlak
dan dapat diganti dengan ordonansi jika dikehendaki pemerintah
Belanda.
- Hukum Pidana materiil yang berlaku:WVS
c. Golongan Timur Asing
-Hukum Pidana Maateriil dan Hukum Perdata Materiil yang berlaku bagi
golongan Eropa diberlakukan terhadap golongan Timur Asing
-Hukum Acara yang diberlakukan adalah Hukum acara bagi golongan
Eropa dan Hukum Acara bagi golongan timur asing
5. Masa Jepang(Osamu Seirei)
Dai Nipon mengeluarkan UU No 1 Tahun 1942
Dalam pasal 3 :
“Semua badan pemerintah dan kekuasaannya, undang-undang dari pemerintah
yang dulu tetap diakui sah untuk sementara waktu asalkan tidak bertentangan
dengan peraturan Pemerintah Militer”
MASA SETELAH 17 AGUSTUS 1945
1. Masa Tahun 1945-1949
- Pada masa setelah proklamasi sejak tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkanlah
Undang-undang Dasar 1945
- Dalam Pasal I aturan Peralihan UUD 1945:
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan
yang baru menurut Undang-undang Dasar ini.
- Dalam Pasal II aturan Peraliha UUD 1945
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru
menurut Undang-undang Dasar ini.
2. Masa 1949-1950
- Berdasarkan Konferensi Meja Bundar (KMB) maka berlaku Konstitusi Republik Indonesia
Serikat(KRIS)
- Pada masa ini masih tetap memberlakukan hukum yang sebagaimana sebelumnya
3. Masa Tahun 1959- Sekarang
- Setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 maka UUDS 1950 tidak berlaku
lagi dan kemudian berlaku UUD 1945 sampai sekarang
- Tata Hukum yang berlaku pada masa ini adalah tata huku yang berlaku pada masa pahun 1950-
1959 dan yang dinyatakan masih berlaku berdasarkan ketentuan Pasal I dan II aturan
peralihan UUD 1945 dengan ditambah berbagai peraturan yang dibentuk setelah Dekrit
Presiden 5 Juli 1959
PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
Program Pembangunan Hukum Nasional dilakukan dengan langkah-langkah:
1. Perencanaan Hukum
-penyamaan persepsi untuk menghadapi isu strategis dan global yang perlu diantisipasi agar
penegakan hukum dan keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum berjalan secara
kesinambungan
2. Pembentukan Hukum
- Menciptakan berbagai perangkat peraturan perundang-undangan dan yurisprudensi yang akan
menjadi landasan hukum untuk berperilaku tertib dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
3. Peningkatan Kinerja Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegakan Hukum
-Memperkuat lembaga peradilan dan lembaga penegakan hukum melalui sistem peradilan pidana
terpadu dengan melibatkan Mahkamah Agung, Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan
Korupsi, dan Lembaga Pemasyarakatan sebagai upaya untuk mempercepat pemulihan
kepercayaan masyarakat terhadap hukum dan peradilan
4. Peningkatan kualitas Profesi hukum
-Memajukan profesionalisme aparat penegak hukum seperti hakim, polisi, jaksa, petugas
kemasyarakatan,petugas keimigrasian,perancang peraturan perundang-undangan,Penyidik
Pegawai Negeri Sipil(PPNS) dan praktisi hukum.
5.Peningkatan kesadaran hukum dan HAM
-menumbuhkembangkan peningkatan kadar kesadaran hukum dan HAM masyarakat termasuk
penyelenggara negara agar mampu berperilaku sesuai kaidah hukum dan menghormati HAM
SUMBER HUKUM DAN BAHAN HUKUM
Pengertian Sumber Hukum:
Segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang me ngikat dan memaksa sehingga apabila
aturan-aturan dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya
Menurut Saut P.Panjaitan sumber hukum dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Sumber Hukum dalam arti Formal
Merupakan bentuk lahiriiah dari hukum yang bersangkutan yang dapat dibedakan secara tertulis
dan tidak tertulis yaitu:
- Hukum Perundang-undangan
-Hukum Yurisprudensi
-Hukum traktat/perjanjian
-Hukum Doktrin
Sumber hukum formal yang tidak tertulis contohnya hukum kebiasaan
Menurut CST Kansil sumber hukum formal:
- Undang-undang(Statute)
-Kebiasaan(custom)
-Keputusan-keputusan hakim(Yurisprudensi)
-Traktat(Treaty)
-Pendapat sarjana hukum(doktrin)
B. SUMBER HUKUM DALAM ARTI MATERIIL
Merupakan faktor-faktor/kenyataan –kenyataan yang
turut menentukan isi dari hukum

Isi Hukum ditentukan oleh 2 faktor yaitu:


a. Faktor Idiil yaitu faktor yang berdasarkan kepada cita-
cita masyarakat akan keadilan
b. Faktor Sosial masyarakat antara lain:agama dan
kesusilaan ,struktur ekonomi,kebiasaan-kebiasaan, tata
hukum negara lain,,kesadaran hukum
BAHAN HUKUM
Menurut Prof. Soerjono Soekanto bahan hukum terdiri dari 3 macam yaitu:
a. Bahan Hukum Primer
merupakan bahan hukum yang memiliki otoritas terdiri dari:
1)Norma atau Kaidah dasar yaitu pembukaan UUD 1945
2)Peraturan Dasar yaitu batang tubuh UUD 1945 dan Ketetapan MPR
3)Peraturan perundang-undangan, yaitu undang-undang yang setaraf peraturan
pemerintah, setaraf keputusan presiden, setaraf keputusan menteri, setaraf peraturan
daerah
4)Bahan hukum yang tidak dikodifikasi seperti hukum adat
5)Yurisprudensi
6)Traktat
7)Bahan hukum yang dari zaman penjajahan yang hingga sekarang masih berlaku
seperti KUHP
b. Bahan Hukum Sekunder
Merupakan bahan hukum yang memberi penjelasan mengenai bahan hukum primer,
seperti Rancangan Undang-undang, hasil penelitian,hasil karya ilmiah dari
kalangan hukum, jurnal-jurnal hukum
c. Bahan Hukum Tertier
Merupakan bahan hukum yang dapat menjelaskan dan memberi petunjuk
mengenai bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus dan ensiklopedi
ASAS-ASAS HUKUM TATA NEGARA
Asal Kata :Staatsrecht
Staat artinya negara
Recht artinya hukum
Menurut Moh Kusnardi :
Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan yang mengatur
organisasi negara hubungan antar alat perlengkapan negara
berserta susunan, tugas dan wewenangnya dalam hubungan garis
vertikal dan Horisontal serta kedudukan warga negara dan hak
asasinya

Hukum Tata Negara mengatur negara dalam keadaan diam karena


hanya mengatur bentuk susunan, tugas, dan wewenangnya tidak
mengatur bagaimana cara bekerja alat perlengkapan negara itu
dalam melaksanakan tugasnya.
SISTEM PEMERINTAHAN NKRI
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum (rechtstaat)
2. Sistem Konstitusional
3. Kekuasaan negara yang tertinggi ditangan rakyat
4. Presiden ialah Penyelenggara Pemerintahan Negara yang
tertinggi disamping DPR dan MPR
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak
bertanggung jawab kepada DPR
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas
LEMBAGA NEGARA NKRI
1.Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
2.Presiden dan Wakil Presiden
3.Dewan Pertimbangan Agung(DPA)
4.Dewan Perwakilan Rakyat(DPR)
5.Dewan Perwakilan Daerah(DPD)
6.Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
7.Mahkamah Agung(MA)
8.Mahkamah Konstitusi(MK)
9.Komisi Yudisial(KY)
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Istilah tiap negara:


Administratif recht(bahasa Belanda)
Verwaltungsrech( bahasa Jerman)
Droit Administratif(bahasa Perancis)

Definisi:
Kusumadi Pudjosewojo:
Adalah keseluruhan aturan hukum yang menetukan cara bagaimana
negara sebagai penguasa itu menjalankan usaha-usaha untuk
memenuhi tugas-tugasnya;atau cara bagaimana penguasa itu
seharusnya bertingkah laku dalam mengusahakan tugas-tugasnya

Perbedaan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara:


Hukum Tata Negara mengatur negara dalam keadaan diam
Hukum Administrasi Negara mengatur negara dalam keadaan bergerak
ASAS-ASAS HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
Asas , istilah asingnya beginsel artinya permulaan atau awal
Asas adalah permulaan sesuatu kebenaran yang menjadi pokok dasar tujuan berpikir
dan berpendapat
Asas merupakan dasar kaidah atau norma

Asas Hukum Administrasi Negara:


1. Asas Legalitas : bahwa setiap perbuatan administrasi berdasarkan hukum
2. Asas tidak boleh melakukan “ DETOURNEMENT DE POUVOIR”: Asas tidak
boleh menyalahgunakan kekuasaan
3. Asas “EXES DE POUVOIR” adalah asas tidak boleh menyerobot wewenanga
badan administrasi negara yang satu oleh yang lainnya
4. Asas Non Diskriminatif adalah Asas kesamaan hak bagi setiap penduduk negara
5. Asas upaya memeksa atau bersanksi sebagai jaminan pentaat kepada hukum
administrasi negara
6. Asas FREIES ERMESSEN atau Asas Kebebasan yaitu kepada badan-badan
administrasi negara diberi kebebasan dalam menyelesaikan masalah yang
menyangkut kepentingan umum, bangsa dan negara
ASAS HAN MENURUT PANITIA AHLI BPHN
1. Asas ketertiban Umum dan Kepastian Hukum
Semua penyelenggaraan kehidupan negara didasarkan pada peraturan perundang-
undangan dan peraturan tertulis
2. Asas Perencanaan
Pembangunan dan penggunaan keuangan negara harus berdasarkan pada suatu
perencanaan (planning-pola)yang disetujui DPR.
3. Asas kesejahteraan antara Hukum Tata Negara dan hukum Administrasi Negara
Hukum Tata Negara sebagai hukum pelengkap harus sejajar dan terpadu dengan
Hukum Administrasi Negara dengan prinsip-prinsip yang sama
4. Asas keseimbangan antara Hukum Tata Negara dan hukum Administrasi Negara
Penyelenggaraan kehidupan negara/peraturannya ke dalam harus seimbang dengan
penyelenggaraan tugasnya terhadap masyarakat dan saling mengisi
5.Asas Pengendalian
Tata usaha negara perlu dilendalikan dengan baik melalui pengawasan,
pemeriksaan , penganalisisan
6.Asas Legalitas Bendaharaan
Perbendaharaan negara harus didasarkan pada hukum perbendaharaan yang disetujui
oleh DPR
LANJUTAN..........
7. Asas Pertanggungjawaban
Keuangan negara harus dipertanggungjawabkan kepada DPR dan BPK menurut
cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
8.Legalitas lembaga tinggi keuangan
Pembentukan, susunan , persyaratan keanggotaan, ruang lingkup wewenang ,
hak dan kewajiban Lembaga Tinggi Keuangan ditetapkan dengan undang-
undang.
9.Hak Budget
Hak menentukan anggaran negara tertinggi diberikan kepada rakyat melalui
DPR yang dalam hal ini bekerjasama dengan BPK
10. Asas Pertimbangan Anggaran
Setiap tahun dilakukan perhitungan oleh badan eksekutif yang akhirnya setelah
disetujui dituangkan dalam bentuk undang-undang
11. Asas tanggung jawab pejabat
Pejabat yang diberikan wewenang harus mempertanggungjawabkan
penggunaan wewenang itu dan diatur dalam peraturan perundang-undangan.
12. Asas hierarki tanggung jawab
Tanggung jawab administrasi dilakukan kepada atasan langsung dan naik keatas
sampai pejabat tertinggi
LANJUTAN......
13. Asas Kedaulatan dalam Pembangunan
Hasil dari pembangunan harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat melalui
DPR
14.Asas Keadilan dalam Tata Usaha Negara
Semua sengketa hukum tata usaha negara /HAN diselesaikan melalui Badan
Peradilan Tata Usaha Negara yang dibentuk dan dilakukan sesuai dengan
ketentuan undang-undang
15.Asas penjaminan hak dan kewajiban warga negara /aparatur negara
Hak dan kewajiban warga negara /aparatur negara diatur dengan undang-
undang sehingga terjamin pelaksanaannya
PERBUATAN PEMERINTAH MENURUT HUKUM
PUBLIK
1. Perbuatan menurut Hukum Publik Bersegi Satu
Suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh aparat
Administrasi Negara berdasarkan wewenang istimewa dalam hal
membuat suatu ketetapan yang mengatur hubungan antara sesama
administrasi negara maupun antara administrasi negara dan warga
masyarakat.
Contoh: Ketetapan tentang pengangkatan seseorang menjadi
Pegawai Negeri

2. Perbuatan menurut Hukum Publik Bersegi Dua


Suatu perbuatan aparat administrasi negara yang dilakukan
oleh dua pihak atau lebih secara sukarela.
Contoh: Mengadakan perjanjian pembuatan gedung,jembatan
dengan pihak swasta(pemborong)
PERADILAN TATA USAHA NEGARA
Berdasarkan pasal 4 UU Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah dengan
UU Nomor 9 Tahun 2004 dinyatakan bahwa:
Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman
bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa tata usaha negara

Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum tata
usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yang bersifat kongkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum
bagi seorang atau badan hukum perdata
3 Cara menyelesaikan masalah :
1. Upaya Administrasi
2. Gugatan
3. Perdamaian
BEBERAPA ASAS HUKUM

1. Hukum Keperdataan
a. Hak milik berfungsi sosial
Penggunaan hak milik seseorang tidak boleh merugikan
lingkungan
b.Perjanjian yang dibuat secara sah adalah undang-undang bagi
para pembuatnya
c.Semua harta kekayaan seseorang menjadi jaminan atau
tanggungan atas semua utang-utangnya

25
d. Acto Pauliana
menekankan diperbolehkannya aksi kreditor untuk
membatalkan perjanjian bila debitur beritikad buruk.
e. Hakim bersifat menunggu
f. Hakim dilarang menolak perkara.
g. Audi et Alteram Partem( Hakim mendengar keterangan para
pihak secara netral)

26
h.Putusan harus disertai alasan
i.Peradilan bersifat sederhana, cepat, dan biaya ringan
j. Peradilan berjalan obyektif.
k.Koop breekt geen huur
jual beli tidak memutuskan sewa-menyewa.

27
2.Hukum Kepidanaan
a. Geen Sraaf Zonder Schuld
Seseorang yang melakukan perbuatan pidana belum tentu dipidana apabila
unsur kesalahan tidak terbukti
b. Nullum delictum nulla poena sine previa lege poenali
Tiada pidana dapat dijatuhka tanpa didahului adanya peraturan yang emuat sanksi
pidana terlebih dahulu
c. Undang-undang tidak berlaku surut.

28
c. Ne bis in idem
seseorang tidak dapat dihukum untuk kedua kali untuk
satu kasus hukum yang menimpa.
d.Peradilan berdasarkan “Demi Keadilan Berdasarkan ke-
Tuhanan Yang Maha Esa”
e.The Equality Before The Law/kesamaan kedudukan di
muka hukum.
f.Praesumption of innocent/praduga tidak bersalah
g. Pemberian bantuan hukum sebagai salah satu hak asasi
manusia

29
h.Unus testis nullus testis/satu saksi
bukanlah saksi.

30
3. Hukum Kenegaraan
a. Asas Legalitas
Setiap perbuatan, tindakan dan atau
kebijakan aparatur pemerintah harus didasarkan
pada hukum yang berlaku.
b. Asas Oportunitas/Diskresi
pejabat pemerintah dalam melakukan
pengambilan keputusanmemiliki kebebasan yang
dilandasi kebijaksanaan

31
c.Asas Adaptasi
dalam pengambilan keputusan selalu diberi kesempatan
mengadakan perubahan
d. Asas Kontinuitas
Jaminan keberlangsungan suatu keputusan yang telah
ditandatangani terdahulu tetap berlaku walaupun pejabat
tersebut telah diganti
e.Asas Prioritas
pemerintah harus mendahulukan kepentingan umum
diatas kepentingan perorangan

32
f.Asas Keseimbangan
g.Asas Kesamaan
h.Asas Motivasi
i. Asas bertindak cermat
j. Asas Keadilan
k.Lex superior derogat legi inferior
undang-undang yang lebih tinggi
mengesampingkan undang-undang yag lebih
rendah tingkatannya

33
l.Lex Specialis derogat legi generali
Undang-undang yang khusus didahulukan
berlakunya daripada undang-undang yang
umum
m.Lex posterior derogat legi priori
undang-undang yang lebih baru
mengesampingkan undang-undang yang lama

34
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai